Etiologi dan Resiko Demam

BAB 2 2.1. Demam pada BALITA 2.1.1. Defenisi Demam Menurut El-Radhi Carroll 2009, demam adalah manifestasi klinis yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas 1 ℃ 1,8°F atau lebih dari rata-rata suhu tubuh normal. Berikut derajat suhu yang bisa dikatakan sebagai demam: Rectal temperature ≥ 38.0°C Oral temperature ≥ 37.6°C Axillary temperature ≥ 37.4°C Tympanic membrane ≥ 37.6°C Panas tinggi atau demam suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau diatas suhu normal Widjaya, 2001.

2.1.2. Etiologi dan Resiko Demam

Demam dapat disebabkan karena faktor infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab non-infeksi antara lain tirotoksikosis, dehidrasi pada anak dan orang tua, alergi, stres, trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau kanker dan sebagainya. Kompendia Obat Bebas 2007 Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan balita mengalami demam, biasanya setiap gejala demam menimbulkan manifestasi yang berbeda. Namun pada umumnya demam yang diderita oleh balita diikuti dengan perubahan sifat atau sikap, misalnya menurunnya gairah bermain, lesu, pandangan mata meredup, rewel, cengeng atau sering menangis, dan bermalas–malasan Widjaya, 2001. Gejala langsung yang terkait dengan demam termasuk menggigil dan kekakuan, yang merupakan gejala khas pada onset demam tinggi. Kedinginan adalah gejala yang lain dari beberapa penyakit seperti bakterimia dan pneumonia lobus, juga dapat terjadi karena virus. Dan penyakit non-infeksius seperti limfoma. Gejala lain demam termasuk takikardia, mialgia, anoreksia, dan fatigue. Tanda-tanda demam termasuk takikardia, dengan denyut nadi meningkat 10 denyut nadi Universitas Sumatera Utara permenit untuk setiap 1 ℃ elevasi temperatur. Takipnoe selama demam adalah peningkatan pernafasan sekitar 2,5 nafas permenit untuk setiap 1 ℃ elevasi suhu tubuh, kadang-kadang terkait dengan mendengkur menimbulkan kecurigaan pneumonia. Sedangkan fase awal demam disertai dengan kenaikan tekanan darah dan penurunan Glomerulus Filtration Rate GFR. Proteinuria terjadi pada 5-10 anak-anak dengan demam tanpa adanya penyakit ginjal yang sudah ada. Kadang- kadang dijumpai tanda selama demam adalah bradikardia relatif, dimana denyut nadi tidak proporsional terhadap derajat demam El-Radhi and Carroll 2009. Risiko antara anak dengan demam akut terhadap penyakit serius dan penyebab penyakit berat bervariasi tergantung umur anak. Pada umur tiga bulan pertama, karena sistem imunologis imatur, bayi lebih rentan terhadap sepsis dan meningitis yang disebabkan oleh streptokokus grup B dan organisme gram-negatif. Ketika bayi menjadi matur sesudah tiga bulan, bakteri pathogen yang biasanya menyebabkan sepsis dan meningitis adalah Haemophilus influenza tipe B, Neisseria Meningitidis, dan Streptococus pneumonia. Ketika anak matur, imunitas berkembang terhadap bakteri pathogen yang lazim selama umur 3-4 tahun pertama. Pada saat ini N. meningitides menjadi penyebab utama meningitis bakteria. Pada anak dengan usia lebih dari 36 bulan, faringitis yang disebabkan oleh Streptokopkus grup A merupakan infeksi bakteri yang lazim. Mycoplasma pneumonia menjadi semakin penting sebagai penyebab infiltrate paru pada anak sesudah umur 5 tahun. Diagnosis penyakit yang serius terdokumentasi pada anak pada awal umur 3 tahun pertama yang datang berturut-turut dengan demam, penyakit akut, yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Nelson, 2000. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Diagnosis Penyakit Berat selama 996 Episode Penyakit Infeksi Akut pada Anak Demam Berusia kurang dari 36 bulan Diagnosis Kasus Jumlah Meningitis Bakteria 9 0.9 Meningitis aseptic 12 1,2 Pneumonia 30 3.0 Bakteremia 10 1,0 Infeksi jaringan lunak setempat 10 1,0 Infeksi saluran kencing 8 0,8 Diare bacteria 1 0,1 Gangguan elektrolit 9 0,9 Total 89 8,9 Sumber : Nelson 2000

2.1.3. Patofisiologi Demam

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat

1 48 80

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penatalaksanaan Demam Pada Anak Di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

1 39 118

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu dalam Pemberian Parasetamol kepada Anak sebagai Penatalaksanaan Awal Demam di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Medan

4 63 100

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011

0 54 75

Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik di Kecamatan Medan Sunggal Kelurahan Babura Medan Tahun 2010

30 145 80

Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penatalaksanaan Demam Pada Anak di Kelurahan Pasar Merah Timur Medan Tahun 2010

2 44 95

Pengujian Mutu Sediaan Tablet Parasetamol Generik Tak Berlogo Dibandingkan Dengan Generik Berlogo Dan Merek Dagang Secara In Vitro

23 150 90

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

0 3 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN CARA PEMILIHAN MAKANAN BALITA DI DESA BALIREJO RW 09 YOGYAKARTA TAHUN 2010 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 6