Penerapan Asas-Asas Hukum Kontrak

tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad baik mutlak, penilaiannya terletak pada akal sehat dan keadilan, dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan penilaian tidak memihak menurut norma-norma yang objektif 9 5. Asas Kepribadian Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata. Pasal 1315 KUHPerdata berbunyi: “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.” Inti dari ketentuan ini bahwa seseorang yang mengadakan perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi: “Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.” Ini berarti bahwa perjanjian yang dibuat oelh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun, ketentuan itu ada pengecualiannya, sebagaimana diintrodusir dalam Pasal 1317 KUHPerdata, yang berbunyi: “Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu.” Pasal ini mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjian untuk kepentingan pihak ketiga dengan suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan dalam Pasal 1318 KUHPerdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak daripadanya. Pasal 1317 KUHPerdata mengatur tentang pengecualiannya, sedangkan pasal 1318 KUHPerdata mengatur tentang ruang lingkupnya yang luas 10 .

C. Penerapan Asas-Asas Hukum Kontrak

Kehendak para pihak yang diwujudkan dalam kesepakatan adalah merupakan dasar mengikatnya suatu perjanjian. Kehendak tersebut dapat dinyatakan dengan berbagai cara baik 9 Ibid., hlm. 11 10 Ibid., hlm. 12-13 7 lisan maupun tertulis dan mengikat para pihak dengan segala akibat hukumnya 11 . Menurut teori klasik hukum kontrak, asas itikad baik dapat diterapkan dalam situasi dimana perjanjian sudah memenuhi syarat tertentu, akibatnya ajaran ini tidak melindungi pihak yang menderita kerugian dalam tahap prakontrak atau tahap perundingan, karena dalam tahap ini perjanjian belum memenuhi syarat hal tertentu 12 . Dalam kasus Ny. Linawati Tjhang melawan PT Sumber Agung Real Estate Construction, penggugat sabagai pembeli beritikad baik dan sangat keberatan dengan keadaan rumah kantor Rukan Unit R28 tidak sesuai dengan penjelasan dan site plan yang diberikan Tergugat bahwa di halaman di depan Rukan tersebut seharusnya lepas pandang dan dapat digunakan untuk parkir kendaraan, ternyata telah berdiri bangunan permanen untuk menyimpan mesin diesel yang dilengkapi cerobong asap. Menurut penggugat tindakan tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi penggugat serta mengganggu kegiatan penggugat dalam menjalankan kegiatan usaha bisnis. Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum dang anti rugi sebesar Rp 1.245.576.625,- sesuai dengan harga rukan yang sudah dilunasi oleh penggugat, ditambah ganti rugi imateriel sebesar Rp 5.000.000.000,- ditambah bunga 20 per tahun terhitung sejak gugatan di daftarkan. Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam Putusan No. 120Pdt.G2006PN.Jkt.Ut tanggal 11 April 2007 mengabulkan gugatan penggugat sebagian, yaitu menghukum tergugat membayar ganti rugi materiel dan imateriel ditambah bunga 6 setahun. Pengadilan Tinggi Jakarta dalam Putusan No. 428PDT2007PT.DKI tanggal 26 Februari 2008 menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima. Dengan alasan bahwa gugatan kabur karena penggugat menyatakan sebagai pemilik atas rukan aquo, tetapi baru menyatakan akan serah terima rukan yang telah dibayar lunas. Selanjutnya, menurut pengadilan tinggi penggugat tidak punya kapasitas untuk menggugat, karena unit ruko tersebut bukan merupakan unit bangunan yang terpisah tersendiri melainkan suatu kesatuan dengan unit hunian lainnya yang dikenal dengan nama Apartemen 11 Suharmoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Jakarta: Kencana, 2014, hlm 3-4. 12 Ibid,. hlm. 5. 8 Gading Mediterania Residences. Bahwa di tiap ruko tidak ada lahan parkir yang dikhususkan untuk pemilik unit ruko. Putusan pengadilan tinggi dikuatkan oleh Putusan Mahkamah Agung No. 2559KPDT2008 tanggal 10 Juni 2008 13 . Dilihat dari penerapan asas-asas hukum kontrak pada kasus tersebut bahwa asas kebebasan berkontrak tercermin ketika Ny. Linawati Tjhang membuat perjanjian dengan PT. Sunter Agung Real Estate Development and Construction. Dalam hal tersebut dapat dilihat bahwa Ny. Linawati Tjhang bebas membuat kontrak dengan siapapun asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. Asas Konsensualisme dan asas Pacta Sunt Servanda tercermin pada ketika Ny. Linawati Tjhang melihat site plan dan membeli rumah kantor pada PT. Sunter Agung Real Estate Development and Construction. Setelah Ny. Linawati Tjhang membeli rumah kantor tersebut otomatis akan menimbulkan kewajiban para pihak yang melakukan perjanjian tersebut. Menurut kasus tersebut, mengingat bahwa KUHPerdata masih menganut teori kontrak klasik, dimana itikad baik hanya ada pada tahapan pelaksanaan perjanjian atau ketika hak dan kewajiban timbul sebagai akibat dari hubungan kontraktual yang terbentuk. Dengan mengacu pada hal ini terlihat bahwa keadaan rumah kantor yang tidak sesuai dengan site plan yang diberikan oleh developer, selain itu dilihat bahwa objek perjanjian adalah rumah kantor itu sendiri, dan lahan lepas di depan rumah kantor tersebut bukan merupakan objek perjanjian. Hal ini berarti jika menurut KUHPer yang memandang bahwa itikad baik hanya terjadi pada tahapan pelaksanaan kontrak, berarti pada kasus tersebut tergugat tidak bersalah, karena hal tersebut terjadi pada tahap pra-contractual. Akan tetapi, menurut teori kontrak modern, itikad baik sudah harus ada pada tahap perundingan sebelum adanya lahirnya kesepakatan, sehingga akibat hukum dari janji-janji pada tahap pra-contractual diakui dan jika dilanggar menimbulkan akibat hukum, hal tersebut diatur dalam sistem hukum civil law. Dalam sistem common law dikenal dengan doktrin promissory estoppel yang mengemukakan bahwa jika salah satu pihak sudah percaya dan menaruh 13 Ibid., hlm 8-9 9 pengharapan terhadap janji-janji dari pihak lain dan kepercayaan itu mengakibatkan berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu ternyata kemudian janji tersebut diingkari sehingga timbul kerugian, maka pihak yang dirugikan itu berhak menuntut ganti rugi. Berdasar doktrin promissory estoppel, PT. Sunter Agung Real Estate Development dan Construction dianggap melakukan perjanjian dengan itikad buruk terhadap Ny. Linawati Tjhang, karena rumah kantor yang dibeli oleh Ny. Linawati Tjhang tidak sesuai dengan site plan, di halaman depan rumah kantor yang seharusnya lepas pandang dan digunakan untuk parkir kendaraan, ternyata telah berdiri bangunan permanen untuk menyimpan diesel yang dilengkapi dengan cerobong asap. Atas hal tersebut Ny. Linawati Tjhang berhak menuntut kepada PT. Sunter Agung Real Estate Development and Construction atas kerugian yang diterima oleh Ny. Linawati Tjhang karena pembangunan rumah kantor tersebut tidak sesuai dengan site plan yang ditawarkan oleh PT. Sunter Agung Real Estate Development and Construction. 10 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan