Tahapan Dalam Kampanye Branding Penjelasan terkait model Marketing dan Public Relations

1 - Dangerous Stakeholders memiliki kekuatan maupun tuntutan yang mendesak namun tidak memiliki keabsahan yang lemah. Bentuk stakeholders ini juga hampir sama dengan jenis demanding stakeholders, namun berada dalam ruang lingkup internal korporasi. Ini akan timbul jika penanganan terhadap internal korporasi tidak mendapat perhatian yang lebih. Dan sama dengan model stakeholders demanding, penangannya dapat dilakukan dengan metode manajemen konflik ataupun memberikan bentuk- bentuk keuntungan yang telah didapat dari proses marketing yang tengah diupayakan. Detailnya untuk model stakeholders jenis ini, Pertamina sebagai korporasi dapat membuat lebih banyak kegiatan penyegaran pada internalnya guna membendung keberadaan jenis stakeholders ini. - Dependent Stakeholders memiliki tuntutan dan keabsahan yang mendesak, namun kurang memiliki kekuatan. Ini juga jenis problems stakeholders dari kaitanya dengan stakeholders sebelumnya. Selain tubuh internal yang menjadi fokus Pertamina sebagai korporasi, bagian ekternal untuk urusan pengadaan bahan baku bahan bakar, juga perlu mendapatkan perhatian lebih juga dalam kaitanya dengan jenis Stakeholders Discritionary. Penanganannya dapat dilakukan pada pematangan konsep Corperate Social Responsibility CSR Perusahaan, untuk lebih dapat serta mampu membuat segmentasi dan fokus tersendiri untuk metode pembangunan relasi kepada jenis stakholders ini.

2. Tahapan Dalam Kampanye Branding

Segmentasi jenis stakeholders dan konsumen diatas perlu mendapatkan informasi yang lebih banyak terhadap produk. Metode ini merupakan tahapan kampanye Branding yang dapat dilakukan oleh Pertamina. Bukan hanya berfokus kepada Pertamina sebagai korporasi saja, ataupun produk-produk yang sudah ada dan dihasilkan saja, namun juga, informasi yang lebih untuk kualitas, keunggulan serta perbedaan yang signifikan dari masing-masing produk yang dihasilkan sudah selayaknya diinformasikan secara transparan. Jika diteliti pada kasus diatas, kekeliruan pada konsumen dalam melakukan pembelian produk, dapat di jadikan isu pemberitaan yang lebih pas dari Pertamina sebagai korporasi. Contohnya disini dapat dilakukan langkah seperti pergantian nama produk, ataupun jenis kualitas layanan sebagai bentuk pembedaan yang signifikan dari masing-masing produk yang dipasarkan ke konsumen. 1 Detailnya pola kampanye Branding untuk jenis produk Pertamina Pertamax tidak harus dilakukan dibanyak tempat, wilayah ataupun daerah, namun dapat dilakukan dibeberapa wilayah saja. Hal ini mampu dijadikan dokumentasi tersendiri bagi korporasi untuk kemudian di jadikan bahan informasi kepada kahalayak seluruh pengguna produk Pertamina di seluruh pasar yang ada. Metode diatas dapat dilakukan dengan penjalinan relasi yang baik kepada media di beberapa daerah. Dan ini membtuhkan tim tersendiri untuk dapat menjadi komunikator dan the Opinion Makers bagi para konsumen yang fungsi seutuhnya adalah pemberian informasi untuk dapat melakukan perubahan persepsi di kalangan konsumen nantinya.

3. Penjelasan terkait model Marketing dan Public Relations

Perihal kaitanya dengan model Marketing dan Public Relation dapat dilakukan setelah dua perencanaan diatas sudah dapat berjalan pada titik normal dan terarah. Dari lima model Marketing dan Public Relations yang ada, jika dikaitkan dengan kasus Marketing Produk Pertamax oleh Pertamina, sudah selayaknya pembagian dikelompokan kepada dua tim untuk fokus Marketing dan Pencitraan Perusahaan Public Relation. Aplikasinya berjalan sederajat dan masing-masing Seperate but Equal Functions. Namun di sebagian kondisi yang akan dihadapi kedua jenis divisi ini diharapkan juga mampu melakukan kordinasi penuh demi menjaga citra perusahaan dari sudut pandang khalayak Public Relation as the Dominate Functions. Strateginya dapat disesuaikan dengan pola komunikasi Marketing Public Relation yang sudah ada, diantaranya dapat dilihat sebagai berikut : - Separete But Equal Function, model marketing dan public Relation jenis ini merupakan tim yang berfokus pada Marketing produk Pertamax. Namun tetap diawasi oleh Tim Public Relation untuk keeping pencitraan Pertamina sebagai korporasi penyedia produk. Jika dikaitkan dengan segmentasi stakeholder dan konsumen pada pembahasan sebelumnya model ini, merupakan jenis model yang paling banyak ketersinggunannya dengan jenis para stakeholders dan konsumen. - Equal But Overlapping Functions, dalam model marketing dan public relation jenis ini diharapkan keduanya dapat bersinergi untuk mengedepankan jenis produk Pertamax dalam masing-masing jobdecription-nya. Public Relation diharapkan mampu meletakan nama Pertamina sebagai Korporasi, paralel dengan kegiatan Marketing produk Pertamax. 1 - Marketing As Dominant Function, dalam hal ini Praktisi Public Relations diharapkan mampu untuk lebih membantu divisi marketing menyangkut produk pertamax. Aplikasinya dapat berupa, pengadaan kegiatan-kegiatan sebagai media informasi untuk produk Pertamax yang digalang dalam metode penjalinan relasi oleh praktisi Public Relations. - Public Relations as The Dominant Functions, dalam hal ini kordinasi PR untuk pelaksanaan semua jenis kegiatan difokuskan kepada para stakeholders, baik internal maupun eksternal terkait guna melakukan pemeliharaan atau menjaga loyalitas konsumen yang sudah mulai terbentuk. - Marketing and Public Relations as The Same Function, kegiatan semua jenis pemetaan serta pendataan merupakan contoh konkrit dari aplikasi jenis ini, yang ditujukan sebagai media evaluasi hingga pembentukan strategi dan perencanaan selanjutnya yang akan dijalankan.

4. Pola Komunikasi Marketing Public Relation