Rumusan Masalah Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum Manfaat Penelitian Faktor – Faktor Perilaku Pembelian Obat

Dari uraian di atas dapat dilihat penggunaan parasetamol banyak di Indonesia, dan kebanyakan digunakan sebagai pengobatan dini pada demam khususnya pada anak-anak dan balita. Oleh sebab itu peneliti menganggap perlu untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dengan merek dagang dalam mengatasi demam pada balita. Terkait ketersediaan parasetamol generik di pusat pelayanan kesehatan dasar masih kurang, ketersediaan parasetamol sirup 120 mg5 ml masih 79,37 dan parasetamol tablet 500 mg 85,27 Profil Kesehatan Kota Medan 2008.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah adalah bagaimana tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita di Kelurahan Denai. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dalam pemilihan parasetamol generik dan merek dagang untuk mengatasi demam pada balita. 1.3.2.Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang demam pada balita. 2. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang parasetamol. 3. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang obat generik dan merek dagang. Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam membuat karya ilmiah. 2. Sebagai informasi bagi ibu tentang pemilihan obat yang sesuai untuk mengatasi demam pada balita. 3. Sebagai data awal untuk penelitian berikutnya. Universitas Sumatera Utara BAB 2 2.1. Demam pada BALITA 2.1.1. Defenisi Demam Menurut El-Radhi Carroll 2009, demam adalah manifestasi klinis yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas 1 ℃ 1,8°F atau lebih dari rata-rata suhu tubuh normal. Berikut derajat suhu yang bisa dikatakan sebagai demam: Rectal temperature ≥ 38.0°C Oral temperature ≥ 37.6°C Axillary temperature ≥ 37.4°C Tympanic membrane ≥ 37.6°C Panas tinggi atau demam suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi daripada biasanya atau diatas suhu normal Widjaya, 2001.

2.1.2. Etiologi dan Resiko Demam

Demam dapat disebabkan karena faktor infeksi dan non-infeksi. Penyebab infeksi antara lain kuman, virus, parasit atau mikroorganisme lain. Penyebab non-infeksi antara lain tirotoksikosis, dehidrasi pada anak dan orang tua, alergi, stres, trauma, kelainan kulit yang luas, penyakit keganasan atau kanker dan sebagainya. Kompendia Obat Bebas 2007 Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan balita mengalami demam, biasanya setiap gejala demam menimbulkan manifestasi yang berbeda. Namun pada umumnya demam yang diderita oleh balita diikuti dengan perubahan sifat atau sikap, misalnya menurunnya gairah bermain, lesu, pandangan mata meredup, rewel, cengeng atau sering menangis, dan bermalas–malasan Widjaya, 2001. Gejala langsung yang terkait dengan demam termasuk menggigil dan kekakuan, yang merupakan gejala khas pada onset demam tinggi. Kedinginan adalah gejala yang lain dari beberapa penyakit seperti bakterimia dan pneumonia lobus, juga dapat terjadi karena virus. Dan penyakit non-infeksius seperti limfoma. Gejala lain demam termasuk takikardia, mialgia, anoreksia, dan fatigue. Tanda-tanda demam termasuk takikardia, dengan denyut nadi meningkat 10 denyut nadi Universitas Sumatera Utara permenit untuk setiap 1 ℃ elevasi temperatur. Takipnoe selama demam adalah peningkatan pernafasan sekitar 2,5 nafas permenit untuk setiap 1 ℃ elevasi suhu tubuh, kadang-kadang terkait dengan mendengkur menimbulkan kecurigaan pneumonia. Sedangkan fase awal demam disertai dengan kenaikan tekanan darah dan penurunan Glomerulus Filtration Rate GFR. Proteinuria terjadi pada 5-10 anak-anak dengan demam tanpa adanya penyakit ginjal yang sudah ada. Kadang- kadang dijumpai tanda selama demam adalah bradikardia relatif, dimana denyut nadi tidak proporsional terhadap derajat demam El-Radhi and Carroll 2009. Risiko antara anak dengan demam akut terhadap penyakit serius dan penyebab penyakit berat bervariasi tergantung umur anak. Pada umur tiga bulan pertama, karena sistem imunologis imatur, bayi lebih rentan terhadap sepsis dan meningitis yang disebabkan oleh streptokokus grup B dan organisme gram-negatif. Ketika bayi menjadi matur sesudah tiga bulan, bakteri pathogen yang biasanya menyebabkan sepsis dan meningitis adalah Haemophilus influenza tipe B, Neisseria Meningitidis, dan Streptococus pneumonia. Ketika anak matur, imunitas berkembang terhadap bakteri pathogen yang lazim selama umur 3-4 tahun pertama. Pada saat ini N. meningitides menjadi penyebab utama meningitis bakteria. Pada anak dengan usia lebih dari 36 bulan, faringitis yang disebabkan oleh Streptokopkus grup A merupakan infeksi bakteri yang lazim. Mycoplasma pneumonia menjadi semakin penting sebagai penyebab infiltrate paru pada anak sesudah umur 5 tahun. Diagnosis penyakit yang serius terdokumentasi pada anak pada awal umur 3 tahun pertama yang datang berturut-turut dengan demam, penyakit akut, yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Nelson, 2000. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Diagnosis Penyakit Berat selama 996 Episode Penyakit Infeksi Akut pada Anak Demam Berusia kurang dari 36 bulan Diagnosis Kasus Jumlah Meningitis Bakteria 9 0.9 Meningitis aseptic 12 1,2 Pneumonia 30 3.0 Bakteremia 10 1,0 Infeksi jaringan lunak setempat 10 1,0 Infeksi saluran kencing 8 0,8 Diare bacteria 1 0,1 Gangguan elektrolit 9 0,9 Total 89 8,9 Sumber : Nelson 2000

2.1.3. Patofisiologi Demam

Banyak protein, hasil pemecahan protein, dan beberapa zat tertentu lain, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan oleh bakteri, dapat menyebabkan peningkatan set- point thermostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen. Pirogen yang dilepaskan oleh bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point pusat pengatur temperatur hipotalamus meningkat lebih tinggi dari tingkat normal, semua mekanisme untuk meningkatkan temperatur tubuh terlibat, termasuk pengubahan panas dan peningkatan pembentukan panas, dalam beberapa jam setelah set-point ditingkatkan ke derajat yang lebih tinggi. Interleukin-1 menyebabkan demam pertama sekali dengan menginduksi pembentukan salah satu PGE 2 , atau zat yang mirip dan zat ini selanjutnya bekerja dalam hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam Guyton and Hall, 1997. Universitas Sumatera Utara Reaksi fase akut yang diperantarai oleh sitokin yang dihasilkan oleh leukosit yang berperan dalam reaksi peradangan. Satu reaksi yang dikenal dengan demam, yang dihasilkan oleh kerja sitokin pada pusat pengatur suhu di hipotalamus Price and Wilson 2006.

2.1.4. Epidemiologi demam

Demam merupakan keluhan yang banyak terjadi khususnya pada BALITA, karena demam juga merupakan mekanisme pertahanan diri ataupun reaksi fisiologis terhadap perubahan set point. Oleh karena itu demam juga merupakan gejala dari penyakit- penyakit infeksi dan non infeksi. Beberapa kejadian demam akut yang terjadi sebagai gejala penyakit lainnya : Lebih dari 200 kasus ditemukan di Medan dengan diagnosa demam chikungunya dengan gejala demam akut disertai rasa nyeri yang hebat pada persendian sehingga penderitanya sulit berdiri dan berjalan, kemerahan pada kulit disertai sakit kepala waspada.co.id. Sampai Mei 2009 terjadi 1.349 kasus demam berdarah di Sumatera Utara dengan angka kematian 17 orang. Jumlah itu hasil rekapitulasi setiap kabupatenkota se- Sumut yang melaporkan kasusnya ke Dinas Kesehatan Sumut Harian Analisa Juli 2009.

2.2. Penatalaksanaan Demam

Penyembuhan demam yang disebabkan oleh penyakit yang ringan, dapat juga dilakukan dengan pemberian obat penurun panas yang dapat dibeli bebas di apotek. Namun setelah diberi obat penurun panas demam kembali terjadi, jalan terbaik adalah membawa anak balita ke dokter untuk memperoleh perawatan lebih lanjut Widjaya, 2001. Menurut Widjaya 2001, menyatakan bahwa untuk mengetahui perlu atau tidaknya penanganan dokter jika anak balita mengalami demam dapat dilihat dari tanda-tanda yang muncul, antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Jika anak balita yang mengalami demam berusia dibawah enam bulan, dengan alasan apapun harus segera ditangani oleh dokter. Sebaiknya hingga anak balita berusia dua tahun selalu dikonsultasikan atau ditangani oleh dokter bila mengalami demam. Sebab kondisi fisiknya masih tergolong sangat lemah sehingga bila tidak segera ditangani oleh dokter dikhawatirkan akan membahayakan keselamatannya.

2. Jika mengalami gangguan pernapasan, misalnya terlihat memburu dan

tersengal-sengal, anak balita harus segera ditangani oleh dokter. Anak balita yang napasnya terlihat dokter, akan menjelaskan mekanisme kerja obat yang sudah diberikannya.

