MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND TENISMEJA PADA SISWA KELAS V SDN TALANG SEPUH TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVISBACKHAND TENISMEJA PADA SISWAKELAS V SDN TALANG SEPUH

TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh HERIADI

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (clasroom action research). Dengan selama tiga siklus, setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda. Siklus pertama dengan alat modifikasi bad papan dan bola bekel tenis meja, siklus kedua dengan menggunakan bola standar, bad papan dilapisi karet ban meja direndahkan dan dinding, siklus ketiga dengan modifikasi kaki meja tenis, bad standar, dan bola standar .

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar pukulan servis backhand dengan modifikasi alat pembelajaran berupa bola, Bad, kaki meja pada siswa Kelas V SDN Talang Sepuh. Hasilenelitian ini di harapkan bermanfaat bagi guru penjaskes atau siswa dalam meningkatkan gerak dasar servis backhand tenis meja.

Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN Talang Sepuh yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan gerak dasar servis backhand yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan akhir gerakan.

Hasil Penelitian ini menunjukan: Adanya peningkatan gerak dasar servis backhand tenis meja melalui modifikasi pembelajaran pada masing-masing siklus. Temuan awal dengan rerata kelas sebesar 59 poin, Siklus pertama menghasilkan rerata kelas sebesar 64poin ,dengan daya serap sebesar 64 % siklus kedua rerata kelas besar 66 poin ,dengan daya serap sebesar 64 %, dan siklus ketiga rerata kelas besar 69poin dengan daya serap sebesar 69 %. Jika dilihat pencapaian dengan KKM sekolah sebesar 50%, siklus kedua sebesar 63,33 %, dan siklus ketiga sebesar 90 % artinya sudah terjadi peningkatan hasil pembelajaran dengan alat modifikasi pembelajaran secara signifikan yang digunakan. Implikasinya tanpa penggunaan metode, pendekatan, dan setrategi pembelajaran yang berarti tidak mungkin akan hasil proses pembelajaran akan meningkat secara signifikan.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan yang dalam proses pembelajaran mengutamakan aktivitas jasmani dan biasa hidup sehat menuju pertumbuhan jasmani, mental, sosial, dan

emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Pembelajaran aktivitas jasmani diimplementasikan melalui keterampilan gerak dasar dan kesehatan berupa pengenalan sikap positif dan pengamatan sikap mental yang dapat meningkatkan derajat kesehatan jasmani.

Sebagai mata pelajaran yang ada derajatnya dengan mata pelajaran yang lain, pendidikan jasmani yang tercantum dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum nasional yang disusun dan dilaksanakan dalam


(3)

satuan pendidikan sebagai hasil penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum yang pernah ada sebelumnya. Di dalam kurikulum pendidikan jasmani, terdapat dua jenis permainan yaitu permainan bola besar yang terdiri dari sepak bola, bola basket dan bola voli sedangkan permainan bola kecil terdiri dari bulu tangkis, softball, tenis lapangan dan tenis meja. Salah satu permainan bola kecil yakni tenis meja diajarkan di SD mulai dari semester pertama dan semester kedua, melalui permainan tenis meja diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan watak disiplin, kesehatan serta meningkatkan kepercayaan diri melakukan olahraga secara teratur.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, tenis meja merupakan permainan yang diminati oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari perlengkapan tenis meja yang ada di sekolah hampir semua sekolah memiliki meja tenis, seperti meja, bad, net dan bola tenis meja, meskipun jumlahnya terbatas. Permainan tenis meja mudah dimainkan siswa putra maupun putri serta tidak membahayakan bagi siswa dan memiliki unsur kegembiraan dalam bermain salah satu gerak dasar dalam permainan tenis meja adalah servis backhand.

Servis backhand adalah pukulan yang bertujuan untuk mengembalikan bola dengan tangan bagian luar setelah bola itu memantul satu kali pada meja, dan pukulan ini dilakukan dengan tangan kanan yang dipukul bila bola berada pada bagian samping kiri tubuh. Sedangkan untuk pemain kidal dilakukan dengan tangan kiri dimana bola berada pada bagian samping kanan tubuh pemain tersebut.

Servis backhand adalah salah satu gerak dasar tenis meja yang penting dipelajari secara benar oleh siswa SD, oleh karna itu cara dan teknik pegangan bad yang benar merupakan modal penting untuk dapat menguasai gerak dasar Servis


(4)

backhand tenis meja dengan baik, apabila teknik pegangan bad salah dari sejak awal maka sulit meningkatkan kualitas gerak dasar Servis backhand tenis meja.

Berdasarkan observasi di SDN SDN Talang Sepuh Kecamatan Talang Padang, bahwa penggunaan alat pembelajaran masih kurang, seperti meja tenis, bola, bad dan net tenis meja sehingga proses pembelajaran pada Servis backhand masih kurang. Berdasarkan atas data-data yang diperoleh dari hasil penilaian guru diketahui bahwa hasil belajar dengan tenis meja siswa di SDN Talang Sepuh Kecamatan Talang Padang, kemampuan gerak dasar Servis backhand tenis meja, terutama pada kemampuan tahap gerakan dan tahap akhir yakni kelas V adalah kelas yang baru mendapat materi Tenis Meja.

Rata-rata nilai yang diraih siswa rendah, Ditemukan bahwa 83 % siswa tidak mampu melakukan gerak dasar Servis backhand tenis meja dengan baik dan benar. Dari 36 jumlah siswa yang mendapat nilai di atas ketuntasan belajar atau nilai 65 hanya 6 orang siswa, sedangkan yang mendapat nilai kurang dari ketuntasan belajar atau di bawah nilai 65 berjumlah 30 siswa. Sedangkan siswa dinyatakan berhasil dalam mengikuti proses belajar mengajar jika mendapat nilai 65.

Untuk itu bagi siswa kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang, menguasai gerak dasar Servis backhand tenis meja merupakan suatu pembelajaran yang harus di kuasai.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul ” Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Servis backhand Tenis Meja Dengan Modifikasi Pembelajaran Pada Siswa kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang Tahun pelajaran 2012/2013”. Dengan penggunaan modifikasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa


(5)

SD diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik untuk dapat

meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja siswa kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang

.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukan di atas dapat di identifikasi masalah yang dihadapi antara lain :

1. Rendahnya gerak dasar Servis backhand pada siswa kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang

2. Sulitnya menguasai teknik pegangan bad yang benar bagi siswa kelas VI A SDN Talang Sepuh Talang Padang.

3. Tidak sesuainya sarana dan prasarana tenis meja (meja dan bad tenis meja ukuran normal) menyebabkan rendahnya kemampuan gerak dasar Servis backhand tenis meja siswa kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang . .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Mengapa modifikasi bad tenis meja dapat meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang ?” 2. Bagaimana cara memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar

Servis backhand di kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang?.

3. Apakah modifikasi meja dan dinding dapat meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang ?”


(6)

4. Apakah modifikasi bad dan kaki meja dapat meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang ?” D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar Servis backhand tenis meja melalui modifikasi alat. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Ingin memberikan model atau pendekatan dengan modifikasi pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja. 2. Melalui pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran

memperoleh gambaran yang jelas tentang pembelajaran gerak dasar Servis

backhand Siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Talang Padang.

3. Untuk meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja dengan modifikasi pembelajaran permainan tenis meja.

E. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian dapat tercapai, diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi guru pendidikan jasmani dan kesehatan bentuk modifikasi

pembelajaran tenis meja dapat diterapkan untuk meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja secara umum dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa.

2. Bagi siswa Kelas V SD dalam upaya meningkatkan gerak dasar Servis backhand tenis meja.


(7)

3. Bagi peneliti hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan -peneliti berikutnya berkenaan dengan upaya meningkatkan gerak dasar Servis backhand pada permainan tenis meja.

4. Bagi Kepala Sekolah untuk memberikan pembinanaan guru penjaskesor di sekolah

5. Bagi Sekolah bentuk pembelajaran yang diberikan merupakan salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran penjaskes di sekolah Dasar.


(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pada waktu bayi, seorang bayi menguasai keterampilan-keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol dan mengenal orang-orang disekelilingnya. Ketika menginjak masa anak-anak dan remaja, sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Pada saat dewasa, individu diharapkan telah mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu dan

keterampilan-keterampilan fungsional lainnya, seperti mengendarai mobil, berwiraswasta, dan menjalin kerja sama dengan orang lain.

Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus-menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan

pengetahuan dari generasi ke generasi. Bell-Gredler dalam buku Baharuddin dan Wahyuni (2008 : 11).

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2008 : 12) belajar, sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.


(9)

Dengan demikian, belajar tidak hanya dipahami sebagai aktivitas yang dilakukan oleh pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, perguruan tinggi, maupun mereka yang sedang mengikuti kursus, pelatihan, dan kegiatan pendidikan lainnya. Tapi lebih dari itu, pengertian belajar itu sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di bangku sekolah saja. Belajar adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup. Akan tetapi menurut konsep eropa, arti belajar itu agak sempit, hanya mencakup menghapal, mengingat, dan memproduksi sesuatu yang dipelajari

(Notoatmodjo 2003:36).

Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.

B. Prinsip-Prinsip Belajar

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut. Menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin dan Wahyuni (2008 : 16)

a. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.

e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.


(10)

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008 : 17), proses belajar, terutama belajar yeng terjadi disekolah, itu melalui tahap-tahap atau fase-fase: motivasi,

konsentrasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, dan umpan balik, yaitu: 1. Tahap Motivasi yaitu saat motivasi dan keinginan siswa untuk melakukan

kegiatan belajar bangkit. Misalnya siswa tertarik untuk memperhatikan apa yang akan dipelajari, melihat gurunya datang, melihat apa yang ditunjukkan guru (buku, alat peraga), dan mendengarkan apa yang diucapkan guru. 2. Tahap Konsentrasi yaitu saat siswa harus memusatkan perhatian, yang telah

ada pada tahap motivasi, untuk tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang akan dipelajari. Pada fase motivasi mungkin perhatian siswa hanya tertuju kepada penampilan guru (pakaian, tas, model rambut, sepatu dan lain sebagainya).

3. Tahap Mengolah yaitu siswa menahan informasi yang diterima dari guru dalam Short Term Memory, atau tempat penyimpanan ingatan jangka pendek, kemudian mengolah informasi-informasi untuk diberi makna (meaning) berupa sandi-sandi sesuai dengan penangkapan masing-masing. Hasil olahan itu berupa simbol-simbol khusus yang antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda. Simbol olahan bergantung dari pengetahuan dan pengalaman sebelumnya serta kejelasan penangkapan siswa. Karena itu, tidaklah merupakan hal yang aneh jika setiap siswa akan berbeda

penangkapannya terhadap hal yang sama yang diberikan oleh seorang guru. 4. Tahap Menyimpan yaitu siswa menyimpan simbol-simbol hasil olahan yang

telah diberi makna ke dalam Long Term Memory (LTM) atau gudang ingatan jangka panjang.pada tahap ini hasil belajar sudah diperoleh, baik baru

sebagian maupun keseluruhan. Perubahan-perubahan pun sudah terjadi, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Untuk perubahan sikap dan keterampilan itu diperlukan belajar yang tidak hanya sekali saja, tapi harus beberapa kali, baru kemudian tampak perubahannya.


(11)

5. Tahap Menggali (1) yaitu siswa menggali informasi yang telah disimpan dalam LTM ke STM untuk dikaitkan dengan informasi baru yang dia terima. Ini terjadi pada pelajaran waktu berikutnya yang merupakan kelanjutan pelajaran sebelumnya. Penggalian ini diperlukan agar apa yang telah dikuasai menjadi kesatuan dengan yang akan diterima, sehingga bukan menjadi yang lepas-lepas satu sama lain. Setelah penggalian informasi dan dikaitkan dengan informasi baru, maka terjadi lagi pengolahan informasi untuk diberi makna seperti halnya dalam tahap mengolah untuk selanjutnya disimpan dalam LTM lagi.

6. Tahap Menggali (2) yaitu menggali informasi yang telah disimpan dalam LTM untuk persiapan fase prestasi, baik langsung maupun melalui STM. Tahap menggali 2 diperlukan untuk kepentingan kerja, menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan atau soal/latihan.

7. Tahap Prestasi yaitu informasi yang telah tergali pada tahap sebelumnya digunakan untuk menunjukkan prestasi yang merupakan hasil belajar. Hasil belajar itu, misalnya: berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal, atau menyelesaikan tugas.

8. Tahap Umpan Balik yaitu siswa memperoleh penguatan (konfirmasi) saat perasaan puas atas prestasi yang ditunjukkan. Hal ini terjadi jika prestasinya tepat. Tapi sebaliknya, jika prestasinya jelek, perasaan tidak puas maupun tidak senang itu bisa saja diperoleh dari guru (eksternal) atau dari diri sendiri (internal).

C. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan perencanaan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan kegiatan apa yang dilakukan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran untuk menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan selama proses pembelajaran


(12)

berlangsung. Menurut oemar hamalik (2008 : 57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, Syiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006 : 74), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

D. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan. Keterampilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Amung Ma’mun (1999 : 20) membagi tiga gerakan dasar yang melekat pada individu yaitu, (1)


(13)

Amung Ma’mun (1999 : 20) mendefenisikan gerak lokomotor adalah “gerak yang digunakan untuk memudahkan tubuh dari satu tempat ketempat lain atau memproyeksikan tubuh keatas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. Gerak non lokomotor”adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yag dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain. Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai, dapat dilanjutkan ke tahap

kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih dahulu mengoreksi kekurangan pada kemampuan sebelumnya, berikutnya mengulangi gerakan, dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis. Keterampilan gerak dasar perlu merancang proses pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa akan lebih tertarik dan serius mempelajari gerak dasar forehand dan backhand tenis meja.

E. Belajar Motorik

Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagian-bagian tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol tubuh. Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya.

Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh (Herman Tarigan 2008:2). Belajar gerak berperan dalam hal upaya


(14)

dinilai berdasarkan kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini berkembang dengan baik. Pertumbuhan fisik yang relatif lambat pada masa tersebut justru menguntungkan dalam hal peningkatan koordinasi. Masa anak besar merupakan masa penyempurnaan keterampilan melakukan gerakan-gerakan dasar. Gerak dasar yang sudah mulai dapat dilakukan pada masa anak kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi lagi pola geraknya.

Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak dasar. Perkembangan penguasaan gerak dasar sendiri terjadi sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan gerak dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai berikut :

1. mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik; 2. kontrol dan kelancaran gerak semakin baik;

3. pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, dan 4. gerakan semakin bertenaga.

Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa anak besar, di kala memperoleh kesempatan yang cukup untuk mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan, berlari, mendaki, memanjat, meloncat, berjangkit, mengguling, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul, memantul-mantulkan bola, dan berenang.

F. Media sebagai Alat Bantu

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa


(15)

bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003:62) yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.

Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pengajaran seperti globe, grafik, gambar, dan sebagainya. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikan itu.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006: 122) Sebagai alat bantu, media

mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media.

G. .Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani,


(16)

olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas 2007).

Menurut Marta Dinata (2009 : 6 ) “Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan”. Sedangkan menurut Cholik Mutohir (1992 : 2) mengartikan bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmoni dalam rangka membentuk manusia yang berkualitas berdasarkan pancasila”.

Pengertian Pendidikan Jasmani juga telah disepakati oleh para ahli yang merupakan terjemahan dari istilah asing Physical Education. Menurut Sumanto dan Sukiyo (1991 : 15) dalam Tri Subekti (2004) “Pendididikan Jasmani diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya yang dikelola dengan aktivitas jasmani secara sistematik menuju pada

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya”. Pendapat serupa dikemukakan oleh Edwar L Fox dkk (1979 : 91) dalam Tri Subekti (2004) pengertian “Pendidikan Jasmani adalah proses yang membawa perubahan individu melalui perkembangan pengalaman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan pembentukkan manusia melalui interaksi yang


(17)

dikelola secara sistematis antara peserta didik dengan lingkungan untuk menuju pada manusia seutuhnya”.

Melograno (1996) dalam Khomsin (2000) menyatakan bahwa “Pendidikan Jasmani adalah proses pemenuhan kebutuhan pribadi siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara eksplisit dapat terpuaskan melalui semua bentuk kegiatan jasmani yang diikutinya”. Berdasarkan

pengertian ini, maka pelaksanaan penjas di lapangan harus memahami asumsi dasar berikut ini:

1. Penjas adalah proses pendidikan yang berpusat pada siswa.

2. Penjas harus memfokuskan pada keunikan dan perbedaan individu. 3. Penjas harus mengutamakan kebutuhan siswa ke arah pertumbuhan dan

kematangan di dalam semua dominan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

4. Hasil penjas harus dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dicapai secara nyata.

5. Kegiatan fisik yang dilakukan meliputi semua bentuk pengalaman gerak dasar kompetitif dan ekspresif.

Atas dasar uraian di atas maka pendidikan jasmani di sekolah tidak diarahkan untuk menguasai cabang olahraga, namun lebih mengutamakan proses

perkembangan motorik siswa, sebagai subjek didik dan bukan sebagai objek didik. Pada akhirnya siswa akan menyenangi kegiatan jasmani sepanjang hidupnya, yang sangat berguna bagi diri sendiri, baik untuk masa kini maupun masa depan.


(18)

2. Tujuan Pendidikan Jasmani

Tujuan pendidikan jasmani yang ingin dicapai pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, tentu harus diselesaikan dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh masing-masing negara. Meskipun demikian, tujuan pendidikan jasmani harus mengacu pada pengembangan pribadi masnusia secara utuh, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk susila dan makhluk religius.

Menurut Khomsin (2000) mengutip dalam Bucher (1979 : 45), ada 5 tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani, yaitu:

1. Organik. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa mengembangkan kekuatan otot, daya tahan kardiosvaskular, dan kelentukan.

2. Neuromuskuler. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan lokomotor, keterampilan

nonlokomotor, dan bentuk-bentuk keterampilan dasar permainan, faktor-faktor gerak, keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi.

3. Interperatif. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa untuk menyelidiki, menemukan, memperoleh pengetahuan dan membuat

penilaian. Memahami peraturan permainan, mengukur keamanan, dan tata cara atau sopan santun. Menggunakan strategi dan teknik yang termasuk di dalam kegiatan organisasi. Mengetahui fungsi-fungsi tubuh dan hubungan dengan aktivitas fisik. Mengembangkan apreasiasi untuk penampilan individu. Menggunakan penilaian yang dihubungkan dengan jarak, waktu,


(19)

ruang, tenaga, kecepatan, dan aturan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Memahami faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan gerak. Berkemampuan memecahkan permasalahan dan berkembangan melalui permainan.

4. Sosial. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain dengan menghubungkan individu untuk masyarakat dan lingkungannya. Kemampuan dalam membuat penilaian dalam suatu situasi kelompok. Belajar berkomunikasi dengan orang lain. Berkemampuan untuk merubah dan menilai ide-ide dalam kelompok. Pengembangan dari fase-fase sosial dari kepribadian, sikap, dan nilai-nilai agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. Belajar untuk membangun waktu senggang yang bermanfaat. Mengembangkan sikap yang menggambarkan karakter moral yang baik.

5. Emosional. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa

melakukan respon yang sehat terhadap kegiatan fisik melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Mengembangkan tindakan-tindakan positif dalam menonton dan keikutsertaan baik pada saat berhasil maupun kalah. Menyalurkan tekanan melalui kegiatan-kegiatan fisik yang bermanfaat. Mencari jalan keluar untuk ekspresi dan kreativitas untuk diri sendiri. Mewujudkan suatu pengalaman seni yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang terkait. Berkemampuan untuk memiliki kegembiraan atau


(20)

Pendidikan Jasmani mempunyai tujuan pendidikan sebagai (1) perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, 2) perkembangan neuro muskuler, 3) perkembangan mental emosional, 4) perkembangan sosial dan 5) perkembangan intelektual (Johansyah Lubis). Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian yang kuat, watak yang baik dan sifat yang mulia, hanya orang-orang yang memiliki kebajikan moral seperti inilah yang akan menjadi warga masyarakat yang berguna (Baron Piere de Coubertin dalam Johansyah Lubis).

H. Permainan Tenis Meja

Tenis meja adalah salah satu jenis cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung oleh dua atau empat pemain dengan cara menggunakan bet dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar melewati jaring yang terbentang pada dua tiang jaring tenis meja. Muhajir (2003:62). Permainan tenis meja atau yang lebih dikenal dengan istilah ”pingpong” merupakan suatu cabang olahraga yang telah dipertandingkan secara internasional, baik itu Sea Games, Asian Games, dan Olimpiade maupun kejuaraan resmi yang telah ditetapkan oleh badan tenis meja internasional (ITTF). dari kejuaraan-kejuaran yang ada, atlet-atlet tenis meja kita belumlah mempunyai prestasi yang cukup menggembirakan sebagaimana

cabang olahraga bulutangkis.

Menurut Larry Hodges (1996 : 2) olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai permainan pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini di seluruh kota dan tidak lama kemudian menghilang. Tenis meja termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masyarakat


(21)

indonesia khususnya. Permainan yang pada awalnya dikenal dengan istilah pingpong ini termasuk permainan yang sangat digemari dan mudah dipelajari. Para penggemar tenis meja ada yang menjadikannya sebagai permainan hiburan dan ada juga yang menggelutinya dengan serius. Mereka yang menjadikan permaianan tenis meja sekedar permainan hiburan saja biasanya tidak begitu memperdulikan teknik dasar dan strategi permainan. Namun bagi mereka yang terpenting bahwa permainan tenis meja itu menyenangkan. Akan tetapi mereka yang menggeluti tenis meja dengan serius, tentu saja pengetahuan tentang teknik dasar dan strategi permainan tenis meja sangat penting.

Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa teknik yang mendukung jalannya suatu permainan di antaranya teknik pukulan Forehand dan backhand. Pada pukulan forehand saat memukul bola, posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap kedepan. Sedangkan pada pukulan backhand saat memukul bola, posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap kebelakang atau posisi punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan.

Forehand adalah merupakan pukulan yang paling kuat karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan pukulan, tidak seperti backhand. Selain itu, otot yang digunakan biasanya lebih maksimal dari pada pukulan backhand. Smash forehand yang merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi pukulan yang paling kuat.

Backhand adalah pukulan yang bertujuan untuk mengembalikan bola dengan tangan bagian luar. Biasanya pukulan ini tidak sekuat forehand (walaupun bisa saja sekuat forehand), tapi konsisten dan kecepatan biasanya lebih penting, backhand dilakukan dengan cara yang berbeda pada ketiga jenis grip.


(22)

I. Teknik Dasar Servis Backhand

Menurut Sutarmin (2007:14) dalam permainan tenis meja, teknik-teknik khusus sering kali membedakan cara bermain seorang pemain dengan pemain lainnya. Teknik-teknik tersebut meliputi teknik dasar seperti memegang bad, juga teknik lanjutan seperti memukul bola, menerima, dan melakukan smash. Salah satu cara meningkatkan hasil belajar tenis meja dalam permainan tenis meja adalah

dengan cara memegang bad yang baik dan benar. Karena pegangan dalam tenis meja adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang pemain dalam memenangkan permainan.

a. Pegangan Bad

Tenis meja dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang bad akan sangat

menentukan kualitas pukulan seseorang. Salah satu teknik dasar tenis meja yang sangat penting dikuasai secara benar oleh siswa adalah pegangan bad. Menurut Larry Hodges (1996:14) cara memegang yang tidak sempurna akan membuat pukulan tidak sempurna pula, cara memegang yang buruk akan membatasi perkembangan dan permainan tenis meja.

Cara dan teknik pegangan bad yang benar, merupakan modal penting untuk dapat bermain tenis meja dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan bad salah sejak dari awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan.

Pegangan bad yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dan permainan tenis meja dimana bad harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul bola.


(23)

b. Pegangan Bad Backhand

Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang bad forehand dan backhand terlebih dahulu. Pegangan bad yang benar dengan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul bola, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya bola.

Gambar 1. Pegangan backhand 1. Cara memegang bad backhand

 Pegang bad dengan shakehands grip.

 Putar bagian atas bad ke arah depan agar pukulan forehand dan backhand lemah dan tidak menentu jadi lebih kuat.

 Letakkan jari telunjuk di sepanjang sisi bad. 2. Cara Melakukan

 Kaki kanan di belakang.

 Badan berputar ke arah sebelah kanan muka berhadapan dengan bola yang datang.

 Dengan memutarkan pinggang dan membawa lengan yang memegang bad ke arah belakang supaya terdapat celah untuk memukul.


(24)

c. Sikap dan Posisi Tubuh Gerak Dasar Servis Backhand Tenis Meja Dalam melakukan garak dasar backhand ada tiga tahap yang harus

diperhatikan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir gerakan. Pukulan backhand yang baik merupakan gabungan dari ke tiga tahapan tersebut sehingga menjadi suatu kesatuan yang tak dapat dipisah-pisahkan.

Menurut Larry Hodges (1996:35) proses gerak dasar servis backhand tenis meja adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan  Dalam posisi siap  Tangan dilemaskan

 Bad sedikit dibuka untuk menghadapi pukulan bertahan.  Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke atas  Kaki kiri sedikit ke belakang untuk melakukan backhand. 2. Tahap Pelaksanaan

 Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul

 Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku  Berat badan dipindahkan ke kaki kiri

 Bad harus digerakkan sedikit lebih rendah. 3. Tahap Akhir

 Bad bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan ke atas  kembali ke posisi siap


(25)

Gambar 2. Gerak dasar servis backhand J. Hakikat Modifikasi Pembelajaran

Minimnya sarana dan prasarana yang tidak sesuai dalam melakukan

pembelajaran, akan menjadi kendala untuk mencapai tujuan dalam belajar, ini menuntut seorang guru harus lebih kreatif. Guru harus bisa memodifikasi alat dan memanfaatkan prasarana dan sarana yang seadanya. Pemberian materi pembelajaran dengan menggunakan peralatan sederhana di lapangan atau alat bantu buatan guru sendiri dinamakan pembelajaran dengan modifikasi.

Secara harafiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak dasar backhand dan alat yang digunakan. “Modifikasi diartikan menganalisis sekaligus

mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya Samsudin (2006 : 71).

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak dasar servis backhand tenis meja pada peserta didik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pengalaman gerak, dan fasilitas dan peralatan yang tersedia.


(26)

1. Modifikasi Bad Tenis Meja

Modifikasi bad dilakukan untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam melakukan gerak dasar backhand tenis meja sekaligus untuk merangsang kemampuan siswa tersebut. Bad asli tidak seimbang dengan tinggi badan siswa, sehingga membuat siswa sering melakukan kesalahan dalam melakukan gerak dasar backhand tenis meja. Oleh karena itu bad

dimodifikasi dengan menggunakan bahan dasar papan/triplek dan dilapisi karet ban yang dibentuk menyerupai bad asli.

Gambar 3 : Bad Modifikasi 2. Modifikasi Meja dan Dinding

Modifikasi meja dan dinding untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam melakukan gerak dasar backhand tenis meja agar siswa dapat melakukan gerak dasar backhand dengan cara memukul bola kedinding dengan baik dan benar.


(27)

Ukuran Modifikasi Meja dan Dinding  panjang 1,37 meter

 lebar meja 1,525 meter  tinggi tiang meja 76 cm

 permukaan meja ke dinding 20 cm

3. Modifikasi Kaki Meja Tenis

Modifikasi kaki meja tenis dilakukan untuk menyesuaikan dengan postur tubuh siswa dan sekaligus untuk merangsang siswa agar lebih aktif dan kreatif. Meja dibuat lebih tinggi agar hasil pukulan siswa mampu lebih baik. Meja berukuran 1,37 m X 1,525 m dengan permukaan setinggi 76 cm dari lantai, maka ditinggikan hingga menjadi sekitar 10 cm.

Gambar 5 : Kaki Meja Modifikasi Ukuran Modifikasi Kaki Meja Tenis Meja

 panjang 1,37 meter  lebar meja 1,525 meter  tinggi tiang meja 86 cm


(28)

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya.

Semula istilah hipotesis dari bahasa yunani berasal dari dua penggalan kata yaitu “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, Arikunto (2006). Mengacu dari uraian di atas maka penulis mengajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha :” Jika menggunakan modifikasi alat pembelajaran dilakukan, maka dapat meningkatkan gerak dasar servis backhand tenis meja siswa Kelas V SD“. Ha.1:” Jika menggunakan modifikasi bad dan bola bekel dilakukan, maka dapat

meningkatkan gerak dasar servis backhand tenis meja siswa Kelas V SD“. Ha.2:” Jika menggunakan modifikasi meja dan dinding dilakukan, maka dapat

meningkatkan gerak dasar servis backhand tenis meja siswa Kelas V SD“.

Ha.3:” Jika menggunakan modifikasi kaki meja yang dimodifikasi, maka dapat meningkatkan gerak dasar servis backhand tenis meja siswa Kelas V SD“.


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Class room Action Research) CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan. Menurut Arikunto (2007 : 2) dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti, (2) Tindakan menuju pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk

merangkaikan siklus kegiatan siswa, dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang kelas dalam penelitian, yang lebih spesifik seperti yang lama dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Adapun ciri-ciri penelitian tindakan ini sebagai berikut:

a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual

b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik.


(30)

c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral.

Menurut Arikunto (2009: 57) menjelaskan bahwa (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan langsung oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajan.

Sedangkan menurut pendapat (Aqib, 2007: 17) Penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran, adapun manfaat PTK bagi guru adalah sebagai berikut :

1. Membantu guru memperbaiki pembelajaran 2. Membantu guru berkembang secara profesional 3. Meningkatkan rasa percaya diri guru

4. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan (IGK. Wardani dkk, 2006: 1.33)

Menurut Suhardjono (2007: 61) Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :


(31)

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu,

dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Keunggulan PTK

Dilihat dari sisi pratek pembelajaran di kelas, guru yang paling banyak pengalaman. Guru yang paling tahu, kapan sesuatu harus dimunculkan dan kapan sesuatu harus dicegah. Apa yang diamati oleh para peneliti luar ketika mereka datang ke kelas mungkin hanya merupakan kejadian sesaat yang berakar dari berbagai kondisi sebelumnya, yang tidak mungkin diamati oleh peneliti. Sedangkan pengamatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri akan lebih bermakna karena guru dapat menghubungkan hasil pengamatan tersebut dengan berbagai kondisi sebelumnya, serta terkait dengan kebutuhan guru itu sendiri (Wardani dkk, 2006: 16)

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.

Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus seperti berikut ini :


(32)

Gambar 6 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Supardi 2006:105)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan tindakan

(c) observasi (mengevaluasi proses dan hasil tin

(perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai).

B. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN

dari 13 siswa putra dan 1

: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993) dalam buku (Supardi 2006:105)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action)

(c) observasi (mengevaluasi proses dan hasil tindakan), dan (d) refleksi (perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai).

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDN Talang Sepuh Talang Padang berjumlah 30 orang.

dan 17 siswa putri.

: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu

(action), dakan), dan (d) refleksi

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang. Yang terdiri


(33)

B. Tempat dan Waktu

a. Tempat penelitian : Di Lapangan SD Negeri Talang Sepuh

Nama sekolah : Kelas V SDN Talang Sepuh Kecamatan Talang Padang. b. Pelaksanaan penelitian : Lama penelitian yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah 1½ - 2 bulan dan dengan 3 siklus.

C. Rancanga Penelitian

1. Siklus Pertama a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup. 2) Menyiapkan Bad modifikasi terbuat dari papan dilapisi karet ban dan

bola bekel sebanyak 12 buah.

3) Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar servis backhand tenis meja yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir.

4) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera). 5) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus

pertama, yaitu penggunaan modifikasi bad.

6) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran tenis meja khususnya gerak dasar servis backhand.

b. Tindakan

1) Siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bad dan siswa terbagi dengan merata setiap barisnya.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu melakukan gerak dasar servis backhand tenis meja berpasangan.


(34)

memantulkan bola tanpa menggunakan meja tenis dengan jarak 2 - 2,5 m dengan menggunakan bad dan bola yang telah dimodifikasi.

3) Setiap siswa melakukan sebanyak 25 x gerakan secara bergantian. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan modifikasi bad dapat belajar dengan baik dan efektif. 2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1) Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2) Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua.

2. Siklus Kedua a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

2) Menyiapkan instrumen penilaian gerak dasar servis backhand tenis meja yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir. 3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera).

4) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu penggunaan meja, dinding, bola standart dan modifikasi bad. 5) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran tenis meja


(35)

khususnya gerak dasar servis backhand. b. Tindakan

1) Langkah-langkah dalam tindakan siklus kedua adalah siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bet dan siswa terbagi dengan merata setiapbarisnya.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu melakukan gerak dasar servis backhand tenis meja dengan

memantulkan bola ke dinding dan menggunakan bad, meja dan dinding yang telah dimodifikasi.

3) Setiap siswa melakukan sebanyak 5 x gerakan secara bergantian. 4) Diberikan pengulangan gerak dasar servis backhand secara berurutan.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat modifikasi meja dan dinding dan modifikasi bad dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2) Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu pengulangan.

d. Refleksi

1) Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. 2) Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.

3. Siklus Ketiga a. Rencana

1) Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti,


(36)

penutup.

2) Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar servis backhand tenis meja yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan gerakan akhir.

3) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handicame atau kamera). 4) Mempersiapkan modifikasi alat yang akan digunakan pada siklus ketiga, yaitu penggunaan kaki meja dan modifikasi bad.

5) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran tenis meja khususnya gerak dasar servis backhand.

b. Tindakan

1) Langkah-langkah dalam tindakan siklus kedua adalah siswa dibariskan sesuai dengan banyaknya bad dan siswa terbagi dengan merata setiap barisnya.

2) Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,

yaitu melakukan gerak dasar servis backhand tenis meja ke dinding dengan modifikasi kaki meja yang ditinggikan 10 cm dan bad yang telah dimodifikasi.

3) Setiap siswa melakukan sebanyak 25 x gerakan secara bergantian. 4) Diberikan pengulangan gerak dasar servis backhand secara berurutan. c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses

pembelajaran dengan penggunaan alat modifikasi kaki meja dan modifikasi bad dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2) Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.


(37)

d. Refleksi

1) Hasil observasi disimpulkan, didiskusikan.

2) Setelah di evaluasi bila tingkat KKM di atas 80 % yang tuntas maka peneliian ini berakhir pada siklus 3 ini.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997 : 58) dijelaskan “Alat untuk ukur instrument dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk

memecahkan masalah yang dihadapi”.

Alat itu berupa deskriptor- deskriptor dari penilaian gerak dasar backhand, bentuk indikatornya adalah : (1) Tahap persiapan (2) Tahap gerakan (3) Akhir gerak.

Table 1 : Format Tes Gerak Dasar Servis Backhand Tenis Meja

No Aspek Deskriptor Penilaian 1 2 Nilai 3

1 Persiapan

 Dalam posisi siap rileks

 Pergelangan Tangan dilemaskan

 Bad berada di depan sebelah kanan gripnya di atas

 Kaki kiri sedikit ke depan untuk melakukan servis backhand.

2 Gerakan

 Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul

 Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku

 Berat badan dipindahkan ke kaki kiri  Bad harus diayun kan kedepan bawah . 3 Akhir

Gerakan

 Bad bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan ke atas

 Kembali ke posisi siap labil


(38)

Keterangan :

1 : Gerak salah (descriptor tidak Tampak)

2: Sebagian gerakan benar (Sebagian descriptor Tampak) 3 : Gerak benar (Semua descriptor Tampak)

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, prosentasi dan normative. Untuk melihat hasil tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu : 1) Rerata mutlak, 2) Rerata kelas, dan 3) Ketuntasan belajar.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

P = N

f x 100% (Subagio dalam Surisman. 1997)

Keterangan :

P = Prosentasi Keberhasilan

f = Jumlah gerakan yang dilakukan benar N = Jumlah siswa yang mengikuti ujian/tes.

Bila hasil tindakan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan telah efektif.


(39)

SEPUH TALANG PADANG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh : HERIADI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(40)

MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR

SERVISBACKHAND TENISMEJA PADA SISWAKELAS V SDN TALANG SEPUH

TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/

Oleh HERIADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Progm Studi Penjaskes Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

(42)

Gambar Halaman

1. Pegangan Bad Backhand... 28

2. Gerak Dasar Pukulan Backhand ... 29

3. Bad Modifikasi... 31

4. Meja dan Dinding Modifikasi ... 31

5. Kaki Meja Modifikasi ... 32


(43)

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Hakikat Belajar ... 7

B. Prinsip-Prinsip Belajar ... 8

C. Metode Sebagai Strategi Pembelajaran ... 10

D. Keterampilan Gerak Dasar ... 11

E. Belajar Motorik ... 12

F. Media Sebagai Alat Bantu ... 13

G. Pendidikan Jasmani ... 14

H. Permainan Tenis Meja ... 19

I. Teknik Dasar Servis Backhand ... 21

1. Pegangan Bad... 22

2. Pegangan Bad Forehand Dan Backhand ... 22

3. Sikap Dan Posisi Tubuh Gerak Dasar Servis Backhand ... 23

J. Hakikat Modifikasi Pembelajaran ... 24

1. Modifikasi Bad Tenis Meja ... 25

2. Modifikasi Meja dan Dinding ... 25

3. Modifikasi Kaki Meja ... 26

K. Hipotesis ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian ... 28

B. Subjek Penelitian ... 31

C. Tempat Dan Waktu ... 32

D. Rancangan Penelitian ... 32

1. Siklus I ... 32

2. Siklus II ... 33

3. Siklus III... 34

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37


(44)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 51

D. Kesimpulan ... 51

E. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(45)

Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil PTK Gerak Dasar Backhand Tenis Meja ... 32 2. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus ... 34


(46)

PADANGTAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Heriadi Nomor Pokok Mahasiswa : 1013126011

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharrudin, M.Pd.Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd.NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19620808 198901 1 001


(47)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Surisman, M.Pd …………...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Suranto, M.Kes. …………...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr.Hi. Bujang Rahman, M.S NIP 19600315 198503 1 003


(48)

(49)

“Belajar di waktukecilibarat/sepertimenulis di atasbatu,

belajarsetelahdewasaibarat/sepertiMenulis di atas air”

Heriadi

Dengan semangat yang tiggi dapat meraih prestasi secara optimal,

dan dengan adanya kemauan dan niat

yang tulus kita akan meraih kesuksesan

dimasa yang akan datang.


(50)

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Heriadi

NPM :

1013126011

Tempat tanggal lahir : Suka Negeri, 28 Januari 1969

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Servis backhand Dalam Bermain Tenismeja Pada Siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Kecamatan Talang Padang Tahun Pelajaran2012/2013”. adalah benar hasil karya penulis, bukan menjiplak/plageat hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Nopember2012


(51)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah dan hidayah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaikku kepada kedua orang tuaku, ibunda Solha

danBahariddin ( Alm) dan Kakak dan adik-adiku yang telah memberikan

dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang

terbaik.

Yang tercinta dan tersayang yang selalu setia mendampingiku dalam suka

dan duka dalam keseharian dalam segenap kehidupan dalam suka dan duka yang

tak henti-hentinya memberikan dorongan dan dukungan Hasriyah dan

anak-anakku Hersan K, Hersandi Nur Alvin, Hersand A Alfazar dan Hersandi A

Alfazar.


(52)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Heriadi dilahirkan di SukaNegeri, pada tanggal 28 Januari 1969. Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak Baharuddin (Alm)dan Ibu Solha (Alm).Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Talang Padang tamat tahun 1984, kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PGRI 1 Talang Padang tamat pada tahun 1987 dan melanjutkan Sekolah Guru Olahraga Siliwangi Talang Padangtamat tahun 1990. Kuliah D2 di UT UPBJJ Bandar Lampung Pokjar tamat Talang PadangTahun 2002.

Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan program Dalam Jabatan.


(53)

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Pukulan Backhand Tenis Meja Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SDN1 Berenung Gedong Tataan

Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian

gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.S selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Rizak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Surisman, S. Pd. M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam

urusan administrasi perkuliahanku.

7. Kepala SDN Berenung kecamatan Gedong Tataan yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Agustus.2012 Penulis,


(54)

(1)

MOTTO

“Belajar di waktukecilibarat/sepertimenulis di atasbatu,

belajarsetelahdewasaibarat/sepertiMenulis di atas air”

Heriadi

Dengan semangat yang tiggi dapat meraih prestasi secara optimal,

dan dengan adanya kemauan dan niat

yang tulus kita akan meraih kesuksesan

dimasa yang akan datang.


(2)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama :

Heriadi

NPM :

1013126011

Tempat tanggal lahir : Suka Negeri, 28 Januari 1969

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Dapat Meningkatkan Gerak Dasar Servis backhand Dalam Bermain Tenismeja Pada Siswa Kelas V SDN Talang Sepuh Kecamatan Talang Padang Tahun Pelajaran2012/2013”. adalah benar hasil karya penulis, bukan menjiplak/plageat hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Nopember2012


(3)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah dan hidayah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaikku kepada kedua orang tuaku, ibunda Solha

danBahariddin ( Alm) dan Kakak dan adik-adiku yang telah memberikan

dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang

terbaik.

Yang tercinta dan tersayang yang selalu setia mendampingiku dalam suka

dan duka dalam keseharian dalam segenap kehidupan dalam suka dan duka yang

tak henti-hentinya memberikan dorongan dan dukungan Hasriyah dan

anak-anakku Hersan K, Hersandi Nur Alvin, Hersand A Alfazar dan Hersandi A

Alfazar.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Heriadi dilahirkan di SukaNegeri, pada tanggal 28 Januari 1969. Anak kedua dari lima bersaudara pasangan Bapak Baharuddin (Alm)dan Ibu Solha (Alm).Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 1 Talang Padang tamat tahun 1984, kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PGRI 1 Talang Padang tamat pada tahun 1987 dan melanjutkan Sekolah Guru Olahraga Siliwangi Talang Padangtamat tahun 1990. Kuliah D2 di UT UPBJJ Bandar Lampung Pokjar tamat Talang PadangTahun 2002.

Pada tahun 2010 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan program Dalam Jabatan.


(5)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Pukulan Backhand Tenis Meja

Melalui Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SDN1 Berenung Gedong Tataan Tahun Pelajaran 2011/2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.S selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Rizak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap

dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Surisman, S. Pd. M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam

urusan administrasi perkuliahanku.

7. Kepala SDN Berenung kecamatan Gedong Tataan yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian

tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Agustus.2012 Penulis,


(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR BACKHAND DALAM BULUTANGKIS MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SUKAMAJU PUGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 17

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 7 47

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN WAYAKRUI KECAMATAN BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012

0 5 49

MELALUI MODIFIKASI ALAT DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR SERVIS BACKHAND TENISMEJA PADA SISWA KELAS V SDN TALANG SEPUH TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 11 54

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BERMAIN BOLA VOLI DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VII SMP MUHADIYAH TALANG PADANG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 7 15

PENINGKATAN GERAK DASAR DRIBBLE DALAM BERMAIN BOLA TANGAN MELALUI MODEL KELOMPOK DI KELAS VI SDN 2 SINGOSARI KECAMATAN TALANG PADANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 2013

0 4 56

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR PUKULAN BACKHAND DALAM TENISMEJA DENGAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SD N NEGERI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 35 53

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR SERVIS BAWAH DALAM BOLAVOLI DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA SISWA KELAS VI SDN KALI BENING TALANG PADANG T. P. 2012/2013

0 4 51

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA MENDATAR DALAM BOLA TANGAN KELAS V SDN 1 SEPANGJAYA KEC. KEDATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 223

MELALUI MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN DAPAT MENINGKATKAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SIDODADI ASRI KECAMATAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 47