Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat

56

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Kunduran merupakan satu diantara dua Puskesmas yang ada di Wilayah Kecamatan Kunduran, yang mempunyai W ilayah kerja sebanyak 16 desa dan 1 Kelurahan.Puskesmas Kunduran merupakan salah satu dari 5 Puskesmas Perawatan diKabupaten Blora. Batas wilayah kerja Puskesmas Kunduran adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Puskesmas Todahan 2. Sebelah Timur dengan Puskesmas Ngawen 3. Sebelah Barat dengan Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan 4. Sebelah Selatan dengan Puskesmas Sono Kidul Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Kunduran terdiri dari 17 Desa dengan jumlah penduduk 40,229 jiwa. Sebagian besar bekerja di pertanian dan sebagai buruh.

4.4 Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Kusta Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kunduran Kabupaten Blora Tahun 2012, responden terdiri dari responden kasus dan responden kontrol. Dimana responden kasus terdiri 40 orang yang tercatat dalam 57 rekam medis puskesmas Kunduran dan responden kontrol terdiri dari 40 orang yang merupakan tetangga kasus yang tidak tercatat dalam rekam medis. 4.2.1.1 Distribusi Responden menurut Umur Responden Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi Persentase 1 2 3 15-25 tahun 9 11,2 26-36 tahun 20 25,0 37-47 tahun 28 35,0 48-58 tahun 11 13,8 59-69 tahun 10 12,5 70-80 tahun 2 2,5 Jumlah 80 100 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden terbanyak terdapat pada kelompok umur 37-47 tahun dengan jumlah 28 responden dan persentase sebesar 35,0. Umur minimal responden adalah 15 tahun dan umur maksimal responden adalah 78 tahun 4.2.1.2 Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin Responden Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang menjadi sampel adalah laki-laki yaitu sebanyak 43 responden dengan persentase Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 2 3 Laki-Laki 43 53,8 Perempuan 37 46,3 Jumlah 80 100 58 53,8, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 responden dengan persentase 46,3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin responden baik dari kelompok kasus maupun kontrol terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki. 4.2.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa responden mata pencaharian petani sebanyak 32 responden 40,0, wiraswasta sebanyak 22 responden 27,5, PNS sebanyak 4 responden 5,0, buruh sebanyak 4 responden 5,0, lain-lain sebanyak 5 responden 6,2, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 13 responden 16,2.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden terbanyak adalah pekerjaan sebagai petani. 4.2.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Distribusi responden berdasarkan status sosial ekonomiresponden dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 2 3 PNS 4 5,0 Swasta 22 27,5 Petani 32 40,0 Buruh 4 5,0 Lain-Lain 5 6,2 Tidak Bekerja 13 16,2 Jumlah 80 100 59 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah yang berpenghasilan 0-500 rb sebanyak 40 responden 50, penghasilan antara 1,1jt hingga 1,5jt sebanyak 23 responden 28,75, penghasilan antara 600rb-1jt sebanyak 12 responden 15, penghasilan antara 1,6jt-2jt sebanyak 2 responden 2,5 dan penghasilan antara 2,1jt-2,5jt sebanyak 2 responden 2,5 sisanya 1 1,25 responden berpengahasilan 2,7jt. 4.2.1.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Responden Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui dari 80 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah yang berpendidikan SMA sebanyak 27 responden Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 2 3 0-500 Rb 40 50 600-1 Jt 12 15 1,1 Jt-1,5 Jt 23 28,75 1,6 Jt-2Jt 2 2,5 2,1 Jt-2,5 Jt 2 2,5 2,6 Jt-3 Jt 1 1,25 Jumlah 80 100 Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 2 3 Diploma dan Sarjana 6 7,5 SPG 1 1,2 SMA 27 33,8 SMP 9 11,2 SD 26 32,5 Tidak SekolahTamat 11 13,75 Jumlah 80 100 60 33,8, SD sebanyak 26 responden 32,5, tidak sekolahtidak tamat sebanyak 11 responden 13,75, SMP sebanyak 9 responden 11,2, sebanyak 6 responden 7,5 memiliki tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana sedangkan sisanya 1 responden 1,2 berpendidikan SPG.

4.2.2 Analisis Univariat

Analisis univariat menggambarkan distribusi frekuensi tiap variabel hasil penelitian yang meliputi umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan personal hygiene. 4.2.2.1Umur Distribusi responden berdasarkan umur responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak berisiko mengalami kejadian kusta yaitu sebanyak 64 responden 80, sedangkan responden yang berisiko sebanyak 16 responden 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak berisiko mengalami kejadian kusta karena usia responden diatas 30 tahun. 4.2.2.2 Jenis Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan penderita dapat dilihat pada table berikut: Umur Frekuensi Persentase 1 2 3 Berisiko 16 20 Tidak Berisiko 64 80 Jumlah 80 100 61 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berisiko mengalami kejadian kusta yaitu sebanyak 45 responden 56,2, sedangkan responden yang tidak berisiko sebanyak 35 responden 43,8. 4.2.2.3 Status Sosial Ekonomi Distribusi responden berdasarkan status sosial ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa responden yang mempunyai status sosial ekonomi rendah yaitu sebanyak 52 responden 65 dan responden yang mempunyai status sosial ekonomi tinggi sebanyak 28 orang 35. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata status social ekonomi responden dalam kriteria rendah karena masih dibawah UMK kabupaten Blora Rp. 1.009.000 4.2.2.4 Tingkat Pendidikan Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase 1 2 3 Berisiko 45 56,2 Tidak Berisiko 35 43,8 Jumlah 60 100.0 Status Sosial Ekonomi Frekuensi Persentase 1 2 3 Rendah Rp. 1.009.000Per bulan 52 65 Tinggi Rp. 1.009.000Per bulan 28 35 Jumlah 80 100.0 62 Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan bahwa responden yang mempunyai pendidikan rendah yaitu sebanyak 46 orang 57,5 dan responden yang mempunyai pendidikan tinggi sebanyak 34 orang 42,5. 4.2.2.5 Tingkat Pengetahuan Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang penyakit kusta dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang gejala kusta, cara penularan, dan pencegahan kusta sebelum didiagnosis kusta dengan kategori rendah. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 65 responden 81,2, sedangkan responden yang memliki pengetahuan tinggi sebanyak 15 responden 18,8. 4.2.2.6 Personal Hygiene Distribusi responden berdasarkan personal hygiene responden tentang penyakit kusta dapat dilihat pada tabel berikut : Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase 1 2 3 Rendah lulusan SMP ke bawah 46 57,5 Tinggi lulusan SMA ke atas 34 42,5 Jumlah 80 100 Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase 1 2 3 Rendah skor jawaban 8 65 81,2 Tinggi skor jawaban ≥ 8 15 18,8 Jumlah 80 100 63 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Hygiene Responden Personal Hygiene Jumlah Prosentase Buruk skor jawaban 3 53 66,2 Baik skor jawaban ≥ 3 27 33,8 Jumlah 80 100 Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan bahwa responden yang mempunyai personal hygiene baik yaitu sebanyak 27 orang 33,8 dan responden yang mempunyai personal hygiene buruk sebanyak 53 orang 66,2.

4.2.3 Analisis Bivariat

4.2.3.8 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai jenis kelamin respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.12.Crosstab antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta Jenis Kelamin Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontrol N N N Laki-laki Berisiko 25 62,5 18 45,0 43 53,8 0,178 2,037 0,834-4,976 Perempuan Tidak Berisiko 15 37,5 22 55,0 37 46,2 Jumlah 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki pada kelompok kasus sebesar 62,5 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 45, sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan pada kelompok kasus sebesar 15 lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol 22. . 64 Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,178 α 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 2,037 dengan interval 0,834-4,976 mencakup angka 1, yang berarti bahwa jenis kelamin belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta. 4.2.3.9 Hubungan antara Umur dengan Kejadian Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai umur responden respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.13.Crosstab antara Umur Responden dengan Kejadian Kusta Umur Kejadian Kusta P value OR 95CI Kasus Kontrol Jumlah N N N 15-29tahun Berisiko 7 17,5 9 22,5 16 20,0 0,780 0,731 0,243-2,201 18 tahun dan 30 tahun Tidak Berisiko 33 82,5 31 77,5 64 80,0 Total 40 100 40 100 80 100 Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan umur 15-29 tahun pada kelompok kasus sebesar 17,5 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok control 22,5, sedangkan responden dengan umur 18 atau 30 tahun pada kelompok kasus 82,5 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok control sebesar 77,5. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,780 α 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,731 dengan interval 0,243-2,201 mencakup angka 1, yang berarti bahwa umur belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta. 65

4.2.3.3 Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan Kejadian Kusta

Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai pekerjaan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.14.Crosstab antara Pekerjaan Penderita dengan kejadian kusta Jenis Pekerjaan Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontro l N N N 8 jamhari Berisiko 29 72,5 16 40 45 56,2 0,007 3,955 1,546-10,114 8 jamhari Tidak Berisiko 11 27,5 24 60 35 43,8 Jumlah 40 100 40 100 80 100 Berdasarkan tabel 4.14, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan jenis pekerjaan yang memiliki jumlah jam lebih dari 8 jamhari pada kelompok kasus sebesar 72,8 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 56,2 , sedangkan responden dengan jenis pekerjaan yang memiliki jumlah jam kurang dari 8 jamhari pada kelompok kasus 27,5 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 43,8. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,007 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 3,955 dengan interval 1,546-10,114 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan jenis pekerjaan yang lebih dari 8 jamhari dengan penderita kusta memiliki risiko 3,955 kali lebih besar bila dibandingkan dengan responden yang memiliki jenis pekerjaan kurang dari 8 jamhari. 66 4.2.3.4 Hubungan antara Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai status sosial ekonomi respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.15.Crosstab antara Status Sosial Ekonomi dengan Kejadian kusta Status Sosial Ekonomi Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontrol n n n Rendah 34 85 18 45 52 65 0,000 6,926 2,380-20,157 Tinggi 6 15 22 55 28 35 Jumlah 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Berdasarkan tabel 4.15, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan status social ekonomi rendah pada kelompok kasus sebesar 85 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 65 , sedangkan responden dengan status social ekonomi tinggi pada kelompok kasus 15 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 35. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0 ,000 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara status social ekonomi dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 6,926 dengan interval 2,380-20,157 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan status social ekonomi rendah memiliki risiko 6,926 kali lebih besar untuk terkena penyakit kusta, apabila dibandingkan dengan responden dengan status social ekonomi tinggi. 4.2.3.5 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Kusta 67 Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai tingkat pendidikan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.16.Crosstab antara Tingkat Pendidikan dengan Kejadian kusta Tingkat Pendidikan Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontrol n n n Rendah 34 85 12 30 46 57,5 0,000 13,222 4,400-39,732 Tinggi 6 15 28 70 34 42,5 Jumlah 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Berdasarkan tabel 4.16, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah pada kelompok kasus sebesar 85 lebih besar apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 30 , sedangkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi pada kelompok kasus 15 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 70. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,000 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 13,222 dengan interval 4,400-39,732 tidak mencakup angka 1, yang berarti bahwa responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 13,222 kali lebih besar untuk terkena penyakit kusta, apabila dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan tinggi. 4.2.3.6 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian mengenai tingkat pengetahuan respondendengan kejadian kusta didapatkan hasil sebagai berikut: 68 Tabel 4.17.Crosstab antara Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian kusta Tingkat Pengetahuan Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontrol n n n Rendah 32 80 33 82,5 65 81,2 1,000 0,848 0,275-2,613 Tinggi 8 20 7 17,5 15 18,8 Jumlah 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Berdasarkan tabel 4.17, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan tingkat pengetahuan rendah pada kelompok kasus sebesar 80 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol 82,5, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan tinggi pada kelompok kasus 20 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 17,5. Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 1,000 α 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,848 dengan interval 0,275-2,613 mencakup angka 1, yang berarti bahwa tingkat pengetahuan belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta. 4.2.3.7 Hubungan antara Personal Hygiene dengan Kejadian Kusta Hasil uji Chi-square dari data penelitian ini adalah sebagai berikut Tabel 4.18.Crosstab antara Personal Hygienedengan Kejadian kusta Personal Higiene Kejadian Kusta Jumlah P value OR 95CI Kasus Kontrol n n n Buruk 33 82,5 20 50 53 66,2 0,005 0,212 0,076 -0,591 Baik 7 17,5 20 50 57 33,5 Jumlah 40 100,0 40 100,0 80 100,0 Berdasarkan tabel 4.18, dapat diperoleh informasi bahwa responden dengan personal hygiene rendah pada kelompok kasus sebesar 82,5 lebih besar apabila 69 dibandingkan dengan kelompok kontrol 50, sedangkan responden dengan personal hygiene tinggi pada kelompok kasus 17,5 lebih kecil apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 50 . Hasil uji chi square diperoleh bahwa nilai p 0,005 α 0,05 sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio OR = 0,212 dengan interval 0,076-0,591 mencakup angka 1, yang berarti bahwa perilaku personal hygiene belum tentu merupakan faktor risiko kejadian kusta.

4.5 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja puskesmas Kunduran Blora, diperoleh hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dapat diketahui sebagai berikut: Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat dengan Uji Chi-Square No. Variabel Bebas p value OR 95CI Keterangan 1 Jenis Kelamin 0,178 2,037 0,834-4,976 Tidak Ada Hubungan 2 Umur 0,780 0,731 0,243-2,201 Tidak Ada hubungan 3 Jenis Pekerjaan 0,007 3,955 1,546-10,114 Ada hubungan 4 Status Sosial Ekonomi 0,000 6,926 2,380-20,157 Ada hubungan 5 Tingkat Pendidikan 0,000 13,222 4,400-39,732 Ada hubungan 6 Tingkat Pengetahuan 1,000 0,848 0,275-2,613 Tidak ada hubungan 7 Personal Hygiene 0,005 0,212 0,076-0,591 Ada hubungan 70

BAB V PEMBAHASAN

5.3 Pembahasan 5.1.8 Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Kusta Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kunduran Kabupaten Blora dan berdasarkan hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan kejadian kusta, didapatkan hasil tidak ada hubungan yang bermakna dengan p value = 0,0178; OR = 2,037 95 CI = 0,834-4,976. Dalam penelitian ini kelompok kasus yang mengalami kejadian kusta lebih banyak dialami oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mengalami kejadian kusta cenderung didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Maria Christiana 2008 di Kabupaten Jepara yang menyatakan ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Begitu juga dengan hasil penelitian Puspita Kartika Sari 2005 yang menyatakan ada hubungan antara jeniskelamin dengan kejadian kusta dan hasil penelitian Yessita Yuniarasari 2013 di Kabupaten Rembang juga tidak menemukan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Marwali Harahap 2000: 261 yang menyatakan bahwa penyakit kusta dapat menyerang semua orang. Laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan dengan wanita, dengan perbandingan