56
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Kunduran merupakan satu diantara dua Puskesmas yang ada di Wilayah Kecamatan Kunduran, yang mempunyai W ilayah kerja sebanyak 16 desa
dan 1 Kelurahan.Puskesmas Kunduran merupakan salah satu dari 5 Puskesmas Perawatan diKabupaten Blora. Batas wilayah kerja Puskesmas Kunduran adalah
sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Todahan 2.
Sebelah Timur dengan Puskesmas Ngawen 3.
Sebelah Barat dengan Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan 4.
Sebelah Selatan dengan Puskesmas Sono Kidul Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Kunduran terdiri dari 17 Desa
dengan jumlah penduduk 40,229 jiwa. Sebagian besar bekerja di pertanian dan sebagai buruh.
4.4 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kusta Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kunduran
Kabupaten Blora Tahun 2012, responden terdiri dari responden kasus dan responden kontrol. Dimana responden kasus terdiri 40 orang yang tercatat dalam
57
rekam medis puskesmas Kunduran dan responden kontrol terdiri dari 40 orang yang merupakan tetangga kasus yang tidak tercatat dalam rekam medis.
4.2.1.1 Distribusi Responden menurut Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi
Persentase
1 2
3 15-25 tahun
9 11,2
26-36 tahun 20
25,0 37-47 tahun
28 35,0
48-58 tahun 11
13,8 59-69 tahun
10 12,5
70-80 tahun 2
2,5
Jumlah 80
100 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak terdapat pada
kelompok umur 37-47 tahun dengan jumlah 28 responden dan persentase sebesar 35,0. Umur minimal responden adalah 15 tahun dan umur maksimal responden
adalah 78 tahun 4.2.1.2
Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Responden Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menjadi sampel adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 responden dengan persentase
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
1 2
3 Laki-Laki
43 53,8
Perempuan 37
46,3
Jumlah
80 100
58
53,8, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 responden dengan persentase 46,3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
jenis kelamin responden baik dari kelompok kasus maupun kontrol terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki.
4.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa responden mata pencaharian petani sebanyak 32 responden 40,0, wiraswasta
sebanyak 22 responden 27,5, PNS sebanyak 4 responden 5,0, buruh sebanyak 4 responden 5,0, lain-lain sebanyak 5 responden 6,2, sedangkan
yang tidak bekerja sebanyak 13 responden 16,2.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden terbanyak adalah pekerjaan
sebagai petani. 4.2.1.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Distribusi responden berdasarkan status sosial ekonomiresponden dapat
dilihat pada tabel berikut:
Jenis Pekerjaan Frekuensi
Persentase
1 2
3 PNS
4 5,0
Swasta 22
27,5 Petani
32 40,0
Buruh 4
5,0 Lain-Lain
5 6,2
Tidak Bekerja 13
16,2
Jumlah 80
100
59
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa
responden terbanyak adalah yang berpenghasilan 0-500 rb sebanyak 40 responden 50, penghasilan antara 1,1jt hingga 1,5jt sebanyak 23 responden 28,75,
penghasilan antara 600rb-1jt sebanyak 12 responden 15, penghasilan antara 1,6jt-2jt sebanyak 2 responden 2,5 dan penghasilan antara 2,1jt-2,5jt sebanyak
2 responden 2,5 sisanya 1 1,25 responden berpengahasilan 2,7jt. 4.2.1.5
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Responden Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut: Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah yang berpendidikan SMA sebanyak 27 responden
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persentase
1 2
3 0-500 Rb
40 50
600-1 Jt 12
15 1,1 Jt-1,5 Jt
23 28,75
1,6 Jt-2Jt 2
2,5 2,1 Jt-2,5 Jt
2 2,5
2,6 Jt-3 Jt 1
1,25
Jumlah 80
100
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persentase
1 2
3 Diploma dan Sarjana
6 7,5
SPG 1
1,2 SMA
27 33,8
SMP 9
11,2 SD
26 32,5
Tidak SekolahTamat 11
13,75
Jumlah 80
100
60
33,8, SD sebanyak 26 responden 32,5, tidak sekolahtidak tamat sebanyak 11 responden 13,75, SMP sebanyak 9 responden 11,2, sebanyak 6
responden 7,5 memiliki tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana sedangkan sisanya 1 responden 1,2 berpendidikan SPG.
4.2.2 Analisis Univariat
Analisis univariat menggambarkan distribusi frekuensi tiap variabel hasil penelitian yang meliputi umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan dan personal hygiene. 4.2.2.1Umur
Distribusi responden berdasarkan umur responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
tidak berisiko mengalami kejadian kusta yaitu sebanyak 64 responden 80, sedangkan responden yang berisiko sebanyak 16 responden 20. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak berisiko mengalami kejadian kusta karena usia responden diatas 30 tahun.
4.2.2.2 Jenis Pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan penderita dapat dilihat pada table berikut:
Umur Frekuensi
Persentase
1 2
3 Berisiko
16 20
Tidak Berisiko 64
80
Jumlah
80 100
61
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
berisiko mengalami kejadian kusta yaitu sebanyak 45 responden 56,2, sedangkan responden yang tidak berisiko sebanyak 35 responden 43,8.
4.2.2.3 Status Sosial Ekonomi Distribusi responden berdasarkan status sosial ekonomi dapat dilihat pada
tabel berikut : Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa responden yang mempunyai status
sosial ekonomi rendah yaitu sebanyak 52 responden 65 dan responden yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi sebanyak 28 orang 35. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata status social ekonomi responden dalam kriteria rendah karena masih dibawah UMK kabupaten Blora Rp.
1.009.000 4.2.2.4
Tingkat Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Jenis Pekerjaan Frekuensi
Persentase
1 2
3 Berisiko
45 56,2
Tidak Berisiko 35
43,8
Jumlah
60 100.0
Status Sosial Ekonomi Frekuensi
Persentase
1 2
3 Rendah Rp. 1.009.000Per bulan
52 65
Tinggi Rp. 1.009.000Per bulan 28
35
Jumlah
80 100.0
62
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan bahwa responden yang mempunyai pendidikan rendah yaitu sebanyak 46 orang 57,5 dan responden yang
mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 34 orang 42,5. 4.2.2.5
Tingkat Pengetahuan Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang
penyakit kusta dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gejala kusta, cara penularan, dan
pencegahan kusta sebelum didiagnosis kusta dengan kategori rendah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 65 responden 81,2, sedangkan responden yang memliki pengetahuan tinggi sebanyak 15 responden 18,8.
4.2.2.6 Personal Hygiene
Distribusi responden berdasarkan personal hygiene responden tentang penyakit kusta dapat dilihat pada tabel berikut :
Tingkat Pendidikan Frekuensi
Persentase
1 2
3 Rendah lulusan SMP ke bawah
46 57,5
Tinggi lulusan SMA ke atas 34
42,5
Jumlah
80 100
Tingkat Pengetahuan Frekuensi
Persentase
1 2
3 Rendah skor jawaban 8
65 81,2
Tinggi skor jawaban ≥ 8 15
18,8
Jumlah
80 100
63
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene Responden
Personal Hygiene Jumlah
Prosentase
Buruk skor jawaban 3 53
66,2 Baik
skor jawaban ≥ 3 27
33,8
Jumlah 80
100 Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan bahwa responden yang mempunyai
personal hygiene baik yaitu sebanyak 27 orang 33,8 dan responden yang mempunyai personal hygiene buruk sebanyak 53 orang 66,2.
4.2.3 Analisis Bivariat
4.2.3.8
Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta
Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai jenis kelamin respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.12.Crosstab antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta
Jenis Kelamin Kejadian Kusta
Jumlah P
value OR 95CI
Kasus Kontrol
N N
N Laki-laki Berisiko 25
62,5 18
45,0 43
53,8 0,178
2,037 0,834-4,976
Perempuan Tidak Berisiko
15 37,5
22 55,0
37 46,2
Jumlah 40 100,0
40 100,0 80 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus sebesar 62,5 lebih besar apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol 45, sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan pada kelompok kasus sebesar 15 lebih kecil dibandingkan
dengan kelompok kontrol 22. .
64
Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,178 α 0,05 sehingga Ho
diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 2,037 dengan interval
0,834-4,976 mencakup angka 1, yang berarti bahwa jenis kelamin belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta.
4.2.3.9
Hubungan antara Umur dengan Kejadian Kusta
Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai umur responden respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13.Crosstab antara Umur Responden dengan Kejadian Kusta
Umur Kejadian Kusta
P value
OR 95CI Kasus
Kontrol Jumlah
N N
N 15-29tahun Berisiko
7 17,5 9
22,5 16 20,0
0,780 0,731
0,243-2,201 18 tahun dan 30 tahun
Tidak Berisiko 33
82,5 31
77,5 64
80,0 Total
40 100 40
100 80 100
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan umur 15-29 tahun pada kelompok kasus sebesar 17,5 lebih kecil apabila
dibandingkan dengan kelompok control 22,5, sedangkan responden dengan umur 18 atau 30 tahun pada kelompok kasus 82,5 lebih besar apabila
dibandingkan dengan kelompok control sebesar 77,5. Hasil uji chi square
diperoleh bahwa nilai p 0,780 α 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,731 dengan interval 0,243-2,201 mencakup angka 1, yang berarti bahwa umur belum tentu
merupakan faktor risiko kejadian kusta.
65
4.2.3.3 Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan Kejadian Kusta
Hasil uji
Chi-square dari data penelitian mengenai pekerjaan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.14.Crosstab antara Pekerjaan Penderita dengan kejadian kusta
Jenis Pekerjaan Kejadian Kusta
Jumlah P
value
OR 95CI Kasus
Kontro l
N N
N 8 jamhari Berisiko
29 72,5 16 40 45 56,2
0,007 3,955
1,546-10,114 8 jamhari Tidak Berisiko
11 27,5 24 60 35 43,8
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Berdasarkan tabel 4.14, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan
jenis pekerjaan yang memiliki jumlah jam lebih dari 8 jamhari pada kelompok kasus sebesar 72,8 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol
56,2 , sedangkan responden dengan jenis pekerjaan yang memiliki jumlah jam kurang dari 8 jamhari pada kelompok kasus 27,5 lebih kecil apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 43,8. Hasil uji chi square
diperoleh bahwa nilai p 0,007 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara jenis pekerjaan
dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 3,955 dengan interval 1,546-10,114 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan jenis pekerjaan
yang lebih dari 8 jamhari dengan penderita kusta memiliki risiko 3,955 kali lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang memiliki jenis pekerjaan kurang
dari 8 jamhari.
66
4.2.3.4 Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian
Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai status sosial ekonomi
respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.15.Crosstab antara Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian kusta
Status Sosial Ekonomi
Kejadian Kusta Jumlah
P value OR 95CI Kasus
Kontrol
n n
n Rendah
34 85 18
45 52
65 0,000
6,926 2,380-20,157
Tinggi 6
15 22
55 28
35 Jumlah
40 100,0 40 100,0 80
100,0 Berdasarkan tabel 4.15, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan
status social ekonomi rendah pada kelompok kasus sebesar 85 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 65 , sedangkan responden
dengan status social ekonomi tinggi pada kelompok kasus 15 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 35.
Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0 ,000 α 0,05 sehingga Ho
ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara status social ekonomi dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 6,926 dengan interval
2,380-20,157 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan status social ekonomi rendah memiliki risiko 6,926 kali lebih besar untuk terkena
penyakit kusta, apabila dibandingkan dengan responden dengan status social ekonomi tinggi.
4.2.3.5 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Kusta
67
Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai tingkat pendidikan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.16.Crosstab antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian kusta
Tingkat Pendidikan
Kejadian Kusta Jumlah
P value OR 95CI Kasus
Kontrol
n n
n Rendah
34 85 12
30 46
57,5 0,000
13,222 4,400-39,732
Tinggi 6
15 28
70 34
42,5 Jumlah
40 100,0 40 100,0 80
100,0 Berdasarkan tabel 4.16, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan
tingkat pendidikan rendah pada kelompok kasus sebesar 85 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 30 , sedangkan responden dengan
tingkat pendidikan tinggi pada kelompok kasus 15 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 70.
Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,000 α 0,05 sehingga Ho
ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 13,222 dengan interval
4,400-39,732 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 13,222 kali lebih besar untuk terkena
penyakit kusta, apabila dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan tinggi.
4.2.3.6 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Kusta
Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai tingkat pengetahuan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut:
68
Tabel 4.17.Crosstab antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian kusta
Tingkat Pengetahuan
Kejadian Kusta Jumlah
P value OR 95CI Kasus
Kontrol
n n
n Rendah
32 80
33 82,5
65 81,2
1,000 0,848
0,275-2,613 Tinggi
8 20
7 17,5
15 18,8
Jumlah 40
100,0 40 100,0 80
100,0 Berdasarkan tabel 4.17, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan
tingkat pengetahuan rendah pada kelompok kasus sebesar 80 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 82,5, sedangkan responden dengan
tingkat pengetahuan tinggi pada kelompok kasus 20 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 17,5.
Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 1,000 α 0,05 sehingga Ho
diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,848 dengan interval
0,275-2,613 mencakup angka 1, yang berarti bahwa tingkat pengetahuan belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta.
4.2.3.7 Hubungan antara Personal Hygiene dengan Kejadian Kusta
Hasil uji Chi-square dari data penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 4.18.Crosstab antara Personal Hygienedengan Kejadian kusta
Personal Higiene
Kejadian Kusta Jumlah
P value OR 95CI Kasus
Kontrol
n n
n Buruk
33 82,5 20
50 53
66,2 0,005
0,212 0,076 -0,591
Baik 7
17,5 20
50 57
33,5 Jumlah
40 100,0 40 100,0 80
100,0 Berdasarkan tabel 4.18, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan
personal hygiene rendah pada kelompok kasus sebesar 82,5 lebih besar apabila
69
dibandingkan dengan kelompok kontrol 50, sedangkan responden dengan personal hygiene tinggi pada kelompok kasus 17,5 lebih kecil apabila
dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 50 . Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p
0,005 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara perilaku
personal hygiene dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,212 dengan interval 0,076-0,591 mencakup angka 1, yang berarti bahwa perilaku personal
hygiene belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta.
4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja puskesmas Kunduran Blora, diperoleh hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dapat
diketahui sebagai berikut: Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat dengan Uji Chi-Square
No. Variabel Bebas p value
OR 95CI
Keterangan
1 Jenis Kelamin
0,178 2,037
0,834-4,976 Tidak Ada Hubungan
2 Umur
0,780 0,731
0,243-2,201 Tidak Ada hubungan
3 Jenis Pekerjaan
0,007 3,955
1,546-10,114 Ada hubungan 4
Status Sosial Ekonomi
0,000 6,926
2,380-20,157 Ada hubungan 5
Tingkat Pendidikan 0,000
13,222 4,400-39,732 Ada hubungan
6 Tingkat Pengetahuan
1,000 0,848
0,275-2,613 Tidak ada hubungan
7 Personal Hygiene
0,005 0,212
0,076-0,591 Ada hubungan
70
BAB V PEMBAHASAN
5.3
Pembahasan
5.1.8
Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta
Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kunduran Kabupaten Blora dan berdasarkan hasil analisis bivariat antara jenis kelamin
dengan kejadian kusta, didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna dengan p value = 0,0178; OR = 2,037 95 CI = 0,834-4,976. Dalam penelitian
ini kelompok kasus yang mengalami kejadian kusta lebih banyak dialami oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan pada kelompok kontrol
yang tidak mengalami kejadian kusta cenderung didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Maria Christiana 2008 di Kabupaten Jepara yang menyatakan ada hubungan antara
jenis kelamin dengan kejadian kusta. Begitu juga dengan hasil penelitian Puspita Kartika Sari 2005 yang menyatakan ada hubungan antara jeniskelamin dengan
kejadian kusta dan hasil penelitian Yessita Yuniarasari 2013 di Kabupaten Rembang juga tidak menemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian kusta. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Marwali Harahap 2000:
261 yang menyatakan bahwa penyakit kusta dapat menyerang semua orang. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingan