30 13. Motorik Kasar
Motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh yang menggunakan otot- otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh.
3.3 Partisipan PenelitianSumber Data
Penelitian ini dilakukan di Kab. TTS. Pemilihan riset partisipan dilakukan dengan melihat karakateristik yang telah
dibuat oleh peneliti. Adapun karakteristik partisipan yaitu sebagai berikut:
1 Ibu yang pernah mengalami KDRT saat hamil; 2 Anak usia 0-6 tahun yang ketika masih janin ibunya
mengalami KDRT; 3 Bertempat tinggal di Kab. TTS; dan
4 Bersedia menjadi riset partispan. Berdasarkan
karakteristik tersebut,
dengan pertimbangan riset partisipan mampu melakukan komunikasi
interpersonal secara langsung, maka peneliti mengambil lima orang ibu sebagai partisipan. Satu orang partisipan diambil
atas rekomendasi dari salah satu LSM yang bergerak dalam membantu
korban-korban KDRT
Sanggar Suara
PerempuanSSP karena menurut informasi, partisipan ini mampu menceritakan masalah KDRT yang ia alami sedangkan
empat orang lainnya dipilih dengan cara pendekatan kekeluargaan sehingga mereka dapat dengan leluasa
31 menceritakan kejadian KDRT yang mereka alami layaknya
bercerita kepada keluarga.
Dalam tahap pemilihan partisipan atau sumber data, hanya lima kasus yang diambil dengan alasan sebagai berikut:
a. Ibu SL 36 tahun dari desa Oinlasi, Kecamatan Mollo Tengah. Ibu SL mengalami KDRT ketika sedang
mengandung anak keduanya. Diketahui ibu SL sering mendapatkan
perilaku kekerasan
seperti dipukul,
ditendang, ditampar oleh suami selama hamil. Informasi awal ini didapat melalui pendekatan dengan ibu AL yang
merupakan ibu kandung dari ibu SL. b. Ibu NN 38 tahun dari desa Nobi Nobi, Kecamatan
Amanuban Selatan. Ibu NN mengalami KDRT sejak kelahiran anak pertamanya dan berlangsung sampai ia
melahirkan anak ketiganya. Diketahui saat mengandung anak ketiga, ibu NN mendapatkan perilaku kekerasan
dari suaminya seperti dipukul, ditendang dan ditampar. Informasi awal ini didapat ketika peneliti melakukan
pengambilan data di SSP dan atas rekomendasi dari SSP, peneliti kemudian mengambil ibu NN sebagai riset
partisipan. c. Ibu YA 16 tahun dari Kelurahan Nonohonis. Ibu YA
mengalami KDRT pertama kali oleh kakak iparnya
32 sendiri. Saat itu ibu YA dipaksa untuk berhubungan
dengan bapak PM kakak ipar sehingga ibu YA hamil di luar nikah. Saat bulan pertama kehamilannya, ibu YA pun
tidak mengetahui kondisinya bahwa ia sedang hamil. Ia pun mendapatkan kekerasan dari kakak kandung
perempuannya karena perasaan cemburu. Informasi awal ini didapat melalui pendekatan dengan ibu YS yang
merupakan kakak ipar perempuan dari ibu YA. d. Ibu SS 36 tahun dari desa Oepliki, Kecamatan
Noebeba. Ibu SS mengalami KDRT ketika sedang mengandung anak kelimannya. Diketahui ibu SS sering
mendapatkan perilaku
kekerasan seperti
dipukul, ditendang oleh suami selama hamil karena suami
menginginkan anak laki-laki namun ibu SS belum memberikan anak laki-laki kepadanya. Informasi awal ini
didapat melalui pendekatan dengan bapak DS yang merupakan kakak kandung dari ibu SS.
e. Ibu HT 40 tahun dari desa Oepliki, Kecamatan Noebeba. Ibu HT mengalami KDRT ketika sedang
mengandung anak bungsunya. Diketahui ibu HT sering mendapatkan
perilaku kekerasan
seperti dipukul,
ditendang dan diusir oleh suami selama hamil karena suami merasa ibu HT memiliki pria idaman lain. Informasi
33 awal ini didapat melalu pendekatan dengan bapak TS
yang merupakan adik ipar dari ibu HT.
3.4 Teknik Pengumpulan Data