2 Infiltrasi dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya

dan hidrolik tanah tekstur, distribusi pori, stabilitas agregat, ukuran pori tanahporositas tanah, kemantapan pori tanah Subramanya, 1984; Arsyad, 1989; Yong and Warkentin, 1966 dalam Chalik, 1991, intensitas hujan Viessman et al ., 1977; Subramanya, 1984, dan penutupan dan penggunaan lahan termasuk bahan organik, penetrasi akar, kemiringan lahan, pengolahan tanah dan penggembalaan ternak Blackburn, 1984; Voorhes and Lindstrom, 1984; Blackwell et al ., 1985; Allegre et al ., 1986; Warren et al ., 1986; Hartge, 1988; Thurow et al ., 1988; Wood et al ., 1989; Takar et al ., 1990 dalam Navar and Synnott, 2000.

2. 3 Konservasi Massa dalam Media Poros di Lapisan Tanah Takjenuh

Menurut Bras 1990, oleh karena matrik lapisan batuan-tanah bersifat takjenuh, hubungan internal diantara pori-pori tanah menjadi tidak beraturan dan terputus semenjak sebagian pori terisi oleh udara. Berbeda dengan aliran dalam media poros di lapisan tanah jenuh dimana gaya gravitasi memainkan peranan yang dominan, pada lapisan tanah takjenuh gaya molekuler menjadi sangat penting. Tekanan kapiler negatif yang kuat berkembang pada antar muka udara dan air. Tekanan ini berubah menurut ukuran pori efektif tanah, dan oleh karenanya tergantung pada struktur instrinsik material dan derajat kejenuhan. Apabila material lebih kering, maka pori-pori yang mengandung air akan lebih kecil dan terputus, dan gaya kapilernya menjadi lebih kuat. Bras 1990 juga menyatakan bahwa perubahan kadar air pada lapisan tanah takjenuh tidak hanya mempengaruhi gaya yang bekerja, tapi juga mempengaruhi jalan air yang melalui pori. Masalahnya menjadi rumit karena fakta menunjukkan bahwa pada kondisi takjenuh, fluks air berada pada bentuk cair dan uap. Fluks tersebut tidak hanya tergantung pada potensial gravitasi dan kapiler, tapi tergantung juga pada kerapatan uap dan gradien suhu sekeliling tanah. Meskipun demikian, apabila kita mengasumsikan kondisi isotermal dan taktermampatkan incompressible pada fase uap, kita dapat menggambarkan bahwa fluks kadar air tanah mengikuti analogi hukum Darcy berikut: z h θ K q ; y h θ K q ; x h θ K q z z y y x x ∂ ∂ ⋅ − = ∂ ∂ ⋅ − = ∂ ∂ ⋅ − = 2 dimana konduktivitas hidrolik takjenuh secara eksplisit tergantung pada kadar air volumetrik θ , dan h adalah head piezometrik pada potensial kapiler, yang secara matematis dinyatakan sebagai: z θ ψ z γ P h c + = + = 3 dimana Pc adalah hisapan matrik, ψ adalah pressure head atau potensial kapiler atau potensial matrik, dan z didefinisikan positif dengan arah ke atas dari suatu datum kolom tanah. Potensial matrik adalah suatu fungsi kadar air volumetrik θ yang bernilai negatif relatif terhadap tekanan atmosfer, dan dinyatakan dalam cm. Dengan mensubstitusikan Persamaan 3 ke Persamaan 2 akan diperoleh: θ K z θ ψ θ K q ; y θ ψ θ K q ; x θ ψ θ K q z z z y y x x − ∂ ∂ ⋅ − = ∂ ∂ ⋅ − = ∂ ∂ ⋅ − = 4 dimana q z menyatakan aliran air mengarah ke bawah dan efek gravitasi hanya berlaku pada aliran vertikal. Apabila Persamaan 4 dinyatakan sebagaimana persamaan konservasi massa, maka akan menjadi:     ∂ ∂ ⋅ ∂ ∂ +       ∂ ∂ ⋅ ∂ ∂ +     ∂ ∂ ⋅ ∂ ∂ + ∂ ∂ = ∂ ∂ z θ ψ θ K z y θ ψ θ K y x θ ψ θ K x θ K z t θ z y x z 5

2. 4 Hubungan antara Potensial Matrik dan Kadar Air Tanah

Tekanan adalah suatu besaran skalar yang bekerja di segala arah pada suatu fluida. Dingman 2002 menyatakan bahwa mengukur tekanan relatif terhadap tekanan atmosfer adalah hal yang umum; sehingga diperoleh kondisi Pc 0 dan ψ 0 untuk aliran-aliran jenuh, dan Pc 0 dan ψ 0 untuk aliran-aliran takjenuh. Water table adalah permukaan dimana berlaku Pc = 0. Tekanan negatif sering disebut tegangan tension atau hisapan suction , dan ψ atau h disebut tension head , potensial matrik atau hisapan matrik pada Pc 0. Pada lapisan tanah takjenuh, air ditahan butiran-butiran mineral oleh gaya tegangan permukaan surface tension . Pada jenis tanah yang demikian, besarnya hisapan akan meningkat karena kadar air yang menurun. Klute 1986, Pereira and Allen 1999, dan Dingman 2002 menyatakan bahwa hubungan antara potensial matrik, yang sering digambarkan dalam skala logaritma, dengan kadar air suatu jenis tanah disebut kurva karakteristik kadar air moisture-characteristic curve atau fungsi retensi air water retention function . Hubungan ini sangat dipengaruhi oleh struktur dan tekstur tanah. Hubungannya cenderung tidak linier dan secara umum memiliki bentuk seperti Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 3. Fungsi retensi air skematis untuk tanah pasir dan tanah liat selama drainase dimodifikasi dari Pereira and Allen, 1999. Sumbu x menunjukkan nilai potensial matrik tanah cm H 2 O. Sumbu y menunjukkan nilai kadar air tanah volumetrik cm 3 cm 3 . Gambar 4 secara khusus menunjukkan kurva fungsi retensi air tanah pada proses pembasahan wetting dan pengeringan drying . Kurva pembasahan ditunjukkan oleh garis padat solid line dengan titik-titik terbuka open dot sebagai titik-titik hasil pengukuran. Sebaliknya kurva pengeringan ditunjukkan