2.2.1. Farmakologi

Obat penurun demam atau antipiretik hanya dianjurkan digunakan jika dengan cara terapi non-obat, demam tidak dapat diatasi. Obat penurun demam yang dapat digunakan adalah parasetamol dan asetosal. Kedua obat ini selain mempunyai efek penurun demam juga mempunyai efek pereda nyeri yang setara Kompendia Obat Bebas 2007.

2.2.2. Non - Farmkologi

Biasanya untuk mengatasi demam ringan dapat dilakukan antara lain : - Banyak minum - Kompres es, alkohol di daerah lipatan tubuh - Memakai pakaian yang tipis. 2.3. Obat Generik dan Obat Dagang 2.3.1. Obat Generik Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau INN International Non-Proprietary Name untuk zat berkhasiat yang dikandungnya Kristina, 2007. Universitas Sumatera Utara Obat generik bermerek bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.02.MENKES0682010. Pemerintah selama ini sudah mengeluarkan obat generik berlogo OGB untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya miskin akan kesehatan. Pemerintah juga telah mendorong agar para dokter mengutamakan pemakain OGB bagi pasiennya. Melalui program ini diharapkan pasien miskin bisa mendapatkan obat bermutu dengan harga yang jauh lebih murah. Meski murah, OGB dibuat melalui prosedur cara pembuatan obat yang baik. Pihak perusahaan farmasi pun telah mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik www.tnp2k.wapresri.go.id.

2.3.2. Obat Merek dagang

Obat bermerek dagang adalah obat yang mempunyai nama yang diberikan oleh masing-masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga obat paten Widodo, 2004. Obat paten atau spesialité adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar atau proprietary name Tjay dan Rahardja, 2005. 2.4. Parasetamol 2.4.1. Sediaan Menurut Kompendia Obat Bebas 2007, parasetamol adalah obat penurun demam. Parasetamol adalah analgetik antipiretik turunan asetanilida yang memiliki sifat anti-inflamasi lemah dan digunakan sebagai analgetik umum tetapi dapat menyebabkan kerusakan hati, sel darah, dan kerusakan ginjal www.drugbank.ca. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Daftar Nama Obat Dagang dan Industrinya Nama Dagang Industri Produksi Alphagesic Apex pharma Biogesic Biomedis Citomol Ciubros Dumin Alpharma Farmadol Fahrenheit Itramol Itrasal Ottopan Otto Pamol Interbat Panadol Winthrop Sanmol Sanbe Sumagesic UAP Tempra Meadjohnson sumber : Kristina 2007 Menurut Kompendia Obat Bebas 2007 Nama lain : - asetaminofen - Para- aminofenol Menurut http: www.drugbank.ca Nama lain : - APAP - Acetaminofen - Paracetamol - Paracetamolo - Paracetanol Nama Kimia IUPAC: N-4-hydroxyphenylacetamide Formula kimia : C 8 H 9 NO 2 Universitas Sumatera Utara Struktur Kimia : Menurut Kompendia Obat Bebas 2007 Indikasi : - Mengurangi rasa sakit, misalnya sakit kepala, gigi, dan nyeri. - Menurunkan demam, misalnya setelah imunisasi atau influenza. Kontraindikasi : - Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat. - Penderita hipersensitif terhadap obat ini. Menurut Kompendia Obat Bebas 2007, pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan alergi terhadap obat ini. Hal yang perlu diperhatikan : 1. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan, karena dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. 2. Bagi penderita penyakit ginjal apabila akan menggunakan obat ini sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter. 3. Bila setelah dua hari demam tidak menurun, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan. 4. Sebaiknya obat ini diminum setelah makan atau bersama dengan makanan. Dosis : - Dewasa: 325 mg – 600 mg, setiap 4 atau 6 jam - Anak-anak: 0-1 tahun : 60 120 mg setiap 4 tau 6 jam Efek samping : - Penggunaan jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan hati. - Reaksi hipersensitivitas. Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Farmakokinetik

Menurut Katzung 1998, parasetamol asetaminofen diberikan peroral. Absorbsi tergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak didalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit. Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasma dan sebagian dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak aktif gambar 2-1. Gambar 2-1 Metabolisme asetaminofen Ac menjadi metabolit-metabolit yang hepatotoksik Ac-glukuronid  Ac  Ac-sulfat Sitokrom P-450 Senyawa elektrolit reaktif Ac GSH Makromolekul sel protein GS-Ac Protein Ac Ac-merkapturat Kematian sel hepatic Kurang dari 5 dieksresikan dalam bentuk tidak berubah. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif N-acetil-p-benzokuinon, perlu diperhatikan pada pemberian dosis besar, karena toksisitasnya terhadap hati dan ginjal. Terutama pada jumlah toksik atau adanya penyakit hati. Waktu paruhnya bisa meningkat dua kali lipat atau lebih.

2.4.3. Farmakodinamik

Parasetmol telah terbukti efektif dalam penyakit yang akut dan kronik. Parasetamol adalah analgetik yang efektif untuk pascaoperasi. Tapi mungkin kurang efektif daripada NSAID dalam banyak situasi. Mungkin mengurangi Universitas Sumatera Utara rekruitmen opioid postoperatif sampai 30. Parasetamol juga antipiretik yang sangat efektif. Yang mempunyai efek di system saraf pusat. Parasetamol tidak memiliki ikatan yang jelas dan megikat endogen, tidak seperti NSAID, tidak signifikan menghambatsiklooksigenase COX 1 atau COX 2. Ada semakin banyak bukti efek antinosiseptif pusat dari parasetamol. Juga telah terbukti untuk mencegah produksi prostaglandin di tingkat trankripsional seluler, independen terhadap aktifitas COX Calvin 2007.

2.5. Faktor – Faktor Perilaku Pembelian Obat

Perilaku pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pembeli disamping itu dipengaruhi pula oleh proses keputusan pembeli. Menurut Philip Kotler 1995, karakteristik pembeli meliputi empat faktor utama: 1. Faktor kultural adalah penentu yang paling mendasar atas perilaku keinginan dan perilaku seseorang. Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai hakiki, persepsi, preferensi, serta perilaku orang yang bersangkutan belajar dari keluarga serta lembaga-lembaga kunci lainnya. Pemasar berusaha untuk menelusuri pergeseran kultural yang mungkin mengungkapkan cara-cara baru untuk melayani para konsumen. Kelas sosial adalah sub-kultur yang para anggotanya memiliki prestise sosial yang sama atas dasar kesamaan pola jabatan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, serta variabel lainnya. 2. Faktor sosial mempengaruhi perilaku pembeli, kelompok referensi seorang keluarga, organisasi sosial, asosiasi profesional sangat mempengaruhi pilihan produk serta merk. Posisi seseorang di dalam setiap kelompok ditentukan dari peran dan status. Seseorang pembeli akan memilih produk serta merek yang mencerminkan peran dan statusnya. 3. Faktor pribadi yaitu usia, tahap daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, serta karakteristik pribadi lainnya dari pembeli mempengaruhi keputusan pembelian. Gaya hidup konsumen keseluruhan pola bertindak dan berinteraksi di dunia juga merupakan sebuah pengaruh yang penting terhadap pilihan pembeli. Universitas Sumatera Utara 4. Faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, belajar, dan sikap. Masing-masing faktor merupakan perspektif tersendiri untuk memenuhi cara bekerja pembeli. Masyarakat mungkin hanya mengetahui obat dari iklan-iklan. Sesungguhnya nama tersebut biasanya bukan nama obat yang sebenarnya tetapi merupakan nama merek atau nama dagang, kecuali untuk obat generik Widodo, 2004. Menurut Widodo 2004, pada pengobatan sendiri dengan menggunakan obat bebas atau bebas terbatas, konsumen dituntut untuk dapat memilih sendiri obat yang tepat baginya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih obat adalah: a. Pilihlah obat yang paling khusus untuk penyakit anda b. Mengacu pada kondisi tubuh anda c. Pilihlah yang efek samping paling ringan d. Pilih bentuk sediaan obat yang paling sesuai dan nyaman

e. Pilih yang harganya paling murah

Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Tindakan Ibu Balita Terhadap Status Gizi Balita di Painan, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat

1 48 80

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penatalaksanaan Demam Pada Anak Di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara

1 39 118

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu dalam Pemberian Parasetamol kepada Anak sebagai Penatalaksanaan Awal Demam di Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Medan

4 63 100

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011

0 54 75

Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat Generik di Kecamatan Medan Sunggal Kelurahan Babura Medan Tahun 2010

30 145 80

Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penatalaksanaan Demam Pada Anak di Kelurahan Pasar Merah Timur Medan Tahun 2010

2 44 95

Pengujian Mutu Sediaan Tablet Parasetamol Generik Tak Berlogo Dibandingkan Dengan Generik Berlogo Dan Merek Dagang Secara In Vitro

23 150 90

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM DENGAN PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

0 3 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN CARA PEMILIHAN MAKANAN BALITA DI DESA BALIREJO RW 09 YOGYAKARTA TAHUN 2010 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 1 6