Tahap Perencanaan optimalisasi evaluasi pembelajaran teknik mesin melalui logic model

pembelajaran teknik mesin lebih menekankan pada pembelajaran praktik di bengkel. Menurut Soeprijanto 2010, pembelajaran praktik, termasuk di dalamnya praktik teknik mesin, terdiri atas perencanaan pembelajaran, persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi. Perencanaan pembelajaran praktik dapat berupa penyusunan job sheet atau experiment sheet, persiapan berupa persiapan kelas, mesin, dan atau peralatan yang digunakan. Pelaksanaan praktik pembelajaran dapat didahului dengan penyajian materi oleh guru shop talk, diteruskan dengan praktik oleh siswa, dan asesmen hasil belajar siswa. Menurut Mills 1977 dalam pembelajaran praktik, tugas guru adalah: 1 menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, 2 menganalisis keterampilan secara rinci dan catatan operasi serta urutannya, 3 mendemonstrasikan keterampilan tersebut disertai dengan penjelasan singkat, dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci serta bagian- bagian yang sukar, 4 memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba praktik sendiri dengan pengawasan dan bimbingan, dan 5 memberikan penilaian terhadap usaha siswa. Sementara itu, Leighbody dan Kidds 1968 mengatakan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah 1 tahap persiapan, 2 tahap kegiatan siswa praktik, dan 3 tahap penilaian hasil kerja siswa. Dengan demikian dapat dirangkum bahwa pembelajaran teknik mesin mencakup tiga tahap, yakni: 1 tahap perencanaan, 2 tahap pelaksanaan pembelajaran yang terdiri atas: a penyajian oleh guru shop talk dan b tahap kegiatan siswa praktik, dan tahap 3 penilaian prestasi belajar siswa. Secara rinci, tahapan pembelajaran itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

a.Tahap Perencanaan

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang di dalamnya mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, Optimalisasi evaluasi Page 7 metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Satu standar kompetensi dijabarkan menjadi lebih dari satu KD, dan satu KD dijabarkan menjadi lebih dari satu indikator. Kompetensi yang terkandung dalam KD memiliki tingkat yang lebih rendah daripada kompetensi yang ada pada SK, misal untuk domain kognitif, bila SK hanya pada tingkat kognitif 2 C2 maka tingkat kognitif pada KD harus lebih rendah dari C2, yakni C1. Atau, boleh juga tingkat kognitif pada KD sama dengan tingkat kognitif pada SK, tetapi cakupannya harus lebih sempit. Hal ini juga berlaku pada indikator bila dikaitkan dengan KD. Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP disusun berdasarkan pada KD, setiap KD dibuat satu RPP, oleh karenanya bisa saja satu RPP digunakan untuk lebih dari satu kali tatap muka manakala KD yang dijabarkan cukup besar. Selain itu, pengecekan pencapaian kompetensi seharusnya juga didasarkan pada KD, setiap KD dilakukan penilaian, dan bila seorang siswa belum menguasai KD tertentu maka siswa tersebut belum pindah ke KD berikutnya. Untuk pembelajaran praktik, RPP digantikan dengan job sheet dan atau experiment sheet. Untuk kelas-kelas awal, setiap KD dijabarkan menjadi satu job sheet sehingga sangat mungkin satu job sheet digunakan lebih dari satu kali pertemuan. Sebaliknya untuk kelas-kelas akhir, misal kelas XII SMK Teknik Mesin, bisa saja satu job sheet mencakup beberapa KD karena pekerjaan yang harus diselesaikan siswa sudah komplek, yakni membuat suatu benda utuh dan berfungsi sehingga penyelesaiannya memerlukan beberapa kompetensi.

b.Tahap Pelaksanaan