0.5 0.4 Pengamatan dan penyamaan OD

Hasil perbandingan kandungan Se total pada pelet termofilik antara yang diberi asupan dan tanpa asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm diperoleh perbedaan yang cukup nyata pada kode 14Ka dan 20K. Kandungan Se total isolat 14Ka, 20K dan 23a1 yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm lebih tinggi dibandingkan dengan isolat yang tanpa asupan, yaitu secara berurutan sebesar 2.1378 µ g, 1.0031 µ g, 0.0537 µ g. Artinya, isolat yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm lebih banyak dalam mengakumulasi Se. Sebaliknya, kandungan Se pada isolat 22a yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm sedikit lebih rendah dibandingkan dengan isolat tanpa asupan Se, yaitu sebesar 0.0313 µ g Gambar 13. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa pelet pada isolat 14Ka memiliki kandungan Se total paling tinggi dibandingkan pelet pada ketiga isolat lainnya. Perbedaan kandungan Se total pada keempat isolat antara supernatan yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm dan tanpa asupan terlihat sangat nyata. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa supernatan pada isolat 14Ka, 20K, 22a, dan 23a1 yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm memiliki kandungan Se total lebih tinggi dibandingkan dengan supernatan tanpa asupan, yaitu berturut-turut sebesar 0.6292 µ g, 0.4917 µ g, 0.5802 µ g dan 0.7826 µ g Gambar 14. Berdasarkan hasil di atas, terlihat bahwa kandungan Se total dalam supernatan pada isolat 23a1 lebih tinggi dibandingkan supernatan pada ketiga isolat lainnya. Perbandingan kandungan Se total antara pelet dan supernatan yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm menunjukkan bahwa sebagian besar Se dapat terakumulasi dengan baik pada pelet isolat 14Ka dan 20K dibandingkan di dalam supernatannya. Akan tetapi, pada pelet isolat 22a dan 23a1 diketahui lebih sedikit Se yang terakumulasi karena banyak yang terlarut di dalam supernatan Gambar 15. Sementara itu, perbandingan kandungan Se total antara pelet dan supernatan tanpa asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm menunjukkan pelet isolat 14Ka, 20K, dan 22a lebih banyak mengakumulasi Se dibandingkan dengan supernatannya. Namun pada isolat 23a1 terjadi sebaliknya Gambar 16. Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 13, perbandingan antara biomassa sel dan kandungan Se total pada isolat termofilik yang diberi asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm menunjukkan bahwa isolat 14Ka dan 20K memiliki biomassa yang besar yaitu 0.4856 g dan 0.3294 g dengan daya akumulasi Se yang tinggi sebesar 2.1378 µ g dan 1.0031 µ g. Sementara itu, isolat 22a dan 23a1 menghasilkan biomassa yang cukup besar yaitu 0.2818 g dan 0.2028 g, namun daya akumulasinya sangat rendah yaitu sebesar 0.0313 µ g dan 0.0537 µ g. Dengan demikian, bakteri dengan kode 14Ka dan 20K merupakan isolat -isolat terbaik karena memiliki kandungan Se total paling besar. Kandungan Se total yang sangat kecil pada seluruh sampel, baik dengan maupun tanpa asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm, menjelaskan bahwa daya akumulasi bakteri termofilik terhadap asupan Na 2 SeO 3 1.0027 ppm masih sangat rendah. Namun, ada kemungkinan kandungan Se total yang rendah tersebut disebabkan karena adanya penyusutan Se selama proses preparasi, destruksi, dan analisis.

0.25 0.5

0.75 1

1.25 1.5

1.75 2

2.25 Kandungan Se total mikrogram 14Ka 20K 22a 23a1 Kode isolat Dengan Se Tanpa Se Gambar 13 Kandungan Se total pelet termofilik

0.2 0.4

0.6 0.8