Pengaruh Earnings Per share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio

(1)

The Influence of Earnings Per Share and Free Cash Flow towards Dividend Payout Ratio

(Case Study on Banking Sectors listed on BEI period 2002-2011)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

SHINTA ANDRIANI MUSTIKAWATI NIM. 21109074

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

i

tercurah menjadikan skripsi dengan judul “Pengaruh Earnings Per Share dan

Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratiodapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam pencerahan, membawa ajaran yang hasan sehingga penulis dapat menjaga motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disajikan untuk memenuhi persyaratan sidang guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada pada diri penulis agar dapat dimengerti oleh pembaca. Penulis menyadari betul bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari sempurna. Untuk itu penulis akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang atas segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya. Maka dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun


(4)

ii Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti, S.E., M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., Ak. selaku Pembimbing Skripsi penulis sekaligus Dosen Wali AK 2.

5. Dr.Surtikanti,S.E.,M.Si.,Ak. dan Ibu Sri Dewi Anggadini,S.E.,M.Si.,Ak. selaku Penguji Skripsi penulis.

6. Seluruh Dosen Akuntansi dan Dosen Brevet yang mengajar penulis, terimakasih atas dedikasinya memberikan ilmu yang sungguh bermanfaat bagi penulis. Semoga selalu dalam keadaan sehat.

7. Ayahanda Haris Warsito dan Ibunda Siti Yuswiati yang telah mencurahkan kasih sayang dan motivasi yang begitu besar untuk kesuksesan penulis.

8. Kakak penulis : Agung Hari Wibowo,S.Si., Linda Dwi Purnomowati,S.Si., Agus Purwoko,S.Si. beserta kakak ipar Avid Indrayana Puruhito,S.Si. dan Yulia Riyana,S.Farm.,Apt. yang telah memberikan motivasi begitu besar dan membantu secara materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga menjadi Sarjana Ekonomi.


(5)

iii

10.Pa Joko yang membantu penulis memperbaiki laptop, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Teh seni dan teh dona yang membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi selama penulis melaksanakan perkuliahan. Terimakasih.

11.Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2009, khususnya Akuntansi 2 dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.

Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat Ridho dari Allah SWT, Amin.

Bandung, Juli 2013

Shinta Andriani Mustikawati NIM.21109074


(6)

iv LEMBAR PERNYATAAN

MOTTO ABSTRACT ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10

1.2.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian ... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 12

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 13

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13

1.5.2 Waktu Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 15

2.1 Kajian Pustaka ... 15


(7)

v

2.1.2 Free Cash Flow ... 18

2.1.2.1Pengertian Free Cash Flow ... 18

2.1.2.2Perhitungan Free Cash Flow ... 19

2.1.2.3Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar ... 21

2.1.3 Dividend Payout Ratio ... 23

2.1.3.1Pengertian Dividend Payout Ratio ... 23

2.1.3.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio ... 23

2.1.3.3Perhitungan Dividend Payout Ratio ... 24

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

2.2.1 Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio ... 31

2.2.2 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 32

2.2.3 Bagan Kerangka Pemikiran ... 33

2.3 Hipotesis ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Objek Penelitian ... 35

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 38

3.2.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ... 41

3.2.3.1Sumber Data ... 41

3.2.3.2Metode Pengumpulan Data ... 42


(8)

vi

3.2.5.2Perancangan Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57

4.1.1.1Sejarah Perusahaan Perbankan ... 59

4.1.1.2Struktur Organisasi Perusahaan Perbankan ... 63

4.1.1.3Deskripsi Jabatan Perusahaan Perbankan ... 63

4.1.1.4Aktivitas Perusahaan Perbankan ... 68

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 69

4.1.2.1Analisis Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 70

4.1.2.2Analisis Free Cash Flow Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 76

4.1.2.3Analisis Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 82

4.1.3 Analisis Verifikatif ... 88

4.1.3.1Hasil Uji Asumsi Klasik ... 88

4.1.3.2Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 94

4.1.3.2.1Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 96

4.1.3.2.2Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 99


(9)

vii

4.2Pembahasan Penelitian ... 105

4.2.1 Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 105

4.2.2 Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 107

4.2.3 Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 .... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 110

5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 113 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

viii

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 75 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Free Cash Flow Sektor Perbankan

yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 81 Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Dividend Payout Ratio Sektor

Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 87 Gambar 4.4 Grafik Normalitas ... 90 Gambar 4.5 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t

(Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio) ... 98 Gambar 4.6 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji t

(Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio) ... 101 Gambar 4.7 Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Uji F ... 104


(11)

ix

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ... 14

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 40

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ... 44

Tabel 3.4 Kriteria Nilai Durbin – Watson ... 49

Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 52

Tabel 4.1 Daftar sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2002-2011 ... 59

Tabel 4.2 Perkembangan Earnings Per Share Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 70

Tabel 4.3 Perkembangan Free Cash Flow Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 77

Tabel 4.4 Perkembangan Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ... 83

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 89

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas ... 91

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas ... 92

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Asumsi Autokorelasi ... 93

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 95

Tabel 4.10 Korelasi Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio . 96 Tabel 4.11 Uji t Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio ... 97

Tabel 4.12 Korelasi Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 99

Tabel 4.13 Uji t Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio ... 100

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi ... 102


(12)

x

PT. Bank Central Asia, Tbk. ... 119

Lampiran 3 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. ... 156

Lampiran 4 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. ... 195

Lampiran 5 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Danamon, Tbk. ... 236

Lampiran 6 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2002-2011 PT. Bank Mandiri, Tbk. ... 271

Lampiran 7 Laporan Keuangan Konsolidasi (Audit) periode 2010-2011 PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. ... 312

Lampiran 8 Hasil SPSS for windows versi 20 ... 322

Lampiran 9 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian ... 324

Lampiran 10 Surat Balasan Permohonan Mengadakan Penelitian ... 325


(13)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2009). Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.

Agnes Sawir. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (2008). Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Andi Supangat. (2007). Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Anis Chariri dan Imam Ghozali. (2003). Teori Akuntansi. Semarang : BP UNDIP. Arikunto Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Brealey, Myers, Marcus. (2007). Fundamentals of Corporate Finance (Third Edition). Irwin Mograw-Hill : Boston.

Brigham, J Fred and Eugene, Weston. (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga.

Darmadji dan Fakhrudin. (2009). Pasar Modal di Indonesia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Dewi Indriastuti. (2012). Laba BTN Tembus Rp 1 Triliun. Di akses pada 13

Januari 2013 dari World Wide Web :

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/29/00032379/Laba.BTN.Tem bus.Rp.1.Triliun

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.


(14)

Farah Margaretha. (2008). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Gitman, Lawrence J. (2003). Principles of Managerial Finance. San Fransisco : Addison Wesley.

Gujarati, Damodar. (2003). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hanafi M. Mamduh dan Abdul Halim. (2007). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPM.

Harnanto. (2003). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE.

Henry Simamora. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

HN. (2012). BNI membukukan laba bersih Rp 5,81 Triliun. Di akses pada 13

Januari 2013 dari World Wide Web :

http://www.marketing.co.id/blog/2012/02/29/bni-bekukan-laba-bersih-rp581-triliun/

Husein Umar. (2008). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Rajawali Press.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan : PSAK 56, PSAK 2. Jakarta: Salemba Empat.

Imam Fachruddin. (2009). Desain Penelitian. Malang.

Iwan Supriyatna. (2012). BTN Sebar Dividen Rp 25/saham. Di akses pada 13

Januari 2013 dari World Wide Web :

http://economy.okezone.com/read/2012/04/19/278/614636/btn-sebar-dividen-rp25-saham

Iyan Andriana. (2009). SPSS : Statistical Product Service Solutions. Bandung. James, C. Van Horne and John, M. Wachowicz. (2007). Prinsip-Prinsip


(15)

Javad Moradi, Hashem Valipour dan Seyedeh Sara Mousavi. (2012). Determinants Factor of Dividend Policy in Firm Listed in Tehran Stock Exchange (TSE). American Journal of Scientific Research. 45, 22-32.

Jensen, M.C & Smith Jr. CW. (2002). The Modern Theory of Corporate Finance. USA : McGrow-Hill,Inc.

Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Keown, J Arthur, dkk. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kieso, et al. (2008). Akuntansi Keuangan. Jakarta : Erlangga.

Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta : ANDI.

Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moncef Guizani dan Mondher Kouki. (2012). Ownership-Control Discrepancy and Dividend Policy : Evidence from Tunisia. International Business Research. 5(1), 127-139.

Myrna Riyanto. (2012). Bank Danamon bukukan laba bersih Rp 3,34 Triliun. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.indonesiafinancetoday.com/read/22372/Bank-Danamon-Bukukan-Laba-Bersih-Rp-334-Triliun

Niswonger, C. Rollin. (2006). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Paulus Yoga. (2012). Bank Mandiri bagikan dividen Rp 2,45 Triliun. Di akses

pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.infobanknews.com/2012/04/bank-mandiri-bagikan-dividen-rp245-triliun/


(16)

Rahmat Suharjana. (2012). Antisipasi Krisis, perbankan kurangi dividen. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web :

http://www.beritasatu.com/keuangan/55456-antisipasi-krisis-perbankan-kurangi-dividen.html

Republik Indonesia. (1998). Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 10. LN No. 182 Tahun 1998. TLN No. 3790.

Ronito Kartika Suryani. (2012). Dividen Bank Danamon Turun. Di akses pada 13

Januari 2013 dari World Wide Web :

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/299610-bank-danamon-bagi-dividen-rp1-triliun

Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Bradford, D. Jordan. (2003).

Fundamentals of Corporate Finance. Boston : Irwin McGraw-Hill.

Singgih Santoso. (2002). Statistik Parametrik, Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Smith, Skousen. (2009). Akuntansi Intermetiate, Edisi kelima belas. Jakarta : Erlangga.

Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharyadi dan Purwanto. (2009). Statistika. Jakarta : Salemba Empat.

Sumiadji. (2011). Analisis Variabel Keuangan yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. Jurnal Dinamika Akuntansi. 3(2), 129-138.


(17)

Suryanto. (2012). Bank Mandiri raih laba bersih Rp 12,2 Triliun 2011. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.antaranews.com/berita/1331205586/bank-mandiri-raih-laba-bersih-rp12-2-triliun-2011

Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA.

Tangkisilan, Hessel. (2008). Memahami Kinerja Keuangan Perusahaan : Aplikasi dan Analisa Balance Sheet, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Balairung&Co. Tita Deitiana. (2009). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Pembayaran

Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 11(1), 57-64.

Tony Wijaya. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.

Whery Enggo Prayogi. (2012). BNI bagi-bagi dividen maksimal Rp 1,7 Triliun. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://finance.detik.com/read/2012/02/28/163632/1853707/6/bni-bagi-bagi-dividen-maksimal-rp-17-triliun

White, I Gerald., et.al. (2003). The Analysis and Use of Financial Management. John Wiley&Sons,Inc.

Yordying Thanatawee. (2011). Life-Cycle Theory and Free Cash Flow Hypothesis: Evidence from Dividend Policy in Thailand. International Journal of Financial Research. 2(2), 52-60.

Zaki Baridwan. (2008). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Zia Abassi, Muhammad Muzammil dan Fahim Qazi. (2012). Determinants of Dividend Payout in Pakistan. American Journal of Scientific Research. 49, 21-26.


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi suatu Negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal pada Negara tersebut. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitasnya di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya. Dimana investasi merupakan penempatan sejumlah dana oleh investor pada saat ini kepada suatu perusahaan dengan harapan investor akan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Abdul Halim, 2009).

Harapan investor tertuang dalam tujuan utama investor yang menanamkan dananya kepada suatu perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Namun di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain : perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, dan target tertentu yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham, 2009).


(19)

Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya sesuai proporsi sejumlah saham yang dimiliki para pemegang saham. Dividen yang akan dibagikan, didasarkan kepada kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang berhubungan dengan persetujuan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2008).

Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan. Proporsi dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen disebut dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Jika besaran Dividend Payout Ratio yang dibagikan kepada para pemegang saham semakin tinggi maka akan mengakibatkan proporsi dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan semakin kecil (Sutrisno, 2008).

Dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen itu sendiri. Faktor internal maupun faktor eksternal perlu diperhatikan oleh perusahaan karena ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividen bisa ditafsirkan oleh para pemegang saham bahwa prospek perusahaan memburuk. Faktor eksternal yang perlu


(20)

dipertimbangkan perusahaan antara lain adalah peraturan pemerintah, inflasi, dan stabilitas sosial politik negara bersangkutan. Sedangkan faktor internal yang perlu dipertimbangkan perusahaan meliputi posisi kas dan likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, stabilitas dividen, tingkat keuntungan yang mampu diraih perusahaan, serta perputaran penjualan (Bambang Riyanto,2008).

Penelitian ini mencoba menelaah dua faktor internal diatas yang dapat dijadikan alat untuk memprediksi dividen yang dibayarkan suatu perusahaan. Pertama dalam hal tingkat keuntungan perusahaan, kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau earning merupakan indikator utama dari kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham (Agus Sartono,2008). Tingkat keuntungan perusahaan dapat ditunjukkan melalui

Earnings Per Share (EPS) dan investor biasanya tertarik dengan angka Earnings Per Share yang dilaporkan perusahaan. Variabel Earnings Per Share merupakan

proxy bagi laba per lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham, karena dividen akan dibayarkan apabila perusahaan memperoleh keuntungan bersih. Oleh karena itu,

Earnings Per Share tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dan besarnya dividen tersebut akan mempengaruhi besarnya Dividend Payout Ratio (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002).


(21)

Semakin tinggi nilai Earnings Per Share yang dihasilkan perusahaan, menunjukkan semakin besar kepercayaan investor karena memungkinkan prospek perusahaan yang lebih baik dimasa mendatang. Dengan demikian hubungan antara Earnings Per Share dan Dividend Payout Ratio adalah positif, hal tersebut didukung oleh teori pensinyalan (signaling theory), dimana Miller dan Modigliani berpendapat bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa mendatang (Agnes Sawir, 2005). Sebaliknya, suatu penurunan dividen diyakini investor sebagai sinyal bahwa perusahaan akan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang. Dengan demikian meningkatnya Earnings Per Share akan meningkatkan persentase Dividend Payout Ratio bagi pemegang saham begitu sebaliknya (Lukas,2008).

Kedua dalam hal posisi kas dan likuiditas perusahaan, likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen, karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Agus Sartono, 2008). Posisi kas dan likuiditas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Free Cash Flow (FCF), dimana Free Cash Flow ini menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan. Free Cash Flow adalah ukuran aliran kas operasi yang tersedia untuk tujuan perusahaan setelah membayar dividen dan menyediakan tambahan modal kerja atau investasi pada aset tetap guna mempertahankan kapasitas produktif saat ini (Niswonger, 2006).


(22)

Free Cash Flow yang positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis setelah penyisihan untuk operasi dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas produktif pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan bergantung pada keterbatasan Free Cash Flow

perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai Free Cash Flow mampu mendanai pertumbuhan internal, melunasi hutang, dan menikmati fleksibilitas keuangan. Sementara perusahaan yang tidak mempunyai Free Cash Flow, tidak akan mampu untuk mempertahankan kapasitas produktif saat ini atau membiayai dividen kepada pemegang saham. Maka biasanya semakin besar Free Cash Flow

yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham dan besarnya dividen tersebut akan mempengaruhi besarnya Dividend Payout Ratio (Niswonger, 2006).

Dunia perbankan perlu dicermati dalam suatu Negara, ada anggapan bahwa bank merupakan “nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, mengedarkan uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. Selain itu bank juga memiliki fungsi intermediasi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat (Kasmir, 2012).

Bagi para pemegang saham perbankan, salah satu hal yang perlu dicermati dalam dunia perbankan adalah keuntungan yang akan diperolehnya dalam bentuk dividen. Seperti halnya terjadi kondisi yang kurang baik pada tahun


(23)

2011, dimana kebanyakan perbankan menurunkan prosentase Dividend Payout Ratio. Vuce President Financial Planning & Performance Management, Bank International Indonesia (BII), Nurmala Damanik di sela BII Journalist Training, di Jakarta, memaparkan bahwa “Dividen untuk laporan laba bersih 2011 cenderung lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, trennya menurun berkisaran di level 20-30 persen”. Damanik juga memaparkan bahwa saat ini, Eropa tengah dilanda krisis keuangan yang dikhawatirkan menjalar ke negara-negara lain di dunia. Tidak hanya di zona Uni Eropa namun juga ke negara-negara-negara-negara Asia termasuk Indonesia. Mengatasi kondisi tersebut, perusahaan di Indonesia termasuk perbankan harus memperkuat dana cadangan dan laba ditahan (Rahmat Suharjana, 2012).

Merujuk pada paparan Damanik diatas, berikut disajikan fenomena mengenai kondisi Laba Bersih dan Free Cash Flow terhadap Dividen yang menurun pada tahun 2011 dibeberapa perbankan yang terdaftar di BEI.

Tabel 1.1

Kondisi Laba Bersih, Free Cash Flow dan Dividen Tahun 2010-2011 Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI

(dalam miliaran rupiah) No BANK LABA BERSIH FREE CASH FLOW (%) DIVIDEN

2010 2011 2010 2011 2010 2011

1 BBNI 4.103 5.808 (6,19) 4,75 1.230 1.165

2 BBTN 915 1.118 (4,54) 5,13 274 223

3 BDMN 2.983 3.449 (3,42) (6,92) 1.074 1.058

4 BMRI 9.369 12.695 7,74 3,26 3.226 2.449

Sumber : Laporan Keuangan Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2010-2011 (data telah diolah)


(24)

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa besarnya jumlah dividen yang dibayarkan masing-masing perusahaan berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena dalam menetapkan besarnya jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan kepada para pemegang saham perlu mempertimbangkan beberapa faktor. Pada periode 2011 keempat perbankan mengalami peningkatan laba bersih dari periode 2010. Direktur Utama PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. Gatot M Suwondo, Direktur Utama PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. Iqbal Latanro, Presiden Direktur PT. Bank Danamon, Tbk. Henry Ho dan Direktur Utama PT. Bank Mandiri, Tbk. Zulkifli Zaini, memiliki pendapat relatif sama mengenai peningkatan laba bersih yang menyebabkan dividen mengalami penurunan pada periode 2011.

Pejabat perbankan tersebut berpendapat bahwa peningkatan laba perbankan didorong oleh pertumbuhan kredit, pendapatan bunga dan pendapatan non-bunga. Akan tetapi, peningkatan laba ini menyebabkan penurunan dividen. Penurunan dividen dilakukan guna menopang permodalan perbankan dalam mendukung ekspansi kredit dimasa mendatang. Hal ini terkait dengan kondisi global yang belum sepenuhnya kondusif, sehingga perbankan harus menjaga fundamental keuangan perbankan agar tetap stabil (Whery Enggo Prayoga, HN, Iwan Supriyatna, Dewi Indriastuti, Ronito Kartika Suryani, Myrna Riyanto, Paulus Yoga, Suryanto, 2012).

Kondisi ini tidak sesuai dengan teori Sofyan Syafri Harahap (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan laba (EPS) yang dihasilkan perusahaan akan meningkatkan persentase dividen (DPR) yang diterima pemegang saham. Selain itu juga tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Zia Abassi dkk (2012)


(25)

yang menyimpulkan bahwa variabel Earnings Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, dimana ketika Earnings Per Share

yang dihasilkan suatu perusahaan tinggi, maka prosentase Dividend Payout Ratio

yang diterima pemegang saham akan tinggi pula, begitu sebaliknya.

Salah satu cara untuk menjaga fundamental keuangan perbankan tersebut adalah menahan proporsi laba ditahan lebih tinggi dari proporsi dividen, dimana hal ini akan meyebabkan dividen mengalami penurunan. Selain itu, penurunan dividen juga dapat dikarenakan oleh Free Cash Flow suatu perusahaan. Hal ini terlihat pada tabel 1.1 dimana terdapat dua kondisi Free Cash Flow yang berbeda. Pertama, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. dan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk. menunjukkan peningkatan Free Cash Flow namun tidak diikuti dengan peningkatan dividen yang dibagikan. Kedua, PT. Bank Danamon, Tbk., dan PT. Bank Mandiri, Tbk. menunjukkan penurunan Free Cash Flow yang diikuti dengan penurunan dividen yang dibayarkan.

