Multikolinieritas Heteroskesdastisitas Uji t Uji Koefisien Regresi Secara Individual

50 dilakukan dengan metode Jarque-Bera uji JB. Uji JB dilakukan dengan melihat nilai probabilitas Jarque-Bera. Menurut Winarno 2015: 5.41 model regresi yang berdistribusi normal memiliki nilai probabilitas JB 0,05 α = 0,05. Sebaliknya jika nilai probabilitas 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

b. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat korelasi antar masing-masing variabel bebas. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas maka dapat dilihat dari nilai korelasi antar dua variabel bebas tersebut. Apabila nilai korelasi kurang dari 0,8 maka variabel bebas tersebut tidak memiliki persoalan multikolinieritas, begitu juga sebaliknya.

c. Heteroskesdastisitas

Heterokedastisitas adalah situasi penyebaran data yang tidak sama atau tidak samanya variansi sehingga uji siginifikansi tidak valid. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual kesalahan penganggu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas sama variannya. Salah satu cara mendeteksi masalah heterokedastisitas adalah menggunakan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai absolut residual Winarno, 2015: 5.16. Jika nilai probabilitas variabel 51 bebas 0,05 taraf signifikan atau α = 0,05 maka terjadi heteroskedastis, sebaliknya jika nilai probabilitas 0,05 maka terjadi homokedastis.

d. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut deret waktu. Menurut Gujarati 2006: 37, pengujian paling populer untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji statistik Durbin-Watson. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson, yaitu nilai dL dan Du, dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson. Tabel 2. Aturan Penentuan Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dL Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dL d 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4- du ≤ d ≤ 4 - dL Tidak ada autokorelasi, baik positif maupun negatif Terima du d 4 – du Sumber: Sofyan Yamin, 2011

4. Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis, akan dilakukan beberapa uji antara lain uji koefisien regresi secara individual uji-t, uji koefisien regresi secara keseluruhan uji-F, uji koefisien determinasi R². 52

a. Uji t Uji Koefisien Regresi Secara Individual

Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai probability dengan taraf signifikansinya. Apabila nilai Prob. α maka koefisien variabel tersebut signifikan mempengaruhi variabel terikat dan sebaliknya. Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji t pada derajat keyakinan 95 atau α = 5 dengan ketentuan sebagai berikut: Jika nilai probability t-statistik 0,05 maka H ditolak Jika nilai probability t-statistik 0,05 maka H a ditolak

b. Uji F Koefisien Regresi Secara Keseluruhan

Dokumen yang terkait

Pengaruh tingkat pendidikan dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 - 2013

2 24 121

Analisis pengaruh nilai upah minimum kabupaten terhadap investasi, penyerapan tenaga akerja, dan PDRB di kabupaten Bogor

0 5 109

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA, UPAH MINIMUM, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja(Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Pa

0 2 13

ANUPA Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja(Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Padatahun 2010-2014).

0 4 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja(Di 35 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Padatahun 2010-2014).

0 3 20

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah.

0 3 16

Analisis Pengaruh PDRB Upah dan Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Propinsi Jawa Barat.

0 0 2

Pengaruh PDRB dan Upah Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga kerja Melalui Mediasi Investasi di Provinsi Bali.

0 0 28

Pengaruh Inflasi, PDRB dan Upah Minimum Terhadapa Penyerapan Tenaga Kerja Di Profinsi Bali.

2 14 28

Pengaruh PDRB, Investasi, Inflasi dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Semarang (1995-2015) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 35