MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH S U B A R I

Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013 tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa dengan perincian 10 laki-laki dan 15 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar dribble bola dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : berupa bola berekor, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar lembar lembing yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 20 %, pada siklus kedua meningkat menjadi 44% dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 80% hanya menyisakan 5 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus ketiga penelitian selesai.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat peneliti simpulkan bahwa dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran gerak dasar lembar lembing pada siswa-siswi kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkat.


(2)

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

OLEH : S U B A R I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

Judul Skripsi : MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR

LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : SUBARI

NPM : 1013078049

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2.

Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Akor Sitepu, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19590117 198403 1 001


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Surisman, S, Pd, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(5)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Subari

NPM : 1013078049

Program Studi : S1 Penjaskes Dalam Jabatan FKIP

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013” adalah benar hasil karya penulis, bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah. Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi.

Bandar Lampung, Februari 2013

Materai Rp 6000


(6)

Subari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung pada tanggal 3 Agustus 1971, sebagai anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Sisman (Alm) dan Ibu Tugiyem.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Sidodadi Asri yang diselesaikan pada tahun 1984, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP Ampera Bergen diselesaikan pada tahun 1987 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA SGO PGRI Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 1990.

Pada tahun Oktober 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Lampung Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ditempuh melalui jalur seleksi penerimaan Penjaskes, Pada tahun 2013 mengadakan penelitian di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.


(7)

MOTTO

“Tiada hari libur dalam dunia usaha untuk mencapi kesuksesan, dan

belum dikatakan

lulus jika yang menjalani belum mengalami ujian..”

( Subari)

“Hidup adalah perjuangan yang harus dilalui dengan senyuman,

hidup adalah rangkaian yang harus dijalani dan dipahami”


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadiran Allah SWT atas semua anugrah yang telah diberikan kepadaku karya ini kupersembahkan kepada istri dan anak

serta orang tua ku yang telah memberikan kasih sayang dan juga dukungan yang segitu besar.

Sepanjang hayat masih dikandung badan.

Untuk teman-temanku angkatan 2010 senasip seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan dukungan

yang begitu berarti.

Almamater-ku FKIP Universitas Lampung


(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul “Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”

adalah

dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan serta Plk. Program Studi Pendidikan Jasmani.

3. Bapak Drs. Akor Sitepu M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama yang telah memberikan masukan, saran serta motovasi yang sangat berarti bagi penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Ibu Maryatun, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 Sidodadi Asri yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2012/2013.

8. Bapak dan Ibu guru selaku guru di SD Negeri 1 Sidodadi Asri yang telah membantu selama proses penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1, terimakasih atas kebersamaan selama kita kuliah.


(10)

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb. Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Pembatasan Masalah ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Belajar ... 7

B. Tujuan Belajar ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. F. Teori Belajar... 10

G. Mengajar ... 11

H. Pendekatan dalam Pembelajaran ... 12

I. Hakikat Belajar Motorik ... 13

J. Media Pembelajaran ... 15

K. Modifikasi Alat ... 16

L. Media Pembelajaran Visual Diam ... 16

M. Proses Lempar Lembing ... 17

N. Kerangka Berpikir ... 19

O. Hipotesis ... 19

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A. Metode Penelitian... 21

B. Teori Ketuntasan Belajar... 22

C. Perencanaan Penelitian Tindak Kelas ... 23

D. Proses Pembelajaran Keretampilan Lempar Lembing ... 24

E. Subjek Penelitian ... 29

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

G. Instrumen ... 29

H. Teknik Pengumpulan Data ... 30

I. Teknik Analisis Data ... 30

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31


(12)

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN DARAN ... 40

A. Simpulan ... 40

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Lempar Lembing ... 30

2. Hasil Tes awal Keterampilan Gerak Dasar Dribble ... 48

3. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Gerak Dasar Dribble ... 49

4. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Gerak Dasar Dribble ... 50


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak ... 22 2. Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar Pada Tes Awal,


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini, seperti berjalan, lari, lompat dan lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga. Cabang olahraga atletik mengandung nilai-nilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembangkan kondisi fisik serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerjasama, sportif dan berani. Sehingga untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan tujuan kurikulum tingkat satuan pembelajaran atletik adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari SD sampai SMA.