Peningkatan Free Cash Flow dapat diasumsikan karena perbankan tidak mengalokasikan Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan guna mempertahankan produktifitas perbankan dimasa mendatang, sehingga menyebabkan Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan. Sedangkan penurunan Free Cash Flow dapat diasumsikan karena aset tetap dan kredit yang diberikan mengalami peningkatan, sehingga tidak ada alokasi dana untuk pembayaran dividen dan menyebabkan Dividend Payout Ratio


(26)

Hal ini dikaitkan dengan hubungan antara investasi dan dividen yang dapat di identifikasi melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, akan semakin kecil dividen yang diberikan. Dengan demikian perusahaan yang bertumbuh dapat di identifikasi sebagai perusahaan yang Free Cash Flow-nya rendah dengan pembayaran dividen kepada pemegang saham yang rendah pula, maka hubungan yang terjadi antara Free Cash Flow

dengan dividen (DPR) adalah positif (Jensen, 2002: 376).

Hubungan Free Cash Flow dengan Dividend Payout Ratio dalam penelitian ini didukung juga oleh penelitian terdahulu yaitu Javad Moradi dkk (2012) yang menunjukkan bahwa variabel Free Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Artinya, ketika Free Cash Flow

yang tersedia pada perusahaan tinggi, maka Dividend Payout Ratio perusahaan akan tinggi, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham berupa pembayaran dividen dan begitu sebaliknya.

Berdasarkan konsep pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratiopada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011”.


(27)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi atas permasalahan pada beberapa perusahaan perbankan periode 2011 adalah sebagai berikut :

1. Penurunan Dividend Payout Ratio akibat penurunan dividen dilakukan guna menopang permodalan perbankan dalam mendukung ekspansi kredit dimasa mendatang, sehingga proporsi laba bersih yang ditahan akan lebih tinggi dari proporsi laba bersih untuk dividen dan menyebabkan Dividend Payout Ratio

mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan. 2. Penurunan Dividend Payout Ratio akibat penurunan dividen dapat diasumsikan

karena perbankan tidak mengalokasikan Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan guna mempertahankan produktifitas perbankan dimasa mendatang, sehingga

Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan.

3. Penurunan Dividend Payout Ratio akibat penurunan dividen dapat diasumsikan karena perbankan tidak memiliki Free Cash Flow akibat aset tetap dan kredit yang diberikan mengalami peningkatan, sehingga tidak ada alokasi dana untuk pembayaran dividen dan menyebabkan Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat dividen yang dibagikan mengalami penurunan.


(28)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio

pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?

2. Seberapa besar pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio

pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?

3. Seberapa besar pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap

Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan. Data dan informasi tersebut mengenai Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap

Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(29)

1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend

Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. 3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash

Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan penelitian secara praktis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam penentuan Dividend Payout Ratio. Selain itu, dapat menunjukkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio.

2. Bagi Pemegang Saham

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemegang saham dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap persentase Dividend Payout Ratio


(30)

1.4.2 Kegunaan Akademis

Kegunaan penelitian secara akademis adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memperkaya cakrawala berpikir dan bahan referensi dengan pemahaman yang memadai agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap

Dividend Payout Ratio.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam pengembangan riset dan pendidikan khususnya di bidang ilmu akuntansi mengenai pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap

Dividend Payout Ratio.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 dengan melakukan pengambilan data sekunder berupa Laporan Keuangan Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) yang berlokasi di Jl. Veteran No.10 Bandung.


(31)

1.5.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 1 tahun yaitu dalam periode Oktober 2012 – September 2013. Berikut adalah rekap jadwal penelitian selama penulis melakukan penelitian :

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Okt

2012 Nov 2012 Des 2012 Jan 2013 Feb 2013 Mar 2013 1

Pra Survei : a. Persiapan Judul b. Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d. Mencari Perusahaan

2

Usulan Penelitian : a. Penulisan UP b. Bimbingan UP c. Seminar UP d. Revisi UP 3 Pengumpulan Data 4 Pengolahan Data

No Kegiatan Apr

2013 Mei 2013 Jun 2013 Jul 2013 Agust 2013 Sept 2013 5

Penyusunan Skripsi : a. Bimbingan Skripsi b. Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d. Pengumpulan Draft


(32)

15 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Earnings Per Share

2.1.1.1 Pengertian Earnings Per Share

Pengertian Earnings Per Share menurut Zaki Baridwan (2008:443) :

“Yang dimaksud dengan Earnings Per Share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar.”

Menurut Abdul Halim (2009:12), Earnings Per Share adalah :

“Perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar”

Selain itu, definisi Earnings Per Share menurut Darmadji dan Fakhrudin (2009:195) adalah :

Earnings Per Share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang diperoleh investor.”

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Earnings Per Share merupakan keuntungan yang diperoleh investor sesuai proporsi saham yang dimilikinya dalam periode tertentu, dengan memperbandingkan keuntungan bersih setelah pajak suatu perusahaan dengan jumlah saham yang beredar.


(33)

2.1.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kenaikan dan Penurunan Earnings Per Share

Menurut Brigham (2009:23-25), faktor penyebab kenaikan dan penurunan Earnings Per Share adalah sebagai berikut :

Faktor penyebab kenaikan Earnings Per Share disebabkan karena : 1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun. 3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan faktor penurunan Earnings Per Share dapat disebabkan karena :

1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik. 2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap. 3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar daripada persentase kenaikan laba bersih.

Jadi bagi suatu badan usaha, nilai Earnings Per Share suatu perusahaan akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersih perusahaan lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

2.1.1.3 Perhitungan Earnings Per Share

Earnings Per Share, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak Jumlah Lembar Saham yang Beredar


(34)

Dari rumus diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Laba Bersih Setelah Pajak

Menurut Smith Skousen (2009:240) laba bersih setelah pajak adalah :

“Perbedaan antara jumlah pendapatan yang diperoleh suatu satuan selama periode tertentu dan jumlah biaya termasuk pajak yang dapat diaplikasikan kepada pendapatan.”

Bank mendapatkan keuntungan atau laba tergantung dari bunga yang diperoleh bank dengan beban yang dikeluarkan bank. Selain pendapatan bunga, bank juga mendapatkan pendapatan melalui jasa-jasa perbankan seperti biaya administrasi, selisih kurs, jasa layanan deposit box, biaya transfer, biaya kliring, forex (mata uang asing), dan lain-lain.

Menurut PSAK 56 (IAI, 2007 : p.03) jumlah laba juga sangat dipengaruhi oleh metode akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, sedangkan jumlah lembar saham yang beredar dipengaruhi oleh penambahan atau pengurangan saham dalam satu periode disamping adanya peluang penambahan dari efek yang memiliki potensi untuk diubah menjadi saham biasa (potential common share), seperti opsi dan kontrak perolehan saham biasa lain.

