Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siapa pun tidak akan pernah menyangkal bahwa pelajaran matematika di sekolah dianggap oleh sebagian siswa adalah mata pelajaran yang paling sulit. Hal ini dapat berpengaruh pada perkembangan belajar matematika di tingkat yang lebih tinggi. Sebagian anak didik masih ada yang belum bisa membedakan nilai positif dan negatif dari suatu operasi bilangan bulat. Aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan tidak atau kurang menarik perhatiannya. Mereka akan merasa kesulitan apabila soal-soal yang diberikan itu kurang diminati. Oleh karena itu sering kali terjadi taraf ketuntasan pada pelajaran matematika rendah terutama pada pokok bahasan bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran di setiap kelas yang terlihat masih kurang mendapat perhatian dari siswanya dan tergambar jelas pada tabel sebagai berikut. Prosentase Data Ulangan Harian Jumlah Siswa Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 6,5 Tuntas Belajar Tidak Tuntas Belajar UH I UH II 40 40 13 18 32,5 45 67,5 65 2 Oleh karena itu penulis mencoba mengadakan observasi dengan membagi angketbrosur. Berdasarkan hasil informasi dari guru matematika sebelumnya dan dengan melihat hasil wawancara dari 3 siswa yang berbeda tingkat kecerdasannya pada tahun pelajaran 20042005 itu pedoman wawancara terlampir pada Lampiran 3, maka disimpulkan bahwa kelemahan mereka adalah sebagai berikut. 1. Rendahnya aktivitas keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap tidak mau menjawab dan tidak mau bertanya bila diberikan soal oleh guru. 2. Kurangnya minat mengerjakan soal-soal pada diri siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya siswa yang tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah. 3. Proses kegiatan belajar mengajar yang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang mengerjakan soal di kelas, guru tidakkurang mengadakan pendekatan pada siswa yang mengalami kesulitan. 4. Rendahnya tingkat ekonomi, sehingga tidak menunjang pendidikan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan sedikit siswa yang mempunyai buku pegangan selain dari sekolah ataupun LKS. Sehubungan dengan itu, maka penulis mempunyai beberapa alasan untuk terus mencari cara-cara yang baik dan benar dalam pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat. Bruce Cambell 2004:43 menyatakan: 3 Pembelajaran seharusnya menggunakan kedua potensi siswa, baik intelektual maupun fisik. Mereka harus menjadi pengajar yang aktif, ditantang untuk menerapkan pengetahuan utama dan pengalaman baru mereka, serta makin bertambahnya situasi-situasi yang lebih sulit. Berbagai pendekatan pembelajaran harus mengajak siswa-siswa dalam proses pembelajaran daripada sekedar mengirimkan informasi kepada mereka untuk diterimanya. Selanjutnya, penulis mencoba untuk mengubah sikap siswa yang tradisional dari pasif menjadi pelajar yang aktif. Guru dapat menemukan sesuatu yang bernilai dari contoh blok-blok patern blok, teka-teki atau permainan yang berguna untuk mengembangkan penghitungan dan keterampilan matematika. Alasan penulis tertarik memilih model pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT adalah sebagai berikut. 1. Siswa dilatih keterampilan-keterampilan yang spesifik untuk membantu sesama temannya bekerja sama dengan baik. 2. Adanya pengakuan atau ganjaran kecil yang harus diberikan kepada kelompok yang kinerjanya baik. 3. Memanfaatkan suatu permainan dalam kelompok kecil untuk memperoleh tambahan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pokok bahasan bilangan bulat. 4. Meningkatkan prestasi siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam satu permainan kelompok kecil.

B. Permasalahan

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3F SMP Negeri 2 Adiwerna Kabupaten Tegal dalam Pokok Bahasan Operasi pada Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw

0 84 110

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 01 Dukuhwaru Kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan Operasi Pada Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

2 17 96

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Jamasih Kecamatan Ketanggungan pada pokok bahasan pembagian bilangan desimal dengan bilangan bulat melalui latihan terstruktur

0 12 77

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA.

0 4 31

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Jamasih Kecamatan Ketanggungan dalam pokok bahasan pembagian bilangan desimal dengan bilangan bulat melalui latihan terstruktur.

0 0 1