Persiapan dan Pembuatan Contoh Uji

k. Bak untuk merendam contoh uji l. Alat tulis menulis untuk mencatat data hasil penelitian. 2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari enam jenis kayu, yaitu kayu durian Durio zibethinus Murr, kempas Koompassia malaccensis Maing, kayu mangium Acacia mangium Willd, rasamala Altingia excelsa Norona, sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen dan tusam Pinus merkusii Junghuhn de Vriese.

C. Persiapan dan Pembuatan Contoh Uji

Contoh uji yang dibuat mengacu pada standar Inggris untuk contoh kayu bebas cacat BS 373 : 1957. Sifat mekanis yang diuji adalah MOE Modulus of Elasticity dan MOR Modulus of Rupture, sementara sifat fisis yang diuji adalah kadar air KA, berat jenis BJ dan kerapa tan. Dimensi awal balok yang digunakan untuk membuat contoh uji adalalah penampang 5 cm x 7 cm dengan panjang 380 cm. Kemudian balok tersebut dipotong menggunakan circular saw menjadi tiga bagian dengan panjang masing- masing 150 cm. Selanjutnya balok tersebut dipotong menjadi balok kecil dengan ukuran penampang 2 cm x 2 cm dengan panjang 35 cm. Setelah itu, balok kecil ini dipotong menjadi dua contoh uji, yaitu 1 contoh uji dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 30 cm dan 2 contoh uji dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 4 cm. Contoh uji dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 30 cm digunakan untuk pengujian kecepatan rambatan gelombang dan keteguhan lentur statis MOE dan MOR pada berbagai kondisi kadar air setiap perubahan kadar air. Contoh uji berukuran 2 cm x 2 cm x 4 cm digunakan untuk pengujian KA, BJ dan kerapatan. Contoh uji KA, BJ dan kerapatan diambil dari contoh uji keteguhan lentur statis 2 cm x 2 cm x 30 cm dekat bagian yang mengalami kerusakan. 2 cm 2 cm 30 cm CU MOE, MOR dan Velocity 4 cm Cu KA Gambar 1. Contoh uji MOE, MOR dan Velocity dan KA awal Kadar air yang diukur dikelompokkan menurut beberapa kondisi kadar air, meliputi kadar air basah KA 30, kadar air TJS KA 25-30 , kadar air kering udara KA 15 – 20 , dan kadar air kering oven KO. Contoh uji KA, BJ, dan kerapatan awal di atas digunakan untuk mengetahui KA awal contoh uji kecepatan gelombang dan keteguhan lentur statis pada kondisi TJS dan kering udara setelah perendaman. Data pengujian contoh KA ini digunakan untuk mengetahui BKT contoh uji pada kondisi TJS dan kering udara. Data BKT ini digunakan untuk mengetahui berat basah target yang selanjutnya dijadikan dasar untuk melaksanakan pengujian. Contoh uji dengan kadar air basah ditimbang kemudian dikeringkan secara alami dalam ruangan sampai mencapai kadar air TJS dan kadar air kering udara. Selama proses pengeringan tersebut contoh uji ditimbang secara berkala sampai mencapai berat basah target. Berat basah target tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 1 di bawah ini. BKT = Berat Basah1+ KA100.........................................................1 Menurut Haygreen dan Bowyer 1996 persamaan dasar kandungan kadar air di atas dapat diubah kebentuk-bentuk yang mudah untuk digunakan di dalam kondisi-kondisi lain. Bentuk ini sangat berguna untuk memperkirakan berat kering kayu basah apabila berat basah diketahui dan kandungan air telah diperoleh dari contoh uji KA. Menurut Wang et al., 2003 penurunan kadar air selama proses pengeringan diikuti dengan penurunan berat spesimen. Hal ini terjadi pada spesimen longitudinal dan spesimen radial. Penurunan berat spesimen longitudinal saat penurunan kadar air dari kondisi basah ke kondisi titik jenuh serat berkisar 10-15 gram. Sedangkan penurunan berat spesimen radial berkisar 5-8 gram. Ketika kadar air spesimen menurun dari kadar air titik jenuh serat ke kadar air kering udara, penurunan berat spesimen longitudinal berkisar 2-4 gram. Sedangkan spesimen radial mengalami penurunan berat berkisar 1-2 gram. Pada kondisi kering udara contoh uji kemudian dioven dengan suhu 103 ± 2° C selama ± 2 x 24 jam atau sampai diperoleh berat konstan kondisi kering tanur. Pada setiap penurunan kadar air dari KA basah ke kadar titik jenuh serat TJS kemudian ke kadar KA kering udara KU sampai ke kadar air kering oven KO dilakukan pengujian secara non destruktif dan destruktif.

D. Prosedur Pengujian 1. Penguji an Non Destruktif