2. Jumlah Lembar Saham yang Beredar Menurut PSAK 56 (IAI, 2007 : p.15) :

“Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam suatu periode mencerminkan fakta bahwa modal saham dapat bervariasi selama periode yang bersangkutan, sejalan dengan naik dan turunnya jumlah modal saham beredar. Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun dengan adanya pembelian kembali saham (treasury stock).”


(35)

Untuk jumlah lembar saham yang beredar, PSAK 56 (IAI, 2007 : p.17) menjelaskan dalam banyak hal, saham dimasukkan dalam penghitungan jumlah rata-rata tertimbang sejak tanggal dapat ditagihnya saham tersebut (yang ada pada umumnya adalah tanggal penerbitan saham). Dibawah ini disajikan contoh tentang kapan suatu saham bisa dianggap sebagai saham beredar :

 Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable);

 Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen;

 Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen hutang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing);

 Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing);

 Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian hutang (settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;

 Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui; dan

 Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.

2.1.2 Free Cash Flow

2.1.2.1 Pengertian Free Cash Flow

Ross et al (2003:37) mendefinisikan Free Cash Flow sebagai :

“Kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditor atau pemegang saham setelah investasi pada modal kerja (working capital) atau investasi pada asset tetap dan dividen.”


(36)

Sedangkan Keown et al (2008:47), mendefinisikan bahwa :

Free Cash Flow adalah jumlah uang tunai yang tersedia setelah investasi pada modal kerja operasional bersih dan aktiva tetap serta dividen. Uang tunai ini tersedia untuk didistribusikan pada pemilik perusahaan dan kreditor.”

Dan Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:63), mengatakan bahwa :

“Disebut sebagai Free Cash Flow karena istilah ini menunjukkan arus kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada para pemodal (baik pemegang saham maupun pemegang obligasi) setelah perusahaan melakukan investasi pada tambahan aktiva tetap, dividen dan peningkatan modal kerja yang diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan.”

Semua pengertian diatas menjelaskan bahwa Free Cash Flow merupakan dana/kas yang tersedia diperusahaan yang seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham dan kreditor berupa pembayaran dividen dan pembayaran hutang, akan tetapi perusahaan telah terlebih dulu mencukupi investasi pada aset tetap, dividen dan modal kerja untuk mempertahankan pertumbuhan perusahaan.

2.1.2.2 Perhitungan Free Cash Flow

Free Cash Flow dalam rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

� �= −

� � 100%

Sumber : White et al (2003:27) Dari rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Operating Cash Flow (Arus Kas dari Operasi)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008 : 256) arus kas dari kegiatan operasi adalah :


(37)

“Aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lainnya yang tidak dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan.”

Arus kas dari operasi merupakan bagian dari laporan arus kas. Pengertian laporan arus kas menurut Henry Simamora (2000:488) adalah sebagai berikut:

“Laporan arus kas (Cash Flow Statement) adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan saldo akhir.”

Smith Skousen (2009:245) juga mengungkapkan bahwa :

“Laporan arus kas (Statment of cash flow) menjelaskan perubahan kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas perusahaan menyajikan perubahan kas dan setara kas atau arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut PSAK 2 (IAI, 2007 : p.05), aktivitas-aktivitas dalam arus kas perusahaan adalah sebagai berikut :

 Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

 Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

 Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.


(38)

2. Dividend (Dividen)

Dividen menurut Tangkisilan dan Hessel (2008:227) adalah :

“Bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham (pemilik modal sendiri,equity).”

Dividen merupakan salah satu bentuk return atau pengembalian keuntungan investasi yang menjadi hak pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan kebijakan dividen dalam rangka menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan.

3. Total Asset (Total Aset)

Total Aset menurut Farah Margaretha (2008:108) adalah :

“Total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas.”

Total aktiva dalam penelitian ini dapat diketahui dengan menjumlahkan aset lancar dan aset tidak lancar perbankan. Dalam aset lancar dapat berupa kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang usaha dan lain-lain. Sedangkan aset tidak lancar dapat berupa tanah, gedung, peralatan dan lain-lain.

2.1.2.3 Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:258) arus kas masuk dan arus kas keluar suatu perusahaan dalam satu periode dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu aktivitas-aktivitas operasi, aktivitas-aktivitas investasi dan aktivitas-aktivitas pendanaan yang digambarkan pada bagan sebagai berikut :


(39)

Sumber : Sofyan Syafri Harahap (2008:258)

Gambar 2.1

Klasifikasi Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar

Arus Kas Masuk Arus Kas Keluar

Dari penerimaan bunga dan dividen atas penjualan dan investasi Dari penjualan barang dan jasa ke pelanggan

Untuk membayar gaji Untuk membeli persediaan Untuk membayar beban Untuk membayar bunga

Untuk membayar pajak Dari penjualan trading

sekuritas (perdagangan surat berharga)

Aktivitas Operasi

Dari penjualan property, aktiva tetap

dan investasi jangka

panjang Aktivitas

Investasi Dari penjualan surat

berharga

Untuk membeli property, aktiva tetap

dan aktiva lancar

Dari penagihan pinjaman yang

diberikan

Untuk membeli surat berharga Untuk memberikan

pinjaman

Dari penjualan saham biasa atau saham

preferen Aktivitas Pendanaan Untuk membeli kembali saham biasa/saham preferen Dari penerbitan surat

utang

Untuk melunasi surat utang

Untuk membayar dividen


(40)

2.1.3 Dividend Payout Ratio

2.1.3.1 Pengertian Dividend Payout Ratio

Menurut James dan John (2007:270), Dividend Payout Ratio adalah :

“Menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan dan persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham.”

Sedang kan menurut Bambang Riyanto (2008:623) :

“Persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio.

Sejalan dengan pendapat Bambang Riyanto, Gitman (2003:570) juga mengemukakan bahwa Dividend Payout Ratio adalah sebagai berikut :

Dividend Payout Ratio menunjukkan persentase dari setiap dolar yang diterima dan didistribusikan kepada pemilik saham dalam bentuk uang tunai.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio adalah persentase keuntungan tahunan yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Selain itu juga, digunakan untuk penentuan jumlah keuntungan yang dapat ditahan perusahaan sebagai sumber pendanaan dalam kaitannya dengan kegiatan operasionalisasi perusahaan.

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Dividend Payout Ratio

Menurut Hanafi dkk. (2007:375), faktor-faktor yang mempengaruhi


(41)

a. Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV positif.

b. Likuiditas dan Profitabilitas

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen dan sekaligus juga membuat senang pemegang saham.

c. Akses ke pasar keuangan

Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayarkan dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

d. Stabilitas pendapatan

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas dimasa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan semacam itu dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas dimasa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi.

e. Pembatasan-pembatasan

Seringkali kontrak utang, obligasi ataupun saham preferen mambatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu, atau rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham preferen dibayar. Dalam situasi normal atau baik, pembatasan semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi buruk dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.

2.1.3.3 Perhitungan Dividend Payout Ratio

Dividend Payout Ratio suatu perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(42)

� = 100% Sumber : Lukas (2008:85)

Merujuk pada rumus diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Dividen yang dibagikan

Menurut Zaki Baridwan (2008:430), dividen adalah :

“Pembagian laba kepada pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki.”

Ada berbagai macam bentuk dividen yang bisa dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Kieso et al (2008:358) membagi dividen menjadi beberapa jenis, diantaranya :

 Dividen Tunai

Dividen tunai merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas sehingga perusahaan harus memperhatikan jumlah uang kas yang tersedia untuk dibagikan sebagai dividen sebelum dilakukan pengumuman dividen. Dividen tunai merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan.

 Dividen Harta (Property Dividend)

Dividen harta adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk selain kas seperti surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki perusahaan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Hal ini biasanya terjadi karena perusahaan tidak ingin likuiditasnya terganggu.

 Dividen Utang (Scrip Dividend)

Dividen dalam bentuk skrip timbul apabila saldo laba ditahan mencukupi untuk dibagikan sebagai dividen tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi sehingga perusahaan tidak membayar dividen pada saat ini tetapi memilih membayarnya pada masa depan.

 Dividen Likuidasi

Beberapa perusahaan menggunakan modal disetor sebagai dasar untuk membayar dividen. Dividen yang didasarkan bukan pada laba ditahan merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba.


(43)

 Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya (Zaki Baridwan, 2008:433). Hal ini dilakukan karena perusahaan mengalami kesulitan likuiditas atau untuk mencegah mengalirnya kas keluar sehingga dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan sedangkan pemegang saham menghendaki adanya pembagian dividen.

Berdasarkan bentuk-bentuk dividen diatas, dividen tunai merupakan bentuk dividen yang paling sering digunakan oleh perusahaan dan diminati oleh pemegang saham karena pemegang saham langsung menikmati return atas investasi yang ditanamkannya pada suatu perusahaan.

2. Laba Setelah Pajak

Menurut Harnanto (2003 :444) diartikan sebagai :

“Selisih dari pendapatan diatas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.”

Perlu diketahui bahwa laba memiliki karakteristik-karakteristik yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio perusahaan. Anis Chariri dan Imam Ghozali (2003:214), memaparkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :

 Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,

 Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,

 Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan,

 Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan

 Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.


(44)

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Mengingat pentingnya originalitas dalam penelitian, maka penulis menjabarkan beberapa penelitian terdahulu sebagai kontrol atas penelitian yang penulis lakukan, dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Penulis Judul dan Sumber Metodologi Penelitian Hasil Penelitian 1 Zia Abassi,

Muhammad Muzammil, Fahim Qazi. Determinants of Dividend Payout in Pakistan American Journal of Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 49 (2012), pp.21-26.

This research the regression analysis. Operationalization of variables :

Independent : Expenses, Gross Sales, Cost of Sales, Taxes, Net Profit Before Tax, Earnings Per Share.

Dependent : Dividend Payout. The six years (2004-2009) secondary yearly figures are compiled from 427 firms which are registered in Karachi Stock Exchange, from the annual reports.

The result of this study are

follows :

The value of net profit, tax, earnings per share and gross sales are significant and positively related to the dividend payout. The value of cost of sales is

significant and expenses are insignificant but both values are negatively related to the dividend.

2 Javad Moradi, Hashem Valipour, Seyedeh Sara Mousavi. Determinant Factors of Dividend Policy in Firm Listed in Tehran Stock Exchange (TSE) American Journal of Operationalization of variables : Independent : Beta for the firm, Borrowing ratio, The number of outside directors on bords, Free Cash Flow, Fixed asset ratio,

The result of this study are

follows : There is a positive and significant relationship between free


(45)

Scientific Research, ISSN 1450-223X Issue 45 (2012), pp.22-32. Cash Flow/Total Asset, Closely held share.

Dependent :

Dividend Pay Ratio.

cash flow (liquidity) and Dividend pay ratio. Generally, free cash flow is a scale which can present a better view of firms' financial flexibility to the creditors and stock holders.

3 Tita Deitiana Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No.1, April 2009, hal.57-64.

Objek Penelitian : perusahaan

manufaktur dan non manufaktur selain bank dan lembaga keuangan lainnya yang membayar dividen berturut-turut periode 2003-2007. Sampel : 21 perusahaan. Menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan dianalisis menggunakan model regresi berganda linier. Operasionalisasi Variabel : Independent : Return On Equity, Inventory Turnover, Net Profit Margin, Current Ratio, Return On Asset, Price Earnings Ratio, Earnings Per Share Dependent :

Dividend Payout Ratio.

Hasil Penelitian dari studi ini adalah : Earnings Per Share, Price Earnings Ratio terhadap Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan.


(46)

4 Yordying Thanatawee

Life-Cycle Theory and Free Cash Flow Hypothesis : Evidence from Dividend Policy in Thailand. International Journal of Financial Research, Vol.2, No.2, July 2011, E-ISSN 1923-4031, pp.52-60.

The initial sample consists of 411 non-financial firms listed on the SET between 2002 and 2008. To be included in the

sample, the firms must pay dividends and report positive earnings in order to calculate the dividend payout ratio. One percent of dividend payout ratio was truncated as outliers. The final sample consists of 287 firms and 784 observations for analyses.

Operationalization of variables :

Independent :

Retained earnings to book value equity, Free Cash Flow, Return on Asset, Firm Size, Asset growth rate, Leverage. Dependent : Dividend Payout Ratio.

The result of this study are

follows :

Specifically, the free cash flow and earned equity (RE/TE), the main

variables in this paper, appear to have positive influences on dividend

payouts of Thai firms.

5 Sumiadji Analisis Variabel Keuangan yang Mempengaruhi Kebijkan Dividen Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 3, No.2, September 2011, pp.129-138,

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi : Perusahaan manufaktur sebanyak 140 perusahaan. Sampel : Perusahaan menufaktur sebanyak 8 perusahaan. Hasil Penelitian dari studi ini adalah :

Cash Ratio, Earnings Per Share dan Total Asset Turn Over

berpengaruh terhadap

Dividend Payout Ratio.


(1)

5 2.3 Hipotesis

Sugiyono (2012 : 64) mendefinisikan hipotesis penelitian sebagai :

“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”

Berdasarkan konsep pemikiran sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian adalah sebagai berikut :

H1 : Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. H2 : Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. H3 : Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Dividend Payout Ratio.

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Definisi objek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:28) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan definisi tersebut, objek penelitian merupakan suatu hal yang akan diteliti untuk tujuan tertentu. Menurut Arikunto (2009:116) objek penelitian adalah inti dari problematika penelitian.

Berdasarkan pengertian diatas, maka objek penelitian penulis di sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 adalah Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara dalam pemecahan masalah penelitian yang dilakukan secara terencana dan cermat terhadap objek yang menjadi sasaran penelitian dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat dipahami. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan kondisi mengenai Earnings Per Share, Free Cash Flow dan Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011. Sedangkan metode verifikatif dalam penelitian penulis digunakan untuk menilai besarnya pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011.

3.2.1 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2012:38), mengemukakan bahwa operasionalisasi variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Independen / Independent Variable ( X )

Menurut Sugiyono (2012 : 39), variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang menjadi variabel bebas, yaitu variabel independen (X1) adalah Earnings Per Share dan variabel independen (X2) adalah Free Cash Flow.

2. Variabel Dependen / Dependent Variable (Y)

Menurut Sugiyono (2012 : 39), variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Dividend Payout Ratio.


(2)

6

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, Moh.Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Dalam skala rasio, angka nol mempunyai makna. Sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

3.2.2 Penentuan Penarikan Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2012:81) adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampel yang tepat.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam pemilihan sekelompok subjek menggunakan purposive sampling, Margono (2007:128) menjelaskan bahwa :

Purposive sampling harus didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.”

Merujuk pada penjelasan Margono diatas, maka yang akan menjadi sampel dalam penelitian penulis adalah harus memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan sebagai berikut : 1. Sektor perbankan tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu pada

tahun 2002-2011.

2. Sektor perbankan mempunyai data mengenai Earnings Per Share dan Free Cash Flow selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.

3. Sektor perbankan membayar dividen tunai secara berturut-turut selama periode penelitian yaitu pada tahun 2002-2011.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2002-2011 yaitu 5 perusahaan terdiri dari PT. Bank Central Asia, Tbk., PT. Bank Negara Indonesia, Tbk., PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk., PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. dan PT. Bank Mandiri, Tbk.

Dengan menggunakan laporan keuangan sebanyak 10 periode, maka sampel yang dapat digunakan ada sebanyak 50 sampel.

3.3 Metode Analisis

Dalam menganalisis penelelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil estimasi dari model regresi linier berganda menunjukkan hasil yang sesungguhnya. Pengujian asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

2. Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2012:210) analisis regresi berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua. 3. Koefisien Korelasi Pearson

Menurut Umi Narimawati (2010: 49), pengujian korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).


(3)

7 4. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam persentase. 5. Pengujian hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji t dan uji F untuk menguji hipotesis penelitian, dimana uji t akan menguji variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, sedangkan uji F akan menguji variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan atau bersama-sama.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskripif

Berdasarkan data dan grafik yang telah diolah dari setiap variabel yang menjadi variabel penelitian, maka hasil penelitian deskriptif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Earnings Per Share

Rata-rata Earnings Per Share pada Gambar 1. dalam kondisi fluktuatif yang cenderung meningkat dari tahun 2002-2011. Kondisi tersebut sesuai dengan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana laba atau keuntungan perbankan tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010. Peningkatan Earnings Per Share ini didukung oleh teori menurut Sutrisno (2008 : 267) yang menjelaskan bahwa jika tingkat Earnings Per Share yang diperoleh perusahaan tinggi, maka informasi ini dapat dijadikan suatu sinyal bagi pemegang saham bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang.

2. Free Cash Flow

Rata-rata Free Cash Flow pada Gambar 2. dalam kondisi fluktuatif yang cenderung meningkat dari tahun 2002-2011. Kondisi tersebut sesuai dengan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana Free Cash Flow perbankan tahun 2011 mengalami peningkatan dari tahun 2010. Peningkatan Free Cash Flow ini didukung oleh teori menurut White et al (2003 : 28) yang menjelaskan bahwa semakin besar Free Cash Flow yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk pertumbuhan, pembayaran hutang dan dividen.

3. Dividend Payout Ratio

Rata-rata Dividend Payout Ratio pada Gambar 3. dalam kondisi fluktuatif yang cenderung menurun dari tahun 2002-2011. Kondisi tersebut sesuai dengan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana dividen perbankan tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun 2010. Penurunan Dividend Payout Ratio ini didukung oleh teori menurut Lukas (2008 : 85) yang menjelaskan bahwa penurunan dividen diyakini investor sebagai sinyal mengenai perusahaan, dimana perusahaan akan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang.

4.2 Analisis Verifikatif

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS for windows v.20, maka hasil analisis verifikatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio

Korelasi Earnings Per Share dengan Dividend Payout Ratio sebesar 0,304 dengan arah positif. Artinya, Earnings Per Share memiliki hubungan positif yang rendah dengan Dividend Payout Ratio. Nilai koefisien determinasi Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio sebesar 9,24% dan sisanya sebesar 90,76% dipengaruhi oleh faktor lain selain Earnings Per Share. Nilai thitung yang diperoleh sebesar 2,189 dengan nilai signifikansi 0,034. Karena nilai thitung (2,189) lebih besar dari ttabel (2,012) dan nilai signifikansi 0,034 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 artinya pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Earnings Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio

Korelasi Free Cash Flow dengan Dividend Payout Ratio sebesar 0,297 dengan arah positif. Artinya, Free Cash Flow memiliki hubungan positif yang rendah dengan Dividend Payout Ratio. Nilai koefisien determinasi Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio sebesar 8,82% dan sisanya sebesar 91,18% dipengaruhi oleh faktor lain selain Free Cash Flow. Nilai


(4)

8

thitung yang diperoleh Free Cash Flow sebesar 2,132 dengan nilai signifikansi 0,038. Karena nilai thitung (2,132) lebih besar dari ttabel (2,012) dan nilai signifikansi 0,038 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 artinya pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio

Korelasi Earnings Per Share dan Free Cash Flow dengan Dividend Payout Ratio sebesar 0,406 dengan arah positif. Artinya, Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki hubungan positif yang sedang dengan Dividend Payout Ratio. Nilai koefisien determinasi sebesar 16,48% dan sisanya sebesar 83,52% dipengaruhi oleh faktor lain. Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 4,626 dengan nilai signifikansi 0,015. Karena nilai Fhitung (4,626) lebih besar dari Ftabel (3,195) dan nilai signifikansi 0,015 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 artinya pada tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan verifikatif diatas maka dapat dijelaskan bahwa dengan rendahnya pengaruh Earnings Per Share terhadap Dividend Payout Ratio maka hasil penelitian ini juga dapat menjawab fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana saat laba bersih mengalami peningkatan namun dividen mengalami penurunan pada periode 2010-2011. Hal ini dapat diindikasikan bahwa Earnings Per Share atau earnings perbankan digunakan untuk kegiatan operasional seperti ekspansi kredit, dibandingkan dengan bagian laba bersih untuk dividen, sehingga menyebabkan Dividend Payout Ratio perbankan mengalami penurunan akibat besarnya dividen yang dibagikan mengalami penurunan.

Dengan rendahnya pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio maka hasil penelitian ini juga dapat menjawab fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya, dimana saat Free Cash Flow mengalami peningkatan namun dividen mengalami penurunan pada periode 2010-2011. Hal ini dapat diindikasikan bahwa perbankan tidak menggunakan Free Cash Flow yang tersedia untuk pembayaran dividen, melainkan untuk investasi yang lebih menguntungkan seperti pembelian aset perbankan dan ekspansi kredit, sehingga Dividend Payout Ratio mengalami penurunan akibat pembagian dividen mengalami penurunan.

Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan Earnings Per Share dan Free Cash Flow dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu, informasi mengenai kondisi Earnings Per Share dan Free Cash Flow perusahaan dapat digunakan investor sebagai pertimbangan investasi, karena informasi tersebut dapat memberikan sinyal kepada investor apabila kondisi Earnings Per Share dan Free Cash Flow perusahaan mengalami peningkatan dari periode-periode sebelumnya maka perusahaan dapat membagikan dividen dengan jumlah yang lebih besar dimasa yang akan datang, sehingga Dividend Payout Ratio perusahaan akan mengalami peningkatan pula, begitu sebaliknya.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai beikut :

1. Earnings Per Share memiliki pengaruh sebesar 9,24% terhadap Dividend Payout Ratio. Selain itu juga memiliki hubungan positif yang rendah dan signifikan. Artinya, peningkatan Earnings Per Share akibat peningkatan laba akan meningkatkan Dividend Payout Ratio akibat peningkatan pembayaran dividen sebesar 9,24%, begitu sebaliknya.

2. Free Cash Flow memiliki pengaruh sebesar 8,82% terhadap Dividend Payout Ratio. Selain itu juga memiliki hubungan positif yang rendah dan signifikan. Artinya, peningkatan Free Cash Flow akibat peningkatan arus kas operasi akan meningkatkan Dividend Payout Ratio akibat peningkatan pembayaran dividen sebesar 8,82%, begitu sebaliknya.


(5)

9

3. Earnings Per Share dan Free Cash Flow memiliki pengaruh sebesar 16,48% terhadap Dividend Payout Ratio. Selain itu juga memiliki hubungan positif yang sedang dan signifikan. Artinya, peningkatan Earnings Per Share dan Free Cash Flow dapat memberikan sinyal bagi investor bahwa besarnya Dividend Payout Ratio akan mengalami peningkatan sebesar 16,48%, begitu sebaliknya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran untuk penyempurnaan penelitian sebagai berikut :

1. Sektor Perbankan hendaknya terus berupaya meningkatkan Earnings Per Share melalui peningkatan laba dengan meningkatkan pendapatan bunga bank melalui peningkatan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga berupa modal kerja, pinjaman karyawan, kartu kredit dan lain-lain. Dengan meningkatnya Earnings Per Share Sektor Perbankan, memberikan sinyal positif kepada pemegang saham bahwa besarnya dividen yang dibagikan akan mengalami peningkatan, sehingga Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan dapat terus meningkat. 2. Sektor Perbankan hendaknya terus berupaya meningkatkan Free Cash Flow melalui

peningkatkan arus kas operasi dengan meningkatkan simpanan nasabah melalui peningkatan jumlah nasabah dan dana pihak ketiga berupa edukasi mengenai produk-produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, meningkatkan keamanan dalam bertransaksi, pusat layanan keluhan nasabah dan lain-lain. Dengan demikian, Free Cash Flow yang tersedia di Sektor Perbankan dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan pemegang saham berupa pembayaran dividen dan Dividend Payout Ratio Sektor Perbankan dapat terus meningkat. 3. Baik perusahaan, investor maupun peneliti selanjutnya dapat memperhatikan faktor-faktor

yang lebih mempengaruhi peningkatan dan penurunan Dividend Payout Ratio pada Sektor Perbankan selain dari Earnings Per Share dan Free Cash Flow seperti Cost of Sales, Taxes, Gross Sales, Cash Ratio, Total Asset Turnover, Cost of Debt, Business Risk, Assets Structure, Earned Equity, Fixed Assets Ratio dan lain-lain, serta selalu memperhatikan kondisi perekonomian Negara dan dunia terhadap investasi di Sektor Perbankan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. (2009). Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.

Agus Sartono. (2008). Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Arikunto Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta.

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Brigham, J Fred and Eugene, Weston. (2009). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :

Erlangga.

Darmadji dan Fakhrudin. (2009). Pasar Modal di Indonesia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat. Farah Margaretha. (2008). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Harnanto. (2003). Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2007). Standar Akuntansi Keuangan : PSAK 56, PSAK 2. Jakarta: Salemba Empat.

James, C. Van Horne and John, M. Wachowicz. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Keown, J Arthur, dkk. (2008). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Lukas Setia Atmaja. (2008). Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Yogyakarta : ANDI. Margono. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Niswonger, C. Rollin. (2006). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta : Erlangga.

Rahmat Suharjana. (2012). Antisipasi Krisis, perbankan kurangi dividen. Di akses pada 13 Januari 2013 dari World Wide Web : http://www.beritasatu.com/keuangan/55456-antisipasi-krisis-perbankan-kurangi-dividen.html


(6)

10

Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., dan Bradford, D. Jordan. (2003). Fundamentals of Corporate Finance. Boston : Irwin McGraw-Hill.

Smith, Skousen. (2009). Akuntansi Intermetiate, Edisi kelima belas. Jakarta : Erlangga.

Sofyan Syafri Harahap. (2008). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sutrisno. (2008). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA. Tangkisilan, Hessel. (2008). Memahami Kinerja Keuangan Perusahaan : Aplikasi dan Analisa

Balance Sheet, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Balairung&Co.

Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah : Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis.

White, I Gerald., et.al. (2003). The Analysis and Use of Financial Management. John Wiley&Sons,Inc.

Zaki Baridwan. (2008). Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1. Rata-Rata Earnings Per Share Gambar 2. Rata-Rata Free Cash Flow


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Determinan Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang

1 22 212

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 4 11

Pengaruh Profitability, Liquidity, Free Cash Flow, dan Firm Size Terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio Pengaruh Profitability, Liquidity, Free Cash Flow, dan Firm Size Terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

1 6 16

Pengaruh Earnings per Share (EPS), Price Earnings, Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham.

0 0 26

Pengaruh Earnings Per Share dan Free Cash Flows Terhadap Dividend Per Share.

0 0 27

Pengaruh kepemilikan manajerial, cash position, investment opportunity set, dan free cash flow terhadap dividend payout ratio - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, CASH POSITION, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO SKRIPSI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION DAN CASH RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

0 0 17