Perspektif Kebijakan Hukum Pidana

dalam pelaksanaan penegakan hukum pidana tidak ada suatu keharusan yang mewajibkan untuk menanggulangi kejahatan tersebut dengan sarana hukum pidana penal, mengingat penanggulangan kejahatan dengan menggunakan kebijakan hukum pidana berupa pemberian pidana memberikan dampak buruk seperti yang dikemukakan oleh Herman Bianchi bahwa lembaga penjara dan pidana penjara harus dihapuskan untuk selama-lamanya dan secara menyeluruh. Tidak sedikit pun bekas yang patut diambil dari sisi yang gelap di dalam sejarah kemanusiaan ini. 22 Kebijakan penal yang bersifat represif, namun sebenarnya juga mengandung unsur prefentif, karena dengan adanya ancaman dan penjatuhan pidana terhadap delik diharapkan ada efek pencegahanpenangkal deterrent effect nya. Di samping itu, kebijakan penal tetap diperlukan dalam penanggulangan kejahatan, karena hukum pidana merupakan salah satu sarana kebijakan sosial untuk menyalurkan “ketidaksukaan masyarakat social dislike atau pencelaankebencian sosial social disapproval social abhorrence yang sekaligus juga diharapkan menjadi sarana “perlindungan sosial” social defence. Oleh karena itulah sering dikatakan, bahwa penal policy merupakan bagian integral dari social defence policy. 23 22 Herman Bianchi dalam Barda Nawawi Arief, 2010, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, hlm. 37. 23 Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum Dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan, hlm. 182. Hal senada juga dikemukakan oleh Roeslan Saleh, beliau mengemukakan tiga alasan yang cukup panjang mengenai masih diperlukannya pidana dan hukum pidana, adapun intinya sebagai berikut: 24 a. Perlu tidaknya hukum pidana tidak terletak pada persoalan tujuan-tujuan yang hendak dicapai, tetapi terletak pada persoalan seberapa jauh untuk mencapai tujuan itu boleh menggunakan paksaan; persoalannya bukan terletak pada hasil yang akan dicapai, tetapi dalam pertimbangan antara nilai dari hasil itu dan nilai dari batas-batas kebebasan pribadi masing-masing. b. Ada usaha-usaha perbaikan atau perawatan yang tidak mempunyai arti sama sekali bagi si terhukum; dan di samping itu harus tetap ada suatu reaksi atas pelanggaran pelanggaran norma yang telah dilakukannya itu dan tidaklah dapat dibiarkan begitu saja. c. Pengaruh pidana atau hukum pidana bukan semata-mata ditujukan pada si penjahat, tetapi juga untuk mempengaruhi orang yang tidak jahat yaitu warga masyarakat yang menaati norma-norma masyarakat. Sedangkan menurut Marc Ancel Kebijakan Hukum Pidana atau Penal Policy adalah suatu ilmu sekaligus seni yang pada akhirnya mempunyai tujuan praktis untuk memungkinkan pearturan hukum positif dirumuskan secara lebih baik dan untuk memberi pedoman tidak hanya untuk pembuat undang-undang tetapi juga kepada pengadilan yang menerapkan undang-undang, dan juga kepada para penyelenggara atau pelaksana putusan pengadilan. 25 24 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori Dan Kebijakan Pidana, hlm. 153. 25 Barda Nawawi Arief, 2008, Kebijakan Hukum Pidana: Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana, hlm. 19. Dengan demikian, dilihat sebagai bagian dari politik hukum pidana, maka politik hukum pidana mengandung arti, bagaimana mengusahakan atau membuat dan merumuskan suatu perundang-undangan pidana yang baik. 26 Dua masalah sentral dalam kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana penal hukum pidana ialah masalah penentuan: 27 a. Perbuatan apa yang seharusnya dijadikan tindak pidana. b. Sanksi apa yang sebaiknya digunakan atau dikenakan kepada si pelanggar. Penganalisisan terhadap dua masalah sentral ini tidak dapat dilepaskan dari konsepsi integral antara kebijakan kriminal dengan kebijakan sosial atau kebijakan pembangunan nasional. Ini berarti pemecahan masalah-masalah di atas harus pula diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dari kebijakan sosial politik yang telah ditetapkan. Dengan demikian, kebijakan hukum pidana, termasuk pula kebijakan dalam menangani dua masalah sentral di atas, harus pula dilakukan dengan pendekatan yang berorientasi pada kebijakan policy oriented approach. Sudah barang tentu pendekatan kebijakan yang integral ini tidak hanya dalam bidang hukum pidana, tetapi juga pada pembangunan hukum pada umumnya. Pendekatan demikian terlihat pula misalnya, pada tulisan Satjipto Rahardjo yang berjudul “Pembangunan Hukum yang Diarahkan kepada Tujuan Nasional”. Dikemukakan oleh Satjipto Rahardjo bahwa tidak dijumpai perbedaan antara fungsi hukum sebelum dan sesudah kemerdekaan. Perbedaannya terletak pada 26 Ibid., hlm. 23. 27 Marwan Effendi, Op.Cit., hlm 230. keputusan politik yang diambil dalam dua masa tersebut dan pengimplementasiannya ke dalam sistem hukum masing-masing. 28 Penegakan hukum pidana dapat diartikan sebagai upaya untuk membuat hukum pidana itu berfungsi, beroperasi atau bekerjanya dan terwujud secara konkret. Menurut Sudarto kebijakan hukum pidana dibagi menjadi dua jenis kebijakan, yaitu: 29 1 Kebijakan secara penal hukum pidana Kebijakan hukum pidana melalui jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat “represif” penindasanpemberantasanpenumpasan setelah kejahatan tersebut terjadi. Menurut Sudarto yang dimaksud dengan upaya represif adalah segala tindakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sesudah terjadinya kejahatan atau tindak pidana, termasuk upaya represif yaitu penyelidikan, penyidikan, penuntutan sampai dilakukannya pidana. 2 Kebijakan non penal diluar jalur hukum Kebijakan hukum pidana melalui jalur non penal lebih menitikberatkan pada sifat “preventif” pencegahanpenangkalanpengendalian yang dilakukan sebelum kejahatan tersebut terjadi. Sarana non penal biasa disebut sebagai upaya preventif, yaitu upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kemungkinan akan terjadinya kejahatan. Non penal merupakan upaya pencegahan, penangkalan, dan pengendalian sebelum kejahatan terjadi maka sasaran utamanya adalah mengenai faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan. Faktor-faktor kondusif itu 28 Ibid., hlm. 230. 29 Sudarto, 1986, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni, hlm. 118. antara lain berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial secara langsung atau tidak langsung menimbulkan kejahatan. Usaha-usaha non penal penyantunan dan pendidikan sosial dalam rangka mengembangkan tanggung jawab sosial warga masyarakat, penggarapan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral dan agama. Meningkatkan usaha-usaha kesejahteraan anak dan remaja, kegiatan patroli dan pengawasan lainnya secara kontinu oleh polisi dan aparat keamanan lainnya. Usaha-usaha non penal memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu. Dengan demikian, dilihat dari politik kriminal keseluruhan kegiatan preventif yang non penal itu sebenarnya mempunyai kedudukan yang sangat strategis, memegang posisi kunci diintesifkan dan diefektifkan. Kegagalan dalam mengarap posisi strategis ini justru akan berakibat sangat fatal bagi usaha penegakan hukum. Oleh karena itu suatu kebijakan kriminal harus dapat mengintegrasikan dan mengharmonisasikan seluruh kegiatan preventif yang non penal itu kedalam suatu sistem kegiatan negara yang teratur. Tujuan utama dari sarana non penal adalah memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu. Penggunaan sarana non penal adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu meliputi bidang yang sangat luas sekal di seluruh sektor kebijakan sosial. 30 Penegakan hukum pidana pada hakikatnya merupakan penegakan kebijakan melalui beberapa tahapan, yaitu: 31 a. Tahap formulasi, yaitu tahapan penegakan hukum in abstracta oleh pembuat undang-undang, tahap ini pula disebut sebagai tahap kebijakan legislatif. 30 Barda Nawawi Arief, 2002, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 42. 31 Sudarto, Ibid., hlm. 118. b. Tahap aplikasi, yaitu penerapan hukum pidana oleh aparat-aparat penegak hukum mulai dari Kepolisian sampai dengan pengadilan, tahap ini dapat pula disebut dengan tahap kebijakan. c. Tahap eksekusi, yaitu tahap pelaksanaan hukum pidana secara konkret oleh aparat-aparat pelaksanaan hukum pidana, tahap ini dapat pula disebut dengan tahap kebijakan eksekutif atau administratif.

B. Pelaksanaan Program ASI Eksklusif

Negara mendukung pelaksanaan program ASI eksklusif ini dimulai sejak diperingatinya hari ASI sedunia setiap tanggal 1-7 Agustus yang dinamakan Pekan ASI Sedunia kegiatan ini diadakan setiap tahunnya oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia AIMI, dimana asosiasi ini berdiri atas dasar kepedulian beberapa ibu mengenai pentingnya pemberian Air Susu Ibu ASI untuk bayi secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun. 32 Adapun pengertian ASI eksklusif yaitu suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai bahan makanan terbaik bagi bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil, haid, atau kurang gizi. ASI juga mengandung beberapa mikronutrien yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi. Selain itu pemberian ASI minimal selama 6 bulan juga dapat menghindarkan bayi dari obesitas atau kelebihan berat badan karena ASI membantu menstabilkan pertumbuhan lemak bayi. 33 32 http:sumut.aimi-asi.orgtentang-aimi diakses pada tanggal 25 Januari 2016, pukul 21:45 WIB. 33 Nadine Suryoprajogo, 2009, Keajaiban Menyusui, Jakarta: Keyword, hlm. 7. Kandungan ASI yang telah disebutkan di atas telah dibuktikan dengan penelitian yang telah diadakan oleh para ahli anak di seluruh dunia, hasil penelitian tersebut menjelaskan keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi atau susu buatan lainnya banyaknya gizi yang terkandung dalam ASI sangat berguna bagi tumbuh kembang bayi. Adapun manfaat ASI terhadap kelangsungan hidup dan kesehatan bayi adalah sebagai berikut: 34 a. Menyelamatkan nyawa, ASI eksklusif adalah sumber paling efektif untuk mencegah kematian anak namun hanya kurang dari 40 bayi di bawah 6 bulan menerima manfaat pemberian ASI. Bayi di bawah usia 2 bulan yang tidak disusui adalah enam kali lebih mungkin untuk meninggal akibat diare atau infeksi saluran pernapasan akut daripada mereka yang disusui, sekitar 1,3 juta kematian dapat dicegah setiap tahun ketika pemberian ASI ekslusif meningkat menjadi 90 . b. Melindungi terhadap penyakit, ASI kolostrum mengandung agen anti bakteri dan anti virus mempunyai komposisi vitamin A yang tinggi yang melindungi bayi terhadap penyakit. c. Mempercepat pemulihan anak yang sakit, ASI berguna selama diare untuk mengurangi tingkat keparahan dan lamanya diare dan resiko kekurangan gizi, karena ASI merupakan sumber makanan yang higienis dengan komposisi yang sempurna dari energi, protein, lemak, vitamin dan nutrisi lain untuk bayi dalam enam bulan pertama. ASI adalah satu-satunya sumber yang aman dan dapat diandalkan makanan untuk bayi bhakan sewaktu dia sakit. 34 http:www.wishingbaby.commanfaat-asi-eksklusif diakses pada tanggal 27 Januari 2016, pukul 21:05 WIB. d. Memenuhi semua kebutuhan air. ASI mengandung 88 air, studi menunjukkan bahwa anak yang menkonsumsi ASI ekslusif di bawah 6 bulan tidak membutuhkan cairan tambahan, bahkan di negara-negara dengan suhu yang sangat tinggi dan kelembaban rendah. e. Mengoptimalkan perkembangan fisik dan mental anak. Bayi yang diberi ASI menunjukkan perkembangan yang lebih baik dengan IQ yang lebih tinggi dari pada anak-anak yang tidak diberi ASI eksklusif. Nutrisi kunci yang sangat penting untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak. f. Beberapa penelitian mengatakan bahwa anak yang diberikan ASI akan lebih cenderung mengurangi kemungkinan obesitas, pemberian susu formula 20- 30 akan memungkinkan anak akan lebih gemuk. g. Rata-rata bayi yang diberikan ASI akan memiliki tekanan darah tinggi yang lebih rendah, ini akan membantu bayi terhindar dari penyakit jantung juga. Sedangkan manfaat ASI eksklusif untuk sang ibu adalah sebagai berikut: 35 a. Menyusui ASI membantu wanita menurunkan berat badan setelah melahirkan, wanita akan membakar banyak kalori selama menyusui karena tubuh mereka memproduksi susu. b. Menyusui akan membuat hormon oxytocin yang menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat. c. Ketika seorang wanita melahirkan dan menyusui bayinya, manfaat asi untuk wanita adalah melindungi dirinya dari menjadi hamil lagi terlalu cepat, suatu bentuk kontrol kelahiran yang 98 lebih efektif daripada menggunakan kontrasepsi. 35 Ibid.