Pengendalian Internal Aset Tetap Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

(1)

PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Oleh :

CHAIRUNNISA SIREGAR 122102080

PROGRAM STUDI D- III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : CHAIRUNNISA SIREGAR

NIM : 122102080

PROGRAM STUDI : D-III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal ... Ketua Program Studi D-III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002

(Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA) Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19511114 198203 1 002

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA) NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : CHAIRUNNISA SIREGAR

NIM : 122102080

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS

PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Medan, 8 Juli2015

(CHAIRUNNISA SIREGAR) NIM 122102080


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Tiada untaian kata yang patutu penulis ucapkan selain kata syukur Alhamdulilah hanya kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kanuia yang Allah SWT limpahkan kepada penulis.atas rahmat dan kemudahn-Nya jugalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ni yang berjudul Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan “ . adapun tugas akhir ini yng dibuat oleh penulis bertujun untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Prograam Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembuatan Laporn Tugas Akhir iini banyak sekali kekurangan dan tidak dapat terlaksanakan tanpa adanya pihak-pihak yang telah memberikan bantuan mril dan materil kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan tulus kepada semua pihak yang membantuselama mengerjakan laporan ini kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku ketua prodi dan dosen pembimbing Tugas Akhir yang telah melungkan waktu dan pikirannya untuk membimbing pnulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(5)

Universitas Sumatera Utara yang mebantu penulis dalam memperoleh data dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

4. Ibu Sarima Pulungan S.E, selaku pembimbing di Dinas Perhubungan Kota Medan dalam menyampaikan informasi dan arahan.

5. Ucapan terima kasih penulis spesial kepada Kedua orang tua Penulis, Ayahanda Syawaluddin Siregar dann Ibunda Chairiah Harahap yang tiada henti memerikan motivasi dan doa kepada penulis.

6. Kepada abangku tersayang “ Bang Soleh ” yang menjadi patokan dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada teman sejawat dan seperjuangan saya Nia Aulia Lubis, Aulia Cungkring, Ahmad Fadil Lubis,Rizky yulia bundadari,runi, sempakayang selalu mendukung penulis.

8. Teman-teman Akuntansi 2012 grup B yang tak dapat disebutkan satu persatu, penulis menyampaikan banyak terima kasih karena telah banyak memberikan ide dan semangat, dorongan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

9. Kepada seluruh dosen mulai dari semester I sampai VI yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ada habis-hasinyakepada penulis. 10.Buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari bentuk yang sempurna, karena itu penulis mengharpkan saran dan kritik yang


(6)

membangun dari semua pihak. Penulis juga berharap semga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 8 Juli 2015 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survey/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 8

A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Kota Medan ... 8

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Job Description ... 11

D. Jaringan Kegiatan ... 19


(8)

F. Rencana Kegiatan ... 19

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 21

A. Aktiva Tetap ... 21

B. Jenis-jenis Aset Tetap ... 23

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap ... 25

D. Penyusutan Aset Tetap ... 27

E. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap ... 33

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir... 5 3.1 Metode Saldo Menurun Ganda... 32


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Semakin pesatnya persaingan usaha, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perkembangan yang luar biasa pada teknologi jelas akan membawa dampak bagi ilmu akuntansi. Akuntansi sebagai media informasi keuangan memegang peranan penting dalam perusahaan. Salah satu perannya adalah sebagai alat berpikir dalam membuat perencanaan dan pengendalian perusahaan. Agar peran-perannya dapat berfungsi dengan baik, untuk itu sangat diperlukan informasi akuntansi yang relevan dan dapat di andalkan diperlukan suatu sistem yang mengatur dan mengelola data akuntansi serta menghasilkan informasi akuntansi yang di sebutkan sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Untuk melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengelolaan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Salah satu dari bagian sistem informasi akuntansi yang memiliki faktor yang cukup besar dan memiliki andil untuk menghasilkan laporan keuangan adalah aset tetap (aktiva tetap). Hampir setiap perusahaan, baik bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri pasti memiliki aset


(12)

tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap hari. Aset tetap merupakan harta perusahaan yang masa penggunaannya lebihdari satu periode normal akuntansi (biasanya di atas satu tahun penggunaan). Perolehan aset tetap dapat ditempuh dengan berbagai cara.

Di dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan, proses perolehan asset tetap tersebut tentu memperoleh pertimbangan-pertimbangan bagi pihak perusahaan. karena kesalahan dalam mempertimbangkan cara memperoleh aset tetap juga akan mempengaruhi operasi perusahaan, terutama dari segi dana yang tersedia untuk memperoleh aset tersebut.

Selain itu, aset tetap yang telah dimiliki oleh perusahaan juga tentunya mempunyai batas waktu tertentu untuk beroperasi, serta memerlukan perbaikan-perbaikan yang kadangkala juga membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya, disamping biaya-biaya pemeliharaan rutin agar dapat menunjang kegiatan pengoperasiannya yang berkesinambungan. Untuk itu diperlukan suatupenerapan sistem informasi akuntansi aset tetap sebagai perencanaan atas kebijakan-kebijakan apa yang diambil dalam penanganan aset tetap. Penanganan aset tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva agar dana yang diinvestasikan ke dalam aktiva tetap memperoleh manfaat yang maksimum sesuai dengan jangka waktu pemakaiannya, serta untuk menghindari ketidakwajaran pelaporan biaya dalam satu periode akuntansi.

Dinas Perhubungan Kota Medan juga memiliki berbagai macam aset tetap seperti tanah, gedung, kendaraan, komputer, mesin genset, air conditioner, mesin


(13)

tik dan peralatan lainnya. Dinas Perhubungan Kota Medan tidak dapat menjalankan kegiatan operasional tanpa adanya aset tetap tersebut. Mengingat pentingnya aset tetap (fixed asset) bagi sebuahorganisasi perusahaan khususnya Dinas Perhubungan Kota Medan, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tertarik mengambil judul “Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan“.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah “Bagaimana Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan?“

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana Pengendalian Internal Aset Tetap pada Dinas Perhubugan Kota Medan.

b. Untuk mengetahui bagaimana managemen Dinas Perhubungan Kota Medan dalam melaksanakan pengendalian internal aset tetap.


(14)

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Bagi Penulis, menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang aset khususnya mengenai aset tetap.

b. Bagi Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil langkah pada masa yang akan datang untuk lebih memprihatikan aset tetap yang digunakan.

c. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan dalam mempelajari ilmu aset khususnya aset tetap.

D. RENCANA PENULISAN 1. Jadwal Survey/Observasi

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jl. Pinang Baris No 114 A Medan.


(15)

Tabel 1.1

Jadwal Survei/ Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

BULAN

April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

1 Pengesahan tugas akhir

2 Pengajuan judul

3 Permohonan izin riset 4 Penunjukan dosen

pembimbing 5 Pengumpulan data 6 Penyusunan tugas

akhir

7 Bimbingan tugas akhir

8 Penyelesaian tugas akhir

Dalam kegiatan pengumpulan data ini dilakukan riset selama1 minggu dimulai tanggal 8 Juni s/d 12 Juni 2015 di Dinas perhubungan Kota Medan.


(16)

2. Rencana Isi

Rencana ini terdiri dari 4 Bab Pendahuluan, Bab Profil Perusahaan yaitu Profil Dinas Perhubungan Kota Medan, Bab Pembahasan yaitu Pengendalian Internal Aset Tetap Pada Dinas Perhubungan Kota Medan, dan Bab Penutup. Maka oleh karena itu laporan penelitian tugas akhir ini dapat dilihat dalam sistematika penelitian berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah ringkas Dinas Perhubungan Kota Medan, struktur organisasi, (job description), jaringan kegiatan, kinerja kegiatan, dan rencana kegiatan.

BAB III : PENGENDALIAN INTERNAL ASET TETAP PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini, diuraikan mengenai aktiva tetap, jenis-jenis aset tetap, mecam-macam aktiva tetap, cara perolehan aktiva tetap, penyusutan aset tetap, dan unsur pengendalian internal aset tetap.

BAB IV :KESIMPULAN DAN SARAN


(17)

sistem pengendalian internal aset tetap pada Dinas Perhubungan Kota Medan.


(18)

A.Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan

Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Medan disusun berawal dari pemikiran strategis tentang nilai-nilai luhur yang dianut /dimiliki oleh seluruh pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.

Berdasarkan peraturan Daerah Kota Medan No.4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Pemerintah Daerah bermaksud melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan hubungan daerah. Pemerintah Daerah juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penyelenggaraan perhuubungan yang efektif, efisien, profesional, handal dan berkemampuan.

1. Visi Dinas perhubungan Kota Medan

Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah mewujudkan penyelenggaran pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Kota Medan yang beriman, maju, mandiri,


(19)

mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik ”.

Handal meliputi :

Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada pertanian, agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :

a. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan (rekondisi/ survival),

b. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten (restrukturisasi dan reposisi),

c. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan perhubungan, d. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan yang

handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.

3. Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan


(20)

pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin maju agar dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan Tekhnologi yang berlaku.

B.Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui struktur organisasi.


(21)

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan

C.Job Description

Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit pada Dinas Perhubungan Kota Medan yang terdiri dari :

Kasi Parkir Khusus Kasi Managemen

Rekayasa & Lalu lintas

Kasi Keperlabuhan & Kebandarudaraan Kasi Tekhnik

Perbengkelan karoseri

Kasi Parkir Harian Wilayah - I Kasi Lalu Lintas &

Angkutan Laut Kasi Angkutan Darat

Kasi Pengembangan Pengujian Kendaraan

Bermotor

Kasi Parkir Harian Wilayah - II Kasi Penunjang &

Kes. Pelayanan Kasi Pengendalian &

Ketertiban Kasi Pengembangan Teknik Terminal Kepala Dinas Sekretaris Kasubag Keuangan Kasubag Umum Kasubag Program Kabid Parkir Kabid Hub. Laut &

Udara Kabid Tekhsapra

Angk. Darat

Kabid Lalin & Angk. Darat


(22)

Kepala Dinas

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.

a. Mengindentifikasi, menemukenali, serta memahami sistem transportasi kota berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan.

b.Menyusun siklus perencanaan dan penganggaran bidang perhubungan kota. c. Menyampaikan rancangan siklus perencanaan dan penganggaran bidang

perhubungan kota kepada Walikota Medan melalui Sekretaris Daerah untuk ditetapkan sebagai pola kebijakan transportasi berkelanjutan di Kota Medan. d. Mengidentifikasi, mendisposisi dan menugaskan tindak lanjut surat-surat

masuk kepada bawahan.

2.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan.

a. Mengidentifikasi, menyusun dan mengagendakan rapat-rapat perencanaan, pengendalian dan evaluasi rencana kebijakan sistem transportasi kota.

b. Menyelenggarakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi, perencanaan, pengendalian dan evaluasi serta implementasi kebijakan transportasi perkotaan yang diselenggarakan.

c. Menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi bakortib lalu lintas Kota Medan. d. Mendorong pelaksanaan pelayanan dan perizinan di bidang perhubungan

yang baik dan sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan.

a. Mengidentifikasi dan menemukenali kebutuhan keterampilan dan keahlian khusus yang diperlukan didalam pelaksanaan kebijakan


(23)

transportasi dan pelayanan perizinan kepada masyarakat.

b. Menyelenggarakan, mengikuti diklat peningkatan kemampuan khusus steakholder perhubungan.

c. Melakukan bimbingan kepada bawahan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi kerja

d. Melaksanakan fungsi reward dan punishment

e. Menetapkan jenis-jenis kebijakan transportasi yang akan dilaksanakan dan yang akan disusun.

f. Memberikan arahan proses penyelenggaraan perhubungan dan pelayanan perizinan di bidang perhubungan.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Menerima tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota medan secara tertulis.

b. Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota medan. c. Merumuskan tindak lanjut dari tugas-tugas lain yang diberikan.

d. Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan tindak lanjut. e. Memeriksa konsep bahan tindak lanjut sekaligus menyetujuinya dan atau

membuat catatan-catatan penyempurnaan untuk mendapatkan perbaikan kembali dari pelaksanaan.

f. Meneruskan saran tindak lanjut kepada walikota medan untuk mendapatkan tanggapan atau persetujuan.


(24)

Sekretaris

1. Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan.

a. Mengumpulkan dan menyusun data/informasi relevan sebagai bahan penyusunan rencana kerja kesekretariatan.

b. Mempelajari dasar – dasar regulasi penyelenggaraan tugas – tugas administrasi, keuangan dan penyusunan program.

2. Pengkoordinasian Penyusunan Perencanaan Program SKPD.

a. Menginventarisir materi dan jadwal rapat – rapat koordinasi penyusunan program SKPD.

b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan terkait dengan rapat – rapat koordinasi penyusunan program SKPD yang diperlukan.

3. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan SKPD. 4. Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan

Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Kasubbag Umum

1. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum. a. Mengidentifikasi dan mengenali tugas – tugas Sub. Bagian Umum.

b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum dan

mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan. c. Melaksanakan rencana kerja tahunan Sub. Bagian Umum.


(25)

kearsipan, perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan SKPD. a. Menugaskan penatausahaan surat masuk dan surat keluar.

b. Mempersiapkan isi ringkas surat masuk pada lembar disposisi. 3. Administrasi Kepegawaian.

a. Melakukan pencatatan atas kebutuhan pembinaan kepegawaian seperti jadwal kenaikan pangkat regular dan pilihan dan sebagainya.

b. Menginformasikan hak dan kewajiban kepegawaian kepada seluruh pegawai yang ada di lingkungan SKPD.

4. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

a. Mengumpulkan bahan – bahan pengembangan kelembagaan,

ketatalaksanaan dan kepegawaian.

b. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

5. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kasubbag Keuangan

1. Penyusunan rencana dan kegiatan Sub.Bagian Keuangan.


(26)

b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub Bagian keuangan dan mengajukan kepada atasan tanggapan dan persetujuan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

a. Mengumpulkan serta mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan Tugas-tugas Sub Bagian Keuangan.

b. Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas tugas Sub Bagian Keuangan.

3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.

a. Menugaskan peñata usahaan administrasi keuangan. b. Mempersiapkan administrasi/registrasi SP2D.

c. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara pengeluaran yang diketahui /disetujui oleh PPTK SKPD. d. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan

tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. 4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan. 5. Penyusunan laporan keuangan.

6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas. 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan


(27)

fungsinya.

Kasubbag Penyusunan Program

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program a. Mengidentifikasi dan Mengenali tugas-tugas Sub. Bagian penyusunan

program.

b. Mempersiapkan rencana kerja tahunan Sub. Bagian penyusunan program dan mengajukannya kepada atasan untuk mendapat tanggapan dan persetujuan.

c. Melaksanakan rencana kerja tahunan Sub. Bagian penyusunan program 2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program

Dinas.

a. Mengumpulkan dan mempelajari pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas Sub Bagian Penyusunan Program.

b. Membimbing unsur staf untuk memahami pedoman pelaksanaan dan teknis penyelenggaraan tugas-tugas sub bagian penyusunan program.

3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas.

a. Mempersiapkan rencana dan program tahunan dari masing-masing bidang (Sekretaris, Bidang Dinas) dan sub bidang (Kasubag/Kasi, Ka. UPTD) untuk dapat ditampung dalam bahan Musrenbang Kota Medan.

b. Mempersiapkan Bahan Rencana Kerja (Renja) SKPD setiap Tahun yang berasal dari usulan dan masukan Bidang/Sub Bidang Dinas Perhubungan Kota Medan.


(28)

c. Mengumpulkan usulan dan masukan dari hasil Musrenbang untuk disusun dalam penyusunan RKA SKPD Dinas Perhubungan Kota Medan.

d. Mempersiapkan Bahan RKA SKPD Dinas Perhubungan yang berasal dari masukan/usulan hasil musrenbang dan usulan Dinas Perhubungan yang berasal dari Bidang dan Sub Bidang Dinas Perhubungan Kota Medan.

e. Berkoordinasi dengan Bappeda Kota Medan untuk menyusun KUA PPAS Dinas Perhubungan Kota Medan.

4. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

a. Mempersiapkan laporan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang dihimpun dari bidang/sub bidang dinas

b. Mempersiapkan koreksi dan masukan kepada Sekretaris terhadap tugas/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program kegiatan dinas yang ditampung dalam DPA SKPD Dinas Perhubungan Kota Medan.

5. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

a. Mempersiapkan bahan laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Dinas ke Sekretariat Kota Medan secara Triwulan setiap tahun.

b. Mempersiapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Perhubungan setiap tahun.

c. Membuat laporan tertulis kepada Sekretaris terhadap kinerja program dan kegiatan yang dilaksanakan/belum dilaksanakan oleh bidang/sub bidang. 6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan


(29)

D.Jaringan Kegiatan

Dinas Perhubungan Kota Medan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan transportasi darat, laut dan udara.Instansi ini juga menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung transportasi.Dinas Perhubungan juga mengadakan kegiatan pembangunan di bidang perhubungan pos dan telekomunikasi.

E.Kinerja Kegiatan

Secara umum hasil pembangunan perhubungan tahun 2013 telah mengalami beberapa kemajuan, sedangkan target utama dari Rencana Kerja Dinas perhubungan Kota Medan adalah pengembangan fasilitas keselamatan lalu lintas jalan dengan pengadaan dan pemasangan rambu lalu lintas jalan, guard rail, marka jalan, delineator dan RPPJ, Pembangunan dermaga laut dan dermaga sungai serta Peningkatan dan pembangunan bandara – bandara.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2013 merupakan rencana tahun kedua pelaksanaan pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota MedanTahun 2012 – 2016. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2013 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Walikota Medan Tahun 2013, Rencana Pembangunan Jangka.

Menengah Daerah (RPJMD) 2012 - 2016 dan Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2012 – 2016, dimaksudkan untuk menjadi


(30)

acuan dalam pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan Kota Medan pada tahun 2013. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2013 berisi kebijakan pembangunan perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang akan dibiayai baik melalui APBD. Uraian ini akan diawali dengan kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai dengan tahun 2011 dan perkiraan tahun 2012 masalah dan tantangan yang harus dihadapi pada tahun 2013.

Dari perkembangan keadaan tersebut kemudian dirumuskan prioritas-prioritas pembangunan tahun 2013 dan sasaran pembangunan yang hendak dicapai pada masing-masing prioritas dengan mengacu kepada agenda pembangunan Dinas Perhubungan Kota Medan yang perlu diselesaikan pada tahun 2013. Dengan arah kebijakan pada masing-masing bidang pembangunan perhubungan, yang meliputi transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, dan kegiatan penunjang transportasi, selanjutnya disusun program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan pendanaan.

Tujuan disusunnya Renja Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD Kota Medan Tahun 2013 yang merupakan pegangan umum perencanaan bidang Perhubungan di Kota Medan, yang merupakan penjabaran Renstra Dinas Perhubungan Kota Medan dalam bentuk program aksi atau kegiatan yang lebih spesifik, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan, terkoordinir dengan baik dan merupakan bagian integral dari RPJMD.


(31)

DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Aktiva Tetap

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya termasuk data-data yang dikumpulkan oleh penulis beserta hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka pada bab ini penulis akan mencoba membahas objek penelitian yang dititik beratkan pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara. Begitu juga halnya dengan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.

Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai aktiva tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli dibidang akuntansi, antara lain :

Menurut Simamora (2009 : 297) aktiva tetap adalah “Aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu’’.


(32)

asset dan mendefinisikannya sebagai berikut : “Harta berwujud (tangible asset)

yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan merupakan pengeluaranyang nilainya besar atau material’’.

Adapun menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009 : 13) adalah “Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

Mulyadi (2007 : 236) Mengatakan aset tetap adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali’’.

Dari pengertian diatasdiperoleh suatu kesimpulan bahwa aset tetap mempunyai tiga sifat utama, yaitu :

1. Mempunyai kemungkinan masa manfaat di masa datang yang mempunyai kemampuan sendiri maupun kombinasi dengan aset lainnya untuk menyumbangkan aliran kas masuk di masa yang akan datang baik langsung maupun tidak langsung.

2. Suatu perusahaan dapat memperoleh manfat dan mengawasi manfaat tersebut.

3. Transaksi-transaksi tersebut menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat tersebut.

Suatu aset yang memiliki nilai uang dan berbentuk fisik yang menjadi milik perusahaan dinamakan aset berwujud misalnya tanah, gedung, mesin-mesin,


(33)

peralatan kantor, kendaraan dan lainnya. Aktiva tetap mempunyai kriteria antara lain berwujud, dimiliki oleh perusahaan, masa operasinya lebih dari jangka waktu relatif lama, nilainya besar dan tidak untuk dijual.

B. Jenis- jenis Aktiva Tetap

Jenis aset tetap di setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini disebabkan karena perbedaan jenis operasional yang dilakukan perusahaan. Secara umum, penggolongan aset tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang yaitu :

1. Substansi

Yaitu aktiva yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

Tangible fixed asset( aktiva berwujud )

Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan dan lainnya.

Intangible fixed asset ( aktiva tidak berwujud )

Contohnya goodwill, paten, copyright, franchise, lease hold, dan lainnya.

2. Umur

Pengkategorian aktiva tetap dari segi ini berguna untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan penyusuan terhadap harga perolehan, mengingat aktiva tetap memiliki masa manfaat yang berbeda-beda. Berdasarkan umurnya aktiva tetap terdiri dari :

• Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah.

• Aktiva tetap yang umurnya terbatas apabila sudah habis masa penggunaanya biasanya diganti dengan


(34)

jenis aktiva sejenis. Misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebeldan kendaraan.

• Aktiva tetap yang umurnya terbatasdan apabila sudah habis masa penggunaanya tidak dapat digantikandengan aktiva lain yang sejenis.

• Contohnya : sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan.

Menurut Mulyadi, (2007) aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dikelompokkan sebagai berikut :

a. Tanah dan pematangan tanah b. Gedung dan perbaikan gedung c. Mesin

d. Kendaraan-kendaraan

Dinas Perhubungan Kota Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori yang masing masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu:

1. Tanah

2. Bangunan/ gedung 3. Kendaraan

4. Peralatan

5. Inventaris kantor, seperti komputer, meja

Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Dinas Perhubungan Kota Medan aset tetap sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan


(35)

oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aktiva yang berwujud, yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kota Medan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

C. Macam-macam Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap juga dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud.

a. Aktiva tetap berwujud juga dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu : 1. Memiliki umur tidak terbatas seperti tanah.

2. Memiliki umur terbatas seperti gedung mesin, kendaraan, dan inventaris kantor.

b. Aktiva tetap tidak berwujud seperti renovaasi gedung.

D. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia, (2009 : 285) berpendapat bahwa : “ Biaya

perolehan suatu aktiva terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh msukan tidak boleh retribusi (non refundable), dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja


(36)

untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian’’. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara dengan pembelian, disumbangkan (hadiah), dan dibangun sendiri.

Dinas Perhubungan Kota Medan dalam perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Dengan pembelian secara tunai

Perolehan aktiva tetap yang dibeli secara tunai sebelumnya akan dicatat ke dalam bukubesar harian sebagai harga perolehannya. Harga perolehannya dibuat dengan menjumlahkan harga yang diberikan penjual ( harga faktur ) dengan seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan. Seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan dikapitulasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Potongan tunai yang diperoleh dari pembelian aktiva tetap merupakan pengurangan terhadap harga faktur tersebut.

Jika dalam suatu pembelian diperoleh suatu aktiva tetap seperti gedung atau tanah, maka perngalokasian harga perolehan dari aktiva tersebut didasarkan pada perbandingan nilai wajar dari masing-masing aktiva yang diperoleh. Dengan begitu aktiva tetap dapat diakui oleh perusahaan pada saat aktiva tetap tersebut diterima sebesar harga perolehannya. Menurut Warren, Reef dan Fees(2007 : 145) berpendapat bahwa “harga perolehan aktiva tetap mencakup segala pengeluaran yang perlu sampai aktiva tersebut dapat dipakai’’.

Jika perusahaan melakukan pembelian secara kredit, maka dalam akiva tetap yang bersangkutan dicatat sebesar nilai tunainya. Sedangkan selisih antara


(37)

tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga.

b. Dengan cara dibangun sendiri

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara dibangun sendiri oleh perusahaan didasarkan harga perolehannya berasal dari pemindah bukuan aktiva dalam pelaksanaanya yang kemudian dicatat pada saat laporan proyek selesai diperoleh dan berita acara serah terima dari pembuat aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan biaya perolehannya akan lebih rendah, selain itu kualitas aktiva tetap akan lebih baik.

E.Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasioanal perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari. Menurut IkatanAkuntan Indonesia, (2009 : 212) “ penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat’’.

Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagaai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Disamping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Menurut


(38)

Sofyan Harahap(2007 : 52) yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “ pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaanya’’. Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses hargaalokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain :

a. Depresi

Yaitu yang digunakan pada alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

b. Deplesi

Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam (wasting asset) yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

c. Amortisasi

Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan (penyusutan) untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periodik adalah :

1. Harga perolehan

Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan memperoleh aset sampai keadaan siap pakai.


(39)

Yaitu taksiran realisasi (penjualan) melalui kas aset tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saataset tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan operasi. Biaya yang disusutkan (depreciable cost) adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aset sebagai beban penyusutan.

3. Masa manfaat

Umur manfaat yang diperkirakan (expeted useful life) atas aset tetap juga harus diestimasi pada saat aset tersebut mulai digunakan.

Menurut Warren, et al ( 2005 : 395 ) beberapa faktor yang menyebabkan suatu aset tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

a. Faktor fisik

Aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deteroralitation and deacay), dan kerusakan merupaka faktor fisik yang dapat mengurangi fungsi aset tetap.

b. Faktor fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aset berupa ketidakmampuan aset memenuhi kebutuhan produsi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan teknologi yang menyebabkan suatu aset tidak ekonomis lagi apabila dipakai.


(40)

1. Metode Garis Lurus

Metode garis lurus (straight line method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama untuk setipa tahun selama masa kegunaan aset. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa biaya aset yang dapat disusutkan adalah Rp. 24.000.000, estimasi nilai residunya sebesar Rp. 2.000.000, dan estimasi masa kegunannya adalah lima tahun. Penyusutan tahuna dihitung sebagai berikut :

����� ��.24.000 .000−�������� ���������� ��.2.000 .

�������� ���� �������� ���� ��ℎ�� = penyusutan

tahunan Rp. 4.400.000

Saat aset hanya digunakan selama beberapa waktu dalam satu tahun, maka penyusutan dihitung secara proporsional. Sebagai contoh, diasumsikan tahun fiskal berakhir pada tanggal 31 desember dan aset dalam contoh diatas siap untuk menyediakan jasa pada tanggal 1 oktober. Penyusutan untuk tahun fiskal pertama adalah Rp1.100.000 ( Rp. 4.400.000 x 3/12 ).

2. Metode Unit Produksi

Metode unit produksi (units of production method) menghasilkan jumlah penyusutan yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap unitkapasitas yang digunakan oleh aset. Contohnya, diasumsikan sebuah mesin dengan biaya sebesar Rp. 24.000.000 dan estimasi nilai residu sebesar Rp. 2.000.000 diharapkan memiliki nilai estimasi masa kegunaan 10.000 jam operasi. Penyusutan untuk unit satu jam dihitung sebagai berikut :


(41)

�������. 24.000.000− ���������������������. 2.000.000 �������� 10.000 ���

= penyusutan per jam Rp. 2.200

Diasumsikan mesin beroperasi selama 2.100 jam dalam setahun, aka penyusutan untuk tahun tersebut adalah rp. 4.620.000 ( Rp. 2.200 x 2.100 ).

3. Metode Saldo Menurun Ganda

Metode saldo menurun ganda (double declining balanca method) menghasilkan beban periodik yang semakin menurun selama estimasi masa kegunaan aset. Dalam penerapannya, tingkat saldo menurun ganda ditentukan dengan menggandakan tingkat garis lurus. Sebagai ilustrasi, diasumsikan sebuah aset memiliki masa kegunaan lima tahun. Tingkat saldo menurun ganda sebesar 40% ditentukan sebagai berikut :

Tingkat Saldo Menurun Ganda = Tingkat Garis Lurus x 2 = ( 1/5 )x 2 = 20% x 2

= 40%

Untuk tahun pertama kegunaannya, biaya aset dikalikan dengan tingkat penyusutan saldo menurun ganda. Setelah tahun pertama, nilai buku (book value) yaitu biaya yang dikurangi akumulasi penyusutan yang menurun dikalikan dengan tingkat ini. Sebagai ilustrasi, penyusutan saldo menurun ganda tahunan


(42)

untuk sebuah aset dengan estimasi masa kegunaan lima tahun dan biaya sebesar Rp. 24.000.000 adalah seperti berikut :

Tabel 3.1

Metode Saldo Menurun Ganda

( Dalam Jutaan Rupiah )

T a h u n

Biaya Akumulasi

penyusuta n pada awal tahun Nilai buku pada awal tahun Tingkat saldo menurun ganda Penyusut an Nilai buku pada akhir tahun

1 24.000 - 24.000 x 40% 9.600 14.400

2 24.000 9.600 14.400 x 40% 5.760 8.640

3 24.000 15.360 8.640 x 40% 3.456 5.184

4 24.000 18.816 5.184 x 40% 2.073 3.110

5 24.000 20.889 3.110 x 40% 1.110 2.000

Perlu diketahui bahwa saat metode saldo menurun ganda digunakan, estimasi nilai residu tidak dipertimbangkan dalam menentukan tingkat penyusutan dan menghitung penyusutan periodik. Akan tetapi, aset tidak perlu disusutkan dibawah estimasi nilai residunya. Dalam contoh diatas, estimasi nilai residu

adalah Rp. 1.110 ( Rp. 3.110 – Rp. 2.000), bukan Rp. 1.244 ( 40% x Rp. 3.110 ). Dalam contoh diatas, kita asumsikan bahwa penggunaan pertama aset terjadi pada awal tahun fiskal. Akan tetapi, ini bukanlah hal yang biasa terjadi dalam


(43)

praktiknya, dan penyusutan untuk setengah tahun pertama harus dihitung.

F. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap

Berdasarkan riset yang telah penulis lakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan, penulis mendapat gambaran mengenai pengelolaan aset tetap yang dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :

1. Cara perolehan Aset Tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan

Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan bagian dari Pemerintahan Kota Medan dalam penyusunan anggaran pun sama seperti halnya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan merancang anggaran pengeluaran APBD (Belanja Tidak Langsung):

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

c. Barang dan Jasa (221)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakuan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti perlengkapan kantor, serta


(44)

biaya air listrik, dan telepon. d. Belanja Modal (522)

Pegeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain sebagainya.

Prosedur perealisasian aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan :

1. Penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) oleh Dinas Perhubungan Kota Medan .

RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) ini merupakan kebutuhan yang diminta setiap unit untuk digunakan dalam kegiatan di kantor maupun dilapangan.

2. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

DPAyang disahkan ini terdiri dari anggaran pengeluaran yang telah disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Medan:

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan


(45)

membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

c. Barang dan Jasa ( 221 )

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakuan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti perlengkapan kantor, serta biaya air listrik, dan telepon.

d. Belanja Modal (522)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain sebagainya.

3. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPD (Surat Pengesahan Dana).

4. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar) sesuai dengan SPD yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan .

5. Walikota Medan mengeluarkan SP2D (Surat Peritah Pencairan Dana) kepada Dinas Perhubungan Kota Medan untuk perealisasian kegiatan dari SPP yang telah diajukan (diantaranya pengadaan inventaris).


(46)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada Dinas Perhubungan Kota Medan, maka pada babIV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :

1. Dinas Perhubungan Kota Medan memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai dan bekerja sama dengan pihak ketiga ( pemborong). 2. Dinas Perhubungan tidak melakukan proses penghitungan penyusutan,

karena yang melakukan proses penyusutan adalah Bagian Aset yang berada di kantor Walikota Medan.

3. Penggantian aset tetap Dinas Perhubungan Kota Medan tidak dapat dijual, dibuang, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset tetap tersebut merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan, meskipun aset tersebut telah usang, rusak maupu tidak fungsional lagi.

4. Sistem pengendalian internal aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan sudah dijalankan dengan cukup baik, tetapi masalah penyusutan aset tetap masih tidak bisa dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.


(47)

2. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat memberikan manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur perealisasian aset tetap yang dijalankan Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Walikota Medan seharusnya mendorong Dinas Perhubungan Kota Medan untuk segera merumuskan peraturan mengenai penyusutan aset tetap Dinas Perhubungan Kota Medan, sehingga aset tetap yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Medan dapat dihitung seberapa lama estimasi masa manfaatnya, supaya tercapai keseimbangan kondisi antara kondisi aset tetap dengan nilai akuntansi yang ada di laporan anggarannya.

3. Sistem pengendalian internal aset tetap seharusnya dilakukan, misalnya dengan membentuk bagian khusus yang menangani seluruh aset tetap seperti melakukan pemeriksaan fisik secara periodik terhadap aset tetap tersebut kemudian membandingkan dengan catatan akuntansinya. Hal ini sangat penting karena aset tetap merupakan harta perusahaan yang jumlahnya besar. Tanpa keberadaan aset tetap tersebut, perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan. Safri. 2002.Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan IV Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hermanto, 2001, Sistem Pengendalian Internal , Edisi Kelima, Penerbit FE USU, Medan.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerit Salemba Empat.

James, Warren.M.Reeve. 2008. Pengantar Akuntansi: Salemba Empat.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002 : Jakarta.

..., 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aset_tetap


(1)

praktiknya, dan penyusutan untuk setengah tahun pertama harus dihitung.

F. Unsur Pengendalian Internal Aset Tetap

Berdasarkan riset yang telah penulis lakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan, penulis mendapat gambaran mengenai pengelolaan aset tetap yang dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :

1. Cara perolehan Aset Tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan

Dinas Perhubungan Kota Medan yang merupakan bagian dari Pemerintahan Kota Medan dalam penyusunan anggaran pun sama seperti halnya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan merancang anggaran pengeluaran APBD (Belanja Tidak Langsung):

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

c. Barang dan Jasa (221)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakuan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti perlengkapan kantor, serta


(2)

biaya air listrik, dan telepon. d. Belanja Modal (522)

Pegeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain sebagainya.

Prosedur perealisasian aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan :

1. Penyusunan RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) oleh Dinas Perhubungan Kota Medan .

RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) ini merupakan kebutuhan yang diminta setiap unit untuk digunakan dalam kegiatan di kantor maupun dilapangan. 2. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran) yang disahkan oleh pejabat yang

berwenang.

DPAyang disahkan ini terdiri dari anggaran pengeluaran yang telah disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Medan:

a. Belanja Pegawai (511)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan membayar gaji PNS yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

b. Honorarium (521)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan


(3)

membayarkan honor pegawai non PNS ( honorer ) yang bekerja di Dinas Perhubungan Kota Medan tersebut.

c. Barang dan Jasa ( 221 )

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja barang dan jasa habis pakai yang dilakuan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti perlengkapan kantor, serta biaya air listrik, dan telepon.

d. Belanja Modal (522)

Pengeluaran rutin yang dianggarkan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan untuk membayar segala belanja modal yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan, seperti pembelian aset tetap, dan lain sebagainya.

3. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPD (Surat Pengesahan Dana).

4. Dinas Perhubungan Kota Medan mengajukan SPP (Surat Perintah Pembayaran) dan SPM (Surat Perintah Membayar) sesuai dengan SPD yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan .

5. Walikota Medan mengeluarkan SP2D (Surat Peritah Pencairan Dana) kepada Dinas Perhubungan Kota Medan untuk perealisasian kegiatan dari SPP yang telah diajukan (diantaranya pengadaan inventaris).


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab terdahulu serta hasil penelitian pada Dinas Perhubungan Kota Medan, maka pada babIV ini penulis akan mencoba mengambil kesimpulan yang penulis anggap penting bagi pihak Dinas Perhubungan Kota Medan, yaitu :

1. Dinas Perhubungan Kota Medan memperoleh aset tetap dengan cara pembelian tunai dan bekerja sama dengan pihak ketiga ( pemborong). 2. Dinas Perhubungan tidak melakukan proses penghitungan penyusutan,

karena yang melakukan proses penyusutan adalah Bagian Aset yang berada di kantor Walikota Medan.

3. Penggantian aset tetap Dinas Perhubungan Kota Medan tidak dapat dijual, dibuang, ataupun ditukar dengan aset lain, karena aset tetap tersebut merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan, meskipun aset tersebut telah usang, rusak maupu tidak fungsional lagi.

4. Sistem pengendalian internal aset tetap di Dinas Perhubungan Kota Medan sudah dijalankan dengan cukup baik, tetapi masalah penyusutan aset tetap masih tidak bisa dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Medan.


(5)

2. Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir ini penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis, yang kiranya dapat memberikan manfaat dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur perealisasian aset tetap yang dijalankan Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Walikota Medan seharusnya mendorong Dinas Perhubungan Kota Medan untuk segera merumuskan peraturan mengenai penyusutan aset tetap Dinas Perhubungan Kota Medan, sehingga aset tetap yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Medan dapat dihitung seberapa lama estimasi masa manfaatnya, supaya tercapai keseimbangan kondisi antara kondisi aset tetap dengan nilai akuntansi yang ada di laporan anggarannya.

3. Sistem pengendalian internal aset tetap seharusnya dilakukan, misalnya dengan membentuk bagian khusus yang menangani seluruh aset tetap seperti melakukan pemeriksaan fisik secara periodik terhadap aset tetap tersebut kemudian membandingkan dengan catatan akuntansinya. Hal ini sangat penting karena aset tetap merupakan harta perusahaan yang jumlahnya besar. Tanpa keberadaan aset tetap tersebut, perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan. Safri. 2002.Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan IV Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hermanto, 2001, Sistem Pengendalian Internal , Edisi Kelima, Penerbit FE USU, Medan.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerit Salemba Empat.

James, Warren.M.Reeve. 2008. Pengantar Akuntansi: Salemba Empat.

Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, 2002 : Jakarta.

..., 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aset_tetap