Signage Papan Informasi Activity Support Kegiatan Pendukung

salah satu elemen peran fungsi kegiatan umum ru Sumber: Survey 2012 Sumber: Survey 2012 Untuk gambar kondisi Tangerang dapat dilihat Ga Sumber: Survey 2012 Sumber: Survey 2012 Activity support atau ke lima PKL, museum da Tangerang. Untuk Le Pendukung di kawasan K rancangan kota sangat berkaitan dengan pertumbuh ruang kota Gambar 3.10 kegiatan PKL kondisi eksisting dari activity support di Kawasan hat pada gambar 3.10, dan 3.11. Gambar 3.11 Museum Benteng Heritage Tabel 3.7 kegiatan pendukung di Kota Tangerang terdiri pe dan even-even yang diselenggarakan di Kawasa Lebih jelasnya mengenai Activity Support a n Kota Lama Tangerang dapat dilihat pada tabel 3.7 67 umbuhan fungsi- an Kota Lama pedangang kaki san Kota Lama atau Kegiatan l 3.7 68 Tabel 3.7 Potensi dan Permasalahan Tentang Aspek Activity Support Kegiatan Pendukung Jenis Potensi Masalah Kegiatan Pendukung PKL PKL atau Pedagang Kaki Lima adalah kegiatan pendukung untuk meramaikan kawasan sebagai aktivitas perekonomian. Di kawasan Kota Lama Tangerang, PKL menimbulkan kesemrawutan pergerakan seperti memakai jalur pejalan kaki untuk berjualan, sehingga mengganggu pergerakan pejalan kaki Museum Museum di kawasan Kota Lama Tangerang berfungsi sebagai tempat informasi tentang sejarah Kota Lama Tangerang ini. tidak adanya signage atau papan penanda menuju kawasan ini, banyak masyarakat yang mengunjungi Kota Lama Tangerang ini tidak tahu. Sumber: Analisis 2012 Selain itu, di Kota Lama Tangerang juga terdapat even-even yang juga bisa dikategorikan kegiatan pendukung. Kegiatan pendukung ini juga bisa disebut kegiatan pendukung khusus. Kegiatan pendukung khusus ini terdiri dari even-even yang diselenggarakan di Kawasan Kota Lama Tangerang ini, yang perayaannya sesuai dengan adat setempat. Tabel 3.8 Potensi dan Permasalahan Tentang Aspek Activity Support Kegiatan Pendukung khusus Kegiatan Pendukung Potensi Permasalahan Kegiatan Pendukung Imlek Merupakan salah satu perayaan besar bagi warga etnis cina, begitu pula di Kota Lama Tangerang. Perayaan besar pasti ada 69 Kegiatan Pendukung Potensi Permasalahan Khusus di kawasan ini, dan ditunggu-tunggu bagi masyarakat Kota Tangerang . Cap Go meh Perayaan yang paling ditunggu-tunggu bagi masyarakat tangerang baik yang etnis Cina maupun yang bukan. Menyajikan pagelaran barongsai dan liong. Pe Chun Perayaan perahu naga, setiap 2 tahun sekali, lomba perahu naga ini rutin diadakan di Kota Tangerang Gotong Toapekong Berbeda dengan kebanyakan kelenteng yang ada di Indonesia dan di negeri Tiongkok, Kelenteng Boen Tek Bio mempunyai satu tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun, yaitu apa yang dikenal dengan nama Gotong atau Arak-arakan toapekong Keunikannya terletak pada upacara adat ini. Gotong Toapekong hanya diadakan di kalangan masyarakat Cina Benteng bahkan di Tiongkok pun upacara ini tidak ada. Inilah salah satu tradisi yang paling menonjol dalam kebudayaan tradisi masyarakat Cina Benteng. Upacara ini dilaksanakan 12 tahun sekali, terakhir upacara ini dilaksanakan pada tahun 2000, untuk itu merupakan suatu upacara yang paling ditunggu-tunggu. Prosesi dilakukan di dalam dan di luar Kelenteng karena Toapekongnya diarak di jalan sekitar permukiman Cina Benteng di Pasar Lama ini. Festival Cisadane Festival yang selalu rutin diadakan, festival ini bertujuan untuk mengenalkan masyarakat tentang sejarah Kota Lama Tangerang yang merupakan asal usul berkembangnya Kota Tangerang. Sumber: Analisis 2012 Dari tabel di atas kegiatan pendukung khusus juga meliputi budaya masyarakat setempat. Potensi sosial budaya di kawasan kota lama sangatlah beragam terutama di Pusat Kota Lama. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim di pusat kota 70 lama terdiri dari beragam etnis dan berdasarkan sejarahnya bahwa Pusat Kota lama merupakan cikal bakal Kota Tangerang. Memungkinkan terjadinya akulturasi budaya yang tinggi. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya jenis kesenian dan kegiatan budaya yang beragam. Potensi ini mampu menunjang kawasan pusat Kota Lama sebagai kawasan wisata keunikan lainnya adalah pola pemukiman Cina Benteng yang dikenal dengan pemukiman petak Sembilan. Untuk gambar tentang activity support mengenai kegiatan pendukung khusus dapat dilihat pada gambar 3.12 Gambar 3.12 Kegiatan Pendukung Khusus Sumber: Survey 2012 Di bidang kesenian, mereka memainkan musik gambang kromong yang merupakan bentuk lain akulturasi masyarakat Cina Benteng. Sebab, gambang kromong selalu dimainkan dalam pesta-pesta perkawinan, umumnya diwarnai tari cokek yang sebenarnya merupakan budaya tayub masyarakat Sunda pesisir seperti Indramayu. Masyarakat Cina yang tinggal di Tangerang terutama di Kawasan Kota Lama dikenal dengan sebutan masyarakat Cina Benteng. Masyarakat Cina Benteng sudah beralkulturasi dan beradaptasi dengan lingkungan dan kebudayaan lokal, saling menghargai keberagaman etnis dalam kehidupan sehari-hari masih dipertahankan dan melestarikan adat istiadat. Bentuk akulturasi budaya lainnya dalam bentuk kerukunan beragama terbukti dalam satu pemukiman terdapat empat jenis fasilitas peribadatan klenteng BoenTek Bio, Vihara padumutharra, Khong Chu Bio dan Masjid kali Pasir 71 seperti tergambarkan di bawah ini. Masing-masing fasilitas peribadatan tersebut memiliki keunikan dan cerita sejarah yang mendukung sebagai kegiatan wisata budaya.. 72

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG

ASPEK PERANCANGAN KOTA Dalam pembahasan bab ini akan menjelaskan persepsi dan preferensi masyarakat, analisis gap dan analisis kuadran. Dari hasil survey yang dilakukan, diperoleh data tentang aspek-aspek perancangan kota di Kawasan Kota Lama Tangerang, yang terdiri dari beberapa variabel, yaitu ruko, permukiman, klenteng, museum untuk aspek Building Form And Massing. Taman bermain, ruang terbuka hijau untuk aspek Open Space. Trotoar, gang untuk aspek Pedestrian Ways. Papan iklan ruko, rambu- rambu, papan informasi untuk aspek Signage. PKL, museum, even-even, pasar tradisional untuk aspek Activity Support. Variabel-variabel aspek perancangan kota yang dipilih tersebut sesuai dengan kondisi eksisting di Kawasan Kota Lama Tangerang.

4.1 Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Aspek Perancangan Kota

Data mengenai persepsi masyarakat ini didapat dari 30 responden. Perhitungan untuk bobot nilai dilakukan dengan menggunakan skala linkert, untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Bobot Persepsi Masyarakat Skala Linkert Sumbu X Persepsi Bobot Sangat Baik SB 5 Baik B 4 Sedang S 3 Buruk b 2 Sangat Buruk sb 1 73 Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah bobot penilaian kinerjapersepsi untuk setiap variabel. Adapun Langkah selanjutnya dalam analisis persepsi ini adalah: 1. menghitung jumlah bobot penilaian kinerjapersepsi untuk setiap variabel, 2. menghitung rata-rata tingkat persepsi untuk keseluruhan variabel.

4.1.1 Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Aspek Building Form and Massing

Setelah pengambilan sampel sebanyak 30 responden tentang aspek building form and massing, perhitungan dilakukan dengan menggunakan skala linkert dan menghitung jumlah bobot penilaian kinerjapersepsi untuk setiap variabel. Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tingkat persepsi untuk keseluruhan variabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.1. Pada Tabel 4.2 dan gambar 4.1 menunjukkan secara keseluruhan mengenai persepsi masyarakat tentang building form and massing, yang atributnya terdiri dari ruko, permukiman, klenteng, dan museum. Pengambilan penilaian dari persepsi masyarakat ini adalah dengan membandingkan kondisi pada setiap variabel. Dari variabel kondisi ruko yaitu tentang kondisi fisik bangunan dan ciri khas bangunan, responden rata- rata menilai kondisi ruko baik. variabel kondisi permukiman yaitu tentang kondisi fisik bangunan, keindahan bangunan dan ciri khas arsitekturnya, responden menilai rata-rata buruk ini dikarenakan kondisi rumah-rumah di permukiman tidak terawat ataupun rusak sebagian responden juga menilai rumah-rumah di kawasan permukiman sangat baik dikarenakan ciri khas arsitektur bergaya Cina yang masih terjaga yang membuat kawasan permukiman masih menunjukkan identitas kawasan pecinannya. Untuk variabel kondisi klenteng rata-rata responden menilai kondisi klenteng sangat baik. Begitu juga variabel kondisi museum responden menilai kondisi bangunan klenteng baik. 74 Tabel 4.2 Bobot Persepsi Masyarakat Tentang Aspek Building Form and Massing Variabel persepsi Jumlah bobot X SB 5 B 4 S 3 B 2 Sb 1 Ruko 20 40 24 12 2 98 3,3 Permukiman 25 16 15 32 88 2,9 Klenteng 65 52 12 129 4,3 Museum 150 150 5,0 Sumber: Analisis Dari tabel di atas jika dikaitkan dengan kondisi eksisting sangat jelas bahwa museum dan klenteng yang mendapatkan bobot nilai paling tinggi memang memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat sebagai identitas kawasan Kota Lama Tangerang. Sedangkan untuk permukiman masyarakat menilai, bangunan memang memiliki gaya arsitektur yang berciri khas Cina, namun kondisi yang tidak terawat membuat ciri khas itu hilang. Untuk bangunan ruko berbeda dengan permukiman yang masih memiliki gaya arsitektur khas Cina, bangunan ruko di Kawasan Kota Lama Tangerang lebih cenderung bergaya modern, bangunan-bangunan ruko yang dahulu bergaya cina kini telah dirubah. Walaupun begitu kondisi bangunan ruko berada dalam kondisi yang terawat dan baik. Gambar 4.1 Bobot Persepsi Masyarakat Tentang Aspek Building Form and Massing 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 Ruko Permukiman Klenteng Museum Persepsi Masyarakat Tentang Aspek Building Form and Massing