Cabang olahraga atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kurikulum pendidikan jasmani dijelaskan bahwa melalui proses belajar mengajar olahraga atletik diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan juga untuk mendidik watak kedisiplinan dan kesehatan. Dalam proses


(16)

pembelajaran atletik khususnya lempar lembing memerlukan strategi pembelajaran yang baik dan tepat sasaran.

Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat

pendukung yang optimal karena suatu proses pembelajaran tanpa didukung oleh media-media atau sarana prasarana lain akan tidaklah mungkin

pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada lempar

lembing, dimana harus menggunakan media yang memadai mulai dari tempat pelari hingga tolakan lemparan.

Hal inilah yang terjadi di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung, dimana media pendukung proses pembelajaran kurang memadai dan dukungan sehingga hasil proses pembelajaran kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan. Sistem dan model pembelajaran menggunakan media alat bantupun yang kurang optimal dapat menyebabkan pelajar sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak siswa yang tidak bisa melakukan lempar lembing dengan benar. Sehingga agar tidak terjadi hal demikian, maka perlu dikembangkan suatu model pendidikan yang secara optimal dapat meningkatkan minat, aktivitas dan kreativitas pelajar. Adapun salah satu peningkatan kemampuan siswa terhadap materi ataupun praktek yaitu melalui modifikasi alat.

Selain faktor tersebut ada faktor internal dan faktor eksternal seperti : pelatih, guru, waktu latihan dan penggunaan alat belajar, cabang olahraga atletik pada


(17)

nomor lempar lembing termasuk yang sulit dilakukan, terutama di kalangan siswa yang belum memiliki kemampuan yang baik dalam teknik dasar lempar lembing.

Kebanyakan siswa pada saat melakukan lemparan hanya sekedar melempar tidak memperhatikan teknik gaya yang dipelajari, sehingga dalam proses pembelajaran memerlukan cara yang dapat membantu memperbaiki teknik melempar yang baik dan benar sesuai dengan tujuan kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya pemahaman siswa terhadap teknik dasar lempar lembing dapat di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung pada mata pelajaran pendidikan jasmani pokok bahasan atletik cabang lempar lembing.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar atletik pada materi gerak dasar lempar lembing siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri masih rendah Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Belum digunakannya modifikasi alat pembelajaran secara optimal dalam

proses pembelajaran lempar lembing di kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri, Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

3. Kurangnya pemahaman konsep belajar dan pertisipasi siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri, Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran


(18)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi masalah dan permasalahannya, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola berekor dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah menggunakan modifikasi alat pembelajaran lembing berupa paralon berdiameter ½ inche dengan panjang 1,75 meter dan keset dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Ajaran

2012/2013?

3. Apakah menggunakan modifikasi alat pembelajaran lembing dari bambu berukuran 2 meter dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Ajaran 2012/2013?

D. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti, tenaga dan waktu serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan ini yaitu : “ Melalui Modifikasi Alat Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(19)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui efektifitas pembelajaran dan hasil belajar gerak dasar lempar lembing dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bentuk bola berekor pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri.

2. Mengetahui efektifitas pembelajaran dan hasil belajar gerak dasar lempar lembing dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bentuk tongkat paralon berdiameter ½ inche dengan panjang 1,75 meter dan keset pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri.

3. Mengetahui efektifitas pembelajaran dan hasil belajar gerak dasar lempar lembing dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bentuk lembing bambu berukuran 2 meter pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa

Untuk memotovasi dan mempermudah siswa dalam belajar Pendidikan Jasmani melalui modifikasi alat pembelajaran, khususnya pada materi pembelajaran atletik nomor lempar lembing.

2. Bagi Guru

Sebagai pengetahuan dan dapat berguna untuk dijadikan alternative bagi Guru Pendidikan Jasmani Maupun pihak yang berkepentingan dengan


(20)

pembelajaran Pendidikan Jasmani di tingkat SD untuk membuat dan menggunakan modifikasi alat pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan referensi dan memberikan sumbangan pemikiran untuk

kemajuan sekolah atau instansi terkait dalam akademik, khususnya untuk mata pelajaran lempar lembing.


(21)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Menurut Suparno (2001 : 2) mengungkapkan “ Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari

upaya-upaya yang dilakukannya”. Sedangkan menurut Ahmadi (2004 : 128)

mengemukakan : “Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses

perubahan tingkah laku kearah yang lebihy baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada dilingkungan masyarakat.

Menurut Sadiman AM (1987 : 98), dalam bukunya interaksi dan motivasi belajar mengajar, mendefinisikan tentang aktifitas adalah kegiatan dilakukan

manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis

memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh mermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organism yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan

menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Keadaan ini siswa yang beraktivitas berbuat dan harus aktif sendiri.


(22)

B. Tujuan Belajar

Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, (2002 : 22), belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkan(fun and enjoy, maka perlu diciptakan suasana dan sistim (kondisi) belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar/pendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi.

Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta media pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.

Dari uraian di atas secara umum, tujuan belajar itu ada 3 jenis yaitu : 1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Ilmu Pengetahuan dan


(23)

kata lain tidak dapatmengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah mempunyai kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih

menonjol. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan dengan cara demikian anak didik akan diberikan pengetahuan sehingga akan menambah pengetahuan dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuan.

2. Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman Konsep dan merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua : (1) Keterampilan Jasmani dan (2) Keterampilan Rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya. Tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat. Keterampilan ini memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan.


(24)

Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghapal atau meniru cara berinteraksi dengan metode Role Playing.

3. Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap dan mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua prilakunya oleh para siswanya. Dalam proses observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses

internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.

C. Teori Belajar

Seorang guru perlu mengetahui teori belajar sehingga dapat mempertahankan bagaimana seharusnya siswa belajar. Adapun teori yang perlu diketahui antara lain Teori Conditioning dan Teori Conectionism. Menurut Pavlov (1990 : 1), teori Conditioning menekankan bahwa proses belajar mengajar diperoleh dari hasil latihan atau kebiasaan mereaksi terhadap syaraf atau rangsangan tertentu yang dialami dalam kehidupan. pengertian belajar menurut teori ini adalah perubahan yang terjadi karena syarat-syarat


(25)

(conditioning) yang kemudian menimbulkan reaksi (respon). Adapun

kelemahan teori ini adalah menganggap bahwa belajar hanya disebabkan oleh latihan atau kebiasaan tanpa menghiraukan peranan pribadi dalam memilih dan juga menentukan perbuatan dan reaksi yang akan dilakukan.

Belajar merupakan proses aktif untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik (2003:328), belajar adalah suatu proses dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan. Menurut Gagne (dalam Hidayat dkk 1990:2 ), Belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses

memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh

pembelajar dan pengajar.

D. Mengajar

Pengertian mengajar menurut Hustarda dan Saputra (2002:2) “Mengajar

merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Guru berperan tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar merupakan upaya yang disengaja, maka guru harus lebih dahulu mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.


(26)

Upaya yang guru lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah di rumuskan dapat dicapai. Oleh karena itu , disamping guru harus menguasai materi pelajarannya guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam memahami dan mengelola proses pembelajaran, hal inilah yang menjadi kata kunci suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

E. Pendekatan dalam pembelajaran

Menurut Tim Dikdatik Metodik Kurikulum Depdikbud (1995:1), pembelajaran berarti perbuatan atau ativitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain. Sedangkan Sudjana (1989:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut : “Kegiatan pembelajaran adalah

pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni sesuatu proses penterjemahan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolahan”.

Definisi lain dari Roeestiyah (1986:41) : “Pembelajaran adalah (1) transfer

pengetahuan kepada siswa, (2) mengajar siswa bagaimana caranya belajar, (3) hubungan interaksi antara guru dan siswa, (4) proses interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru”. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di dalam kelas dalam menyampaikan program pembelajaran pada sejumlah siswa sehingga terjadi interaksi dua arah, yaitu guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.


(27)

Pendidikan jasmani adalah dari “physical education” merupakan bagian integral dari system pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani

pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripudin, Mahadi, 1993:4) dan Rijsdorop (1971), mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam bidang gerak dan kebugaran.

Tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian, pengembangan sikap positif, dan keterampilan gerak dasar serta berbagai aktivitas jasmani, agar dapat : (1) memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis; (2) mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang olahraga; (3) mengerti akan

pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap perkembangan jasmani dan mental; (4) mengerti peraturan dan dapat mewasiti pertandingan cabang-cabang olahraga; (5) mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; (6) menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang.


(28)

pendidikan melaluai penyediaan pengalaman belajar kepada peserta didik berupa aktivitas jasmani, bermain dan atau olahraga yang direncanakan secara sistematis, dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan guna merangsang perkembangan fisik, keterampilan berfikir, emosional, social, dan moral. Pembekalan pengalaman belajar itu di arahkan untuk membina dan sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat dan aktivitas sepanjang hayat.

Salah satu dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan tua. Merupakan proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna mempelajari keterampialan yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani sangat erat kaitanya dengan gerak manusia, prestasi yang optimal yang akan diperoleh dari bentuk-bentuk gerakan yang terdapat aktivitas atletik yaitu lempar lembing adalah akibat dari pendidikan jasmani.


(29)

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara Harfiah berarti perantara atau pengantar (Arief Sadiman, 2005: 6). Menurut I Gede Sugianta (2005) kaitan media dengan pembelajaran, media sebagai suatu perantara atau pengantar pesan-pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa. Dari pendapat diatas adalah segala sesuatu yang dapat

menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Bila media sebagai sumber belajar maka materi yang dikemas dalam suatu media dalam penyampaiannya akan diinformasikan melalui media, sehingga materi akan lebih mudah dipahami dan dimengerti. Dalam hal ini guru harus pandai memilih media pendidikan yang sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamamik (1987:7) tentang memilih media yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut :

1. Rasional, sesuai dengan akal dan mampu dipikirkan oleh kita. 2. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan akal dan mampu dipikirkan. 3. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pebiayaan yang ada, hemat. 4. Praktis, dapat dignuakan dalam kondisi praktek dilapangan.

5. Fungsional, berguna dalam pembelajaran, dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Dengan adanya syarat-syarat tersebut diharapkan seorang guru tidak ragu- ragu untuk menentukan pilihannya mengenai media atau alat bantu dalam pembelajaran.

H. Modifikasi Alat

Modifikasi alat pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena bermanfaat untuk meingkatkan perhatian anak, dengan modifikasi alat


(30)

anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru. Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas modifikasi alat yang dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat bantu itu diikuti dengan metode anak aktif sehingga efektifitas pengajaran akan semakin baik.

Modifikasi alat mengajar adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.

I. Media Pembelajaran Visual Diam

Media visual diam mempunuyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual, tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak. Media visual dalam konsep pengajaran visual adalah setiap gambar, model, benda dan alat-alat lainnya yang memberikan pengalaman visual itu. Menurut Sujana dan Ahmad Rivai (1989 : 57) bertujuan untuk : “Memperkenalkan, bentuk, memperkaya serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa.

1. Mengembangkan sikap- sikap yang dikehendaki.

2. Mendorong kegiatan belajar siswa lebih lanjut.

Jelas bahwa penggunaan modifikasi alat selain dapat memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak juga dapat meningkatkan, memperkaya, membentuk, kecakapan kepada siswa itu sendiri. Media modifikasi alat visual diam yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kertas yang bergambarkan rangkaian lempar lembing, tali dan bola kecil. Keuntungan dari media ini adalah hemat biaya, mudah dalam pemakaiannya (praktis) serta memudahkan guru ubtuk mengevaluasi gerakan yang digunakan dalam lempar lembing. Dan


(31)

dengan cara ini akan memotivasi anak untuk melempar dan mempraktekkan cara yang sedang diajarkan. Adapun modifikasi alat yang digunakan : 1. Bola berekor sebesar bola kasti

2. Paralon berdiameter ½ inche dengan panjang 1,75 meter dan keset 3. Bambu berukuran 2 meter

J. Proses Lempar Lembing.

Melakukan lempar lembing bukanlah gerakan yang dilakukan dengan

sembarangan. Melainkan gerakan yang terencana dan diorganisasikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Diperlukan teknik lempar lembing yang baik serta latihan yang berulang-ulang dengan pelaksanaan gerakan yang baik. 1. Pelaksanaan

Adapun pelaksanaan lempar lembing adalah sebagai berikut :

a) Cara ini diperoleh dengan titik berat badan ke belakang, tangan direntangkan ke bawah lalu ayunkan berat badan kedepan dengan tangan mengayun keatas sambil menekukan kerah atas sambil melemparkan bola.

b) Kaki kiri didepan, pada saat melempar kaki lompatkat serta

memindahkan kaki kiri menjadi dibelakang dan kaki kanan di depan. c) Saat kaki kanan jatuh kedepan kemudian badan sambil diputarkan ke

belakang dan benjalan. Untuk menghindari dis/kesalahan.


(32)

Tujuan utama dari pengambilan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan vertical yang berguna untuk menentukan lintasan titik berat badan dan waktu lari / melayang di udara.

Cara melakukannya :

a) Siswa mencoba beberapa kali lari biasa yang dimulai dari awalan ke garis titik tolakan lemparan.

b) Bila sudah menemukan awalan dan tolakan yang tepat, barulah mulai dengan pengukuran seberapa tinggi lemparan dan seberapa jauh jatuhnya bola/lembing pada titik jatuhnya bola/ lembing. c) Teknik lari adalah mirip lari jauh/marathon.

d) Kecepatan meningkat terus menerus sampai mencapai garis tumpu dan lemparan.

3. Teknik melakukan tolakan. Adapun cara melakukan tolakan :

a) Penancapan kaki adalah kaki aktif dan cepat ke suatu gerakan memindahkan kaki untu kembali kearah kebelakang.

b) Waktu menolak adalah dipercepat gerakan ayunan tangan keatas depan pada arah lemparan.

c) Bahu dari belakang didorong dengan cepat ke depan bersama lemparan secara optimal.

4. Teknik pada saat lemparan Adapun cara melakukannya :


(33)

a) Kaki yang menolak pada kaki kiri dan melompat sambil melemparkan lembing.

b) Jatuhnya kaki pada kaki kanan dibelakang garis batas tolakan bersamaan dengan bahu diputarkan kearah belakang dan dilanjutkan dengan berjalan kembali seperti pada titik awalan.

c) Gerakan bahu dan lengan secara cepat akan menambah jauh jatuhnya lembing.

K. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang berbeda-beda. Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

L. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannyadalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahanya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

“Jika menggunakan alat pembelajaran lempar lembing bentuk bola berekor, tongkat paralon berdiameter ½ inche dengan panjang 1,75 meter, keset dan lembing bambu berukuran 2 meter terjadi meningkatan hasil belajar gerak


(34)

dasar lempar lembing pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013”.


(35)

III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektifkan proses belajar mengajar dengan menggunakan indicator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterapilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

perkembangan-perkembangan yang lebih baik. 3. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi (Supardi, 2007 : 99).

Dalam penelitian ini penulis merencanakan dalam tiga siklus dan setiap

siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian


(36)

Gambar 1. Siklus penelitian kaji tindak (Hopkins, 1993)

B. Teori Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapainya kompetensi setelah peserta didik mengikuti pembelajaran. Kriteria ketuntasan belajar minimal adalah batasan minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal ditentukan melalui analisis tiga hal, yaitu :

1. Tingkat kerumitan 2. Tingkat kemampuan

3. Tingkat kemampuan dukungan sekolah

Pada penelitian ini peneliti menggunakan KTSP (Kurikulu Tingkat Satuan Pembelajaran ). KTSP merupakan setrategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan prestasi. KTSP merupakan pradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan pelibatan masyarakat proses belajar mengajar disekolah. Dalam KTSP untuk SD kategori ketuntasan belajar siswa adalah


(37)

yang mendapat nilai 67 kebawah perlu diperhatikan, sedangkan yang mendapat nilai 67 keatas telah memenuhi ketuntasan belajar siswa (KTSP 2007).

C. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research )

Rencana yaitu tindakan apa yang perlu untuk diperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap solusi.

Tindakan yaitu apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, atau perubahan yang diinginkan.

Observasi yaitu : mengamati hasil yang dilakukan oleh teste.

Refleksi yaitu : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai kriteria.

1. Model proses yang digunakan a) Proses penelitian putaran pertama b) Proses penelitian putaran ke dua c) Proses peneliti putaran ke tiga 2. Model sistem

a) Peneliti putaran pertama.

Jika pada pengenalan konsep nomor lempar lembing menggunakan alat bantu yang dapat diperhatikan siswa, maka hasil belajar penjaskes dapat ditingkatkan. Jika modifikasi alat dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka pengembangan berikutnya akan dilakukan

observasi dan evaluasi tentang modifikasi alat yang sesuai digunakan pada putaran selanjutnya.


(38)

Jika hasil peneliti putaran pertama menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa, maka putaran kedua akan menggunakan modifikasi alat yang sesuai digunakan pada kelas V, jika keterampilan ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa maka modifikasi alat bantu tongkat paralon berdiameter ½ inche panjangnya 1,75 meter dan keset. c) Peneliti putaran ke tiga.

Jika putaran kedua menunjukan peningkatan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada pertama, maka tindakan pada putaran ketiga adalah menggunakan alat bantu berupa lembing bambu berukuran 2 meter. 3. Implementasi di kelas

Pelaksanaan tes awal, tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga dilakukan guru peneliti. Kaji tindakan ini dilaksanakan dengan 9 kali tatap muka, setiap tatap muka memerlukan waktu 90 menit.

D.Proses Pembelajaran Keterampilan Lempar Lembing. Tes Awal

Siklus Pertama 1. Rencana

a) Menyiapkan saran dan prasarana untuk proses pembelajaran. Alatnya yaitu dengan modifikasi lembing dari bola berekor.

b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan 1 kali putaran, peregangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran dan evaluasi.


(39)

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus pertama antara lain : gambar-gambar tentang rangkaian lempar lembing.

b) Siswa dibariskan satu bersap, kemudian dipanggil menurut urutan absensi untk melakukan gerakan lempar lembing.

c) Guru memnjelaskan rangkaian lempar lembing yang ada pada gambar dengan step by step mulai dari awalan, jalan/lari terus melempar sambil melompat serta memindahkan kaki kiri dengan kaki kanan dan jatuhnya pada kaki kanan sebagai tumpuhan mendarat langsung berjalan kearah belakang kembali ke tempat awalan.

3. Observasi.

Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/di evaluasi hasil dari pada siklus pertama

4. Refleksi.

a) Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lempar lembing, namun masih terdapat kekurangan.

b) Letak kesulitan siswa yang terjadi pada tes siklus pertama adalah pada saat melempar lembing sambil melompat dan memindahkan kaki yang jatuhnya tepat dibelakang garis batas.


(40)

c) Merencanakan tindakan untuk siklus kedua yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan modifikasi lembing dengan bambu.

Siklus kedua

Melihat dari hasil siklus pertama 1. Rencana

a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran berupa tongkat paralon berdiameter ½ inche panjangnya 1,75 meter dan keset dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

b) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua. 2. Tindakan

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus keduadengan modifikasi lembing yang terbuat dari bambu. b) Siswa dibariskan menjadi satu berbanjar.

c) Siswa melakukan awalan 3 – 5 langkah lalu melompam sambil memutar dan memindahkan kaki kiri kek kaki kanan untuk menumpu.

d) Kemudian siswa memutarkan badan dan untuk kembali kearah awalan.

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai / dievaluasi hasil pada siklus kedua.


(41)

4. Refleksi

a) Hasil observasi disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan 2 tiang serta tali siswa melakukan 3 – 5 langkah sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran lempar lembing, namun terdapat kekurangan. letak kesulitan yang terjadi dari hasil tes siklus kedua yaitu pada kemampuan siswa melakukan rangkaian gerakan lempar l;embing mulai dari awalan, tolakan serta lemparan, mendarat pada kaki kanan sambil memutar badan ke belakang lalu berjalan kearah awalan.

b) Merencanakan tindakan untuk siklus ketiga yang mana peneliti merencanakan untuk menggunakan 4 tiang dan peragaan gerakan lempar lembing.

Siklus ketiga 1. Rencana

a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran berupa lembing bambu berukuran 2 meter dan instrument yang diperlukan dalammengevaluasi tindakan. b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga

2. Tindakan

a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat yang akan digunakan untuk siklus ketiga dengan media penerangan ( video proses lempar lembing)


(42)

b) Siswa dibariskan menjadi 2 bersap sesuai urutan absen, untuk melihat mengamati peragaan gerakan lempar lembing mulai dari awalan sampai kembali kearah awalan semula.

c) Kemudian siswa dipanggil untuk melakukan gerakan lempar lembing dengan sempurna.

d) Siswa mengambil awalan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

e) Kemudian siswa melakukan gerakan, yaitu langkah dan menolak yang mana harus menolak menggunakan kaki kiri dan menumpu dengan kaki kanan, badan diputarkan ke belakang kearah awalan yang benar.

f) Siswa harus melayang dengan posisi badan mendorong ke depan dengan ayunan tangan untuk melemparkan lembing kearah depan atas secara maximal sesuai dengan kemampuan siswa.

3. Observasi

Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/ dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan menggunakan 2 pasang tiang beserta talinya, gerakan lempar lembing terdapat peningkatan yang sangat signifsikan dengan persentase rata-rata di atas 50 %. Untuk ini peneliti beranggapan bahwa peneliti ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.


(43)

E. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri yaitu berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 putra dan 15 putri.

F. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung.

2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah bulan dan terdapat 3 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997: 58) Menyatakan “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”. Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian ketrampilan gerak dasar lempar lembing. Instrumen penelitian terlampir dilampiran halaman 45..

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes pengamatan dilapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lempar lembing.


(44)

Jadi cara memperoleh data dalam penelitian ini berjenis data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh suatu organisasi dan perorangan.

I. Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus selanjutnya dan

dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus menurut Subagio tahun 1987.

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar. N : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola berekor dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa paralon berdiameter ½ inche dengan panjangnya 1,75 meter dan keset dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bambu berukuran 2 meter

dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan siswa kelas V pada pembelajaran gerak dasar lempar lembing.


(46)

2. Bagi Guru

Ada baiknya jika penelitian ini dijadikan sebagai pengetahuan guru untuk pedoman mengajar selanjutnya.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya hasil penelitiani ini dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar lempar lembing.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1990. Diktaktik Metodik. C.V. Toha. Semarang

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Aksara : Jakarta. Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip Pengembangan

dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 1995. Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.

Hidayat, Imam. 1990. Biomekanika. TPOK IKIP Bandung. Bandung

Ibrahim, Rusli. 2002. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Depdiknas : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta.

Muler, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.

Saputra M, Yudha. 2002. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Olahraga, Jakata.

