PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA.

(1)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Tonjong 2 Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

AJENG JULIANA

0908408

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# # Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SD Negeri Tonjong 2 Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

AJENG JULIANA

0908408

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© AJENG JULIANA 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013


(3)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Ajeng Juliana, 2013

! !


(5)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA

Oleh Ajeng Juliana

0908408

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar pada siswa kelas lima SDN Tonjong 2 pada mata pelajaran IPA dengan materi pesawat sederhana. Pencapaian nilai rata-rata di bawah KKM. Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan pesawat sederhana melalui penerapan model Pembelajararan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2, untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2, untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2 dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan mengadopsi model Kemmis dan Mc Taggart melalui dua siklus pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas 5 SDN Tonjong 2 Kota Sukabumi dengan jumlah 45 orang siswa. Dari dua siklus pembelajaran, hasil dari penelitian ini mampu mencapai hasil yang optimal, terlihat melalui hasil belajar siswa pada siklus 1 rata-rata nilai siswa mencapai 60,89. Pada Siklus 2 meningkat menjadi 73,78. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA pada materi Pesawat Sederhana secara optimal. Saran yang ingin disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah dalam kegiatan pembelajaran guru perlu lebih banyak menggunakan model belajar yang bervariatif dengan tujuan agar hasil belajar dapat dicapai dengan efektif dan optimal, dalam penerapan model belajar, perencanaan belajar menjadi faktor penting sebagai skenario dalam pelaksanaan pembelajaran, guru perlu lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, baik melalui KKG, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lain ataupun seminar-seminar pendidikan agar memberikan wawasan kepada guru dalam menggunakan model belajar yang efektif, kepala sekolah harus dapat memfasilitiasi guru meningkatkan kompetensinya, khususnya dalam hal peningkatan teknik mengajar di kelas agar dapat memberikan layanan pendidikan optimal kepada siswa.


(6)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

DAFTAR ISI

COVER ……… i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ……… xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7

B. Hasil Belajar ... 8

C. Pengertian Pembejalaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 10

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 12

E. Pokok Bahasan Pesawat Sederhana ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Model Penelitian ... 21

C. Subjek Penelitiandan Lokasi Penelitian ... 22


(7)

iv

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Deskripsi Awal Penelitian ... 29

B. Hasil Penelitian ... 29

1. Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ... 30

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 30

b. Pelaksanaan PembelajaranSiklus 1 ... 32

c. Observasi Pembelajaran ... 33

d. Refleksi dan Perencanaan Ulang ... 39

2. Pelaksanaan Siklus 2 ... 40

a. Perencanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 40

b. Pelaksanaan PembelajaranSiklus 2 ... 41

c. Observasi Pembelajaran ... 42

d. Refleksi Siklus 2 ... 47

C. Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Rekomendasi ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(8)

v

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus 1... 34

4.2 Perolehan Skor Sikap Siswa Siklus 1 ... 35

4.3 Perolehan Skor Kinerja Siswa Siklus 1 ... 36

4.4 Perolehan Nilai Siswa Siklus 2 ... 43

4.5 Perolehan Skor Sikap Siswa Siklus 2 ... 44

4.6 Perolehan Skor Kinerja Siswa Siklus 2 ... 45


(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Pengungkit ... 15

2.2 Contoh Pengungkit Jenis Pertama ... 16

2.3 Contoh Penungkit Jenis Kedua ... 16

2.4 Contoh Pengungkit Jenis Ketiga ... 17

2.5 Contoh Alat-alat yang Menggunakan Prinsip Bidang Miring ... 17

2.6 Contoh Katrol Tetap ... 18

2.7 Contoh Katrol Bebas ... 18

2.8 Contoh Katrol Majemuk ... 19

2.9 Contoh Bentuk Roda Berporos ... 19


(10)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 ... 34 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 ... 43 4.3 Peningkatan Nilai Siswa ... 49


(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Kegiatan Siklus 1 2 Kegiatan Siklus 2


(12)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia yang salah satunya melalui pendidikan, sampai saat ini masih banyak tantangan dan ketertinggalan dibanding dengan negara lain yang lebih dulu maju dalam meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusianya.

Upaya mengembangkan aspek kepribadian manusia salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan di tingkat satuan pendidikan berupaya untuk membekali siswa yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan. Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah berusaha untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik dalam mengemban tugas untuk menjadi generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah merupakan sarana dalam mengembangkan kepribadian siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu, guru sebagai katalisator pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk siswa yang berkepribadian bangsa yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang memadai bagi siswa.

Guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus dengan cara meningkatkan pemahaman terhadap mekanisme dan pola penyebaran untuk meningkatkan profesionalitasnya. Selain itu, guru harus mengkaji hasil-hasil penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitian guru tersebut tidak terjebak pada praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif yaitu menggunakan metode konvensional yang tidak mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(13)

2

Pembelajaran IPA merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. IPA disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Atas dasar tersebut, tujuan utama pembelajaran IPA diharapkan agar siswa mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan Alam di sekitar siswa, harapan selanjutnya adalah agar siswa memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, memiliki rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.

Samartova, (2006: 3) menyatakan bahwa IPA adalah “ilmu pengetahuan vang mempunvai obyek dan menggunakan metode ilmiah”. Lebih jelas lagi Asy'ari (2007: 7) menjelaskan bahwa sains selain sebagai produk yaitu berupa pengetahuan manusia juga sebagai proses yaitu bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Secara konseptual tujuan pembelajaran IPA adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap alam sebagai sumber kehidupan manusia, maka siswa dituntut agar mampu mencapai standar pencapaian minimal materi pembelajaran IPA.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran kita tidak bisa melakukan pengajaran begitu saja atau secara spontan tetapi harus melalui perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran inilah yang akan menentukan kemana arah atau kegiatan apa saja yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, begitu juga perencanaan terhadap penggunaan media apa yang cocok untuk pembelajaran tersebut. Situasi dan kondisi proses pembelajaran di Kelas V SD Negeri Tonjong 2 Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi berdasarkan hasil observasi dan identifikasi masalah selama peneliti mengajar dapat digambarkan antara lain, 1) Pembelajaran


(14)

3

monoton dan membosankan siswa, 2) Pembelajarn bersifat klasikal, 3) Aktifitas kegiatan siswa dalam pembelajaran kurang

Kondisi diatas berdampak pada hasil belajar siswa. Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana dari 51 orang siswa pada tahun pelajaran 2011/2012 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 39,2% sedangkan yang telah mencapai KKM sebanyak 60,8% dari target KKM yaitu 65.

Untuk dapat mencapai kualitas pembelajaran yang optimal, guru diharapkan mampu menggunakan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah sebuah model pembelajaran kooperatif dimana siswa, lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi secara mandiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan judul penelitian yaitu, Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model Pembelajararan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2?


(15)

4

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2 dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Perencanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model Pembelajararan Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2.

3. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Tonjong 2 dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Pesawat Sederhana melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat positif bagi guru, siswa, dan pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang dapat diambil diantaranya:

1. Manfaat bagi siswa

a. Tumbuhnya proses belajar aktif dalam diri siswa setelah menerapkan model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw

b. Adanya keterlibatan siswa secara langsung selama proses belajar melalui kegiatan pengamatan dengan menggunakan alat peraga dan sarana prasarana yang tersedia dengan model Kooperatif Tipe Jigsaw

c. Dapat meningkatkan hasil siswa sebagai indikasi ketercapaian tujuan pembelajaran

2. Manfaat bagi guru

a. Sebagai salah satu variasi model belajar yang dapat diaplikasikan oleh guru di kelas dalam Pembelajaran IPA melalui model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw


(16)

5

b. Memperoleh peningkatan nilai KKM bagi siswa menjadi indikator keberhasilan mengajar guru

c. Sebagai motivasi guru untuk membuat penelitian tindakan kelas

3. Manfaat bagi peneliti

a. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti

b. Sebagai bahan perbandingan dalam menggunakan media pembelajaran c. Sebagai salah satu syarat dalam skripsi dan untuk menyelesaikan studi

pada program S-1 PGSD

E. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar Menurut Sudjana (Fitriana, 1990: 22) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar merupakan perubahan dari siswa dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perubahan terjadi secara sadar, artinya seseorang yang belajar akan menyadari adanya suatu perubahan.

b. Perubahan bersifat berkesinambungan dan fungsional. c. Perubahan bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara.

e. Perubahan dalam belajar mempunyai tujuan dan arah tertentu.

Dengan demikian, hasil belajar adalah perubahan siswa ke arah yang lebih baik melalui proses belajar yang dilakukan secara sadar sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk sikap dan nilai yang positif maupun pengetahuan yang baru.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Abdurrahman (Nurhadi, 2003: 60), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah (saling mencerdaskan), silih asih (saling menyayangi), dan silih


(17)

6

asuh (saling tenggang rasa) antar sesama siswa sebagai latihan hidup dan dalam masyarakat nyata.

Model Cooperative Tipe Jigsaw adalah sebuah tehnik pembelajaran kooperatif dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun tujuan dari medel pembelajaran jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

3. Pembelajaran IPA di SD

IPA merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari materi pelajaran yang disajikan di Sekolah Dasar. Dalam pembelajaran IPA disajikan pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatunya diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo dalam Samartova, 2006:2).

IPA adalah “ilmu pengetahuan vang mempunvai obyek dan menggunakan metode ilmiah” (Samartova, 2006:3). Ilmu Pengetahuan Alam (lPA) adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara vang terkontrol.

4. Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang memanfaatkan keuntungan mekanik untuk menggandakan gaya.


(18)

7

Pesawat sederhana dalam penelitian ini adalah, jenis alat mekanik yang dipelajari oleh siswa kelas V Sekolah Dasar yang terdiri dari; 1) pengungkit, 2) bidang miring, 3) katrol, dan 4) roda berporos.


(19)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kusumah dan Dwitagama (2009: 9) menyatakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari pengertian di atas, diperoleh gambaran bahwa PTK dilakukan oleh guru yang difokuskan pada situasi kelas dan mempunyai tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran. Hal ini menandakan bahwa guru dapat meneliti dengan cermat sebuah pembelajaran yang sedang dilaksanakan di kelasnya. Melalui PTK guru dapat mencoba menerapkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakterisasi siswa di kelas tersebut, baik dari segi metodenya, teknik, dan strategi belajar mengajarnya sehingga pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian guru dapat memperbaiki pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan di dalam kelas.

Ada beberapa prinsip dasar dari PTK adalah sebagai berikut:

1. Berkelanjutan, PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklustis;

2. Integral, PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti;

3. Ilmiah, diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata;

4. Motivasi dari dalam, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari

dalam siswa; dan

5. Lingkup, masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan


(20)

21

B. Model Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart (Soedarsono, 1997: 16). Model ini terdiri dari empat komponen yaitu:

1. Rencana: Tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai solusi.

2. Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi: Mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi: Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.

Adapun siklus pelaksanaan PTK yaitu:

Gambar 3.1. Model Penelitian Menurut Kemmis dan Mc. Taggart SIKLUS 1

SIKLUS 2

Tindakan

Perencanaan Observasi

Refleksi

Perencanaan Observasi

Refleksi Tindakan Observasi awal


(21)

22

Selama berlangsungnya tindakan, dilakukan observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh seorang observer dengan menggunakan panduan berupa lembar observasi. Selain adanya kegiatan observasi, peneliti menuliskan temuan-temuan selama proses pembelajaran berlangsung dalam catatan lapangan. Setiap selesai melaksanakan satu kali tindakan, peneliti melakukan wawancara dengan siswa. Hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, hasil diskusi dengan observer dijadikan sebagai bahan analisis dan refleksi dari setiap tindakan yang telah dilaksanakan.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang diambil dari penelitian yaitu siswa kelas 5 SDN Tonjong 2 dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang yang terdiri dari Laki-laki 27 orang dan Perempuan 18 orang

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Tonjong 2 yang beralamat di Jalan Pasir Mulus III Perum Bumi Pasir Rahayu Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi Propinsi Jawa Barat

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dilakukan melalui beberapa siklus pembelajaran. Siklus pembelajaran bertujuan untuk mengamati peningkatan pada setiap kegiatan pembelajaran siswa. Dalam tiap siklus pembelajaran, di dalamnya terdiri dari perencanaan (Planning), tindakan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi (reflecting).

1. Tahap Perencanaan

a. Observasi awal

Kegiatan ini dilakukan untuk melihat dan menganalisa keadaan awal dari subjek penelitian. Observasi awal adalah langkah pertama untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan.


(22)

23

b. Studi dokumentasi

Kegiatan pengenalan masalah belajar menjadi langkah yang penting untuk dilakukan, pada kegiatan ini peneliti mencari dan menemukan masalah-masalah apa saja yang ada di kelas, dan bagaimana upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Penelaahan masalah yang akan dihadapi, diantaranya dengan melakukan studi dokumentasi dan observasi langsung di kelas. Objek yang menjadi bahan identifikasi diantaranya dengan melihat kurikulum yang digunakan pada sekolah yang bersangkutan, melihat riwayat nilai harian siswa serta mengamati karakeristik kelas yang akan diteliti oleh guru.

c. Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti merumuskan rencana yang akan dilaksanakan dalam PTK, diantaranya:

1) Menentukan observer yang membantu kegiatan penelitian

2) Menyiapkan alat dan media belajar serta sarana prasarana pendukung lainnya

d. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen dilakukan sebagai alat perekam data selama proses penelitian dilaksanakan. Instrumen yang disusun berupa, RPP, Lembar tes, dan Lembar Observasi.

2. Tahap Pelaksanaan

SIKLUS 1

a. Perencanaan Tindakan Kelas

Kegiatan perencanaan tindakan kelas, merupakan langkah sebelum tindakan kelas dilakukan, diantaranya:

1) Menganalisa silabus pembelajaran untuk kemudian dijabarkan ke dalam RPP

2) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas 5 3) Menyiapkan instrumen penilaian


(23)

24

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari perencanaan-perencanaan yang sudah disusun. Pelaksanaan yang dilakukan diantaranya: a) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh

kelompok siswa

b) Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c) Guru membentuk kelompok kecil yang heterogen tetapi harmonis d) Guru menjelaskan materi secara singkat kepada kelompok awal e) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab dan siswa melakukan

tanya jawab yang mengarah kepada hipotesis siswa

f) Siswa diminta berdiskusi untuk mencari informasi, data dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

g) Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok lain

h) Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh

i) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang

j) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari permasalahn yang telah diajukan

k) Guru memberikan pre-test kepada siswa untuk mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

SIKLUS 2

a. Perencanaan Tindakan Kelas

Kegiatan perencanaan tindakan kelas, merupakan langkah sebelum tindakan kelas dilakukan, langkah-langkah pada siklus 2 diantaranya:


(24)

25

1) Menganalisa silabus pembelajaran untuk kemudian dijabarkan ke dalam RPP setelah di revisi berdasarkan hasil refleksi pada Siklus 1 sebelumnya

2) Menyusun RPP mata pelajaran IPA kelas 5 3) Menyiapkan instrumen penilaian

b. Pelaksanaan Tindakan Kelas

Pelaksanaan tindakan merupakan tahap aplikasi dari perencanaan-perencanaan yang sudah disusun. Pelaksanaan yang dilakukan diantaranya: 1) Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang sudah

disusun

2) Menerapkan model belajar Kooperatif Tipe Jigsaw selama kegiatan pembelajaran

3. Tahap Observasi

Tahap observasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembelajran berlangsung, yang bertujuan untuk mengamati secara langsung interaksi belajar siswa di kelas serta mengamati jalannya kegiatan belajar di kelas.

Secara umum, hal-hal yang diobservasi diantaranya adalah, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa, kemudian dinilai apakah telah mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan selama dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi bertujuan untuk menganalisis hasil dari proses pembelajaran untuk dicari kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan hal-hal yang dapat dipertahankan pada siklus selanjutnya.


(25)

26

Hasil dari refleksi penelitian, pada akhirnya dijadikan bahan dalam penarikan kesimpulan, sehingga diketahui apakah tujuan pembelajaran telah tercapai atau belum tercapai.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dari subjek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar Observasi

Lembar Observasi merupakan lembar pengamatan yang berfungsi untuk mengamati subjek penelitian sebagai catatan dari hasil pengamatan terhadap subjek penelitian.

Tujuan dari observasi adalah untuk mengukur sejauhmana kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP adalah skenario pembelajaran yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. RPP di dalamnya memuat sistematika pelaksanaan pembelajaran yang akan diaplikasikan oleh guru.

3. Alat Evaluasi

Alat evaluasi merupakan soal-soal yang disusun untuk disebarkan kepada siswa yang berfungsi untuk memperoleh nilai hasil belajar siswa setelah materi belajar disampaikan kepada siswa. Fungsinya adalah untuk mengetahui sejauhmana siswa memahami materi yang diajarkan sebelumnya.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Lembar Observasi

Observasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.


(26)

27

Lembar observasi yang digunakan yaitu mengamati tentang aktivitas guru dan siswa, serta proses pembelajaran secara keseluruhan. Hasil observasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam pelaksanakan kegiatan refleksi.

b. Evaluasi/Tes Hasil Belajar

Untuk melakukan pengukuran tingkat pemahaman siswa terhadap materi atau konsep IPA digunakan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan disebarkan kepada siswa. Evaluasi berupa soal-soal tes siswa pada akhir pembelajaran.

Ketercapaian siswa dalam melaksanakan evaluasi adalah jika nilai siswa mampu mencapai nilai KKM yaitu 6,5.

Umpan balik dari alat evaluasi ini berupa angka-angka yang merupakan nilai perolehan siswa selama megikuti kegiatan belajar pada materi tertentu. Angka-angka tersebut selanjutnya diolah untuk ditentukan apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum.

2. Teknik Analisis Data

Pengolahan data diantaranya adalah analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif diambil dari data-data yang bersumber dari hasil observasi proses pembelajaran, sedangkan analisis data kuantitatif bersumber dari rerata hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai rerata pada tes akhir Siklus I dan Siklus II selanjutnya dibandingkan dengan nilai KKM sebesar 6,5 sebagai tolak ukur keberhasilan siswa.

Penekanan analisis kualitatif terletak pada pelaksanaan tindakan, dimana setelah diperoleh data, selanjutnya data dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman tentang tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil data analisis kualitatif dikonversi ke dalam data-data berbentuk prosentase sehingga akan mempermudah dalam penafsirannya. Analisis data kuantitatif diarahkan kepada analisis data statistik sederhana, yaitu dengan melihat peningkatan nilai siswa melalui rerata pada tes akhir Siklus I dan Siklus II


(27)

28

Pengukuran keberhasilan siswa yang dilihat dari pencapaian nilai adalah jika peserta didik mampu mencapai nilai rata-rata minimal 6,50. Perhitungan rata-rata nilai siswa dicari melalui rumus:

Rata-Rata = Skor Jumlah Keseluruhan

Jumlah Siswa Keseluruhan

Pengukuran aspek afektif dan psikomotor siswa yang dilihat dari hasil observasi adalah melalui konversi skala penilaian dengan skala penilaian yang ditentukan oleh guru Perhitungan skor siswa dicari melalui rumus:

Keterangan

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Cukup Baik

1 : Kurang Baik

Skor Unjuk Kerja Siswa Skor Siswa

Skor Siswa

x 100 0 - 24 25 - 49 50 - 74 75 - 100

Skor Maks Kurang Cukup Baik Sangat Baik


(28)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah:

1. Guru dalam merencanakan pembelajaran melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw telah memfokuskan aktivitas belajar siswa, serta harus menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model belajar yang digunakan agar hasil belajar optimal. Penentuan indikator dengan kata kerja operasional penting untuk mengarahkan proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran.

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, harus dapat memfasilitasi siswa dalam menerapkan langkah-langkah model belajar belajar. Langkah-langkah pembelajaran model Jigsaw diantaranya; 1) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa, 2) Guru membentuk kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 orang, 3) Guru menjelaskan materi tentang pesawat sederhana secara singkat kepada kelompok awal, 4) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada hipotesis siswa, 5) Siswa diminta berdiskusi untuk mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan, 6) Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok lain, 7) Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh, 8) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang, 9) Setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam LKS, 10) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari permasalahan yang telah diajukan, 11) Guru memberikan tes evaluasi untuk dikerjakan secara individu.


(29)

51

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

3. Hasil belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw berhasil dilaksanakan pada mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan Pesawat Sederhana siswa kelas V SDN Tonjong 2 Sukabumi. Keadaan ini terlihat dengan adanya peningkatan dari nilai perolehan siswa diantaranya; 60,89 pada siklus 1 dan pada siklus 2 nilai siswa mencapai 73,78. Kemudian ketuntasan belajar siswa di siklus 2 mencapai 97,80%.

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:

1. Guru perlu lebih banyak menggunakan model belajar yang bervariatif dengann tujuan agar hasil belajar dapat dicapai dengan efektif dan optimal.

2. Dalam penerapan model belajar, perencanaan belajar menjadi faktor penting sebagai skenario dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan harus sedapat mungkin dilaksanakan dengan sesuai.

3. Guru perlu lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, baik melalui KKG, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lain ataupun seminar-seminar pendidikan agar memberikan wawasan kepada guru dalam menggunakan model belajar yang efektif.

4. Kepala sekolah harus dapat memfasilitiasi guru meningkatkan kompetensinya, khususnya dalam hal peningkatan teknik mengajar di kelas agar dapat memberikan layanan pendidikan optimal kepada siswa.


(30)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal.

Jakarta: Dharma Bhakti.

Dahlan. 1984. Model Pengajaran Kooperatif Type Jingsaw. Bandung: CV. Diponogoro.

Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fitriana, Ida. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap Konstruktif Terhadap

Pembelajaran Waktu, Jarak, dan Kecepatan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) pada Siswa SMPN

2 Demak Tahun 2004/2005. Semarang: UNNES.

Hamalik, Oemar. (1989). Model-model Belajar-Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

____ ______ , (1991). Pendekatan Baru dan Strategi Belajar Mengajar

Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA. Ilman, M. Oetjoep. (1974). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Wijaya. Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nur, M. (2001). Pemotivasian Siswa dalam Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Samartova, Usman. (2006). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar Dasar Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.


(31)

53

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

Suherman, Erman. 1993. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Common Text Book (Edisi Revisi) FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Lembar observasi yang digunakan yaitu mengamati tentang aktivitas guru dan siswa, serta proses pembelajaran secara keseluruhan. Hasil observasi selanjutnya dijadikan sebagai bahan dalam pelaksanakan kegiatan refleksi.

b. Evaluasi/Tes Hasil Belajar

Untuk melakukan pengukuran tingkat pemahaman siswa terhadap materi atau konsep IPA digunakan alat evaluasi berupa soal-soal yang akan disebarkan kepada siswa. Evaluasi berupa soal-soal tes siswa pada akhir pembelajaran.

Ketercapaian siswa dalam melaksanakan evaluasi adalah jika nilai siswa mampu mencapai nilai KKM yaitu 6,5.

Umpan balik dari alat evaluasi ini berupa angka-angka yang merupakan nilai perolehan siswa selama megikuti kegiatan belajar pada materi tertentu. Angka-angka tersebut selanjutnya diolah untuk ditentukan apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum.

2. Teknik Analisis Data

Pengolahan data diantaranya adalah analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kualitatif diambil dari data-data yang bersumber dari hasil observasi proses pembelajaran, sedangkan analisis data kuantitatif bersumber dari rerata hasil belajar siswa yang terdiri dari nilai rerata pada tes akhir Siklus I dan Siklus II selanjutnya dibandingkan dengan nilai KKM sebesar 6,5 sebagai tolak ukur keberhasilan siswa.

Penekanan analisis kualitatif terletak pada pelaksanaan tindakan, dimana setelah diperoleh data, selanjutnya data dianalisis sehingga menghasilkan pemahaman tentang tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil data analisis kualitatif dikonversi ke dalam data-data berbentuk prosentase sehingga akan mempermudah dalam penafsirannya. Analisis data kuantitatif diarahkan kepada analisis data statistik sederhana, yaitu dengan melihat peningkatan nilai siswa melalui rerata pada tes akhir Siklus I dan Siklus II


(2)

28

Pengukuran keberhasilan siswa yang dilihat dari pencapaian nilai adalah jika peserta didik mampu mencapai nilai rata-rata minimal 6,50. Perhitungan rata-rata nilai siswa dicari melalui rumus:

Rata-Rata = Skor Jumlah Keseluruhan Jumlah Siswa Keseluruhan

Pengukuran aspek afektif dan psikomotor siswa yang dilihat dari hasil observasi adalah melalui konversi skala penilaian dengan skala penilaian yang ditentukan oleh guru Perhitungan skor siswa dicari melalui rumus:

Keterangan

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Cukup Baik

1 : Kurang Baik

Skor Unjuk Kerja Siswa Skor Siswa

Skor Siswa

x 100 0 - 24 25 - 49 50 - 74 75 - 100

Skor Maks Kurang Cukup Baik Sangat Baik


(3)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah:

1. Guru dalam merencanakan pembelajaran melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw telah memfokuskan aktivitas belajar siswa, serta harus menyusun langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan model belajar yang digunakan agar hasil belajar optimal. Penentuan indikator dengan kata kerja operasional penting untuk mengarahkan proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran.

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, harus dapat memfasilitasi siswa dalam menerapkan langkah-langkah model belajar belajar. Langkah-langkah pembelajaran model Jigsaw diantaranya; 1) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa, 2) Guru membentuk kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 orang, 3) Guru menjelaskan materi tentang pesawat sederhana secara singkat kepada kelompok awal, 4) Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab yang mengarah kepada hipotesis siswa, 5) Siswa diminta berdiskusi untuk mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan, 6) Setiap siswa dalam satu kelompok menyebar/pindah ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang dipelajari oleh kelompok lain, 7) Siswa kembali ke kelompok awal untuk mendiskusikan informasi yang diperoleh, 8) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS yang telah dirancang, 9) Setiap kelompok mempersentasikan hasil kerja kelompok dalam LKS, 10) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari permasalahan yang telah diajukan, 11) Guru memberikan tes evaluasi untuk dikerjakan secara individu.


(4)

51

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

3. Hasil belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw berhasil dilaksanakan pada mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan Pesawat Sederhana siswa kelas V SDN Tonjong 2 Sukabumi. Keadaan ini terlihat dengan adanya peningkatan dari nilai perolehan siswa diantaranya; 60,89 pada siklus 1 dan pada siklus 2 nilai siswa mencapai 73,78. Kemudian ketuntasan belajar siswa di siklus 2 mencapai 97,80%.

B. Rekomendasi

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran diantaranya adalah:

1. Guru perlu lebih banyak menggunakan model belajar yang bervariatif dengann tujuan agar hasil belajar dapat dicapai dengan efektif dan optimal.

2. Dalam penerapan model belajar, perencanaan belajar menjadi faktor penting sebagai skenario dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan harus sedapat mungkin dilaksanakan dengan sesuai.

3. Guru perlu lebih banyak mengikuti pelatihan-pelatihan kependidikan, baik melalui KKG, pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lain ataupun seminar-seminar pendidikan agar memberikan wawasan kepada guru dalam menggunakan model belajar yang efektif.

4. Kepala sekolah harus dapat memfasilitiasi guru meningkatkan kompetensinya, khususnya dalam hal peningkatan teknik mengajar di kelas agar dapat memberikan layanan pendidikan optimal kepada siswa.


(5)

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan Formal.

Jakarta: Dharma Bhakti.

Dahlan. 1984. Model Pengajaran Kooperatif Type Jingsaw. Bandung: CV. Diponogoro.

Depdiknas. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fitriana, Ida. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap Konstruktif Terhadap Pembelajaran Waktu, Jarak, dan Kecepatan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team Achievement Division) pada Siswa SMPN 2 Demak Tahun 2004/2005. Semarang: UNNES.

Hamalik, Oemar. (1989). Model-model Belajar-Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

____ ______ , (1991). Pendekatan Baru dan Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: CV. Sinar Baru.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA.

Ilman, M. Oetjoep. (1974). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Wijaya.

Ischak, dkk. (2005). Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nur, M. (2001). Pemotivasian Siswa dalam Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching and Laerning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang.

Samartova, Usman. (2006). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar IPA. Bandung: UPI Press.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar Dasar Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.


(6)

53

Ajeng Juliana, 2013

! !

"# #

Suherman, Erman. 1993. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Common Text Book (Edisi Revisi) FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH.

0 2 19

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA.

0 1 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN PANCA INDERA : Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan Pada Siswa Kelas IV SDN Babakan Pamoyanan Kecamatan Sukaraja Kabupate

0 0 33

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)PADA PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 35

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NHT DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 33

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA MATERI PERISTIWA ALAM.

0 0 31

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

0 0 6

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

0 0 10