7 Pendekatan Teoritis Proses Infiltrasi a
dimana K adalah konduktivitas hidrolik tanah takjenuh ke arah bawah secara vertikal mengikuti sumbu z’. Oleh karena
1 z
z −
= ∂
∂ 20
maka θ
K z
θ ψ
θ K
q
z
+ ∂
∂ ⋅
− =
21
Diferensiasi Persamaan 21 terhadap arah z’ akan menghasilkan
z θ
K z
θ ψ
θ K
z z
q
z
∂ ∂
+
∂
∂ ⋅
∂ ∂
− =
∂ ∂
22
Dengan mensubstitusikan Persamaan 22 ke Persamaan 18 akan menghasilkan
z θ
K z
θ ψ
θ K
z t
θ ∂
∂ −
∂ ∂
⋅ ∂
∂ =
∂ ∂
23
Persamaan 23 dikenal sebagai Persamaan
Richards-Darcy
Dingman, 2002 dengan asumsi lapisan tanah isotermal, isotropik, dan tidak ada pengaruh fase uap
dalam proses aliran. Dalam bentuk aliran air yang mengikutsertakan
hysteresis
, Persamaan 23 di atas dapat dituliskan sebagai berikut Miller and Klute, 1967
dalam
Hillel, 1980:
z θ
K z
ψ θ
K z
t ψ
C ∂
∂ −
∂ ∂
⋅ ∂
∂ =
∂ ∂
⋅ 24
dimana C atau dψ
dθ adalah kapasitas air tanah spesifik cm
-1
, ψ
adalah potensial matrik cm H
2
O, θ
adalah kadar air volumetrik cm
3
cm
3
, K adalah konduktivitas hidrolik takjenuh cm s
-1
, z’ adalah kedalaman tanah cm, dan t
adalah waktu tempuh detik. Menurut Pereira and Allen 1999, C adalah fungsi simpanan hidrolik kapiler yang nilainya dapat diperoleh dari penurunan fungsi
retensi air tanah, θ
ψ .
b Green and Ampt
Green and Ampt
memperkenalkan persamaan berikut untuk menduga besarnya infiltrasi di lapisan tanah takjenuh Hillel, 1980:
f f
f f
L L
H H
K dt
dL θ
dt dI
+ −
= =
25
Integrasi terhadap Persamaan 25 akan menghasilkan
− +
− −
=
f f
f f
H H
L 1
Ln H
H L
t θ
K
26
dimana K adalah konduktivitas hidrolik tanah pada zona transisi,
i t
θ θ
θ −
= adalah selisih antara kadar air zona transmisi selama infiltrasi berlangsung dan
kadar air awal kolom tanah, H adalah potensial matrik di permukaan tanah, H
f
adalah potensial matrik di
wetting front
, L
f
adalah kedalaman
wetting front
panjang zona terbasahkan, dan t adalah waktu tempuh. Mein and Larson 1973 menyatakan bahwa K dan
i s
θ θ
θ −
= pada
Persamaan 25 dan 26 berturut-turut menyatakan konduktivitas hidrolik tanah jenuh dan selisih antara kadar air tanah jenuh dan kadar air tanah awal sebelum
infiltrasi berlangsung. Dengan demikian Persamaan 26 dapat dituliskan lagi menjadi:
− +
− −
= −
f f
f f
i s
S
H H
L 1
Ln H
H L
t θ
θ K
27
c Philip
Philip 1957
dalam
Dingman 2002 mengembangkan suatu penyelesaian dengan pendekatan analitik terhadap persamaan infiltrasi
Richards-Darcy
dalam
bentuk deret takhingga dengan asumsi infiltrasi pada permukaan tanah tergenang menuju suatu kedalaman tanah untuk jangka waktu yang tidak terbatas dengan
kadar air yang seragam. Bentuk penyelesaian tersebut adalah sebagai berikut:
1 2
n n
4 2
1 3
2 2
1 p
A t
A t
A A
t 2
S t
i
− −
+ +
+ +
+ =
28
dimana S
p
adalah
sorptivity
. Pada umumnya hanya dua suku pertama dari deret tersebut yang digunakan, dan A
2
adalah konduktivitas hidrolik yang didesain sebagai Kp. Dengan demikian Persamaan 28 dapat dituliskan kembali menjadi:
p 2
1 p
K t
2 S
t i
+ =
−
29
Integrasi terhadap Persamaan 29 akan menghasilkan sebuah persamaan untuk menduga besarnya infiltrasi kumulatif, yang secara matematis dinyatakan
sebagai:
t K
t S
t I
p 2
1 p
⋅ +
=
30 Swartzendruber 1997
dalam
Dingman 2002 menunjukkan bahwa Persamaan 29 dan 30 adalah solusi eksak dari Persamaan
Richards-Darcy
yang berlaku pada saat K θ
merupakan fungsi linier dari θ
dan ketinggian genangan meningkat secara proporsional terhadap t
12
.