Suherman, Adang 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Sardiman. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung. Universitas Lampung. Lampung

Tim Abdi Guru, KTSP 2006. Penerbit Erlangga.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung. Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja


(1)

b) Siswa dibariskan menjadi 2 bersap sesuai urutan absen, untuk melihat mengamati peragaan gerakan lempar lembing mulai dari awalan sampai kembali kearah awalan semula.

c) Kemudian siswa dipanggil untuk melakukan gerakan lempar lembing dengan sempurna.

d) Siswa mengambil awalan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

e) Kemudian siswa melakukan gerakan, yaitu langkah dan menolak yang mana harus menolak menggunakan kaki kiri dan menumpu dengan kaki kanan, badan diputarkan ke belakang kearah awalan yang benar.

f) Siswa harus melayang dengan posisi badan mendorong ke depan dengan ayunan tangan untuk melemparkan lembing kearah depan atas secara maximal sesuai dengan kemampuan siswa.

3. Observasi

Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/ dievaluasi hasil pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan menggunakan 2 pasang tiang beserta talinya, gerakan lempar lembing terdapat peningkatan yang sangat signifsikan dengan persentase rata-rata di atas 50 %. Untuk ini peneliti beranggapan bahwa peneliti ini dianggap berhasil dan mendapatkan nilai yang memuaskan.


(2)

E. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri yaitu berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 10 putra dan 15 putri.

F. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung.

2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah bulan dan terdapat 3 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997: 58) Menyatakan “Alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”. Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian ketrampilan gerak dasar lempar lembing. Instrumen penelitian terlampir dilampiran halaman 45..

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes pengamatan dilapangan, untuk mengumpulkan informasi dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran lempar lembing.


(3)

Jadi cara memperoleh data dalam penelitian ini berjenis data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama dan diolah oleh suatu organisasi dan perorangan.

I. Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus selanjutnya dan

dianalisis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus menurut Subagio tahun 1987.

Keterangan :

P : Persentase keberhasilan.

F : Jumlah gerakan yang dilakukan benar. N : Jumlah siswa yang mengikuti tes.

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.


(4)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bola berekor dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa paralon berdiameter ½ inche dengan panjangnya 1,75 meter dan keset dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Dengan menggunakan modifikasi alat berupa bambu berukuran 2 meter

dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lempar lembing siswa kelas V SD Negeri 1 Sidodadi Asri Kecamatan Jati Agung Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Saran

Berdasarkan manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan siswa kelas V pada pembelajaran gerak dasar lempar lembing.


(5)

2. Bagi Guru

Ada baiknya jika penelitian ini dijadikan sebagai pengetahuan guru untuk pedoman mengajar selanjutnya.

3. Bagi Sekolah

Sebaiknya hasil penelitiani ini dapat memberikan sumbangan pemikiran di sekolah dalam usaha peningkatan gerak dasar lempar lembing.


(6)

Ahmadi, A. 1990. Diktaktik Metodik. C.V. Toha. Semarang

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Aksara : Jakarta. Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 2000. Prinsip – prinsip Pengembangan

dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 1995. Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.

Hidayat, Imam. 1990. Biomekanika. TPOK IKIP Bandung. Bandung

Ibrahim, Rusli. 2002. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Depdiknas : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Jakarta.

Muler, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.

Saputra M, Yudha. 2002. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Olahraga, Jakata.

Suherman, Adang 2002. Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen Alternative Terhadap Kemajuan Belajar Siswa Sekolah Dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Sardiman. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito. Bandung

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Lampung. Universitas Lampung. Lampung

Tim Abdi Guru, KTSP 2006. Penerbit Erlangga.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah, Bandar Lampung. Wiriatmaja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR BACKHAND TENIS MEJA DENGAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGRI BANJAR AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 10 58

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SUKAMAJU PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 17

MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND TENISMEJA PADA SISWA KELAS V SDN TALANG SEPUH TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 54

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING ATAS DALAM BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 DADAPAN, SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 40

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPAR CAKRAM MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 3 DADAAN KEC. SUMBERREJO KABUPATEN TANGGAMUS T.P 2011/2012

1 7 56

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 53

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND DALAM TENISMEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD N NEGERI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 35 53

MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012

0 7 46

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MENDATAR DALAM BOLA TANGAN KELAS V SDN 1 SEPANGJAYA KEC. KEDATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 223

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47