Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Sugiyono 2012: 7 mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
menggambarkan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri tanpa membuat perbandingan dan
mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.” Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan
kondisi mengenai Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
Sugiyono 2012 : 8 mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut : “Metode verifikatif diartikan sebagai penelitian yang dilakukan
terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode verifikatif dalam penelitian penulis digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002- 2011.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis harus membuat desain penelitian. Desain penelitian digunakan sebagai pedoman untuk memudahkan semua pihak
yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Imam Fachruddin 2009:30, desain penelitian adalah:
“Kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan
arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau
selesai penelitian tersebut diberlakukan”. Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati 2010:30
adalah : 1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian. 5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan. 7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data. 8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Berdasarkan tahapan diatas, maka tabel desain penelitian penulis adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis
Penelitian Metode yang
digunakan Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-2 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
T-3 Verificative
Explanatory Survey
Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
Cross Sectional
Sumber : Umi Narimawati 2010:31
Dari tabel diatas, penelitian penulis dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit
analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI. 2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang telah diuji melalui unit
analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI. 3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh
Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio, dengan cara melakukan pengujian statistik dan mendeskripsikan data yang
telah diuji melalui unit analisis yaitu Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono 2012:38, mengemukakan bahwa operasionalisasi variabel merupakan :
”Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebu t, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Independen Independent Variable X
Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel independen atau variabel bebas yaitu : “Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen terikat.” Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabel bebas, yaitu
variabel independen X
1
adalah Earnings Per Share dan variabel independen X
2
adalah Free Cash Flow. 2. Variabel Dependen Dependent Variable Y
Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel dependen atau variabel terikat yaitu : ”Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen Y adalah Dividend
Payout Ratio. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, Moh.Nazir
2003:132 menjelaskan bahwa : ”Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang
memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.”
Dalam skala rasio, angka nol mempunyai makna. Sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran
terhadap objek yang diteliti.
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu
penelitian ilmiah. Hal ini termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator
Skala Sumber
Earnings Per
Share X
1
Menurut Kieso et al.
2008:379 :
“Earnings Per Share adalah
laba yang dihasilkan oleh
setiap lembar
saham biasa.” =
Laba Bersih Setelah Pajak Jml Lembar Saham yang Beredar
Zaki Baridwan, 2008:450 Rasio
Laporan Laba Rugi
Komprehensif dan Catatan
Atas Laporan Keuangan
Sektor Perbankan
yang terdaftar di BEI periode
2002-2011.
Free Cash
Flow X
2
Menurut White et al
2003:27 :
“Free Cash Flow
merupakan arus kas yang
tersedia untuk didistribusikan
kepada seluruh investor
dengan mengurangi
operating cash flow dan
dividend dibagi total
asset.
” �
� =
− �
� 100
White et al , 2003:27 Rasio
Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Arus Kas dan
Catatan Atas Laporan
Keuangan Sektor
Perbankan yang terdaftar
di BEI periode 2002-2011.
Dividend Payout
Ratio Y Lukas
2008:85 menjelaskan
bahwa :
“Dividend Payout Ratio
adalah persentase
dividen yang dibagikan dari
laba setelah
pajak.” �
=
Dividen yang dibagi Laba setelah pajak
x 100
Lukas, 2008:85 Rasio
Laporan Laba Rugi
Komprehensif, Laporan Arus
Kas, Catatan Atas Laporan
Keuangan dan Hasil RUPS
Sektor Perbankan
yang terdaftar di BEI periode
2002-2012.
3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout
Ratio ” adalah data sekunder, dimana data yang diperoleh merupakan data tidak
langsung, artinya data-data tersebut berupa data kedua yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Hal ini sesuai dengan pengertian data sekunder yang dipaparkan oleh Andi Supangat 2007:241 bahwa :
“ Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi keterangan dari objek yang diteliti,
biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual responden maupun dari suatu badan instansi yang
dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna
.” Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011, telah diaudit dan dipublikasikan.
3.2.3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beikut :
1. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan yang diteliti. Sehubungan dengan permasalahan
penelitian penulis, maka dokumen yang dapat diperoleh adalah laporan keuangan periode 2002-2011, Hasil RUPS 2012 dan dokumen-dokumen
lainnya mengenai Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI.
2. Penelitian Kepustakaan
Pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur-literatur, buku-buku mengenai teori permasalahan yang diteliti dan menggunakan media internet
sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan mengenai teori maupun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.2.4 Populasi dan Sampel
3.2.4.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono 2012 : 80 adalah :
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian penulis adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2002-2011 yaitu 15 perusahaan dengan laporan keuangan 10 periode. Dengan demikian, populasi penelitian yang ada sebanyak 150 populasi.
3.2.4.2 Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono 2012:81 adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan
diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat.
Menurut Arikunto 2009:111, teknik pengambilan sampel adalah : “Teknik yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel contoh yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.”
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling.
Menurut Sugiyono 2012:84 pengertian nonprobability sampling yaitu: “Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.” Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling.
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono 2012:85 yaitu: “Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.” Dalam pemilihan sekelompok subjek menggunakan purposive sampling,
Margono 2007:128 menjelaskan bahwa : ”Purposive sampling harus didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit
sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu
yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.” Merujuk pada penjelasan Margono diatas, maka yang akan menjadi
sampel dalam penelitian penulis adalah harus memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Sektor perbankan tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
2. Sektor perbankan mempunyai data mengenai Earnings Per Share dan Free Cash Flow selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
3. Sektor perbankan membayar dividen tunai secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No Kode
Nama Perusahaan 1 2 3
1 BABP
PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. √
√
-
2 BBCA
PT. Bank Central Asia, Tbk. √
√ √
3 BBNI
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. √
√ √
4 BBNP
PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk. √
√ -
5 BBRI
PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. √
√ √
6 BDMN PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.
√ √
√ 7
BEKS PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.
√ √
-
8 BMRI
PT. Bank Mandiri, Tbk. √
√ √
9 BNGA
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. √
√ -
10 BNII PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.
√ √
- 11 BNLI
PT. Bank Permata, Tbk. √
√
-
12 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk.
√ √
- 13 BVIC
PT. Bank Victoria Internasional, Tbk. √
√
-
14 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk. √
√
-
15 MEGA PT. Bank Mega, Tbk.
√ √
-
Sumber : Pusat Informasi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Merujuk pada tabel 3.3 diatas, maka yang menjadi sampel dalam
penelitian penulis adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 yaitu 5 perusahaan dengan laporan keuangan 10 periode. Dengan
demikian, sampel yang ada sebanyak 50 sampel.
3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis
3.2.5.1 Metode Analisis
Menurut Umi Narimawati 2010:41, metode analisis adalah : “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah
diperoleh dari hasil observasi lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.” Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian penulis adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, maka metode analisis yang digunakan
adalah metode analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif menurut Sugiyono 2012:8 adalah :
“Metode yang dapat diartikan sebagai metode analisis yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dalam penelitian ini, metode analisis kuantitatif dijelaskan melalui analisis statistik inferensial. Sugiyono 2012:148 memaparkan bahwa :
“Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Selain itu analisis statistik inferensial juga disebut dengan statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
berdasarkan sampel itu kebenarannya bersifat peluang probability yaitu peluang kesalahan dan kepercayaan yang dinyatakan dalam
bentuk prosentase.” Statistik inferensial terbagi atas statistik parametric dan statistik
nonparametric. Statistik inferensial dalam penelitian penulis adalah statistik parametric.
Sugiyono 2012:150 menjelaskan statistik parametric sebagai berikut : “Statistik parametric kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
interval dan rasio .”
Oleh karena itu, metode analisis kuantitatif cocok digunakan dalam penelitian penulis karena data sampel dalam penelitian penulis memiliki nilai
dengan skala rasio.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi:
a. Uji Normalitas Menurut Husein Umar 2008:79, uji normalitas berguna untuk
mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Uji normalitas data
pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas Asymtotic
Significance menurut Singgih Santoso 2002:393 yaitu : Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
Jika probabilitas 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar
normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusanya adalah sebagai berikut :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Singgih Santoso, 2002:322
b. Uji Multikolinieritas Menurut Suharyadi dan Purwanto 2009:231, “multikolinieritas adalah
adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Dalam sebuah regresi berganda tidak boleh terjadi multikolinieritas karena apabila terjadi
multikolinieritas apalagi kolinier sempurna, maka regresi dari variabel
bebas tidak dapat ditentukan.” Pendeteksiannya dilakukan dengan menggunakan VIF Variance Inflation Factor.
��� = 1
1 − �
2
Sumber : Gujarati 2003: 351 Dimana R
i 2
adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X
1
terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF 10 maka dalam data penelitian tidak terdapat
Multikolinieritas Gujarati, 2003: 362. c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Suharyadi dan Purwanto 2009:231, heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat nilai varians antar nilai X, apakah homogen atau
heterogen. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat
menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi
heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan uji Rank
Spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual error ada yang signifikan atau memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 5,
maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas varian dari residual tidak homogen Gujarati, 2003: 406.
d. Uji Autokorelasi Menurut Suharyadi dan Purwanto 2009:232, autokorelasi merupakan
korelasi antar anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu
dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh
menjadi tidak efisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Durbin-Watson DW.
= Σ −
−1
Σe
t 2
Sumber : Gujarati 2003: 467
Tabel 3.4 Kriteria Nilai
Durbin-Watson Nilai d
Keterangan
1,10 Ada Autokorelasi
1,10-1,54 Tidak ada Kesimpulan
1,55-2,46 Tidak ada Autokorelasi
2,46-2,90 Tidak ada Kesimpulan
2,90 Ada Autokorelasi
Sumber : Tony Wijaya 2009:123
Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. Dalam pengambilan
keputusan runs test dapat disimpulkan jika Asymp.Sig pada runs test lebih besar dari 0,05 maka Tidak ada Autokorelasi
Gujarati, 2003:468
.
2. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono 2012:210 definisi analisis regresi berganda adalah :
“Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen kriterium, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai faktor predictor dinaik turunkan nilainya. Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal dua.” Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan sejauh mana pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar
di BEI periode 2002-2011. Untuk dapat membuat ramalan melalui regresi, maka data setiap variabel
harus tersedia. Selanjutnya berdasarkan data itu peneliti harus dapat menemukan persamaan melalui perhitungan. Dimana persamaan regresi
untuk dua prediktor adalah sebagai berikut: =
+
1 1
+
2 2
Sumber : Sugiyono 2012:211 Dimana:
Y = variabel terikat Dividend Payout Ratio a =
bilangan berkonstanta b
1
,b
2
= koefisien arah garis X
1
= variabel bebas X
1
Earnings Per Share X
2
= variabel bebas X
2
Free Cash Flow
3. Analisis Koefisien Korelasi Pearson Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan. Menurut Umi Narimawati 2010: 49, pengujian korelasi
digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dapat menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus
sebagai berikut : =
Σ − Σ Σ
ΣX
i 2
− ΣX
i 2
ΣY
i 2
− ΣY
i 2
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi pearson dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Koefisien Korelasi Parsial Koefisien korelasi parsial antara X
1
terhadap Y, bila X
2
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
=
1
−
2 1 2
1 −
2 2
1 −
1 2 2
2 Koefisien Korelasi Parsial Koefisien korelasi parsial antara X
2
terhadap Y, bila X
1
dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2
=
2
−
21 1 2
1 −
1 2
1 −
1 2 2
3 Koefisien Korelasi Secara Simultan Koefisien korelasi simultan antara X
1
dan X
2
terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r
12
y = ry
1 2
+ ry
2 2
-2 ry
1
.ry
2.
r
12
1- r
12 2
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 :
Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. Apabila + berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel
kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya.
Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang searah jika X naik maka
Y turun atau sebaliknya. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah
Sedang Kuat
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono 2012:215
4. Analisis Koefisien Determinasi Analisis Koefisien Determinasi KD digunakan untuk melihat seberapa besar
variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
=
2
x 100 Sumber : Andi Supangat 2007:341
Dimana : KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
r² = Kuadrat koefisien korelasi
3.2.5.2 Perancangan Hipotesis
Menurut Andi Supangat 2007:293 yang dimaksud dengan pengujian hipotesis adalah :
“Salah satu cara dalam statistika untuk menguji „parameter‟ populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak
pada tingkat signifikansi tertentu. ”
Pada prinsipnya pengujian hipotesis ini adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah
yang akan ditelaah. Sebagai wahana untuk menetapkan kesimpulan sementara tersebut kemudian ditetapkan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.
Langkah-langkah dalam analisisnya sebagai berikut : 1. Uji Statistik t
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan pengujian uji t adalah sebagai berikut :
a. Menyusun hipotesis Ho : β
1
≤ 0, Earnings Per Share tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β
1
≥ 0, Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ho : β
2
≤ 0, Free Cash Flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β
2
≥ 0, Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5 α = 0,05
c. Membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel
Nilai Uji t dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
1
=
1 − −1
1−
1 2
dan
2
=
2 − −1
1−
2 2
Sumber : Sugiyono 2012:220 Dimana :
r = koefisien korelasi parsial k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel n-k-1 = derajat bebas
d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan t
hitung
dengan t
tabel :
- Jika -t
tabel
t
hitung
t
tabel
, variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
- Jika –t
tabel
t
hitung
t
tabel
, variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Iyan Andriana, 2009 : V-9. e. Menentukan kesimpulan berdasarkan Probabilitas
Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05 Iyan Andriana, 2009 : V-9.
2. Uji Statistik F Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan pengujian uji F
adalah sebagai berikut : a. Menyusun hipotesis
Ho : β ≤ 0, Earnings Per Share dan Free Cash Flow tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Ha : β ≥ 0, Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 5
α = 0,05 c. Membandingkan nilai F
hitung
dengan F
tabel
Nilai Uji F dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : � =
�
2
1 − �
2
− − 1 Sumber : Sugiyono 2012:217
Dimana : R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel
d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan F
hitung
dengan F
tabel :
- Jika F
hitung
F
tabel
, variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
- Jika F
hitung
F
tabel
, variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Iyan Andriana, 2009 : V-9 e. Menentukan kesimpulan berdasarkan Probabilitas
Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05 Iyan Andriana, 2009 : V-9.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Shinta Andriani Mustikawati
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 1 April 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : JL. A.H Nasution Banjirsari Gg.Lio V No.3
Rt.001Rw.002 Arcamanik – Bandung 40293
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1997 - 2003 : SD Negeri 3 Cicadas Bandung
Tahun 2003 - 2006 : SMP Negeri 49 Antapani Bandung
Tahun 2006 - 2009 : SMA Swasta BPI 1 Burangrang Bandung
Tahun 2009 - 2013 : Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia Bandung
1
PENGARUH EARNINGS PER SHARE DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO
Studi Kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 Dibimbing :
LILIS PUSPITAWATI, S.E., M.Si., Ak Oleh :
SHINTA ANDRIANI MUSTIKAWATI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
Many investors put funds to a company with purpose to gain profits as they divident income or capital gain, and they prefer to gain a dividen income. To measure the amount of
divident payout, a company needs to consider many factors that affect the divident payout ratio DPR. One of the factor is liquidity adn profitability, where liquidity can be represented by free
cash flow FCF while profitability represented by earnings per share EPS.
This research analyzed how much these EPS and FCF affect the DPR on banking sector registered to Indonesia stock exchange 2002
–2011 period. The methods are descriptive analysis and verificative. The data determination technique used secondary data. Samples selection used
purposive sampling method and produce as much as 50 samples consist of 5 banking company on 2002
–2011 period. Statistic analysis used multiple linear regression meanwhile hipotetic tests used were F test and t test with the assistance of SPSS version 20 for Windows.
Based to the research’s res ult concludes that EPS had a low positive correlation and significantly affected DPR. FCF had a low positive correlation and significantly affected DPR.
EPS and FCF had a medium positive correlation and significantly affected the DPR. Key words : earnings per share, free cash flow, dividend payout ratio
I. PENDAHULUAN
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana oleh investor pada saat ini kepada suatu perusahaan dengan harapan investor akan memperoleh keuntungan di masa mendatang Abdul
Halim, 2009. Harapan investor tertuang dalam tujuan utama investor yang menanamkan dananya kepada suatu perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian
investasi return baik berupa pendapatan dividen dividend maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya capital gain Brigham, 2009.
Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya sesuai proporsi sejumlah saham yang dimiliki para pemegang
saham. Proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen disebut dengan Dividend Payout Ratio DPR. Jika besaran Dividend Payout Ratio yang dibagikan kepada para pemegang saham
semakin tinggi maka akan mengakibatkan proporsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan semakin kecil Sutrisno, 2008.
Dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu
sendiri. Penelitian ini mencoba menelaah dua faktor internal yang dapat dijadikan alat untuk memprediksi dividen yang dibayarkan suatu perusahaan. Pertama dalam hal tingkat keuntungan
perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau earning merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham.
Tingkat keuntungan perusahaan dapat ditunjukkan melalui Earnings Per Share EPS dan investor biasanya tertarik dengan angka Earnings Per Share yang dilaporkan perusahaan Agus
Sartono,2008. Kedua dalam hal posisi kas dan likuiditas perusahaan, likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen, karena dividen bagi
perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan
2 secara keseluruhan akan menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen Agus Sartono, 2008. Posisi kas dan likuiditas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Free Cash Flow FCF, dimana Free Cash Flow ini menggambarkan tingkat
fleksibilitas keuangan perusahaan. Free Cash Flow adalah ukuran aliran kas operasi yang tersedia untuk tujuan perusahaan setelah membayar dividen dan menyediakan tambahan modal
kerja atau investasi pada aset tetap guna mempertahankan kapasitas produktif saat ini Niswonger, 2006.
Dunia perbankan perlu dicermati dalam suatu Negara, ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Anggapan ini
tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan
usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Selain itu bank juga memiliki fungsi intermediasi sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat Kasmir, 2012.
Bagi para pemegang saham perbankan, salah satu hal yang perlu dicermati dalam dunia perbankan adalah keuntungan yang akan diperolehnya dalam bentuk dividen. Seperti halnya
terjadi kondisi yang kurang baik pada tahun 2011, dimana kebanyakan perbankan menurunkan prosentase Dividend Payout Ratio. Vuce President Financial Planning Performance
Management, Bank International Indonesia BII, Nurmala Damanik di sela BII Journalist Trai
ning, di Jakarta, memaparkan bahwa “Dividen untuk laporan laba bersih 2011 cenderung lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, trennya menurun berkisaran di level 20-
30 persen”. Damanik juga memaparkan bahwa saat ini, Eropa tengah dilanda krisis keuangan yang dikhawatirkan menjalar ke negara-negara lain di dunia. Tidak hanya di zona Uni Eropa
namun juga ke negara-negara Asia termasuk Indonesia. Mengatasi kondisi tersebut, perusahaan di Indonesia termasuk perbankan harus memperkuat dana cadangan dan laba ditahan Rahmat
Suharjana, 2012.
Tahun 2011, peningkatan laba perbankan yang didorong oleh pertumbuhan kredit, pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga, menyebabkan penurunan dividen. Penurunan
dividen dilakukan guna menopang permodalan perbankan dalam mendukung ekspansi kredit dimasa mendatang. Hal ini terkait dengan kondisi global yang belum sepenuhnya kondusif,
sehingga perbankan harus menjaga fundamental keuangan perbankan agar tetap stabil. Sedangkan untuk Free Cash Flow dapat diasumsikan karena perbankan tidak mengalokasikan
Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan guna mempertahankan produktifitas perbankan dimasa mendatang, sehingga
menyebabkan Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan.
Berdasarkan konsep pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan maksud dan tujuan untuk menganalisis besarnya
pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio, besarnya pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio serta besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free
Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Earnings Per Share
Earnings Per Share menurut Zaki Baridwan 2008:443 adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar. Sedangkan
menurut Darmadji dan Fakhrudin 2009:195, Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Earnings Per Share merupakan rasio atau keuntungan yang diperoleh investor sesuai proporsi saham yang dimilikinya dalam periode
tertentu, dengan memperbandingkan keuntungan bersih setelah pajak suatu perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.
3 Earnings Per Share, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak
Jumlah Lembar Saham yang Beredar Sumber : Zaki Baridwan 2008:450
Dari rumus diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Laba Bersih Setelah Pajak
Menurut Smith Skousen 2009:240 adalah : “Perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan selama periode
tertentu dan jumlah biaya termasuk pajak yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan.” 2. Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Menurut PSAK 56 IAI, 2007 : p.15 adalah : “Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode
mencerminkan fakta bahwa modal saham dapat bervariasi selama periode yang bersangkutan, sejalan dengan naik dan turunnya jumlah modal saham beredar. Jumlah
modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun dengan adanya pembelian kembali saham treasury stock
.”
2.1.2 Free Cash Flow
Ross et al 2003:37 mendefinisikan Free Cash Flow sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditor atau pemegang saham setelah investasi pada modal kerja working
capital atau investasi pada asset tetap dan dividen. Sedangkan Keown et al 2008:47, mendefinisikan bahwa Free Cash Flow adalah jumlah uang tunai yang tersedia setelah investasi
pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap serta dividen. Uang tunai ini tersedia untuk didistribusikan pada pemilik perusahaan dan kreditor.
Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa Free Cash Flow merupakan danakas yang tersedia diperusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham dan kreditor
berupa pembayaran dividen dan pembayaran hutang, akan tetapi perusahaan telah terlebih dulu mencukupi investasi pada aset tetap, dividen dan modal kerja untuk mempertahankan
pertumbuhan perusahaan.
Free Cash Flow dalam rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : � � =
− �
� 100
Sumber : White et al 2003:27 Dari rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Operating Cash Flow Arus Kas dari Operasi Menurut Sofyan Syafri Harahap 2008 : 256 adalah :
“Aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-
peristiwa lainnya yang tidak dianggap sebagai kegiatan inv estasi atau pembiayaan.”
2. Dividend Dividen Dividen menurut Tangkisilan dan Hessel 2008:227 adalah :
“Bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham pemilik modal sendiri,equity
.” 3. Total Asset Total Aset
Total Aset menurut Farah Margaretha 2008:108 adalah : “Total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap,
aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas.”
4
2.1.3 Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio menurut James dan John 2007:270 adalah menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan dan persentase laba
yang dibayarkan dalam bentuk dividen atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham. Sedangkan menurut Bambang
Riyanto 2008:623, persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio adalah persentase keuntungan tahunan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham
dalam bentuk uang tunai. Selain itu juga, digunakan untuk penentuan jumlah keuntungan yang dapat ditahan perusahaan sebagai sumber pendanaan dalam kaitannya dengan kegiatan
operasionalisasi perusahaan.
Dividend Payout Ratio suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
� = 100
Sumber : Lukas 2008:85 Merujuk pada rumus diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dividen yang dibagikan Menurut Zaki Baridwan 2008:430, adalah :
“Pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimili
ki.” 2. Laba Setelah Pajak
Menurut Harnanto 2003 :444 diartikan sebagai : “Selisih dari pendapatan diatas biaya-biayanya dalam jangka waktu periode tertentu.
Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman inves
tasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.”
2.2 Kerangka Pemikiran
Sugiyono 2012:60 menerangkan bahwa kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Merujuk
pada pengertian tersebut, dibawah ini dijelaskan mengenai hubungan variabel independen terhadap variabel dependen penelitian.
1.
Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio Sutrisno 2008 : 267 menjelaskan jika tingkat Earnings Per Share atau keuntungan yang
diperoleh perusahaan tinggi, maka informasi ini dapat dijadikan suatu sinyal bagi pemegang saham bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga
tingkat dividen yang akan diterima pemegang saham akan mengalami peningkatan. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi nilai Earnings Per Share perusahaan
maka semakin tinggi pula Dividend Payout Ratio perusahaan karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham mengalami peningkatan.
2.
Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio Menurut Keown et al 2008 : 214, Perusahaan yang memiliki Free Cash Flow dalam jumlah
yang tinggi akan lebih baik dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, agar Free Cash Flow yang ada tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak
menguntungkan wisted on unprofitable dengan demikian ketersediaan dana dapat dipakai untuk kemakmuran pemegang saham. Sejalan dengan pendapat Keown et al, White et al
2003 : 292 juga memaparkan semakin besar Free Cash Flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia
untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen.
5
2.3 Hipotesis
Sugiyono 2012 : 64 mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai : “Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”
Berdasarkan konsep pemikiran sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian adalah sebagai berikut :
H
1
: Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
H
2
: Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
H
3
: Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Dividend Payout Ratio.
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Definisi objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono 2012:28 adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi tersebut, objek penelitian merupakan suatu hal yang akan diteliti untuk tujuan tertentu.
Menurut Arikunto 2009:116 objek penelitian adalah inti dari problematika penelitian.
Berdasarkan pengertian diatas, maka objek penelitian penulis di sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 adalah Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend
Payout Ratio.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara dalam pemecahan masalah penelitian yang dilakukan secara terencana dan cermat terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian dengan maksud
mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat dipahami. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mengenai Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang
terdaftar di BEI periode 2002-2011. Sedangkan metode verifikatif dalam penelitian penulis digunakan untuk menilai besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap
Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 3.2.1 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono 2012:38, mengemukakan bahwa operasionalisasi variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Independen Independent Variable X Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabel bebas, yaitu
variabel independen X
1
adalah Earnings Per Share dan variabel independen X
2
adalah Free Cash Flow.
2. Variabel Dependen Dependent Variable Y Menurut Sugiyono 2012 : 39, variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen Y adalah Dividend Payout Ratio.
6 Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, Moh.Nazir 2003:132
menjelaskan bahwa ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Dalam skala rasio,
angka nol mempunyai makna. Sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Penentuan Penarikan Sampel
Sampel menurut Sugiyono 2012:81 adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka
harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling. Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam pemilihan sekelompok subjek menggunakan purposive
sampling, Margono 2007:128 menjelaskan bahwa : ”Purposive sampling harus didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.” Merujuk pada penjelasan Margono diatas, maka yang akan menjadi sampel dalam
penelitian penulis adalah harus memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Sektor perbankan tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu pada
tahun 2002-2011. 2. Sektor perbankan mempunyai data mengenai Earnings Per Share dan Free Cash Flow
selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011. 3. Sektor perbankan membayar dividen tunai secara berturut-turut selama periode penelitian
yaitu pada tahun 2002-2011. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 yaitu 5 perusahaan terdiri dari PT. Bank Central Asia, Tbk., PT. Bank Negara Indonesia, Tbk., PT. Bank Rakyat
Indonesia, Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. dan PT. Bank Mandiri, Tbk. Dengan menggunakan laporan keuangan sebanyak 10 periode, maka sampel yang dapat
digunakan ada sebanyak 50 sampel. 3.3 Metode Analisis
Dalam menganalisis penelelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil estimasi dari model regresi linier berganda menunjukkan hasil yang sesungguhnya. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 2. Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiyono 2012:210 analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen kriterium, bila
dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dinaik turunkan nilainya. Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
3. Koefisien Korelasi Pearson Menurut Umi Narimawati 2010: 49, pengujian korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan
hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan.