Dalam  penelitian  ini,  penulis  menggunakan  metode  analisis  deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Sugiyono 2012: 7 mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut : “Metode  deskriptif  adalah  penelitian  yang  dilakukan  untuk
menggambarkan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.” Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
kondisi  mengenai  Earnings  Per  Share,  Free  Cash  Flow  dan  Dividend  Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
Sugiyono 2012 : 8 mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut : “Metode  verifikatif  diartikan  sebagai  penelitian  yang  dilakukan
terhadap  populasi  atau  sampel  tertentu  dengan  tujuan  untuk  menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode  verifikatif  dalam  penelitian  penulis  digunakan  untuk  menilai seberapa  besar  pengaruh  Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow  terhadap
Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002- 2011.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam  melakukan  penelitian,  penulis  harus  membuat  desain  penelitian. Desain  penelitian  digunakan  sebagai  pedoman  untuk  memudahkan  semua  pihak
yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Imam Fachruddin 2009:30, desain penelitian adalah:
“Kerangka  atau  perincian  prosedur  kerja  yang  akan  dilakukan  pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan
arah  mana  yang  akan  dilakukan  dalam  melaksanakan  penelitian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau
selesai penelitian tersebut diberlakukan”. Langkah-langkah  desain  penelitian  menurut  Umi  Narimawati  2010:30
adalah  : 1.  Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena.
2.  Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3.  Menetapkan rumusan masalah.
4.  Menetapkan tujuan penelitian. 5.  Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6.  Menetapkan  konsep  variabel  sekaligus  pengukuran  variabel  penelitian  yang
digunakan. 7.  Menetapkan  sumber  data,  teknik  penentuan  sampel  dan  teknik  pengumpulan
data. 8.  Melakukan analisis data.
9.  Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan tahapan diatas,  maka tabel  desain penelitian penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis
Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-2 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-3 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
Sumber : Umi Narimawati 2010:31
Dari tabel diatas, penelitian penulis dapat diuraikan sebagai berikut : 1.  Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian  statistik  dan  mendeskripsikan  data  yang  telah  diuji  melalui  unit
analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI. 2.  Tujuan  penelitian  kedua  adalah  untuk  menganalisis  seberapa  besar  pengaruh
Free  Cash  Flow  terhadap  Dividend  Payout  Ratio,  dengan  cara  melakukan pengujian  statistik  dan  mendeskripsikan  data  yang  telah  diuji  melalui  unit
analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI. 3.  Tujuan  penelitian  ketiga  adalah  untuk  menganalisis  seberapa  besar  pengaruh
Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow  terhadap  Dividend  Payout  Ratio, dengan  cara  melakukan  pengujian  statistik  dan  mendeskripsikan  data  yang
telah diuji melalui unit analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono  2012:38,  mengemukakan  bahwa  operasionalisasi  variabel merupakan :
”Segala  sesuatu  yang  berbentuk  apa  saja  yang  ditetapkan  oleh peneliti  untuk  dipelajari  sehingga  diperoleh  informasi  tentang  hal
tersebu t, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu : 1.  Variabel Independen  Independent Variable  X
Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel independen atau variabel bebas yaitu : “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen terikat.” Dalam penelitian  ini terdapat dua variabel  yang  menjadi  variabel  bebas,  yaitu
variabel  independen X
1
adalah  Earnings  Per Share dan variabel  independen X
2
adalah Free Cash Flow. 2.  Variabel Dependen  Dependent Variable Y
Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel dependen atau variabel terikat yaitu : ”Variabel  yang  dipengaruhi  atau  yang  menjadi  akibat,  karena
adanya variabel bebas.” Dalam  penelitian  ini  yang  menjadi  variabel  dependen  Y  adalah  Dividend
Payout Ratio. Skala  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  rasio,  Moh.Nazir
2003:132 menjelaskan bahwa : ”Ukuran  rasio  adalah  ukuran  yang  mencakup  semua  ukuran  yang
memberikan  keterangan  tentang  nilai  absolut  dari  objek  yang diukur.”
Dalam skala rasio, angka nol  mempunyai  makna. Sehingga angka  nol dalam  skala  ini  diperlukan  sebagai  dasar  dalam  perhitungan  dan  pengukuran
terhadap objek yang diteliti.
Agar penelitian  ini  dapat dilaksanakan  sesuai dengan  yang diharapkan, maka  perlu  dipahami  berbagai  unsur-unsur  yang  menjadi  dasar  dari  suatu
penelitian  ilmiah.  Hal  ini  termuat  dalam  operasionalisasi  variabel  penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel  Konsep Indikator
Skala Sumber
Earnings Per
Share X
1
Menurut Kieso et al.
2008:379 :
“Earnings Per Share adalah
laba yang dihasilkan oleh
setiap lembar
saham biasa.” =
Laba Bersih Setelah Pajak Jml Lembar Saham yang Beredar
Zaki Baridwan, 2008:450 Rasio
Laporan Laba Rugi
Komprehensif dan Catatan
Atas Laporan Keuangan
Sektor Perbankan
yang terdaftar di BEI periode
2002-2011.
Free Cash
Flow X
2
Menurut White et al
2003:27 :
“Free Cash Flow
merupakan arus kas yang
tersedia untuk didistribusikan
kepada seluruh investor
dengan mengurangi
operating cash flow dan
dividend dibagi total
asset.
” �
� =
− �
� 100
White et al , 2003:27 Rasio
Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Arus Kas dan
Catatan Atas Laporan
Keuangan Sektor
Perbankan yang terdaftar
di BEI periode 2002-2011.
Dividend Payout
Ratio Y Lukas
2008:85 menjelaskan
bahwa :
“Dividend Payout Ratio
adalah persentase
dividen yang dibagikan dari
laba setelah
pajak.” �
=
Dividen yang dibagi Laba setelah pajak
x 100
Lukas, 2008:85 Rasio
Laporan Laba Rugi
Komprehensif, Laporan Arus
Kas, Catatan Atas Laporan
Keuangan dan Hasil RUPS
Sektor Perbankan
yang terdaftar di BEI periode
2002-2012.
3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber  data  yang  digunakan  penulis  dalam  penelitian  mengenai “Pengaruh  Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow  terhadap  Dividend  Payout
Ratio ”  adalah  data  sekunder,  dimana  data  yang  diperoleh  merupakan  data  tidak
langsung,  artinya  data-data  tersebut  berupa  data  kedua  yang  telah  diolah  lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Hal  ini  sesuai  dengan  pengertian  data  sekunder  yang  dipaparkan  oleh Andi Supangat 2007:241 bahwa :
“  Data  sekunder  adalah  data  yang  diperoleh  secara  tidak  langsung untuk  mendapatkan  informasi  keterangan  dari  objek  yang  diteliti,
biasanya  data  tersebut  diperoleh  dari  tangan  kedua  baik  dari  objek secara individual responden maupun dari suatu badan instansi yang
dengan  sengaja  melakukan  pengumpulan  data  dari  instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna
.” Data  sekunder  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  laporan
keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011, telah diaudit dan dipublikasikan.
3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah sebagai beikut :
1.  Dokumentasi
Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  menelaah  dokumen-dokumen  yang terdapat  pada  perusahaan  yang  diteliti.  Sehubungan  dengan  permasalahan
penelitian  penulis,  maka  dokumen  yang  dapat  diperoleh  adalah  laporan keuangan  periode  2002-2011,  Hasil  RUPS  2012  dan  dokumen-dokumen
lainnya mengenai Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
2.  Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  membaca  literatur-literatur,  buku-buku mengenai  teori  permasalahan  yang  diteliti  dan  menggunakan  media  internet
sebagai  media  pendukung  dalam  penelusuran  informasi  tambahan  mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.2.4 Populasi dan Sampel
3.2.4.1 Populasi Penelitian
Populasi  menurut Sugiyono 2012 : 80 adalah :
“Wilayah  generalisasi  yang  terdiri  atas  objek  atau  subjek  yang mempunyai  kualitas  dan  karakteristik  tertentu  yang  ditetapkan  oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan  pengertian  tersebut,  maka  yang  menjadi  populasi  dalam penelitian  penulis  adalah  seluruh  perusahaan  perbankan  yang  terdaftar  di  BEI
periode  2002-2011  yaitu  15  perusahaan  dengan  laporan  keuangan  10  periode. Dengan demikian, populasi penelitian yang ada sebanyak 150 populasi.
3.2.4.2 Sampel Penelitian
Sampel  menurut  Sugiyono  2012:81  adalah  jumlah  dan  karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.  Dalam penentuan jumlah sampel yang akan
diolah  dari  jumlah  populasi,  maka  harus  dilakukan  dengan  teknik  pengambilan sampel yang tepat.
Menurut Arikunto 2009:111, teknik pengambilan sampel adalah : “Teknik  yang  harus  dilakukan  sedemikian  rupa  sehingga  diperoleh
sampel contoh yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.”
Teknik  pengambilan  sampel  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono 2012:84  pengertian nonprobability sampling yaitu: “Teknik  pengambilan  sampel  yang  tidak  memberi  peluang  atau
kesempatan  sama  bagi  setiap  unsur  atau  anggota  populasi  untuk dipilih
menjadi sampel.” Jenis nonprobability sampling  yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling.
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono 2012:85 yaitu: “Purposive  sampling  adalah  teknik  penentuan  sampel  dengan
pertimbangan tertentu.” Dalam pemilihan sekelompok subjek  menggunakan purposive sampling,
Margono 2007:128 menjelaskan bahwa : ”Purposive  sampling  harus  didasarkan  atas  ciri-ciri  tertentu  yang
dipandang  mempunyai  sangkut  paut  yang  erat  dengan  ciri-ciri populasi  yang  sudah  diketahui  sebelumnya.  Dengan  kata  lain  unit
sampel  yang  dihubungi  disesuaikan  dengan  kriteria-kriteria  tertentu
yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.” Merujuk  pada  penjelasan  Margono  diatas,  maka  yang  akan  menjadi
sampel  dalam  penelitian  penulis  adalah  harus  memenuhi  kriteria-kriteria  yang ditetapkan sebagai berikut :
1.  Sektor  perbankan  tetap  listing  di  Bursa  Efek  Indonesia  selama  periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
2.  Sektor  perbankan  mempunyai  data  mengenai  Earnings  Per  Share  dan  Free Cash Flow selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
3.  Sektor perbankan membayar dividen tunai secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode
Nama Perusahaan 1  2  3
1 BABP
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. √
√
-
2 BBCA
PT. Bank Central Asia, Tbk. √
√ √
3 BBNI
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. √
√ √
4 BBNP
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. √
√ -
5 BBRI
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. √
√ √
6 BDMN  PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
√ √
√ 7
BEKS PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.
√ √
-
8 BMRI
PT. Bank Mandiri, Tbk. √
√ √
9 BNGA
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. √
√ -
10  BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.
√ √
- 11  BNLI
PT. Bank Permata, Tbk. √
√
-
12  BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk.
√ √
- 13  BVIC
PT. Bank Victoria Internasional, Tbk. √
√
-
14  MAYA  PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. √
√
-
15  MEGA PT. Bank Mega, Tbk.
√ √
-
Sumber : Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Merujuk  pada  tabel  3.3  diatas,  maka  yang  menjadi  sampel  dalam
penelitian  penulis  adalah  perusahaan  perbankan  yang  terdaftar  di  BEI  periode 2002-2011  yaitu  5  perusahaan  dengan  laporan  keuangan  10  periode.  Dengan
demikian, sampel yang ada sebanyak 50 sampel.
