58
4.1.2 Penampang Kontur Fungsi Kedalaman Penampang Horisontal 3-D
Pemetaan kontur dan pemodelan spasial 3 dimensi 3-D ini berbasiskan pada Surfer 10.0. Surfer 10.0 adalah salah satu perangkat lunak yang
digunakan untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan 3-D dengan mendasarkan pada grid. Hasil inversi Res2Dinv disimpan dalam bentuk data
tabular XYZ, setelah itu menggunakan Surfer 10.0 untuk melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik segi empat grid
yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horisontal yang dalam surfer 10.0 berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar
pembentuk kontur dan surface 3-D. Penampang kontur fungsi kedalaman menggunakan Surfer 10.0 lebih
menampilkan seperti keadaan di lapangan. Satu kontur lembar segi empat diasumsikan sebagai sebaran nilai resitivitas di lokasi penelitian pada
kedalaman tertentu. Dalam penelitian diperoleh lima kontur dengan variasi kedalaman. Penelitian metode tahanan jenis dengan konfigurasi Schlumberger
dilakukan sebanyak tiga lintasan sepanjang 75 m, pada sub bab sebelumnya menganalisis secara 2-D maka pada sub bab ini akan menganalisis secara 3-D.
Berikut ini merupakan hasil pengolahan 3-D menggunakan surfer 10.0 untuk menggambarkan nilai resistivitas pada kedalaman yang sama dari
lintasan A, B, dan C, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7 berikut.
59
Gambar 4.7 Penampang kontur nilai resistivitas fungsi kedalaman pada
lintasan A, B, dan C
60 Dari penampang kontur fungsi kedalaman di atas dapat dijelaskan bahwa
sumbu x menyatakan panjang lintasan, sumbu y menyatakan jarak antar lintasan, lintasan A berada pada posisi 0,0, lintasan B berada pada posisi
0,20 dan lintasan C berada pada posisi 0,40 serta sumbu z menyatakan nilai resistivitas pada kedalaman tertentu. Berdasarkan pada interpretasi hasil
inversi 2-D dan kondisi geologi daerah penelitian, diperoleh dua macam lapisan batuan yaitu lapisan alluvium dan batuan vulkanik breksi vulkanik.
Lapisan alluvium merupakan lapisan dengan nilai resistivitas rendah antara 5- 231
Ωm, ditunjukkan dengan citra warna biru hingga hijau. Lapisan batuan vulkanik memiliki nilai resistivitas yang tinggi antara 232-
1200 Ωm, ditunjukkan dengan citra warna kuning hingga ungu tua.
Berdasarkan hasil
penampang horizontal
3-D di
atas dapat
diinterpretasikan bahwa pada kedalaman 1.25 m dan 3.87 m pada lintasan A, B dan C merupakan lapisan alluvium dengan harga resistivitas rendah yang
ditunjukkan dengan citra warna biru hingga hijau. Pada kedalaman 6.76 m lapisan aluvial tersebar di seluruh lintasan, namun pada kedalaman ini mulai
terlihat batuan keras dengan resistivitas tinggi berkisar 232-500 Ωm.
Kemudian pada kedalaman 9.94 m terdapat perubahan kedudukan batuan pada daerah batas patahan dan perubahan signifikan pola kontur nilai resistivitas.
Selanjutnya pada kedalaman 13.4 m lintasan A, B, dan C terdapat batuan keras berupa batuan breksi vulkanik. Berdasarkan gambar 4.7 penampang
kontur fungsi pada kedalaman 13.4 m di bagian sebelah kanan batuan bagian selatan bidang patahan telah terjadi penurunan kedudukan batuan. Dugaan
61 Patahan ditandai dengan perubahan kedudukan lapisan batuan yang
disebabkan karena adanya pengaruh gaya endogen sehingga batuan bagian kanan bagian selatan bidang patahan mengalami penurunan. Batuan
mengalami perubahan kedudukan di satu sisi menunjukkan kontraksi yang mengakibatkan patah akibat gaya kontraksi yang terlalu besar melebihi
elasitisitas batuan.
4.1.3 Penampang Vertikal 3-D