36
2. Pengobatan penderita dengan MDT sampai RFT
3. Deteksi dini adanya reaksi kusta dengan pemeriksaan fungsi saraf secara
rutin 4.
Pengangan reaksi penyuluhan Perawatan diri
5. Penggunaan alat bantu
6. Rehabilitasi medis Depkes RI, 2007: 105
2.1.12 Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kusta
Timbulnya penyakit kustadiduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
2.1.12.1 Jenis Kelamin
Dalam menjaga
kesehatan biasanya
kaum perempuan
lebih memperhatikan kesehatannya dibandingkan laki-laki.Jenis kelamin berkaitan
dengan peran kehidupan dan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Perbedaan pola perilaku sakit juga dipengaruhi
oleh jenis kelamin ,perempuan lebih sering mengobatkan dirinya dibandingkan laki-laki Soekidjo Notoatmodjo,2003:114.
Kusta dapat mengenai laki-laki dan perempuan.Menurut catatan sebagian besar negara di dunia kecuali dibeberapa negara di Afrika menunjukkan bahwa
laki-laki lebih banyak terserang dari pada wanita.Relatif rendahnya kejadian kusta pada perempuan kemungkinan karena faktor lingkungan atau faktor biologi.
Seperti kebanyakan penyakit menular lainnya laki-laki lebih banyak terpapar dengan faktor risiko sebagai akibat gaya hidupnya Depkes RI, 2007: 8.
37
2.1.12.2 Umur
Pada penyakit kronik seperti kusta, informasi berdasarkan data prevalensi dan data umur pada saat timbulnya penyakit mungkin tidak menggambarkan
resiko spesifik umur.Kusta diketahui terjadi pada semua umur berkisar antara bayi sampai umur tua 3 minggu sampai lebih dari 70 tahun.Namun yang terbanyak
adalah pada umur muda dan produktif. Diagnosis umur kusta pada fenomena Lucio diketahui antara umur 15 hingga 71 tahun dengan rata-rata umur 34 tahun
Depkes RI, 2007: 8; Latapi’s Lepromatosis, 2005:177
Pada penyakit kronik seperti kusta diketahui diketahui terjadi pada semua umur ,namun yang terbanyak adalah pada umur muda dan produktif. Kejadian
suatu penyakit erat hubungannya dengan umur. DepKes RI , 2006;:8.
2.1.12.3 Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan disini yaitu pekerjaan atau mata pencaharian sehari-hari yang dilakukan responden, digolongkan menjadi pekerjaan ringan tidak bekerja,
pelajar, pegawai kantor dan pekerjaan berat pekerja bangunan, buruh, tukang batu, pekerja bengkel, penjahit, buruh angkut, pembantu, petani dan nelayan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Laily Af’idah 2012 tentang analisis faktor risiko kejadian kusta di Kabupaten Brebes tahun 2010,
prosentase jenis pekerjaan yang berisiko kusta sebesar 85,5 dan yang tidak berisiko sebesar 14,5. Uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara
jenis pekerjaan dengan kejadian kusta.Jenis pekerjaan disini yaitu pekerjaan atau mata pencaharian sehari-hari yang mayoritas dilakukan warga sekitar wilayah
kerja puskesmas kunduran adalah Petani.
38
2.1.12.4 Status Sosial
Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kusta adalah tingkat ekonomi atau status sosial, yang bisa dideskripsikan dengan besarnya
penghasilan.Besarnya penghasilan seseorang turut mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hidup kesehariannya, termasuk kebutuhan makan dan kesehatan. Jika
kebutuhan akan makanan sehat tidak terpengaruhi maka dapat melemahkan imunitas atau daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang suatu penyakit Indan,
2004:24 2.1.12.5
Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan praktik untuk memelihara
mengatasi masalah-masalah
dan meningkatkan
kesehatannya.Tingkat pendidikan dianggap sebagai salah satu unsur yang menentukan pengalaman dan
pengetahuan seseorang, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kehidupan sosial Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 26; Budioro, 1997:113.
2.1.12.6 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan
sebagainya.Secara sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek yang berbeda-beda Soekidjo Notoatmodjo, 2005:50.
Pengetahuan yang baik diharapkan menghasilkan kemampuan seseorang dalam
mengetahui gejala, cara penularan penyakit kusta dan penanganannya
39
2.1.12.7 Personal Hygiene
Personal hygiene adalah tindakan pencegahan yang menyangkut tanggung jawab individu untuk meningkatkan kesehatan serta membatasi menyebarnya
penyakit menular, terutama yang ditularkan secara kontak langsung Nur Nasry Noor, 2006: 24.
Penularan penyakit kusta belum diketahui secara pasti, tetapi menurut sebagian ahli melalui saluran pernafasan dan kulit kontak langsung yang lama
dan erat, kuman mencapai permukaan kulit melalui folikel rambut , kelenjar keringat, dan diduga melalui saluran air susu ibu Arief Mansjoer, 2000:65
40
2.2 KERANGKA TEORI
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Maria 2009; Arif Mansjoer, 2000; Depkes RI, 2007.
Mycobacterium leprae
Kejadian Kusta
Umur
Jenis Kelamin Faktor Internal
Faktor Eksternal Status Sosial Ekonomi
Personal Higiene Kebersihan Pribadi
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Jenis Pekerjaan