3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis
3.2.5.1 Metode Analisis
Menurut Umi Narimawati 2010:41, metode analisis adalah : “proses  mencari  dan  menyusun  secara  sistematis  data  yang  telah
diperoleh dari  hasil observasi  lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih  penting  dan  yang  akan  dipelajari,  dan  membuat  kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.” Sebagaimana  yang  telah  disebutkan  sebelumnya,  bahwa  metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian penulis adalah metode deskriptif dan verifikatif  dengan  pendekatan  kuantitatif,  maka  metode  analisis  yang  digunakan
adalah metode analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif menurut Sugiyono 2012:8 adalah :
“Metode  yang  dapat  diartikan  sebagai  metode  analisis  yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi  dan  sampel  tertentu,  pengumpulan  data  menggunakan instrument  penelitian,  analisis  data  bersifat  statistik  dengan  tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam  penelitian  ini,  metode  analisis  kuantitatif  dijelaskan  melalui analisis statistik inferensial. Sugiyono 2012:148 memaparkan bahwa :
“Statistik  inferensial  adalah  teknik  statistik  yang  digunakan  untuk menganalisis  data  sampel  dan  hasilnya  diberlakukan  untuk  populasi.
Selain  itu  analisis  statistik  inferensial  juga  disebut  dengan  statistik probabilitas,  karena  kesimpulan  yang  diberlakukan  untuk  populasi
berdasarkan  sampel  itu  kebenarannya  bersifat  peluang  probability yaitu  peluang  kesalahan  dan  kepercayaan  yang  dinyatakan  dalam
bentuk prosentase.” Statistik  inferensial  terbagi  atas  statistik  parametric  dan  statistik
nonparametric.  Statistik  inferensial  dalam  penelitian  penulis  adalah  statistik parametric.
Sugiyono 2012:150 menjelaskan statistik parametric sebagai berikut : “Statistik parametric kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
interval dan rasio .”
Oleh  karena  itu,  metode  analisis  kuantitatif  cocok  digunakan  dalam penelitian  penulis  karena  data  sampel  dalam  penelitian  penulis  memiliki  nilai
dengan skala rasio.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.  Uji Asumsi Klasik
Pengujian  mengenai  ada  tidaknya  pelanggaran  asumsi-asumsi  klasik  yang merupakan  dasar  dalam  model  regresi  linier  berganda.  Hal  ini  dilakukan
sebelum  dilakukan  pengujian  terhadap  hipotesis.  Pengujian  asumsi  klasik meliputi:
a.  Uji Normalitas Menurut  Husein  Umar  2008:79,  uji  normalitas  berguna  untuk
mengetahui  apakah  variabel  dependen,  independen  atau  keduanya berdistribusi  normal,  mendekati  normal  atau  tidak.  Uji  normalitas  data
pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas Asymtotic
Significance menurut Singgih Santoso 2002:393 yaitu :   Jika probabilitas  0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
  Jika probabilitas  0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal Pengujian  secara  visual  dapat  juga  dilakukan  dengan  metode  gambar
normal  Probability  Plots  dalam  program  SPSS.  Dasar  pengambilan keputusanya adalah sebagai berikut :
  Jika  data  menyebar  disekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis diagonal,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  model  regresi  memenuhi
asumsi normalitas.   Jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  dan  tidak  mengikuti  arah
garis  diagonal,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  model  regresi  tidak memenuhi asumsi normalitas Singgih Santoso, 2002:322
b.  Uji Multikolinieritas Menurut  Suharyadi  dan  Purwanto  2009:231,  “multikolinieritas  adalah
adanya  lebih  dari  satu  hubungan  linier  yang  sempurna.  Dalam  sebuah regresi berganda tidak boleh terjadi multikolinieritas karena apabila terjadi
multikolinieritas  apalagi  kolinier  sempurna,  maka  regresi  dari  variabel
bebas  tidak  dapat  ditentukan.”  Pendeteksiannya  dilakukan  dengan menggunakan VIF Variance Inflation Factor.
��� = 1
1 − �
2
Sumber : Gujarati 2003: 351 Dimana  R
i 2
adalah  koefisien  determinasi  yang  diperoleh  dengan meregresikan salah satu variabel bebas X
1
terhadap variabel bebas lainnya. Jika  nilai  VIF    10  maka  dalam  data  penelitian  tidak  terdapat
Multikolinieritas Gujarati, 2003: 362. c.  Uji Heteroskedastisitas
Menurut  Suharyadi  dan  Purwanto  2009:231,  heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antar nilai X, apakah homogen atau
heterogen.  Situasi  heteroskedastisitas  akan  menyebabkan  penaksiran koefisien-koefisien  regresi  menjadi  tidak  efisien  dan  hasil  taksiran  dapat
menjadi  kurang  atau  melebihi  dari  yang  semestinya.  Dengan  demikian, agar  koefisien-koefisien  regresi  tidak  menyesatkan,  maka  situasi
heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan uji Rank
Spearman  yaitu  dengan  mengkorelasikan  masing-masing  variabel  bebas terhadap  nilai  absolut  dari  residual.  Jika  nilai  koefisien  korelasi  dari
masing-masing  variabel  bebas  terhadap  nilai  absolut  dari  residual  error ada yang signifikan atau memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 5,
maka  kesimpulannya  terdapat  heteroskedastisitas  varian  dari  residual tidak homogen Gujarati, 2003: 406.
d.  Uji Autokorelasi Menurut  Suharyadi  dan  Purwanto  2009:232,  autokorelasi  merupakan
korelasi  antar  anggota  observasi  yang  disusun  menurut  urutan  waktu dalam  model regresi atau dengan kata  lain  error  dari observasi  yang  satu
dipengaruhi  oleh  error  dari  observasi  yang  sebelumnya.  Akibat  dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh
menjadi  tidak  efisien,  artinya  tingkat  kesalahannya  menjadi  sangat  besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Cara  untuk  mendeteksi  adanya  autokorelasi  dalam  penelitian  ini  adalah dengan menggunakan Durbin-Watson DW.
= Σ  −
−1
Σe
t 2
Sumber : Gujarati 2003: 467
Tabel 3.4 Kriteria Nilai
Durbin-Watson Nilai d
Keterangan
1,10 Ada Autokorelasi
1,10-1,54 Tidak ada Kesimpulan
1,55-2,46 Tidak ada Autokorelasi
2,46-2,90 Tidak ada Kesimpulan
2,90 Ada Autokorelasi
Sumber : Tony Wijaya 2009:123
Apabila  hasil  uji  Durbin-Watson  tidak  dapat  disimpulkan  apakah  terdapat autokorelasi  atau  tidak  maka  dilanjutkan  dengan  runs  test.  Dalam  pengambilan
keputusan runs test dapat disimpulkan jika Asymp.Sig pada runs test lebih besar dari 0,05 maka Tidak ada Autokorelasi
Gujarati, 2003:468
.
2.  Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono 2012:210 definisi analisis regresi berganda adalah :
“Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan  variabel  dependen  kriterium,  bila  dua  atau  lebih  variabel
independen  sebagai  faktor  predictor  dinaik  turunkan  nilainya.  Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua.” Dalam  penelitian  ini,  analisis  regresi  linier  berganda  digunakan  untuk
membuktikan  sejauh  mana  pengaruh  Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash Flow  terhadap  Dividend Payout Ratio  pada Sektor Perbankan  yang  terdaftar
di BEI periode 2002-2011. Untuk  dapat  membuat  ramalan  melalui  regresi,  maka  data  setiap  variabel
harus  tersedia.  Selanjutnya  berdasarkan  data  itu  peneliti  harus  dapat menemukan  persamaan  melalui  perhitungan.  Dimana  persamaan  regresi
untuk dua prediktor adalah sebagai berikut: =
+
1 1
+
2 2
Sumber : Sugiyono 2012:211 Dimana:
Y        =   variabel terikat Dividend Payout Ratio a         =
bilangan berkonstanta b
1
,b
2
=   koefisien arah garis X
1
=   variabel bebas X
1
Earnings Per Share X
2
=   variabel bebas X
2
Free Cash Flow
3.  Analisis Koefisien Korelasi Pearson Analisis  korelasi  bertujuan  untuk  mengukur  kekuatan  asosiasi  hubungan
linier  antara  dua  variabel.  Korelasi  juga  tidak  menunjukkan  hubungan fungsional.  Dengan  kata  lain,  analisis  korelasi  tidak  membedakan  antara
variabel  dependen  dengan  variabel  independen.  Dalam  analisis  regresi, analisis  korelasi  yang  digunakan  juga  menunjukkan  arah  hubungan  antara
variabel  dependen  dengan  variabel  independen  selain  mengukur  kekuatan asosiasi hubungan. Menurut Umi Narimawati 2010: 49, pengujian korelasi
digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dapat  menggunakan  pendekatan  koefisien  korelasi  Pearson  dengan  rumus
sebagai berikut : =
Σ −  Σ   Σ
ΣX
i 2
−  ΣX
i 2
ΣY
i 2
−  ΣY
i 2
Langkah-langkah  perhitungan  uji  statistik  dengan  menggunakan  analisis korelasi pearson dapat diuraikan sebagai berikut:
1  Koefisien Korelasi Parsial Koefisien korelasi parsial antara X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
=
1
−
2 1 2
1 −
2 2
1 −
1 2 2
2  Koefisien Korelasi Parsial Koefisien korelasi parsial antara X
2
terhadap Y, bila X
1
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
=
2
−
21 1 2
1 −
1 2
1 −
1 2 2
3  Koefisien Korelasi Secara Simultan Koefisien  korelasi  simultan  antara  X
1
dan  X
2
terhadap  Y  dapat  dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r
12
y =  ry
1 2
+ ry
2 2
-2 ry
1
.ry
2.
r
12
1- r
12 2
Besarnya koefisien korelasi adalah -1   r   1 :
  Apabila - berarti terdapat hubungan negatif.   Apabila + berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :   Kalau  r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel
kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya.
  Kalau    r  =  +1  atau  mendekati  +1,  maka  hubungan  antara  kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang searah jika X naik maka
Y turun atau sebaliknya. Sedangkan  harga  r  akan  dikonsultasikan  dengan  tabel  interpretasi  nilai  r
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah
Sedang Kuat
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono 2012:215
4.  Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar
variabel  independen  X  berpengaruh  terhadap  variabel  dependen  Y  yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
=
2
x 100 Sumber : Andi Supangat 2007:341
Dimana : KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r²    = Kuadrat koefisien korelasi
3.2.5.2 Perancangan Hipotesis
Menurut  Andi  Supangat  2007:293  yang  dimaksud  dengan  pengujian hipotesis adalah :
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji  „parameter‟ populasi berdasarkan  statistik  sampelnya,  untuk  dapat  diterima  atau  ditolak
pada tingkat signifikansi tertentu. ”
Pada  prinsipnya  pengujian  hipotesis  ini  adalah  membuat  kesimpulan sementara  untuk  melakukan  penyanggahan  dan  atau  pembenaran  dari  masalah
yang  akan  ditelaah.  Sebagai  wahana  untuk  menetapkan  kesimpulan  sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1.  Uji Statistik t
Langkah-langkah  yang  dapat  ditempuh  dalam  melakukan  pengujian  uji  t adalah sebagai berikut :
a.  Menyusun hipotesis Ho : β
1
≤ 0,  Earnings  Per  Share  tidak  memiliki  pengaruh  yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β
1
≥ 0,  Earnings  Per  Share  memiliki  pengaruh  yang  signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ho : β
2
≤ 0,  Free  Cash  Flow  tidak  memiliki  pengaruh  yang  signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β
2
≥ 0,  Free  Cash  Flow  memiliki  pengaruh  yang  signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
b.  Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5 α = 0,05
c.  Membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
Nilai Uji t dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1
=
1 − −1
1−
1 2
dan
2
=
2 − −1
1−
2 2
Sumber : Sugiyono 2012:220 Dimana :
r = koefisien korelasi parsial k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel n-k-1 = derajat bebas
d.  Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t
hitung
dengan t
tabel :
-  Jika  -t
tabel
t
hitung
t
tabel
,  variabel  independen  secara  parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
-  Jika –t
tabel
t
hitung
t
tabel
,  variabel  independen  secara  parsial  tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Iyan Andriana, 2009 : V-9. e.  Menentukan kesimpulan berdasarkan Probabilitas
Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05 Iyan Andriana, 2009 : V-9.
2.  Uji Statistik F Langkah-langkah  yang  dapat  ditempuh  dalam  melakukan  pengujian  uji  F
adalah sebagai berikut : a.  Menyusun hipotesis
Ho : β ≤ 0,  Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow  tidak  memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β ≥ 0,  Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. b.  Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5
α = 0,05 c.  Membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
Nilai Uji F dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : � =
�
2
1 − �
2
− − 1 Sumber : Sugiyono 2012:217
Dimana : R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
d.  Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan F
hitung
dengan F
tabel :
-  Jika  F
hitung
F
tabel
,  variabel  independen  secara  simultan  berpengaruh terhadap variabel dependen.
-  Jika  F
hitung
F
tabel
,  variabel  independen  secara  simultan  tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Iyan Andriana, 2009 : V-9 e.  Menentukan kesimpulan berdasarkan Probabilitas
Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05 Iyan Andriana, 2009 : V-9.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Shinta Andriani Mustikawati
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 1 April 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : JL. A.H Nasution Banjirsari Gg.Lio V No.3
Rt.001Rw.002 Arcamanik – Bandung 40293
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1997 - 2003 : SD Negeri 3 Cicadas Bandung
Tahun 2003 - 2006 : SMP Negeri 49 Antapani Bandung
Tahun 2006 - 2009 : SMA Swasta BPI 1 Burangrang Bandung
Tahun 2009 - 2013 : Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia Bandung
1
PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
Studi Kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 Dibimbing :
LILIS PUSPITAWATI, S.E., M.Si., Ak Oleh :
SHINTA ANDRIANI MUSTIKAWATI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
Many  investors  put  funds  to  a  company  with  purpose  to  gain  profits  as  they  divident income  or  capital  gain,  and  they  prefer  to  gain  a  dividen  income.  To  measure  the  amount  of
divident payout, a company needs to consider many factors that affect the divident payout ratio DPR.  One  of  the  factor  is  liquidity  adn  profitability,  where  liquidity  can  be  represented  by  free
cash flow FCF while profitability represented by earnings per share EPS.
This research analyzed how much these EPS and FCF affect the DPR on banking sector registered to Indonesia stock exchange 2002
–2011 period. The methods are descriptive analysis and verificative. The data determination technique used secondary data. Samples selection used
purposive sampling method and produce as much as 50 samples consist of 5 banking company on 2002
–2011 period. Statistic analysis used multiple linear regression meanwhile hipotetic tests used were F test and t test with the assistance of SPSS version 20 for Windows.
Based  to  the  research’s  res    ult  concludes  that  EPS  had  a  low  positive  correlation  and significantly  affected  DPR.  FCF  had  a  low  positive  correlation  and  significantly  affected  DPR.
EPS and FCF had a medium positive correlation and significantly affected the DPR. Key words : earnings per share, free cash flow, dividend payout ratio
I.  PENDAHULUAN
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana oleh investor pada saat ini kepada suatu perusahaan dengan harapan investor akan memperoleh keuntungan di masa mendatang Abdul
Halim,  2009.  Harapan  investor  tertuang  dalam  tujuan  utama  investor  yang  menanamkan dananya kepada suatu perusahaan  yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian
investasi  return  baik  berupa  pendapatan  dividen  dividend  maupun  pendapatan  dari  selisih harga jual saham terhadap harga belinya capital gain Brigham, 2009.
Dividen  merupakan  pembayaran  dari  perusahaan  kepada  para  pemegang  saham  atas keuntungan  yang  diperolehnya  sesuai  proporsi  sejumlah  saham  yang  dimiliki  para  pemegang
saham. Proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen disebut dengan Dividend Payout Ratio DPR. Jika besaran Dividend Payout Ratio yang dibagikan kepada para pemegang saham
semakin  tinggi  maka  akan  mengakibatkan  proporsi  dana  yang  tersedia  untuk  ditanamkan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan semakin kecil Sutrisno, 2008.
Dalam  menentukan  besarnya  dividen  yang  akan  dibagikan  kepada  pemegang  saham, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu
sendiri.  Penelitian  ini  mencoba  menelaah  dua  faktor  internal  yang  dapat  dijadikan  alat  untuk memprediksi dividen yang dibayarkan suatu perusahaan. Pertama dalam hal tingkat keuntungan
perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau earning merupakan indikator utama  dari  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  dividen  kepada  para  pemegang  saham.
Tingkat  keuntungan  perusahaan  dapat  ditunjukkan  melalui  Earnings  Per  Share  EPS  dan investor biasanya tertarik dengan angka Earnings Per Share yang dilaporkan perusahaan Agus
Sartono,2008.  Kedua  dalam  hal  posisi  kas  dan  likuiditas  perusahaan,  likuiditas  perusahaan merupakan  pertimbangan  utama  dalam  banyak  kebijakan  dividen,  karena  dividen  bagi
perusahaan  merupakan  kas  keluar,  maka  semakin  besar  posisi  kas  dan  likuiditas  perusahaan
2 secara  keseluruhan  akan  menunjukkan  semakin  besar  kemampuan  perusahaan  untuk
membayar  dividen  Agus  Sartono,  2008.  Posisi  kas  dan  likuiditas  yang  dimaksud  dalam penelitian ini adalah Free Cash Flow FCF, dimana Free Cash Flow ini menggambarkan tingkat
fleksibilitas  keuangan  perusahaan.  Free  Cash  Flow  adalah  ukuran  aliran  kas  operasi  yang tersedia untuk tujuan perusahaan setelah membayar dividen dan menyediakan tambahan modal
kerja  atau  investasi  pada  aset  tetap  guna  mempertahankan  kapasitas  produktif  saat  ini Niswonger, 2006.
Dunia  perbankan  perlu  dicermati  dalam  suatu  Negara,  ada  anggapan  bahwa  bank merupakan  “nyawa”  untuk  menggerakkan  roda  perekonomian  suatu  Negara.  Anggapan  ini
tentunya  tidak  salah,  karena  fungsi  bank  sebagai  lembaga  keuangan  sangatlah  vital,  misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan
usaha,  tempat  mengamankan  uang,  tempat  melakukan  investasi  dan  jasa  keuangan  lainnya. Selain  itu  bank  juga  memiliki  fungsi  intermediasi  sebagai  penghimpun  dan  penyalur  dana
masyarakat Kasmir, 2012.
Bagi para pemegang saham perbankan, salah satu hal yang perlu dicermati dalam dunia perbankan  adalah  keuntungan  yang  akan  diperolehnya  dalam  bentuk  dividen.  Seperti  halnya
terjadi kondisi  yang kurang baik pada tahun 2011, dimana kebanyakan perbankan menurunkan prosentase  Dividend  Payout  Ratio.  Vuce  President  Financial  Planning    Performance
Management,  Bank  International  Indonesia  BII,  Nurmala  Damanik  di  sela  BII  Journalist Trai
ning,  di  Jakarta,  memaparkan  bahwa  “Dividen  untuk  laporan  laba  bersih  2011  cenderung lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, trennya menurun berkisaran di level 20-
30 persen”. Damanik juga memaparkan bahwa saat  ini,  Eropa  tengah  dilanda krisis keuangan yang  dikhawatirkan  menjalar  ke  negara-negara  lain  di  dunia.  Tidak  hanya  di  zona  Uni  Eropa
namun juga ke negara-negara Asia termasuk Indonesia. Mengatasi kondisi tersebut, perusahaan di Indonesia termasuk perbankan harus memperkuat dana cadangan dan laba ditahan Rahmat
Suharjana, 2012.
Tahun  2011,  peningkatan  laba  perbankan  yang  didorong  oleh  pertumbuhan  kredit, pendapatan  bunga  dan  pendapatan  non-bunga,  menyebabkan  penurunan  dividen.  Penurunan
dividen  dilakukan  guna  menopang  permodalan  perbankan  dalam  mendukung  ekspansi  kredit dimasa  mendatang.  Hal  ini  terkait  dengan  kondisi  global  yang  belum  sepenuhnya  kondusif,
sehingga  perbankan  harus  menjaga  fundamental  keuangan  perbankan  agar  tetap  stabil. Sedangkan  untuk  Free  Cash  Flow  dapat  diasumsikan  karena  perbankan  tidak  mengalokasikan
Free Cash Flow  yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan  guna  mempertahankan  produktifitas  perbankan  dimasa  mendatang,  sehingga
menyebabkan  Dividend  Payout  Ratio  mengalami  penurunan  akibat  dividen  yang  dibagikan mengalami penurunan.
Berdasarkan  konsep  pemikiran  yang  dituangkan  dalam  latar  belakang  diatas,  maka penulis  tertarik  melakukan  penelitian  dengan  maksud  dan  tujuan  untuk  menganalisis  besarnya
pengaruh  Earnings  Per  Share  terhadap  Dividend  Payout  Ratio,  besarnya  pengaruh  Free  Cash Flow  terhadap  Dividend  Payout  Ratio  serta  besarnya  pengaruh  Earnings  Per  Share  dan  Free
Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
II.  KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1  Kajian Pustaka
2.1.1  Earnings Per Share
Earnings  Per  Share  menurut  Zaki  Baridwan  2008:443  adalah  jumlah  pendapatan  yang diperoleh  dalam  suatu  periode  tertentu  untuk  setiap  jumlah  saham  yang  beredar.  Sedangkan
menurut  Darmadji  dan  Fakhrudin  2009:195,  Earnings  Per  Share  merupakan  rasio  yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham  yang diperoleh investor. Berdasarkan pengertian
tersebut,  maka  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  Earnings  Per  Share  merupakan  rasio  atau keuntungan  yang  diperoleh  investor  sesuai  proporsi  saham  yang  dimilikinya  dalam  periode
tertentu, dengan memperbandingkan keuntungan bersih setelah pajak suatu perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.
3 Earnings Per Share, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Lembar Saham yang Beredar Sumber : Zaki Baridwan 2008:450
Dari rumus diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.  Laba Bersih Setelah Pajak
Menurut Smith Skousen 2009:240 adalah : “Perbedaan  antara  jumlah  pendapatan  yang  diperoleh  suatu  satuan  selama  periode
tertentu dan jumlah biaya termasuk pajak yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan.” 2.  Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Menurut PSAK 56 IAI,  2007 : p.15 adalah : “Jumlah  rata-rata  tertimbang  saham  biasa  yang  beredar  dalam  suatu  periode
mencerminkan  fakta  bahwa  modal  saham  dapat  bervariasi  selama  periode  yang bersangkutan,  sejalan  dengan  naik  dan  turunnya  jumlah  modal  saham  beredar.  Jumlah
modal  saham  dapat  naik  dengan  adanya  penerbitan  saham  atau  turun  dengan  adanya pembelian kembali saham treasury stock
.”
2.1.2  Free Cash Flow
Ross et al 2003:37 mendefinisikan Free Cash Flow sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditor atau pemegang saham setelah investasi pada modal kerja working
capital  atau  investasi  pada  asset  tetap  dan  dividen.  Sedangkan  Keown  et  al  2008:47, mendefinisikan bahwa Free Cash Flow adalah jumlah uang tunai yang tersedia setelah investasi
pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap serta dividen. Uang tunai ini tersedia untuk didistribusikan pada pemilik perusahaan dan kreditor.
Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa Free Cash Flow merupakan danakas yang tersedia  diperusahaan  yang  seharusnya  didistribusikan  kepada  pemegang  saham  dan  kreditor
berupa pembayaran dividen dan pembayaran hutang, akan tetapi perusahaan telah terlebih dulu mencukupi  investasi  pada  aset  tetap,  dividen  dan  modal  kerja  untuk  mempertahankan
pertumbuhan perusahaan.
Free Cash Flow dalam rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : � � =
− �
� 100
Sumber : White et al 2003:27 Dari rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.  Operating Cash Flow Arus Kas dari Operasi Menurut Sofyan Syafri Harahap 2008 : 256 adalah :
“Aktivitas  penghasilan  utama  pendapatan  perusahaan  dan  aktivitas  lain  yang  bukan merupakan  aktivitas  investasi  dan  aktivitas  pendanaan,  seluruh  transaksi  dan  peristiwa-
peristiwa lainnya yang tidak dianggap sebagai kegiatan inv estasi atau pembiayaan.”
2.  Dividend Dividen Dividen menurut Tangkisilan dan Hessel 2008:227 adalah :
“Bagian  dari  laba  bersih  yang  dibagikan  kepada  para  pemegang  saham  pemilik  modal sendiri,equity
.” 3.  Total Asset Total Aset
Total Aset menurut Farah Margaretha 2008:108 adalah : “Total  atau  jumlah  keseluruhan  dari  kekayaan  perusahaan  yang  terdiri  dari  aktiva  tetap,
aktiva  lancar  dan  aktiva  lain-lain,  yang  nilainya  seimbang  dengan  total  kewajiban  dan ekuitas.”
4
2.1.3  Dividend Payout Ratio
Dividend  Payout  Ratio  menurut  James  dan  John  2007:270  adalah  menentukan  jumlah laba  yang  dapat  ditahan  dalam  perusahaan  sebagai  sumber  pendanaan  dan  persentase  laba
yang  dibayarkan  dalam  bentuk  dividen  atau  rasio  antara  laba  yang  dibayarkan  dalam  bentuk dividen  dengan  total  laba  yang  tersedia  bagi  pemegang  saham.  Sedangkan menurut  Bambang
Riyanto  2008:623,  persentase  dari  pendapatan  yang  dibayarkan  kepada  pemegang  saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio.
Berdasarkan  pengertian  diatas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  Dividend  Payout  Ratio adalah persentase keuntungan tahunan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham
dalam  bentuk  uang  tunai.  Selain  itu  juga,  digunakan  untuk  penentuan  jumlah  keuntungan  yang dapat  ditahan  perusahaan  sebagai  sumber  pendanaan  dalam  kaitannya  dengan  kegiatan
operasionalisasi perusahaan.
Dividend  Payout  Ratio  suatu  perusahaan  dapat  dihitung  dengan  menggunakan  rumus
sebagai berikut :
� = 100
Sumber : Lukas 2008:85 Merujuk pada rumus diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut  :
1.  Dividen yang dibagikan Menurut Zaki Baridwan 2008:430, adalah :
“Pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan  yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimili
ki.” 2.  Laba Setelah Pajak
Menurut Harnanto 2003 :444 diartikan sebagai : “Selisih  dari  pendapatan  diatas  biaya-biayanya  dalam  jangka  waktu  periode  tertentu.
Laba  sering  digunakan  sebagai  suatu  dasar  untuk  pengenaan  pajak,  kebijakan  deviden, pedoman inves
tasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.”
2.2  Kerangka Pemikiran
Sugiyono 2012:60 menerangkan bahwa kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan  antar  variabel  yang  disusun  dari  berbagai  teori  yang  telah  dideskripsikan.  Merujuk
pada  pengertian  tersebut,  dibawah  ini  dijelaskan  mengenai  hubungan  variabel  independen terhadap variabel dependen penelitian.
1.
Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio Sutrisno  2008  :  267  menjelaskan  jika  tingkat  Earnings  Per  Share  atau  keuntungan  yang
diperoleh perusahaan tinggi, maka informasi ini dapat dijadikan suatu sinyal bagi pemegang saham  bahwa  perusahaan  memiliki  prospek  yang  baik  dimasa  yang  akan  datang  sehingga
tingkat dividen  yang akan diterima pemegang saham akan mengalami peningkatan. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan
maka semakin tinggi pula  Dividend Payout Ratio perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mengalami peningkatan.
2.
Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio Menurut Keown et al 2008 : 214, Perusahaan yang memiliki  Free Cash Flow dalam jumlah
yang tinggi akan lebih  baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar Free  Cash  Flow  yang  ada  tidak  digunakan  untuk  sesuatu  atau  proyek-proyek  yang  tidak
menguntungkan  wisted  on  unprofitable  dengan  demikian  ketersediaan  dana  dapat  dipakai untuk  kemakmuran  pemegang  saham.  Sejalan  dengan  pendapat  Keown  et  al,  White  et  al
2003  :  292  juga  memaparkan  semakin  besar  Free  Cash  Flow  yang  tersedia  dalam  suatu perusahaan,  maka  semakin  sehat  perusahaan  tersebut  karena  memiliki  kas  yang  tersedia
untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen.
5
2.3  Hipotesis
Sugiyono 2012 : 64 mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai : “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian  telah  dinyatakan  dalam  bentuk  kalimat  pertanyaan.  Dinyatakan  sementara karena  jawaban  yang  diberikan  baru  didasarkan  pada  teori  yang  relevan,  belum
didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Berdasarkan  konsep  pemikiran  sebelumnya,  maka  penulis  merumuskan  hipotesis  yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian adalah sebagai berikut :
H
1
: Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
H
2
: Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
H
3
: Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap
Dividend Payout Ratio.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1  Objek Penelitian
Definisi objek penelitian  yang dikemukakan oleh Sugiyono 2012:28 adalah suatu atribut atau  sifat  atau  nilai  dari  orang,  objek  atau  kegiatan  yang  mempunyai  variasi  tertentu  yang
ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  di  pelajari  dan  kemudian  ditarik  kesimpulannya.  Berdasarkan definisi  tersebut,  objek  penelitian  merupakan  suatu  hal  yang  akan  diteliti  untuk  tujuan  tertentu.
Menurut Arikunto 2009:116 objek penelitian adalah inti dari problematika penelitian.
Berdasarkan  pengertian  diatas,  maka  objek  penelitian  penulis  di  sektor  perbankan  yang terdaftar  di  BEI  periode  2002-2011  adalah  Earnings  Per  Share,  Free  Cash  Flow  dan  Dividend
Payout Ratio.
3.2  Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara dalam pemecahan masalah penelitian  yang dilakukan secara  terencana  dan  cermat  terhadap  objek  yang  menjadi  sasaran  penelitian  dengan  maksud
mendapatkan  fakta  dan  kesimpulan  agar  dapat  dipahami.  Dalam  penelitian  ini,  penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mengenai Earnings  Per  Share,  Free  Cash  Flow  dan  Dividend  Payout  Ratio  pada  sektor  perbankan  yang
terdaftar  di  BEI  periode  2002-2011.  Sedangkan  metode  verifikatif  dalam  penelitian  penulis digunakan untuk menilai besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 3.2.1  Operasionalisasi Variabel
Sugiyono  2012:38,  mengemukakan  bahwa  operasionalisasi  variabel  merupakan segala  sesuatu  yang  berbentuk  apa  saja  yang  ditetapkan  oleh  peneliti  untuk  dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu :
1.  Variabel Independen  Independent Variable  X Menurut  Sugiyono  2012  :  39,  variabel  independen  atau  variabel  bebas  yaitu  variabel  yang
mempengaruhi  atau  yang  menjadi  sebab  perubahannya  atau  timbulnya  variabel  dependen terikat.  Dalam  penelitian  ini  terdapat  dua  variabel  yang  menjadi  variabel  bebas,  yaitu
variabel  independen  X
1
adalah  Earnings  Per  Share  dan  variabel  independen  X
2
adalah Free Cash Flow.
2.  Variabel Dependen  Dependent Variable Y Menurut  Sugiyono  2012  :  39,  variabel  dependen  atau  variabel  terikat  yaitu  variabel  yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen Y adalah Dividend Payout Ratio.
6 Skala  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  rasio,  Moh.Nazir  2003:132
menjelaskan  bahwa  ukuran  rasio  adalah  ukuran  yang  mencakup  semua  ukuran  yang memberikan  keterangan  tentang  nilai  absolut  dari  objek  yang  diukur.  Dalam  skala  rasio,
angka nol mempunyai makna. Sehingga angka  nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
3.2.2  Penentuan Penarikan Sampel
Sampel  menurut  Sugiyono  2012:81  adalah  jumlah  dan  karakteristik  yang  dimiliki  oleh populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka
harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik  pengambilan  sampel  yang  akan  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
nonprobability sampling. Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah  purposive  sampling.  Dalam  pemilihan  sekelompok  subjek  menggunakan  purposive
sampling, Margono 2007:128 menjelaskan bahwa : ”Purposive  sampling  harus  didasarkan  atas  ciri-ciri  tertentu  yang  dipandang  mempunyai
sangkut  paut  yang  erat  dengan  ciri-ciri  populasi  yang  sudah  diketahui  sebelumnya.  Dengan kata  lain  unit  sampel  yang  dihubungi  disesuaikan  dengan  kriteria-kriteria  tertentu  yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.” Merujuk  pada  penjelasan  Margono  diatas,  maka  yang  akan  menjadi  sampel  dalam
penelitian penulis adalah harus memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut : 1.  Sektor perbankan tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2002-2011. 2.  Sektor  perbankan  mempunyai  data  mengenai  Earnings  Per  Share  dan  Free  Cash  Flow
selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011. 3.  Sektor  perbankan  membayar  dividen  tunai  secara  berturut-turut  selama  periode  penelitian
yaitu pada tahun 2002-2011. Berdasarkan  kriteria-kriteria  tersebut,  maka  yang  menjadi  sampel  dalam  penelitian  ini
adalah  perusahaan  perbankan  yang  terdaftar  di  BEI  periode  2002-2011  yaitu  5  perusahaan terdiri  dari  PT.  Bank  Central  Asia,  Tbk.,  PT.  Bank  Negara  Indonesia,  Tbk.,  PT.  Bank  Rakyat
Indonesia, Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. dan PT. Bank Mandiri, Tbk. Dengan menggunakan laporan keuangan sebanyak 10 periode, maka sampel yang dapat
digunakan ada sebanyak 50 sampel. 3.3  Metode Analisis
Dalam menganalisis penelelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1.  Uji Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  dilakukan  agar  hasil  estimasi  dari  model  regresi  linier  berganda menunjukkan hasil yang sesungguhnya. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 2.  Regresi Linier Berganda
Menurut  Sugiyono  2012:210  analisis  regresi  berganda  adalah  analisis  yang  digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen kriterium, bila
dua  atau  lebih  variabel  independen  sebagai  faktor  predictor  dinaik  turunkan  nilainya.  Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
3.  Koefisien Korelasi Pearson Menurut Umi Narimawati 2010: 49, pengujian korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan  asosiasi  hubungan  linier  antara  dua  variabel.  Korelasi  juga  tidak  menunjukkan
hubungan  fungsional.  Dengan  kata  lain,  analisis  korelasi  tidak membedakan  antara  variabel dependen  dengan  variabel  independen.  Dalam  analisis  regresi,  analisis  korelasi  yang
digunakan  juga  menunjukkan  arah  hubungan  antara  variabel  dependen  dengan  variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.