Rumusan Masalah Ruang lingkup

mengadakan identifikasi terhadap dimensi-dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti. 9 Dalam tulisan ini teori yang digunakan adalah: a. Teori Penegakan Hukum Secara konsepsional, inti dan arti penegakan hukum terletak pada kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. 10 Manusia di dalam pergaulan hidup, pada dasarnya mempunyai pandangan- pandangan tertentu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Pandangan- pandangan tersebut senantiasa terwujud di dalam pasangan-pasangan tertentu. Pasangan nilai-nilai yang telah diserasikan tersebut memerlukan penjabaran yang lebih konkret lagi, oleh karena nilai-nilai lazimnya bersifat abstrak. Penjabaran secara lebih konkret terjadi di dalam bentuk kaidah-kaidah hukum yang mungkin berisikan suruhan, larangan, atau kebolehan. 11 Kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi pedoman atau patokan bagi perilaku atau sikap tindak yang dianggap pantas atau yang seharusnya. Perilaku atau sikap tindak tersebut bertujuan untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kadamaian. 12 9 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, hlm. 124. 10 Soerjono Soekanto, 2014, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 5. 11 Ibid., hlm. 5-6. 12 Ibid., hlm 7. Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan antara nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantahkan dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. 13 Penegakan hukum pidana juga bisa dikatakan kebijakan penanggulangan kejahatan yang merupakan tujuan akhir yaitu perlindungan masyarakat guna mencapai kesejahteraan masyarakat, dengan demikian penegakan hukum pidana merupakan bagian integrasi dari kejahatan untuk mencapai kesejahteraan, maka wajar jika dikatakan bahwa usaha penanggulangan kejahatan merupakan penegakan hukum pidana yang menjadi bagian penting dari pembangunan nasional yang sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan dan merupakan suatu keterpaduan yang harus dicapai secara selaras dan seimbang dalam proses penegakan hukum pidana. Penegakan hukum pidana dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat hukum pidana itu berfungsi, beroperasi atau bekerjanya dan terwujud secara konkret. Menurut Sudarto kebijakan hukum pidana dibagi menjadi dua jenis kebijakan, yaitu: 14 1. Kebijakan secara penal hukum pidana Kebijakan hukum pidana melalui jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat “represif” penindasanpemberantasanpenumpasan setelah kejahatan tersebut terjadi. Menurut Sudarto yang dimaksud dengan upaya represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sesudah terjadinya kejahatan 13 Soerjono Soekanto, 2014, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 5. 14 Sudarto, 1986, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni, hlm. 118.