Kayu Rasamala Altingia excelsa Norona Kayu Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen Kayu Tusam Pinus merkusii Junghuhn et de Vriese

sampai berat, mebel, kayu tiang, kayu bakar dan terutama untuk pulp dan kertas.

4. Kayu Rasamala Altingia excelsa Norona

Kayu Rasamala Altingia excelsa Norona termasuk famili Hammamelidaceae dengan daerah penyebaran di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa Jawa Barat PIKA, 1979. Ciri umum kayu rasamala ini antara lain teras berwarna kelabu pucat merah kecoklatan, tidak jelas batas dengan gubal yang biasanya berwarna lebih terang, yaitu kelabu terang kemerahan. Corak permukaan agak licin dan sedikit mengkilap, terutama pada bidang radial. Tekstur halus dan rata, arah serat lurus sampai agak berpadu. Kayu ini memiliki berat jenis rata-rata 0,81 0,61-0,90 dan termasuk kelas awet II III serta kelas kuat II. Kayu rasamala ini digunakan sebagi bahan perumahan tiang dan balok, jembatan, tiang listrik dan telepon, dan bantalan rel Mandang dan Pandit, 1997.

5. Kayu Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen

Kayu Sengon Paraserianthes falcataria termasuk dalam famili Leguminosae, merupakan jenis tanaman cepat tumbuh, tidak membutuhkan kesuburan tanah yang tinggi, dapat tumbuh pada tanah kering, tanah lembab, dan bahkan tanah-tanah yang mengandung garam serta dapat bertahan terhadap kekurangan oksigen Pamoengkas, 1992. Ciri umum kayu sengon antara lain kayu terasnya berwarna hampir putih atau coklat muda, warna kayu gubalnya umumnya tidak berbeda dengan kayu terasnya, mempunyai tekstur kayu yang agak kasar dan merata, arah serat yang lurus, bergelombang lebar atau terpadu Martawijaya et al. 1989. Mandang dan Pandit 1997 menyatakan bahwa kayu sengon termasuk kayu ringan dengan berat jenis rata-rata 0,33 0,24-0,49 dan tergolong dalam kelas kuat IV-V dan kelas awet IV-V. Kayu sengon digunakan sebagi bahan bangunan perumahan terutama di pedesaan, peti, papan partikel, papan serat, papan wol semen, pulp dan kertas, kelom dan barang kerajinan.

6. Kayu Tusam Pinus merkusii Junghuhn et de Vriese

Pinus merkusii Junghuhn et de Vriese termasuk famili Pinaceae, tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Birma, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam dan Philipina. Di Indonesia secara alami terdapat di Sumatera Utara dan Aceh, biasanya terdapat pada ketinggian 60 – 900 meter dari permukaan laut. Menurut Mandang dan Pandit 1997 Pinus merkusii ini mempunyai ciri utama : kayu terasnya berwarna putih krem kemerahan, riap tumbuhnya agak jelas, tidak berpori, mempunyai saluran aksial menyebar dan jarang. Arah serat lurus sampai sedikit berpadu dan tekstur kasar. Selanjutnya ditegaskan bahwa kayu pinus ini berat jenis rata-ratanya 0,55 0,40-0,75 dengan kelas awet IV dan kelas kuat III. Kegunaan kayu pinus ini untuk korek api, papan partikel, pulp dan kertas, vinir, perabot rumah tangga, pensil, kotak, rangka pintu dan jendala, mainan anak.

III. METODOLOGI