Prosedur Pengujian 1. Penguji an Non Destruktif

D. Prosedur Pengujian 1. Penguji an Non Destruktif

Pengujian non destruktif metode gelombang ultarasonik dilakukan dengan cara menempatkan 2 buah transduser piezo elektrik pada kedua ujung contoh uji setelah dilakukan pelubangan berdiameter 5 mm sedalam ± 2 cm. Transduser piezo elektrik terdiri dari tranduser pengirim start accelerometer dan tranduser penerima stop accelerometer. Selanjutnya dengan dibangkitkan oleh alat, gelombang ultrasonik mengalir dari tranduser pengirim yang kemudian akan diterima oleh tranduser penerima. Waktu tempuh gelombang dan panjangjarak tempuh bahan tersebut dicatat untuk kemudian dihitung kecepatan gelombangnya. Pembacaan data untuk kecepatan gelombang ultrasonik dilakukan dengan ulangan sebanyak tiga kali. Menurut Sandoz 1994 sepanjang sisi longitudinal, relasi antara kecepatan perambatan gelombang ultrasonik dengan sifat elastisitas sampel ditunjukkan oleh persamaan : V = t d ……......................................................................................................2 V 2 = .........……………………………………………………………3 MOE dinamis diperoleh berdasarkan fungsi persamaan : MOE D = g v ρ 2 ............................................................................................... 4 MOE D = Modulus elastisitas dinamis pada arah longitudinal kgcm 2 v = Kecepatan perambatan gelombang ultrasonik ms ñ = Kerapatan kgm 3 g = Konstanta gravitasi 9,81 ms 2 d = Selisih jarak antar transduser cm t = Waktu tempuh gelombang ìs ñ MOE Gambar 2. Pengujian non destruktif metode gelombang ultrasonik menggunakan sylvatest-duo 2. Pengujian Destruktif a. Keteguhan Lentur Statis Pengujian keteguhan lentur statis dilakukan dengan memberikan beban tunggal di tengah bentang centre loading tegak lurus arah serat menggunakan alat uji mekanis merk Instron pada jarak sangga 24 cm. Data yang diperoleh berupa beban dan defleksi yang terjadi. Beban maksimum diperoleh sampai contoh uji mengalami kerusakan. Hasil pengujian ini dapat ditentukan besarnya modulus of elasticity statis atau MOE s dan kekuatan lentur pata h atau MOR. Gambar 3. Pengujian destruktif metode gelombang ultrasonik menggunakan UTM merk instron Sylvatest-Duo Besarnya nilai Modulus of Elastisity MOE s dan Modulus of Rupture MOR dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut : MOE = 3 3 4 ybh PL ∆ ∆ ……………………………………………………………5 MOR = 2 2 3 bh PL ..……………………………………………………………...6 Dimana : MOE s = Modulus of Elasticity statis kg cm 2 MOR = Modulus of Rupture kg cm 2 P ∆ = Selisih beban P = Beban maksimum paada saat contoh uji mengalami kerusakan kg L = Panjang bentang cm b = Lebar penampang contoh uji cm h = Tebal penampang contoh uji cm y ∆ = Defleksi karena beban cm b. Pengujian Sifat fisis Pengujian sifat fisis meliputi kadar air, berat jenis, dan kerapatan dimana ukuran contoh uji 2 cm x 2 cm x 4 cm. Contoh uji ini dimasukkan ke dalam oven pada temperaatur 103 ± 2° C selama ± 2 x 24 jam hingga beratnya konstan berat kering tanur. Berat contoh uji kering tanur ini kemudian ditimbang. Besarnya nilai kadar air, kerapatan, berat jenis dihitung berdasarkan persamaan : KA = x 100 BJ = Kerapatan = Dimana : KA = Kadar air BA = Berat awal g BKT = Berat kering tanur g VKU = Volume kering udara cm 3 VKU BKT BKT BKT BB − VKU BKU

E. Analisis Data