28
orang dengan kebutuhan finansial tinggi John F Bert et al., 1995 dalam Luthans 2006: 250, dan penelitian lain menunujukan bahwa semakin tinggi posisi
karyawan dalam pekerjaannya dan organisasi tempat mereka bekerja, semakin kurang dampak komitmen terhadap kinerja Thomas A. Wright et al., 2002, dalam
Luthans 2006: 250. Penelitian Robert T Keller 1997, dalam Marcus 2004 menunujukan bahwa komitmen organisasional mempunyai hubungan yang tidak
signifikan dan lemah terhadap kinerja. Beberapa penelitian menunjukan hubungan yang positif antara komitmen organisasi dengan kinerja Mathieu dan Zajac,
1990; Meyer dan Allen; 1997; Benkhoff, 1997; Somer, 1995; Lum et al.,1995; dalam Luthans 2006. Kemudian penelitian Marcus 2004 menghasilkan
komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja.
2.5 Kerangka Berpikir
Organisasi dalam pencapaian tujuan harus berhasil mencapai kinerjanya. Kinerja didukung oleh masing-masing individu sebagai sumber daya manusia
melalui sikap keterlibatan dalam pekerjaan dan komitmen organisasi. Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan dalam pekerjaannya, kemampuan,
kreativitas, inisiatif, kualitas kerja, dan komunikasi akan mewujudkan kinerja yang diharapkan. Sikap keterlibatan kerja ditunjukan dengan aktif berpartisipasi
dalam pekerjaan, menganggap bahwa pekerjaan sebagai yang utama, dan pekerjaan merupakan sebuah harga diri. Komitmen organisasi ditunujukan dengan
keterlikatan secara psikologis terhadap organisasi, rasa ingin tetap tinggal dalam organisasi, dan percaya terhadap nilai-nilai oragnisasi.
29
Aktif berpartisipasi merupakan wujud dari keterlibatan kerja. Keaktifan dalam pekerjaan diwujudkan melalui perhatian dan kepedulian terhadap
pekerjaan. Perhatian dan kepedulian individu dalam pekerjaan akan menghasilkan inisiatif untuk bertanggung jawab dengan tanggap terhadap hal-hal dalam
pekerjaan. Perhatian dan kepedulian terhadap pekerjaan juga akan berfokus pada hasil yang dicapai untuk kualitas pekerjaan. Adanya inisiatif dalam pekerjaan dan
pencapaian hasil yang berkualitas akan mendukung pada kinerja yang dihasilkan. Mengutamakan pekerjaan merupakan bagian dari keterlibatan kerja.
Individu yang mengutamakan pekerjaan menganggap pekerjaan itu sebagai prioritas, pantas untuk diutamakan, dan ada rasa keterikatan secara pribadi
terhadap pekerjaannya. Prioritas pada pekerjaan akan membuat seseorang mau bekerja secara optimal dalam pekerjaannnya, yang diharapkan dapat
menghasilkan kinerja optimal pula. Pekerjaan sebagai hal yang utama membawa keterikatan secara pribadi yang akan menempatkan pekerjaan sebagai bagian
hidup, dan ada rasa tanggung jawab untuk tidak meninggalkan pekerjaan. Keterikatan secara pribadi pada pekerjaan akan membawa perasaan senang dan
bangga. Adanya keterikatan secara pribadi, kebanggaan, dan rasa senang pada pekerjaan, membuat seseorang mau melakukan yang terbaik bagi pekerjaannnya.
Keinginan untuk melakukan yang terbaik bagi pekerjaan akan mendorong kreativitas. Kreativitas akan memunculkan gagasan-gagasan baru yang
diwujudkan dengan kerja keras yang menghasikan kinerja yang terbaik. Individu yang menganggap pekerjaan sebagai harga diri akan
menunujukan keterlibatannya dalam pekerjaan. Apabila individu kurang terlibat
30
dalam pekerjaannya, akan merasa tidak begitu berharga bagi organisasi dan sebaliknya. Jadi apabila seseorang banyak terlibat di dalam pekerjaannya akan
merasa telah melakukan sesuatu bagi organisasi dan layak untuk dihargai. Perasaan layak untuk dihargai tersebut membuat karyawan memiliki harga diri,
menambah percaya diri. Semakin banyak seseorang terlibat dalam pekerjaannya akan semakin dihargai baik oleh atasan maupun rekan sekerja, jadi akan
memotivasi untuk berkompetisi. Semakin tinggi kompetisi antar individu akan memakin meningkatkan kinerja. Seseorang yang kompeten akan melakukan
upaya-upaya antara lain : mendalami pengetahuan tentang pekerjaannya, berupaya meningkatkan kemampuan dalam bekerja, terdorong lebih kreatif. Kompetisi
untuk menghasilkan kinerja terbaik juga dilakukan dengan banyak menggali informasi dengan memperluas komunikasi baik ke dalam maupun keluar
organisasi. Kompetisi memang mendorong individu untuk melakukan kinerja terbaik, semua itu dilakukan untuk mendapatkan penghargaan yang membuat diri
seseorang semakin berharga. Penghargaan dapat berbentuk kompensasi maupun peningkatan jabatan. Individu termotivasi untuk mendapatkan penghargaan
dengan berbagai upaya seperti peningkatan pengetahuan dan kemampuan, dengan melanjutkan belajar ataupun mengikuti pelatihan. Semakin didukung dengan
penigkatan pengetahuan dan kemampuan individu sebagai sumber daya manusia, maka akan semakin meningkatkan kinerja.
Komitmen afektif tumbuh pada diri individu didasari rasa yang dimiliki terhadap organisasi. Individu yang memiliki komitmen afektif akan merasa terikat
secara emosional terhadap organisasi, akan membuat individu dapat merasakan
31
kondisi-kondisi yang terjadi dalam organisasi. Anggota organisasi yang terikat secara emosional akan gembira atas keberhasilan organisasi, dan akan ikut
bersedih apabila organisasi mendapatkan masalah. Keterikatan secara emosional tersebut membawa dampak bagi anggota organisasi untuk memanfaatkan
pengetahuannnya, menyalurkan kemampuannnya dan menuju pada kualitas kerja untuk mencapai kinerja yang terbaik yang mendukung keberhasilan organisasi.
Individu yang memilki komitemen organisasi akan merasa teridentifikasi terhadap organisasi, dimana individu merasa satu kesatuan atau kepemilikan untuk
terhadap organisasi dan mendefinisikan dirinya sendiri dalam kaitannnya dengan organisasi. Perasaan seseorang sebagai kesatuan dan kepemilikan terhadap
organisasi membuat dirinya tidak akan meninggalkan organisasi serta merasa bertanggung jawab untuk mencapai kinerja yag diharapkan organisasi. Tanggung
jawab yang diwujudkan antara lain menjaga organisasi dari hal-hal yang akan mengancam keberlangsungan organisasi, hal tersebut akan menguntungkan secara
positif yang mendukung proses kerja untuk mencapai keberhasilan kinerja. Kemudian keterlibatan anggota dengan organisasi ditandai dengan anggota mau
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Kegiatan-kegiatan tersebut baik ke dalam maupun ke luar organisasi yang tujuannnya meningktkan efektivitas
komunikasi, meningkatkan pengetahuan, meningkatkan kemampuan, peningkatan kualitas yang mengarah pada peningkatan kinerja.
Komitmen berkesinambungan membuat individu tidak meninggalkan organisasi, karena berbagai konsekuensi yang harus ditanggung jika
meninggalkan organisasi. Seseorang yang meninggalkan organisasi akan
32
kehilangan kompensasi dan segala fasilitas yang selama ini didapatkannnya. Kemudian seseorang yang meninggalkan organisasi harus mengeluarkan biaya
untuk mencari pekerjaan baru, dan apabila telah mendapatkan pekerjaan baru belum tentu organisasi baru akan lebih baik dari organisasi sebelumnya. Hal-hal
tersebut yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dan kemungkinan suatu hal yang lebih buruk dari sebelumnya, akan membuat individu bertahan pada
organisasi. Keinginan individu untuk bertahan tersebut juga perlu dukungan dari organisasi, organisasi akan mempertahankan seseorang yang dapat diandalkan
dalam pekerjaan yang dapat menghasilkan kinerja yang diharapkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jika seorang individu tidak dapat diandalkan maka
organisasi dapat mealakukan pemutusan hubungan kerja, tentunya akan merugikan bagi seseorang apabila kehilangan pekerjaan. Hal demikian membuat
individu akan bekerja dengan sungguh-sungguh menerapkan pengetahuan dan kemampuannnya untuk pekerjaan sehingga memenuhi standar kinerja yang
diharapkan organisasi. Komitmen normatif akan membuat individu melakukan hal yang
seharusnya dilakukan untuk organisasi. Secara normatif seseorang merasa terikat atas segala sesuatu yang diberikan selama ini oleh organisasi yang banyak
mendukung dalam kehidupannnya, dan wajib untuk membalas dengan bertangung jawab pada organisasi dan tetap berada pada organisasi . Rasa tanggung jawab ini
membuat seseorang merasa wajib untuk melaksanakan segala tugas dengan baik dan mematuhi peraturan-peraturan dalam organisasi, dan menjaga dari hal-hal
33
yang dapat merugikan organisasi. Rasa tanggung jawab tersebut yang akan mendukung hasil kinerja individu yang diharapkan organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa keterlibatan kerja dan komitmen organisasi menjadi variabel yang berpengaruh terhadap kinerja,
sehingga alur pemikiran dalam penelitian ini dapat diilustrasikan skema sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Keterlibatan Kerja :
a. Aktif berpartisipasi
b. Pekerjaan sebagai hal
yang penting c.
Pekerjaan sebagai harga diri
Robbin dan Judge 2010:100
Kinerja
a. Pengetahuan
dalam pekerjaan b.
Kemampuan c.
Kreativitas d.
Inisiatif e.
Kualitas kerja f.
Komunikasi Gomes 2003 dalam
Perpusunpas 2009
Komitmen :
a. Affective commitment
b. Continuance commitment
c. Normative commitment
Allen dan Meyer 1991 dalam Luthans 2006: 249-250
34
2.6. Hipotesis