irama dan nada. Bakat musik baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk dikembangkan, sehingga bisa terjadi seseorang tidak mengetahui dan atau
mengembangkan bakat yang dimiliki. Bakat musik menjadi ukuran bagi potensi seseorang untuk belajar musik. Kemampuan bawaan tersebut melekat pada
individu sebagai suatu kepekaan tinggi dan dapat memberikan respon terhadap unsur-unsur musik. Kelompok sifat-sifat tersebut dapat membentuk potensi-
potensi yang bertingkat seperti kemampuan mendengar musik atau nada Yuniarti 2009: 8.
Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa bakat musik adalah kemampuan musik yang meliputi kemampuan membedakan nada,
kepekaan atau keserasian suara, dan kepekaan akan irama maupun nada, yang dimiliki oleh sesorang yang dibawa dari lahir, given from God, yang merupakan
potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan dalam bermusik.
2.6 Motivasi
Terdapat beberapa teori tentang motivasi yang diungkapkan oleh para ahli, di antaranya menurut Siagian 2004: 101 motivasi merupakan sebuah daya
pendorong kejiwaan yang mampu mengaktifkan, atau menggerakkan dan mengarahkan serta menyalurkan perilaku, sikap, dan tindak tanduk seseorang
yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Beberapa ahli lain membagi motivasi atas dua tipe atau kelompok yang pada umumnya dikenal dengan
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Thornburgh 1984 dalam Kuncoro 2014: 23 berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang
disebabkan faktor pendorong yang benar-benar bersumber dari dalam diri individu, tanpa dipengaruhi faktor lingkungan. Sedangkan motivasi ekstrinsik
merupakan motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar Pintner, Ryan, West, Alech, Crow dan Smith, 1963. Menurut Cleland dan kawan
kawan dalam Kuncoro Zelika Alin 2014: 23, inti teori motivasi terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin
mendalam apabila disadari bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan yaitu: 1 berprestasi need for achievement, 2 kekuatan need for power, dan
3 berorganisasi need for affiliation. Selain itu terdapat sebuah teori tentang motivasi berdasarkan kebutuhan
dari Maslow dalam Mangal 2002: 408 dikembangkan pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
1 kebutuhan fisiologikal, seperti: rasa haus akan hiburan, 2 kebutuhan rasa aman, tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikolog
ikal, dan intelektual, 3 kebutuhan akan kasih sayang, 4 kebutuhan akan harga diri yang
pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status, dan 5 aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
2.7 Kerangka Berpikir