Persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di Kota Tangerang Selatan

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh ANGGA MAHARDIKA

NIM 109015000110

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

Angga Mahardika (109015000110). Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial Di Kota Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fasilitas sosial merupakan elemen penting yang ada di setiap kota. Keberadaannya sangat bisa membantu aktivitas masyarakat dalam kesehariannya. Namun terkadang keberadaan fasilitas sosial di sebagian kota tidak terlalu mendapat perhatian dari pemerintah setempat, sehingga menyebabkan fasilitas sosial yang ada menjadi tidak terawat. Kota Tangerang Selatan yang telah mengalami pertumbuhan yang pesat pasti memiliki fasilitas-fasilitas sosial di dalamnya. Tangerang Selatan yang telah berdiri menjadi kota sendiri sejak 2008 silam memiliki banyak pertumbuhan serta perkembangan terutama di sektor fasilitas sosialnya di bandingkan pada saat Tangerang Selatan masih menjadi satu di Kabupaten Tangerang. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di Kota Tangerang Selatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di Kota Tangerang Selatan setelah menjadi kota sendiri.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Populasi penelitian meliputi seluruh penduduk yang berada di Kota Tangerang Selatan. Penentuan sampel ditentukan berdasarkan jumlah kepala keluarga yang diambil secara acak proporsional. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penyebaran angket sebanyak 15 item sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan rumusan prosentase kemudian diolah dan diinterpretasikan dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, fasilitas sosial yang meliputi aspek pendidikan, kesehatan, transportasi, keagamaan serta pasar cukup baik menurut penilaian masyarakat. Ini dapat terlihat dari perhitungan rumus yang menunjukan bahwa fasilitas sosial yang ada di Kota Tangerang Selatan sudah


(6)

of Tarbiyah and Teaching Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Social facilities is an important element that exists in every city. Existence is able to assist people in their daily activities. But sometimes the existence of social facilities in most cities are not too get attention from the local government, thus causing existing social facilities be maintained. South Tangerang city that has experienced rapid growth definitely has social facilities in it. South Tangerang city that has become a stand alone since 2008 has a lot of growth and development, especially in the sector of social facilities in South Tangerang compare when they become one in the Tangerang Regency. It is a problem in this study is how the public perception of social facilities in South Tangerang City. The objectives to be achieved is to determine how the public perception of social facilities in South Tangerang City after becoming its own city.

The method used in this study is descriptive analysis. The study population includes the entire population residing in South Tangerang City. Determination of the sample is determined by the number of household heads randomly drawn proportionally. Data collection techniques are as many as 15 items questionnaire data analysis techniques performed while using the percentage formula is then processed and interpreted using frequency distribution formula.

Based on the research that has been conducted, which covers aspects of social facilities of education, health, transportation, religion and the market is quite good in the community assessment. It can be seen from the calculation formula which shows that the existing social facilities in South Tangerang City is Good enough ( 70.32 ).


(7)

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya yang dianugrahkan. Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan para umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial Di Tangerang Selatan”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan dan belum mencapai hasil yang sempurna. Perjalanan panjang penulis dalam usaha menyelesaikan penulisan skripsi ini diwarnai dengan segala keterbatasan penulis, tantangan dan penuh perjuangan yang harus penulis hadapi, dalam penulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan serta keikhlasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D, Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.pd., Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberi pelayanan serta dukungan selama mengikuti proses belajar mengajar.

3. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini atas kesabaran beliau dalam memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis.

4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

5. Seluruh staf kantor Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan data-data kepada penulis untuk pembuatan skripsi ini. 6. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Suharmani dan Ibunda

Giani Setiani Budhi, yang selalu memberikan yang terbaik bagi ananda, dengan penuh kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dalam mendidik ananda dari kecil hingga besar seperti sekarang ini.

7. Saudaraku, Fenti Maharani yang telah memberikan semangatnya.

8. Sahabat-sahabatku anak D’JAVA, Fikri Faisal Adli, Kunarto Sarwo Sayogo, Andhika Tri Laksono, yang menjadi teman touring dan juga menjadi penyemangat serta penghibur. Mudah-mudahan selalu mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.

9. Sahabatku, Ricky Pratama Putra, Ikbal Munajat, Muhammad Haqul Mubin, Akhmad Asep Erista, Alvin Hidayat, Muhammad Mahbub Jaelani, Kharis Agustiar, Anggi Sanjaya, yang menjadi penyemangat, penghibur, serta memberikan bantuan moril dan material. Mudah-mudahan selalu mendapatkan keridhoan dari Allah SWT baik di dunia maupun akhirat. 10.Teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2009 yang

telah menjadi teman seperjuangan dalam menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11.Dan semuanya yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis bertawakal, semoga jasa mereka semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah sederhana ini memberikan manfaat bagi yang meluangkan waktunya untuk membaca.

Jakarta, Desember 2013 Penulis


(9)

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ……… v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Masalah ... ... 1

B. Permasalahan ... 7

1. Identifikasi Masalah ... 7

2. Pembatasan Masalah ... 7

3. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Signifikansi ... 8

BAB II : TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teoritis ... 9

1. Deskripsi Teoritis ... 9

a. Pengertian Persepsi ... 9

b. Fasilitas Sosial ... 12

1) Fasilitas Pendidikan ... 13

- Sekolah ... 14

2) Fasilitas Kesehatan ... 20

- Rumah Sakit ... 20

3) Fasilitas Peribadatan ... 23

- Masjid ... 24

- Gereja ... 24

4) Fasilitas Transportasi dan Angkutan Umum ... 25

- Transportasi Angkutan Umum ... 25

5) Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga ... 27

- Pasar ... 28

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 30


(10)

C.

Teknik Pengumpulan Data ... 34

D.

Populasi Dan Sampel ... 35

E.

Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 40

F.

Interpretasi Data ... 41

G.

Kisi-kisi Angket ... 42

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A.

Sejarah Kota Tangerang Selatan ... 44

B.

Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan ... 44

C.

Analisis Data ... 46

D.

Analisis Kerangka Konseptual ... 56

E.

Analisis Hasil Penelitian ... 57

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 60


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pembangunan itu bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil, makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan itu merupakan rangkaian perbaikan taraf hidup manusia. Dari pembangunan itu dapat membuahkan banyah hasil bagi kehidupan masyarakat, namun terkadang pembangunan yang dilakukan masih belum merata.

Di dalam kehidupan tentu kita sebagai manusia tidak pernah terlepas dari penggunaan fasilitas sosial atau fasilitas umum yang ada di sebuah kota. Sebuah kota akan terlihat berkembang apabila fasilitasnya yang adapun ikut berkembang. Layaknya seperti kota-kota yang sudah berkembang pesat terlebih dahulu, Tangerang Selatan pun sedang melakukan tahap perkembangan, baik dari segi tata ruang kotanya ataupun ketersediaan fasilitas sosialnya.

Seiring dengan perjalanan dari waktu ke waktu, pada umumnya kota Provinsi dan Kabupaten/Kota mengalami jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk tersebut harus diimbangi dengan penyediaan berbagai fasilitas. Tampaknya keadaan itu tidak sebanding dan tidak jarang terjadi pada fasilitas sosial. Fasilitas pelayanan sosial yang dimaksud adalah ketersediaan fasilitas pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih, perumahan, olahraga dan fasilitas pelayanan keagamaan.

Fasilitas sosial merupakan salah satu bagian terpenting bagi manusia dan juga bagi sebuah kota. Melalui fasilitas sosialnya suatu kota dapat terlihat apakah sudah tumbuh dan berkembang dengan baik atau belum, melalui fasilitas sosialnya sebuah kota dapat dilihat maju atau tidak.


(12)

Peranan fasilitas sosial juga sama sekali tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Keberadaan fasilitas sosial didalam sebuah kota sangatlah penting, karena merupakan sarana umum yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga keberadaan serta kenyamanan juga harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah agar fasilitas sosial yang ada dapat melayani masyarakat dengan baik.

Menurut peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 1987, tentang penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, termuat definisi fasilitas sosial, yaitu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan permukiman yang meliputi: fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekreasi dan budaya, olahraga dan taman bermain, pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman umum. Sedangkan prasarana lingkungan meliputi jalan, saluran pembuangan air limbah dan saluran pembuangan air hujan serta utilitas umum terdiri dari jaringan air bersih, jaringan listrik, gas, telepon, kebersihan/pembuangan sampah dan pemadam kebakaran.1

Didalam sebuah kota ketersediaan fasilitas sosial sangatlah dibutuhkan keberadaannya. Fasilitas sosial sangatlah berperan penting bagi tumbuh dan berkembangnya suatu kota. Ketersediaan fasilitas sosial seperti Rumah Sakit, Sekolah serta Jalan sangatlah dibutuhkan bagi masyarakat banyak. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka ketersediaan fasilitas sosial yang adapun akan semakin dibutuhkan.

Arti definisi/pengertian fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial (fasos) adalah seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya.2

1Usep Surahman, Artikel Fasilitas Sosial Tanggung Jawab Siapa, h. 1, (http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/Jur.Pend.Teknik Arsitektur).

2Pengertian Fasilitas umum dan Fasilitas Sosial, h.1, (http://organisasi.org/arti-pengertian-fasilitas-umum-dan-fasilitas-sosial-perbedaan-fasum-fasos).


(13)

Layaknya seperti kota-kota yang ada di Indonesia. Banyak kota-kota di Indonesia yang telah berkembang pesat akibat dari suksesnya perencanaan serta pembangunanya yang baik. itupun tidak terlepas dari perencanaan yang baik serta ketepatan dalam menentukan dimana seharusnya membangun saran serta prasarana yang menunjang kota-kota tersebut. Seperti halnya kota, fasilitas sosialpun dapat berkembang. Fasilitas sosial dapat berkembang seiring dengan berkembang atau bertambahnya jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk maka fasilitas sosialnyapun akan semakin dibutuhkan. Seiring dengan berkembangnya sebuah kota, maka akan berdampak pada pertumbuhan penduduk serta fasilitas sosialnya. Apakah pertumbuhan serta pertambahan jumlah penduduk diikuti juga oleh perkembangan fasilitas sosialnya atau tidak, itu semua juga memerlukan perencanaan yang baik sehingga fasilitas sosial yang ada dapat termaksimalkan keberadaannya.

Didalam perkotaan kita sering menemukan berbagai macam masalah, salah satunya adalah permasalahan dalam fasilitas sosialnya, baik berupa kenyamanannya, ketersediaan serta sarana dan prasarana yang menunjang. Disini ditemukan beberapa masalah seperti ketersediaan fasilitas apa yang menunjang rumah sakit, sekolah serta jalan tersebut, kenyamanan serta ketersediaan rumah sakit, sekolah serta jalan yang ada di Tangerang Selatan sudah memadai atau belum. Ketersediaan sarana transportasipun terkadang menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat, seperti sekarang jumlah angkutan umum sudah tidak sebanyak dulu dan sekarang lebih didominasi oleh ojek yang dari segi tarifpun lebih mahal dan kadang memberatkan warga.

Ketersediaan fasilitas sosial pendidikan/sekolah yang memadai sangatlah penting bagi sebuah perkembangan kota. Bagaimana warganya dapat hidup dengan baik apabila mereka tidak mendapatkan ilmu pengetahuan karena kurangnya ketersediaan sekolah. Pendidikan sebagai sarana untuk memperoleh wawasan, ilmu pengetahuan dan keterampilan agar peluang


(14)

kerja lebih terbuka dan upah yang didapat juga lebih tinggi3. Karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada. Dengan makin banyaknya penduduk yang tinggal disebuah kota, sudah seharusnya diimbangi dengan pertumbuhan serta ketersediaan sekolah juga yang memadai bagi para penduduknya.

Secara administratif wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki 7 Kecamatan, yakni Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu. Kota Tangerang Selatan mempunyai Motto

Cerdas Modern dan Religius”, maksudnya adalah ingin menjadikan Kota ini yang dapat berdiri sendiri dan berkembang seperti kota-kota lain. Semenjak memisahkan diri dari kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan mengalami pertumbuhan yang signifikan baik dalam hal kependudukannya, pertumbuhan fisik kotanya ataupun ketersediaan fasilitas sosialnya.

Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti dan wawancara dengan kepala BPS Tangerang Selatan, ditemukan berbagai masalah, diantaranya ketersediaan sekolah yang berkualitas, terjangkau dan murah masih kurang, masih kurangnya sarana rumah sakit bagi para warga Tangerang Selatan, masih banyak jalan yang sempit sehingga menimbulkan kemacetan, sistem transportasi angkutan umum yang adapun belum cukup memadai dan nyaman, keadaan pasar yang belum memadai bagi warga Tangerang Selatan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala BPS Tangerang Selatan :

3 http://analisis-lintas-sektor.blogspot.com/2013/01/analisis-keterkaitan-kemiskinan-dengan.html diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pada pukul 13.10


(15)

1) Bagaimana sejarah berdirinya kota Tangerang Selatan? Jawab:

“ Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat ”. 2) Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di

sekolah-sekolah di kota tangerang selatan saat ini? Jawab:

“ Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di sekolah-sekolah di tangsel saat ini sudah cukup baik di beberapa aspekpun sudah baik, namun masih perlu adanya peningkatan di beberapa sekolah yang sarana serta prasarana masih kurang memadai sehingga saya rasa kegiatan KBM disana belum

terlalu maksimal “.

3) Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di rumah sakit di kota tangerang selatan saat ini?

Jawab:

“ Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di rumah sakit saat ini sudah baik namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat memenuhi kebutuhan akan kesehatan bagi para warga tangerang selatan “.

4) Menurut bapak, bagaimana kualitas pelayanan yang terdapat di rumah sakit di kota tangerang selatan saat ini?

Jawab:

“ Menurut saya, pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit sudah cukup baik, namun perlu adanya peningkatan serta seleksi lebih ketat kepada para perawat yang ingin bekerja disana agar dapat memberikan pelayanan serta perawatan yang baik kepada para pasiennya “.


(16)

5) Menurut bapak, bagaimana kelayakan tempat ibadah yang terdapat di kota tangerang selatan?

Jawab:

“ Menurut saya masjid-masjid yang ada sudah cukup layak bagi para umat muslim jika ingin melaksanakan ibadah, namun perlu adanya pembangunan masjid raya yang dapat mempermudah warga yang ingin beribadah apabila sedang dalam perjalanan.

Perlu adanya juga peningkatan di tempat-tempat ibadah lain seperti gereja, agar dapat memberikan kenyamanan bagi para warga yang ingin

melaksanakan ibadah “.

6) Menurut bapak, bagaimana sistem transportasi angkutan umum yang ada di kota tangerang selatan?

Jawab:

“ Menurut saya sistem transportasi di tangsel ini masih perlu perbaikan serta peningkatan. Karena sistem transportasi yang ada belum cukup memadai bagi para warga tangsel, seperti jumlah angkot yang dirasa masih kurang dan jam operasional angkot jurusan pamulang 2 – ciputat hanya sampai jam 17.00 saja, ini sangat tidak membuat nyaman warga sehingga masih banyak warga yang belum memanfaatkan sistem transportasi itu dan lebih memilih

menggunakan kendaraan pribadi “.

7) Menurut bapak, bagaimana keberadaan pasar yang ada di kota tangerang selatan?

Jawab:

“ Menurut saya keberadaan pasar yang ada sudah baik, namun perlu adanya peningkatan serta perbaikan sarana serta prasarana yang menunjang pasar tersebut. Seperti pasar ciputat yang masih kekurangan lahan parkir dan belum memiliki tempat pembuangan sampah yang tetap sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga yang ingin berbelanja disana, kios-kiosnya pun belum memadai. Seharusnya kios para pedagang diatur sedemikian rupa dan ditata dengan rapi, sehingga memudahkan warga untuk datang dan berbelanja

“.4

Berdasarkan wilayah administratif Kota Tangerang Selatan, maka saya akan memfokuskan penelitian saya pada 3 kecamatan.


(17)

Tabel 1.1 Penduduk Tangerang Selatan berdasarkan Kecamatan

NO Kecamatan Jumlah penduduk Kepadatan Penduduk

1. Serpong 145.430 6.050

2. Serpong Utara 135.211 7.579

3. Setu 69.898 4.723

4. Pamulang 299.084 11.152

5. Ciputat 201/265 10.950

6. Ciputat Timur 185.737 12.037

7. Pondok Aren 319.301 10.686

Jumlah 1.355.926 9.212

Sumber data BPS tahun 2012

Untuk itu disini peneliti mengambil judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial di Kota Tangerang Selatan” dengan tujuan ingin melihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di Kota Tanggerang Selatan apakah sudah cukup memadai warganya atau belum.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemikiran diatas, maka terdapat masalah-masalah dalam meningkatnya jumlah penduduk dengan ketersediaan fasilitas sosial yang ada, diantaranya adalah:

a. Masih kurangnya infrastruktur fasilitas sosial di Tangerang Selatan. b. Masih belum memadainya fasilitas sosial di Tangerang Selatan

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah tersebut dibatasi menjadi:

a. Pertumbuhan Fasilitas sosial yang ada di Tangerang Selatan. b. Sarana serta prasarana Fasilitas sosial di Tangerang Selatan.

c. Masih terbatasnya ketersediaan Fasilitas sosial yang memadai di Tangerang Selatan.


(18)

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di kota Tangerang Selatan

E.

Tujuan dan Signifikansi

1. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:

a. Untuk melihat bagaimana pertumbuhan Fasilitas Sosial di Tangerang Selatan b. Untuk melihat bagaimana pandangan masyarakat terhadap fasilitas sosial

yang ada di Tangerang selatan.

c. Untuk melihat gambaran mengenai sarana serta prasarana infrastruktur fasilitas sosial yang menunjang untuk warga Tangerang Selatan.

2. Signifikansi

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan informasi atau masukan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam mengambil kebijakan untuk membuat program pembangunan disektor fasilitas sosial.

2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk menyusun karya ilmiah dalam bentuk sikripsi.

3. Bahan referensi atau bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam objek yang sama pada lokasi dan waktu yang berbeda.


(19)

A.

Deskripsi Teoritis a. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan dan pengindraan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.1 Pengamatan adalah aktivitas jiwa manusia mengenali rangsangan yang sampai melalui alat-alat indera dengan kemampuan manusia.2 Kemampuan pengamatan manusia tidak hanya datang dari objek yang berada dari alam luar saja, tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar dan dahaga yang merupakan objek dari dalam diri manusia.

Pesepsi adalah obyek-obyek di sektar kita, kita tangkap melalui alat-alat indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat mengamati obyek tersebut.3 Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera.4

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang.5

1Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung PT Remaja Rosda Karya. h. 51

2Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, Jakarta Kizi Brother’s 2006, h. 54

3Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta Bulan Bintang 2000, h.39 4Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Andi Offset 2003. Ed Rev.h. 53 5Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta Kencana 2004, h. 88-89


(20)

Menurut pendapat lain persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat-alat inderanya.6 Obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan ke bagian otak sehingga kita dapat mengamati obyek tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses psikologis, suatu proses pemberian arti terhadap apa yang kita lihat dan amati dengan menggunakan alat indra kita. Persepsi dapat melalui bermacam-macam alat indra, namun sebagian besar persepsi melalui indra penglihatan.

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.7 Dengan tingkat kelahiran yang cukup tinggi, ini harus diimbangi dengan pertambahan ataupun ketersediaan fasilitas sosial yang memadai pula sehingga dapat terjadi keseimbangan diantara keduanya.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Seseorang mengungkapkan suatu persepsi pada suatu objek pastilah ada beberapa faktor yang mempengaruhinya dan setiap orang mempunya persepsi yang berbeda-beda atas objek yang telah dilihatnya.

Zikri Neni Iska, mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadi perbedaan persepsi seseorang yaitu:

1. Perhatian: memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi antar satu orang dengan orang lain.

2. Harapan: harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul.

6Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta Pedoman Ilmu jaya 1993, h. 45


(21)

3. Kebutuhan: kebutuhan sesaat dan menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut dan kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan.

4. Sistem nilai: sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pada persepsi.

5. Ciri kepribadian: ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi. 6. Gangguan jiwa: gangguan jiwa dapat menimbulkan kesalahan persepsi,

yang disebut dengan halusinasi.8

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: 1. Psikologi: persepsi seseorang mengenai segala sesuatu didalam dunia

sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.

2. Famili: pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya. Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara khusus didalam memahami dan melihat kenyataan didunia ini, banyak sikap dan persepsi mereka diturunkan kepada anak-anaknya.

3. Kebudayaan: merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan.9 Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:

1. Objek yang dipersepsikan: objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerimaan yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indra, syaraf dan pusat susunan syaraf: alat indra merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensori sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak.

3. Perhatian: untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.10

Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa apabila beberapa orang melihat suatu benda, maka setiap manusia pastilah memiliki persepsi yang berbeda-beda.

8Zikri neni Iska, Psikologi pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, Jakarta Kozi Brother’s 2006. H. 55-56

9Mifta Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta PT raja Grafindo Persada 2007. H. 147-148


(22)

b. Fasilitas Sosial

Menurut peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 1987, tentang penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, termuat definisi fasilitas sosial, yaitu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam lingkungan permukiman yang meliputi: fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekreasi dan budaya, olahraga dan taman bermain, pemerintah dan pelayanan umum serta pemakaman umum. Sedangkan prasarana lingkungan meliputi jalan, saluran pembuangan air limbah dan saluran pembuangan air hujan serta utilitas umum terdiri dari jaringan air bersih, jaringan listrik, gas, telepon, kebersihan/pembuangan sampah dan pemadam kebakaran.11

Menurut kamus besar bahasa indonesia, fasilitas adalah sarana yang menunjang atau melancarkan suatu usaha atau kegiatan.12 Fasilitas sosial adalah fasilitas yang digunakan orang banyak atau dalam kata lain fasilitas yang diperuntukkan bersama. Fasilitas sosial disini dapat berupa Rumah Sakit, Sekolah, Jalan, Mall, Pasar, Angkutan Umum dll. Karena sifatnya yang milik bersama kadang orang menggunakan fasilitas sosial ini seenaknya. Terkadang warga menggunakan fasilitas sosial tapi tidak ikut merawat keberadaannya dan kalau sudah rusak pastilah yang disalahkan adalah pemerintah setempat.

Perbedaan antara fasilitas sosial dengan fasilitas umum yaitu, fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial (fasos) adalah seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain sebagainya. Sedangkan fasilitas umum adalah fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Contoh dari fasilitas umum (fasum) adalah seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over,

11http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR PEND. TEKNIK

ARSITEKTUR/197605272005011-USEP SURAHMAN/Artikel fasilitas sosial, tanggung jawab siapa.pdf. diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pada pukul 12.58


(23)

under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.13 Menurut saya fasum adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan manusia untuk hidup, sedangkan fasos adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Fasilitas sosial adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar bisa selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Warga masyarakat dapat saling bahu-membahu untuk membangun dan atau memperbaiki fasos sendiri jika memang sangat diperlukan tanpa bergantung kepada pemerintah. Tanpa adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai akan membuat hidup menjadi lebih sulit. Fasilitas sosial buatan pemerintah yang dirusak orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan merugikan masyarakat secara umum. Fasos yang disediakan oleh pemerintah dibiayai oleh dana yang sebagian besar didapat dari pajak dan retribusi. Pajak dan retribusi dikumpulkan oleh pemerintah dari masyarakat, sehingga fasilitas sosial merupakan milik masyarakat umum.

Di dalam penelitian ini saya membagi ke dalam 5 fasilitas, yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas transportasi dan angkutan umum serta fasilitas perbelanjaan dan niaga.

1) Fasilitas pendidikan.

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu fasilitas yang diadakan oleh pemerintah untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan mutu pendidikan yang ada. Fasilitas pendidikan meliputi sekolah (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).

Pendidikan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dapat memicu percepatan pembangunan di kota Tangerang Selatan. Pemerintah kota Tangerang Selatan sangat mendukung kemajuan di sektor pendidikan, hal ini di dukung dengan beberapa di antaranya program peningkatan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pengembangan budaya baca.

13

http://organisasi.org/arti-pengertian-fasilitas-umum-dan-fasilitas-sosial-perbedaan-fasum-fasos diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 13.00


(24)

Berdasarkan data dinas pendidikan, angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) kota Tangerang Selatan masih rendah pada tiap-tiap kecamatan terutama pada tingkat pendidikan menengah yang di tujukan dengan APK 63,95 dan APM 48,72. Selain karena tingkat partisipasi, rendahnya APK dan APM disebabkan karena banyaknya jumlah penduduk usia sekolah yang bersekolah yang bersekolah di luar kota Tangerang Selatan seperti di kota Tangerang dan DKI Jakarta.14

Tabel 2.1

Tingkat pendidikan penduduk Tangerang Selatan.

NO Jenis Pendidikan Jumlah

1. Tidak / Belum Sekolah 92.004

2. Belum tamat SD / Sederajat 80.808

3. Tamat SD / Sederajat 113.676

4. SMP / Sederajat 129.361

5. SMA / Sederajat 192.766

6. Diploma 3 / Akademik 52.321

7. Diploma 4 / Strata 1 47.369

8. Strata 2 11.957

9. Strata 3 6.410

Sumber: Dinas Pendidikan Tangerang Selatan

Berdasarkan hasil tabel menunjukkan bahwa jumlah tingkat pendidikan terbesar adalah tingkat pendidikan SMA 192.766 atau 26 % dan di susul tingkat pendidikan SMP 129.361 atau 18 %.

Sekolah

Kata sekolah berasal dari bahasa latin, yakni skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan utama mereka, yakni bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti)


(25)

dan estetika (seni).15 Menurut kamus besar bahasa indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.16

Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (murid) dibawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib, dalam upaya menciptakan anak didik agar mengalami kemajuan stelah melalui proses pembelajaran.17

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin : skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja.18

Sekolah merupakan salah satu sarana untuk menuntut ilmu. Sekolah juga dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa dibawah pengawasan guru. Di indonesia seorang anak menempuh pendidikannya secara berjenjang, mulai dari SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama), SMA (sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Di Indonesia pun terdapat 2 instansi sekolah,yaitu sekolah swasta dan sekolah negeri. Sekolah swasta yaitu sekolah yang dikelola oleh pihak sendiri ataupun suatu lembaga yayasan yang secara keseluruhan sudah menjadi tanggung jawab orang yang mendirikannya. Sedangkan sekolah negeri yaitu sekolah yang dikelola pihak pemerintah yang secara keseluruhan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah.

Sekolah adalah sebuah lembaga yang di rancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib.19

15Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo 2011, h. 142

16Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 781 17Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan..., h. 142

18Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai Alternatif Dalam

Menentukan Tarif SPP SMP - SMAPada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 8, tidak dipublikasikan.


(26)

Menurut dinas pendidikan kota tangerang Selatan, sekolah merupakan komponen terpenting yang harus ada di setiap daerah atau kota. Sekolah dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada sehingga dapat mempercepat pertumbuhan serta perkembangan suatu kota.

Jumlah sekolah di kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 667 unit dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta dan 134 madrasah swasta. 20

Dalam upayanya memajukan pendidikan, pemerintah kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan dinas pendidikan kota Tangerang Selatan mengadakan beberapa program demi memajukan mutu pendidikan serta sekolah-sekolah yang ada di kota Tangerang Selatan.

1. Program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

Program ini diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas SD dan SMP dan menyediakan bantuan operasional sekolah (BOS) untuk jenjang SD dan SMP, peningkatan fasilitas sekolah, pelatihan kompetensi tenaga pendidik, pelatihan kompetensi siswa berprestasi, pelatihan penyusunan kurikulum, penambahan ruang kelas baru, penyediaan beasiswa, pembinaan kelembagaan dan manajemen sekolah, pembinaan minat dan bakat siswa, serta akreditasi sekolah serta seleksi siswa.

2. Program pendidikan menengah.

Program ini diarahkan untuk pembangunan gedung sekolah, penambahan ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas sekolah, peningkatan fasilitas sekolah.

3. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.

Program ini diarahkan untuk pemberdayaan kompetensi profesi, pelatihan guru SMK di P3G SMK, workshop pengelolaan lab IPA, dan workshop odel pembelajaran berbasis ICT, pelaksanaan sertifikasi tenaga pendidik, serta seleksi guru, pengawas, kepala sekolah.21

Menurut dinas pendidkan kota Tangerang Selatan, ada aspek-aspek yang menjadi penilaian terhadap suatu sekolah agar sekolah tersebut layak di gunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

20Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan 21Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan


(27)

1. Aspek sarana dan prasarana di suatu sekolah.

Aspek ini meliputi semua fasilitas yang ada di sekolah tersebut, terdiri dari kondisi bangunan, keadaan ruang kelas, kenyamanan, infrastruktur kelas yang meliputi ( Papan tulis, meja, bangku, dll ), infrastruktur sekolah yang meliputi ( Lapangan, perpustakaan, WC ). Aspek ini merupakan aspek mendasar dan yang terpenting yang harus mendapat perhatian lebih. Karena suatu sekolah akan di lihat dari aspek sarana serta prasarananya yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar atau belum.22

Dinas pendidikan kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan pemerintah kota selalu mengupayakan serta sangat memperhatikan sarana serta prasarana yang sangat di butuhkan oleh suatu sekolah. Mereka pun selalu mengadakan kunjungan rutin ke sekolah-sekolah untuk melakukan penilaian terhadap sarana serta prasarana yang ada. Sesuai dengan salah satu motto kota Tangerang Selatan yaitu “cerdas” untuk itu pemerintah kota bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat sangat mengupayakan pembangunan mutu sekolah serta pendidikan untuk dapat menghasilkan kualitas SDM yang baik sehingga dapat mempercepat pertumbuhan kota, untuk itu pemerintah memulainya dengan menyediakan sekolah-sekolah dengan sarana serta prasarana yang baik agar siswa / masyarakat kota Tangerang Selatan mendapatkan pendidikan yang baik juga.

Jenis-jenis sekolah.

Menurut tingkatannya, sekolah dibedakan menjadi 4 tingkat :

1) Pendidikan pra-sekolah : adalah pendidikan sebelum Sekolah Dasar, meliputi Kelompok Bermain (Play Group).

2) Pendidikan dasar : meliputi Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan SLTP / MTs.

3) Pendidikan menengah : meliputi SLTA & Kejuruan atau Madrasah Aliyah.

4) Pendidikan tinggi : meliputi Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau Universitas.23

22Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan

23Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai Alternatif Dalam

Menentukan Tarif SPP SMP - SMAPada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 9, tidak dipublikasikan.


(28)

Menurut sifatnya, sekolah dibedakan menjadi 2 macam :

Sekolah umum : yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya: SD, SLTP dan SLTA. Sekolah khusus : yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK, SMK dan STM.24

TK

Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah pendidikan anak usia dini. Lama belajar seorang anak biasanya ditentukan oleh kecerdasan anak itu sendiri. Biasanya seorang anak belajar selama 2 tahun di TK, yakni TK nol kecil selama 1 tahun dan TK nol besar selama 1 tahun. Setelah dinyatakan lulus dan layak, barulah seorang anak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang SD. Di Indonesia seorang anak tidak diwajibkan masuk TK.

SD

SD (sekolah dasar) merupakan jenjang terendah dalam pendidikan di Indonesia. Di tingkat SD ini, seorang anak wajib belajar selaama 6 tahun. Saat ini mrid SD harus mengikuti Ujian Nasional agar dapat melanjutkan ke jenjang SMP (sekolah menengah pertama). Pelajar sekolah dara umumnya berusia 6-12 tahun.

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12

tahun.25

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional

24Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai Alternatif Dalam

Menentukan Tarif SPP SMP - SMAPada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 10, tidak dipublikasikan.


(29)

yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP).26

SMP

SMP (sekolah menengah pertama) merupakan jenjang berikutnya setelah seorang anak lulus di jenjang SD. Di jenjang SMP ini, seorang anak wajib belajar selama 3 tahun dan pada saat kelas 9, seorang anak harus mengikuti ujuan nasional agar dapat melanjutkan ke jenjang SMA (sekolah menengah atas).

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) atau yang sederajat.Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Siswa kelas 9 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah

pertama umumnya berusia 13-15 tahun.27

SMA

SMA (sekolah menengah atas) adalah jenjang berikutnya setelah seorang anak dinyatakan lulus dari SMP. Seorang anak wajib belajar 3 tahun selama di SMA, yaitu kelas 10-12. Pada saat kelas 11, seorang anak bisa memilih jurusan yang mereka sukai,yaitu jurusan IPA, IPS ataupun bahasa dan pada saat kelas 12, seorang anak harus mengikuti ujian nasional dan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun bisa langsung bekerja.

Sekolah Menengah Atas (SMA), dalam pendidikan formal di Indonesia, merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Atas diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua (di kelas 11), siswa Sekolah Menengah Atas, wajib memilih jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, atau Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (di kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang

26Pengertian Sekolah SD, SMP, SMA, h. 2, (http://www.pemustaka.com/pengertian-sekolah-sma-smp-sd.html).


(30)

mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Setelah lulus (tamat) Sekolah Menengah Atas dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Umumnya pelajar Sekolah Menengah Atas berusia 16-18 tahun.28

Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan suatu tempat penyelenggara pendidikan bagi mereka yang sudah lulus SMA. Perguruan tinggi di Indonesia terdapat 2 instansi, yaitu yang perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Perguruan tinggi negeri merupakan perguruan yang dikelola oleh pihak pemerinyah. Sedangkan perguruan tinggi swasta merupakan perguruan yang dikelola oleh pribadi maupun oleh suatu yayasan tertentu.

2) Fasilitas Kesehatan.

Fasilitas kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang diadakan oleh pemerintah kota. Kesehatan merupakan aspek penting yang sangat di perhatikan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan.

Menurut dinas kesehatan kota Tangerang Selatan, pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kemauan hidup sehat masyarakat kota Tangerang Selatan, sehingga nantinya perilaku hidup sehat bukan lagi paksaan melainkan karena kesadaran masyarakat. Upaya pemerintah kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan dengan di bangunnya RSUD kota Tangerang Selatan yang di harapkan keberadaannya dapat di maksimalkan dengan baik oleh seluruh warga Tangerang Selatan. Dengan berdirinya RSUD warga Tangerang Selatan dapat berobat secara murah dan terjangkau. Kemudian pemerintah kota melakukan pembangunan puskesmas rawat inap pada tiap kecamatan, pengadaan puskesmas keliling 4 roda.29

Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah lembaga pelayan masyarakat yang melayani dari segi kesehatan.

28Andre, Artikel Kependidikan, 2011, h. 2, (http://artikelkependidikan.blogspot.com).


(31)

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.30

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.31

Selain itu, rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi yaitu:

Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi :

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penggunaan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.32

Tujuan Rumah sakit

Pengaturan penyelenggaran rumah sakit bertujuan : (UU no. 44, 2009)

Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

30http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit

31Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 14, tidak dipublikasikan.

32Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 15, tidak dipublikasikan


(32)

Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.

Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

Memberikan kepastian hokum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan rumah sakit33

Pemerintah kota bekerja sama dengan dinas kesehatan mempunyai suatu penilaian terhadap sebuah rumah sakit yang baik dan siap untuk melayani semua kebutuhan warga Tangerang Selatan, yaitu

1. Aspek sarana dan prasarana rumah sakit.

Aspek ini sangat penting keberadaannya di sebuah rumah sakit. Aspek ini adalah aspek yang dapat menunjang sebuah rumah sakit yang meliputi kondisi bangunan, kenyamanan ruang rawat inap, kebersihan toilet, ketersediaan mobil ambulance serta jenazah, kelengkapan peralatan medis.

2. Aspek pelayanan rumah sakit.

Aspek ini adalah aspek yang pendukung dan pelengkap di dalam sebuah rumah sakit sebagai lembaga pelayan bagi masyarakat. Aspek ini meliputi pelayanan rumah sakit kepada setiap pasien yang berkunjung, kecepatan serta kesiapan rumah sakit dalam menangani setiap pasien yang ingin berobat, pelayanan dokter kepada setiap pasiennya, pelayanan perawat kepada setiap pasiennya.34

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pemerintah kota bekerja sama dengan dinas kesehatan melaksanakan berbagai program, yaitu :

1. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

Dalam rangka mencegah dan menanggulangi penyakit menular, pemerintah kota Tangerang Selatan berkoordinasi dengan pihak terkait melaksanakan kegiatan fogging fokus DBD, pencegahan penyakit filariasis secara gratis dan pencegahan virus flu burung.

33Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 16, tidak dipublikasikan


(33)

2. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan.

Pengadaan obat dan pendistribusian obat oleh dinas kesehatan pada tiap puskesmas dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan pada tingkat dasar dengan ketersediaan obat.

3. Perbaikan gizi masyarakat.

Penanganan perbaikan gizi mendapatkan perhatian yang besar. Penanggulangan gizi buruk pada balita dan pemberdayaan masyarakat pencapaian keluarga sadar gizi.

4. Peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Program ini diarahkan untuk pemberian makanan dan vitamin serta pusat pelayanan tambahan di puskesmas.35

Berikut ini beberapa data tentang ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di kota Tangerang Selatan. Jumlah tenaga medis di kota Tangerang Selatan sebanyak 282 dokter umum, 68 dokter anak, 44 dokter kandungan, 92 dokter gigi, 56 dokter spesialis lainnya, 260 bidan serta 282 perawat.36

3) Fasilitas Peribadatan

Fasilitas peribadatan merupakan salah satu fasilitas sosial yang diadakan oleh pemerintah setempat untuk dapat melangsungkan semua kegiatan keagamaan. Pemerintah kota mendirikan masjid, gereja dll untuk dapat memudahkan warga Tangerang Selatan dalam melaksanakan kegiatan keagamaan. Fasilitas peribadatan ini meliputi masjid dan gereja karena mayoritas pemeluk agama di Tangerang Selatan adalah islam.

Menurut data kota Tangerang Selatan, tercatat jumlah sarana peribadatan di kota Tangerang Selatan sebanyak 497 masjid, 1.015 mushola, 40 gereja, 3 pura, 6 vihara dan 2 kelenteng. Namun kerukunan antar umat beragama tetap dapat terjaga.37

35Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan 36Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan


(34)

Masjid

Masjid adalah tempat ibadah umat muslim. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga terkadang dimanfaatkan umat muslim untuk melakukan pertemuan, pengajian ataupun perayaan hari-hari besar bersejarah bagi para umat muslim.

Masjid, adalah tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada yang berarti sujud atau tunduk. Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid.38

Pemerintah kota bekerja sama dengan dinas terkait mempunyai beberapa penilaian terhadap suatu masjid yang baik, yaitu

1. Aspek kelayakan suatu masjid

Aspek ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan terhadap suatu bangunan yang berdiri. Karena bangunan tersebut dipergunakan oleh banyak orang sehingga aspek kelayakan merupakan faktor penting yang sangat harus diperhatikan. Aspek ini meliputi kondisi bangunan, kenyamanan bangunan, kebersihan.39

Gereja

Gereja adalah tempat ibadah umat kristiani. Biasanya umat kristiani

beribadah ke gereja pada hari minggu untuk memanjatkan do’a serta

permohonan kepada yesus kristus melalui seorang pendeta. Menurut kamus besar bahasa indonesia, gereja adalah gedung tempat ibadah kaum nasrani.40 Gereja (bahasa Portugis: igreja dan bahasa Yunani: ε ησία (ekklêsia)) berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari agama Kristiani. Istilah Yunani

38http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid

39Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan


(35)

ἐ ησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru biasanya diterjemahkan sebagai "jemaat".41

1. Aspek kelayakan suatu gereja

Aspek ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan terhadap suatu bangunan yang berdiri. Karena bangunan tersebut dipergunakan oleh banyak orang sehingga aspek kelayakan merupakan faktor penting yang sangat harus diperhatikan. Aspek ini meliputi kondisi bangunan, kenyamanan bangunan, kebersihan.42

4) Fasilitas Transportasi dan Angkutan Umum

Fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas sosial yang diperuntukkan untuk menunjang berbagai aktivitas seluruh warga Tangerang Selatan. Keberadaannya sangat dibutuhkan untuk memudahkan segala aktivitas. Transportasi angkutan umum ini meliputi seluruh angkot yang ada di wilayah Tangerang Selatan. Suatu kota dapat dilihat berkembang dengan baik apabila transportasi angkutan umumnyapun berkembang dengan baik.

Transportasi Angkutan Umum

Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.43

Menurut pendapat lain transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen.44

41http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja

42Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan

43http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi

44 http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi-transportasi.html#ixzz2diLWuAYa


(36)

Unsur-unsur transportasi meliputi:

 Ada muatan yang diangkut.

 Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya.

 Ada jalanan yang dapat dilalui.

 Ada terminal asal dan terminal tujuan.

 Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.45

Menurut pemerintah kota dan dinas terkait ada beberapa aspek yang menjadi penilaian apakah transportasi angkutan umum sudah dalam keadaan baik atau belum, yaitu adalah

1. Aspek keberadaan transportasi angkutan umum

Aspek ini meliputi penilaian dari semua kondisi angkutan umum tersebut. Aspek ini menilai apakah angkutan tersebut selalu tersedia atau tidak, jumlah armada, jam operasional, kondisi fisik angkutan tersebut apakah baik atau tidak.

2. Aspek kelayakan transportasi angkutan umum

Aspek ini meliputi penilaian berupa layak atau tidaknya angkutan umum tersebut beroperasional di jalan. Seperti kita ketahui bahwa di Indonesia, pemerintah masih kurang peduli terhadap angkutan umum yang ada. Pemerintah terkadang masih mengabaikan peremajaan kepada angkutan umum, padahal angkutan umum merupakan suatu sarana transportasi yang sangat di butuhkan oleh banyak orang. Seperti kita ketahui di jalan-jalan masih banyak angkutan umum yang kondisinya sudah tidak layak namun tetap masih beroperasi di jalan.

3. Aspek keamanan transportasi angkutan umum

Aspek keamanan merupakan aspek yang sangat di perhatikan oleh para pengguna angkutan umum. Yang menjadi penilaian di sini adalah bagaimana angkutan umum tersebut beroperasional, apakah aman atau tidak apabila penumpangnya harus pulang malam hari. Aspek ini sangat di perhatikan khususnya oleh para wanita, karena seperti kita ketahui bahwa wanita sering mendapat aksi kekerasan atau kejahatan apabila menaiki angkutan umum.

45 http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsi-transportasi.html#ixzz2diLWuAYa


(37)

Kemudian aspek lain ialah apakah supir angkutan umum tersebut mengemudikan mobil dengan baik, hati-hati dan taat terhadap peraturan lalu lintas atau tidak. Karena sebagai penumpang tentunya tidak ingin menggunakan angkutan umum yang supirnya bertindak ugal-ugalan di jalan.

4. Aspek kenyamanan transportasi angkutan umum

Aspek ini merupakan aspek yang dapat menunjang para pengguna angkutan umum. Pengguna angkutan umum pastilah ingin menggunakan transportasi angkutan umum yang nyaman dan bagus. Di sini yang menjadi penilaian adalah bagaimana angkutan umum tersebut terlihat, apakah dalam kondisi yang bagus serta layak atau tidak, kemudian keadaan atau kondisinya bersih atau tidak. Di sini yang menjadi perhatian pemerinyah agar bisa menyediakan transportasi angkutan umum yang nyaman bagi para penggunanya.46

5) Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga

Fasilitas perbelanjaan dan niaga merupakan salah satu fasilitas sosial yang menunjang kebutuhan sehari-hari. Fasilitas ini didirikan oleh pemerintah setempat sebagai tempat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari kita. Fasilitas perbelanjaan dan niaga adalah fasilitas yang meliputi pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari.


(38)

Berikut daftar persebaran pasar yang ada di kota Tangerang Selatan

Tabel 2.2

Daftar pasar di kota Tangerang Selatan

No Nama Pasar Komoditi yang Di jual

1. Pasar Ciputat, Kec Ciputat Sembako, sandang dan perhiasan 2. Pasar Ciputat Permai, Kec

Ciputat

Sembako

3. Pasar Jombang, Kec

Ciputat

Sembako, sandang dan perhiasan

4. Pasar Bintaro sektor 2, Kec Ciputat Timur

Sembako dan sandang

5. Pasar Serpong, Kec Serpong

Sembako, sandang dan perhiasan

Sumber : Dinas Sarana dan Prasarana kota Tangerang Selatan

Pertumbuhan ekonomi di kota Tangerang Selatan di dorong oleh kontribusi lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 30,29 %. Sebagai lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), disusul lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,81 %. Ini menandakan bahwa kedua lapangan usaha tersebut merupakan bagian terbesar yang menggerakan perekonomian kota Tangerang Selatan.47

Pasar

Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi. Biasanya orang banyak menjual barang dagangan yang dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari dan barang tersebut ditukarkan


(39)

dengan uang oleh si pembeli. Menurut kamus besar bahasa indonesia, pasar adalah tempat orang berjual beli.48

Menurut pendapat lain Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.49

Pasar terbagi menjadi 2, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional adalah pasar dimana seorang penjual dan pembeli dapat bertemu secara langsung dan dapat melakukan tawar menawar harga. Sedangkan pasar modern adalah pasar dimana antara penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung dan tidak bisa melakukan tawar menawar harga.

Menurut pendapat lain pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.50

Menurut pemerintah kota bekerja sama dengan dinas terkait mempunyai penilaian terhadap sebuah pasar yang baik, yaitu

1. Aspek kelayakan pasar

Aspek ini menjadi perhatian pemerintah terhadap pasar-pasar yang ada di kota Tangerang Selatan. Di sini yang menjadi penilaian adalah bagaimana layak atau tidaknya pasar itu melayani setiap pembeli yang berkunjung. Di sini dapat di lihat dari kondisi pasar, lapak pedagang. Walapun pasar tradisional seharusnya dapat diatur letak pedagang yang rapi, letak tempat

48Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 648 49http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar


(40)

parkir pengunjung pasar serta letak pembuangan sampah sehingga tidak menimbulkan kemacetan di sekitar pasar.

2. Aspek keberadaan pasar

Aspek ini yang menjadi penilaian adalah keberadaan pasar tersebut, jam operasionalnya, ketersediaan pasar tersebut dalam menjual kebutuhan sehari-hari, kondisi bangunan pasar serta kondisi kios-kios penjual serta pedagang kaki lima di pasar tersebut tertata atau tidak. Walaupun hanya pasar tradisional, pemerintah seharusnya mengatur bagaimana keberadaan pasar-pasar yang ada serta memperhatikan keberadaannya, sehingga pasar-pasar-pasar-pasar ini dapat tertata dengan rapi dan membuat pengunjung merasa nyaman dan aman.51

B.Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari hasil pencarian serta pengamatan melalui internet serta kunjungan ke beberapa perpustakaan, penulis menemukan beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Diantaranya adalah:


(41)

Tabel 2.3

No Tahun Nama Judul Keterangan

1. 2012 Cahya

Daksa Wiguna

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga

Universitas Diponegoro, Semarang

2. 2011 Dhania Anggraini Putri

Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai Alternatif Dalam

Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010

Universitas Diponegoro, Semarang

3. 2004 Adhita Kusuma Dwi Cahyani

Kondisi pelayanan fasilitas sosial Kecamatan banyumanik-semarang Berdasarkan persepsi penduduk Universitas Diponegoro, Semarang

4. 2008 Vina Pebiana

Analisis Pertumbuhan Kota Soreang

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


(42)

C.Kerangka Konseptual

Berdasarkan hasil pemikiran diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi permasalahan adalah bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di kota Tangerang Selatan. Seperti kita ketahui, bahwa kota Tangerang Selatan merupakan kota yang baru berdiri, jadi menarik untuk diamati bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di kota tersebut. Seperti yang terlihad dalam kerangka pemikiran diatas, fasilitas sosial yang akan diamati yaitu, sekolah, rumah sakit, masjid, gereja, transportasi angkutan umum dan pasar. Keberadaan fasilitas sosial seperti sekolah, rumah sakit dan transportasi angkutan umum sangatlah penting untuk dilihat bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut. Keberadaan sekolah sangatlah penting untuk menunjang pendidikan anak-anak yang tinggal di Tangerang Selatan, bagaimana sarana prasarananya apakah sudah layak ataukah belum. Rumah sakit sebagai penyedia sarana kesehatan bagi warga Tangerang Selatan, begitupun dengan Transportasi angkutan umum, apakah sudah layak atau belum keberadaannya di kota Tangerang Selatan saat ini.

Persepsi Masyarakat

Fasilitas Sosial

Sekolah

Rumah sakit

Masjid

Gereja

Transportasi Angkutan

Umum


(43)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode Penelitian

Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian, maka penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk metode survei. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alam ataupun rekayasa manusia.1 Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.2 Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analisis, yaitu metode yang bersifat menjabarkan serta menganalisis data yang sudah ada dan kemudian hasilnya dibuat dalam bentuk laporan penelitian.

Sementara metode survei merupakan metode penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu, data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya.3 Metode survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu.4 Survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.5 Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner atau

1Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2. h. 72

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 3

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...,Cet. Ke-14, h. 3 4Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan...,Cet. Ke-2, h. 54

5Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. Ke-6, h. 143


(44)

angket.6 Teknik pengambilan sampelnya menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak dan dengan menggunakan kocokan arisan.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Tangerang Selatan di Kota Tangerang Selatan dan dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2013.

C.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data, disini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian. Data diambil dari data primer dan data sekunder.

Data primer yang diambil melalui:

a. Wawancara, adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan.7 Wawancara juga didefinisikan sebagai salah satu bentuk teknik pengumpulan data dan dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan secara individual.8 Peneliti melakukan wawancara atau tanya jawab lisan antara 2 orang atau lebih secara langsung. Metode ini untuk mendapatkan data dan informasi yang obyektif. b. Angket, adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan

sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden9. Menurut pendapat lain Angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.10 Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung.11 Menurut pendapat lain angket/kuesoiner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

6Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1995), Cet. Ke-2, h. 3

7Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h. 179 8Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2. h. 216

9M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi,Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama 1996 h. 82

10Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Grafindo Persada 2007 h.30 11Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan..., Cet. Ke-2. h. 219


(45)

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden.12

Definisi lain yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden yang menjadi sampel/penduduk yang berada di wilayah Kota Tanggerang Selatan. Sedangkan untuk data sekunder dilakukan dengan cara berikut:

a. Studi pustaka, merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti artikel, surat kabar, buku-buku dan lain-lain yang dianggap relevan dengan objek penelitian.

b. Studi dokumentasi, merupakan kegiatan observasi terhadap instansi-instansi terkait, seperti BPS Kota Tanggerang Selatan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

D.

Populasi dan sampel

a.

Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas.13 Menurut pendapat lain populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan.14 Populasi penelitian merupakan individu, kasus ataupun masalah yang kita teliti yang ada didaerah penelitian. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah penduduk kecamatan pamulang yang meliputi seluruh kecamatan yang berada di Tangerang Selatan, yaitu Kecamatan, yakni Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.

12Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h. 182

13M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi ...,h. 82

14Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h. 116


(46)

b.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi.15

Sa

mpel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang bersangkutan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.16 Dalam penarikan sampelnya dilakukan dengan penarikan sampel secara acak dengan cara mengkocok arisan. Sampel ruang yang diambil adalah wilayah yang termasuk kedalam wilayah administrasi Kota Tangerang Selatan.

1.

Sampel Wilayah

Dalam penelitian ini cara menentukan sampelnya melalui sampel acak sederhana dengan cara mengkocok arisan. Sampel dalam penelitian ini adalah 3 kecamatan dan setiap kecamatan diambil 1 kelurahan. Yaitu kecamatan ciputat di kelurahan serua, kecamatan pamulang di kelurahan pondok benda dan kecamatan pondok aren di kelurahan pondok jaya.

Tabel 3.1 Sampel Wilayah

NO Nama Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah

penduduk 1

2. 3.

Kec. Ciputat Kec. Pamulang Kec. Pondok Aren

Serua

Pondok Benda Pondok Jaya

8.719 12.086 2.661

34.528 47.585 10.636

Jumlah 23.466 92.749

15M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi ...,h. 33


(47)

2. Sampel Penduduk

Dalam penelitian ini, penentuan sampel penduduk diambil secara acak dan proporsional dengan pertimbangan karakteristik responden dianggap sama. Penentuan banyak sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Dixon & B.Leach,17 yaitu sebagai berikut:

V √

P persentase karakteristik sampel yang dianggap benar

43,47

[

]

n Jumlah sampel

z Confidence level, nilai confidence level 95% adalah 1.96 v Variabel, yang dapat diperoleh dengan rumus

[ ]


(48)

[ ]

[ ]

[ ]

di bulatkan menjadi 72 sampel. Maka jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 sampel (responden). Keterangan

Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan)

Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus

Jumlah populasi (Kepala Keluarga)

Kelurahan Serua


(49)

Kelurahan Pondok Benda

sampel.

Kelurahan Pondok Jaya

di bulatkan menjadi 8 sampel.

Tabel 3.2

Penentuan Sampel Penelitian

NO Nama Kelurahan Jumlah KK Jumlah

Sampel 1

2..

3.

Kelurahan Serua

Kelurahan Pondok Benda

Kelurahan Pondok Jaya

8.719

12.086

2.661

27

37

8


(50)

E.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Yang dimaksud teknik analisis data adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Dalam pengelolaan data, penulis memperoleh data melalui observasi dan angket yang kemudian diolah,diedit dan akan dianalisa serta disimpulkan penulis. Berkaitan dengan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus presentase, adapun rumus presentasenya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Angka Prosentase

Frekuensi Jawaban

Jumlah Responden

Nilai Konstanta18

Untuk mengetahui interval hasil angket yang telah diberikan kepada responden, penulis menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.19 Penulis memberikan skor pada setiap kriteria jawaban sebagai berikut:

1) Alternatif Jawaban A diberi skor 4 2) Alternatif Jawaban B diberi skor 3 3) Alternatif Jawaban C diberi skor 2 4) Alternatif jawaban D diberi skor 1

18Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo Persada 2003. h. 43 19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Alfabeta 2010. h. 134


(51)

Maka skor tertinggi untuk jawaban yang paling positif adalah 4 dan skor terendah untuk jawaban negatif adalah 1.

F.

Interpretasi Data

Interpretasi data dilakukan peneliti setelah semua data dan angket selesai dikerjakan. Peneliti melakukan interpretasi data dengan menggunakan cara seperti yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai berikut:

A.Baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% B.Cukup baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% C.Kurang baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55% D.Tidak baik, apabila nilai yang diperoleh kurang dari 40%

Untuk menentukan langkah-langkah persentase digunakan perhitungan sederhana sebagai berikut:

A.Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah pertanyaan dengan skor tertinggi pada angket.

B.Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

C.Menentukan kategori dengan rumus

20

20Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 196


(52)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Angket Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial di Kota Tangerang Selatan

Variabel Dimensi Indikator Soal

Persepsi Masyarakat

Fasilitas Pendidikan

Sarana dan prasarana TK Sarana dan

prasarana SD Sarana dan

prasarana SMP Sarana dan

prasarana SMA Sarana dan

prasarana Perguruan Tinggi 1 2 3 4 5 Fasilitas Kesehatan

Sarana dan prasarana Rumah Sakit Pelayanan Rumah Sakit 6 7

Fasilitas Ibadah Kelayakan Masjid Kelayakan Gereja 8 9 Fasilitas Transportasi Keberadaan Transportasi Angkutan Umum Kelayakan Transportasi Angkutan Umum Keamanan Transportasi Angkutan Umum Kenyamanan Transportasi Angkutan Umum 10 11 12 13

Fasilitas Pasar Kelayakan pasar Keberadaan

Pasar

14 15


(53)

Setiap angket di berikan, kisi-kisi dan butir-butir pertanyaan mengenai persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di kota Tangerang Selatan, kemudian di uji, yaitu diperiksa dan di sahkan oleh ahli atau dosen pembimbing sebagai instrumen penelitian.


(54)

A. Sejarah Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

B.Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten,Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota Tangerang Selatan terletak di

bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106°38’ – 106°47’

Bujur Timur dan 06°13’30” – 06°22’30” LintangSelatan dan secara administratif terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa dengan luas wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:


(55)

Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang

Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui kali Angke Pesanggarahan dan sungai Cisadane sebagai batas administratif kota disebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta di sebelah utara dan selatan memberi peluang sebagai wilayah penyangga dan penghubung antara provinsi DKI Jakarta dengan provinsi Banten dan provinsi Jawa Barat.

Kota Tangsel memiliki motto “Cerdas, Modern dan Religious”, sifat -sifat mulia yang menjadi tantangan dan harapan semua pihak. Berharap memiliki masa depan yang benderang mutlakmembutuhkan rancang bangun yang baik meliputi, tahapan-tahapan terukur,setidaknya mengacu kepada konsep kehidupan yang ingin diwujudkan:cerdas-modern-religius. Masa depan benderang dalam konteks “Cerdas” menyangkut dunia pendidikan dengan segala aspek keterkaitannya : infrastruktur fisik (bangunan sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan semacamnya), perangkat lunaknya, rancang muatan kurikulumnya, system dan prosedur administrasi, serta kesejahteraan pegawai dan tenaga pendidiknya, termasuk standar mutu peserta didiknya.

Masa depan benderang dalam konteks “Modern” menyangkut banyak faktor

kehidupan yang satu sama lain saling terkait, tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal terstruktur dominan membentuk perilaku manusia.Seseorang atau suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan modern, umumnya manakala kelompok masyarakat bersangkutan memiliki tatakrama

kehidupan “saling menghormati,beretika, dan berbudaya”, jarang terjebak

dalam konflik terbuka dan berkepanjangan. Masa depan benderang dalam

konteks “Religius” merupakan puncak kesempurnaan kehidupan, hampir

dapat dipastikan manakala sekelompok orang atau mayoritas masyarakat sebuah wilayah sudah sampai pada fase kehidupan cerdas dan modern, maka


(1)

(2)

(3)

TANGERANG SELATAN

Keadaan gedung sekolah yang ada di Tangerang Selatan yang sudah cukup memadai


(4)

Keadaan gedung Rumah Sakit di Tangerang Selatan dengan Kualitas serta pelayanan yang baik


(5)

Keadaan Transportasi Umum yang ada di Tangerang Selatan

Keadaan gedung kantor walikota Tangerang Selatan


(6)

Proyek pelebaran jalan di jalan raya ciater sebagai upaya dari pemerintah untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan