Analisis Kuadran Persepsi dan Preferensi Masyarakat Tentang Aspek Perancangan Kota

95

4.5 Analisis Kesenjangan Gap Tentang Aspek Perancangan Kota

Hasil analisis gap yang dilakukan terhadap persepsi dan preferensi masyarakat terhadap variabel-variabel dari aspek perancangan kota dengan penilaian perbandingan kondisi, memperlihatkan bahwa pada umumnya masih di bawah harapan responden. Variabel-variabel yang memiliki selisih bobot di bawah nilai rata- rata adalah ruko, fisik museum dan papan iklan ruko. Gambar 4.12 Gap Persepsi dan Preferensi Masyarakat Tentang Aspek Perancangan Kota Dalam Upaya Pelestarian Kota Lama Tangerang -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Keterangan: 1.Ruko 9. Papan iklan di ruko 2. Permukiman 10. Rambu-rambu 3. Klenteng 11. Papan Informasi 4. Fisik Museum 12. PKL 5. Taman Bermain 13. Koleksi Museum 6. Ruang Terbuka Hijau 14. Even-even 7. Trotoar 15. Pasar Tradisional 8. Gang 96 Dari Gambar 4.12. tersebut dapat dilihat bahwa kesenjangan yang terbesar terjadi pada variabel papan iklan di ruko, sedangkan kesenjangan terkecil terjadi pada fisik museum. Sementara variabel yang tidak memiliki kesenjangan adalah permukiman, klenteng, taman bermain, RTH, trotoar, gang, rambu-rambu, papan informasi, PKL, koleksi museum, even-even, dan pasar tradisional. ✁

BAB V KESIMPULAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari persepsi dan preferensi masyarakat tentang aspek perancangan kota dalam upaya pelestarian Kota Lama Tangerang. Selain itu pada bagian ini akan dikemukakan juga rekomendasi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merevitalisasi kawasan Kota Lama Tangerang agar dapat melakukan pelestarian dan pengembangan yang diprioritaskan dalam aspek perancangan kota yang menurut persepsi dan preferensi masyarakat masih di bawah harapan responden. Pada bagian akhir akan dikemukakan kelemahan studi dan usulan studi lanjutan.

5.1 Kesimpulan

Bagian ini merupakan akhir dari keseluruhan pembahasan yang telah dilakukan. Oleh karena itu dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa persepsi dan preferensi masyarakat terhadap aspek perancangan kota dalam upaya pelestarian kota lama belum terpenuhi dan belum sesuai harapan. Dimulai dari aspek building form and massing, untuk sub variabel ruko persepsi masyarakat menilai bahwa kondisi ruko cukup buruk namun preferensi masyarakat menilai ruko tidak terlalu penting. Untuk sub variabel permukiman persepsi masyarakat menilai kondisi buruk dan preferensi masyarakat menilai bahwa permukiman penting. Untuk sub variabel klenteng persepsi masyarakat menilai kondisi klenteng sedang dan preferensi masyarakat menilai bahwa klenteng sangat penting. Untuk sub variabel fisik museum, persepsi masyarakat menilai kondisi fisik museum sangat baik dan preferensi masyarakat menilai bahwa fisik museum penting. Untuk aspek Open Space dari sub variabel Taman bermain persepsi masyarakat menilai buruk dan preferensi masyarakat menilai bahwa taman bermain sangat penting, untuk sub variabel ruang terbuka hijau persepsi masyarakat menilai buruk dan preferensi masyarakat menilai bahwa ruang terbuka hijau penting.