I. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
Menurut Suparno 2001 : 2 mengungkapkan “ Belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-
upaya yang dilakukannya”. Sedangkan menurut Ahmadi 2004 : 128 mengemukakan : “Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses
perubahan tingkah laku kearah yang lebihy baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada dilingkungan
masyarakat. Menurut Sadiman AM 1987 : 98, dalam bukunya interaksi dan motivasi belajar
mengajar, mendefinisikan tentang aktifitas adalah kegiatan dilakukan manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis
memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh mermacam-
macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organism yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan
menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Keadaan ini siswa yang beraktivitas berbuat dan harus aktif
sendiri.
B. Tujuan Belajar
Menurut Peter Kline dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos, 2002 : 22, belajar akan efektif, jika dilakukan dalam suasana menyenangkanfun and
enjoy, maka perlu diciptakan suasana dan sistim kondisi belajar yang kondusif, di samping faktor lain yang akan menentukan hasil belajar siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajarpendidik. Oleh sebab itu, mengajar yang diartikan sebagai suatu usaha menciptakan sistem
lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi berbagai
komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu antara lain tujuan pembelajaran, bahan kajian yang
diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dikembangkan, metode pembelajaran, serta
media pembelajaran yang dipilih. Komponen-komponen sistem lingkungan itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar
memiliki profil yang utuh dan komplek. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukan untuk tujuan-tujuan yang dengan kata lain
untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan
belajar yang tertentu pula. Dari uraian di atas secara umum, tujuan belajar itu ada 3 jenis yaitu :
1. Untuk Mendapatkan Pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Ilmu Pengetahuan dan Kemampuan berpikir adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan
kata lain tidak dapatmengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan
inilah mempunyai kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan belajar, dalam hal ini peran guru sebagai pengajar lebih
menonjol. Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah presentasi,
pemberian tugas-tugas bacaan dengan cara demikian anak didik akan diberikan pengetahuan sehingga akan menambah pengetahuan dan
sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuan.
2. Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman Konsep dan merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua : 1
Keterampilan Jasmani dan 2 Keterampilan Rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat sehingga akan menitik
beratkan pada keterampilan gerak anggota tubuh seseorang yang sedang belajar termasuk dalam hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung
pangkalnya. Tetapi lebih abstrak, menyangkut soal penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan
merumuskan suatu masalah atau konsep. Jadi semata-mata bukan soal pengulangan, tetapi mencari jawaban yang cepat dan tepat. Keterampilan
ini memang dapat dididik yaitu dengan banyak melatih kemampuan.
Misalnya dengan cara mengungkapkan perasaan melalui tulisan bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan
banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan atau menuruti kaidah tertentu dan bukan semata-mata menghapal atau
meniru cara berinteraksi dengan metode Role Playing.
3. Pembentukan Sikap
Dalam menumbuhkan sikap dan mental, prilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan
kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam
interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, ditiru semua prilakunya oleh para siswanya. Dalam proses
observasi mungkin juga menirukan itu diharapkan terjadi proses internalisasi sehingga menumbuhkan proses penghayatan pada setiap diri
siswa untuk kemudian diamalkan.
C. Teori Belajar