41
BAB III METODE PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan dalam bab pendahuluan, yaitu ingin mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran audio-visual
terhadap hasil belajar biologi siswa SMU, maka peneliti akan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang
paling tepat untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara variabel-variabel dan menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab akibat tersebut Hadi, 2000.
Penelitian eksperimen dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Manipulasi yang dilakukan dapat berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya
Latipun, 2004. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen lapangan. Suatu
eksperimen lapangan adalah kajian penelitian dalam situasi nyata realitas, dengan memanipulasi satu variabel bebas atau lebih dalam kondisi yang dikontrol
dengan cermat oleh pembuat eksperimen sejauh yang dimungkinkan oleh situasinya. Tujuan dari penelitian eksperimen lapangan sebagaimana eksperimen
laboratorium adalah untuk menguji hipotesis yang diturunkan dari teori, mengkaji interelasi variabel-variabel, menemukan jawaban terhadap masalah-masalah
praktis dan sedapat mungkin mengontrol kondisi eksperimen yang dimungkinkan Kerlinger, 2002.
Universitas Sumatera Utara
42
III.A. Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung
: Hasil belajar biologi 2. Variabel bebas
: Penggunaan media pembelajaran audio- visual
3. Variabel kontrol :
a. Guru
b. Intelegensi
c. Kondisi panca indera
III. B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya. Definisi operasional memberi
batasan arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2002.
Untuk menghindari interpretasi yang salah dan memperoleh pemahaman yang jelas maka dibatasilah definisi operasional variabel penelitian sebagai
berikut: 1.
Hasil belajar biologi Hasil belajar biologi merupakan perubahan pada kognitif sebagai pengaruh
pengalaman belajar biologi yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan. Materi yang diajarkan dalam
penelitian ini adalah materi SMA kelas XI tentang sistem peredaran darah
Universitas Sumatera Utara
43 pada hewan. Mencakup sistem peredaran darah serangga, cacing, ikan, katak,
reptil dan burung. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diukur dibatasi pada ranah kognitif
dan pada tingkatan pengetahuan knowledge yang diukur melalui tes hasil belajar.
Tes ini dirancang oleh peneliti dengan bantuan profesional judgement yaitu guru biologi kelas XI di SMA Bhayangkari 1. Gambaran hasil belajar siswa
dilakukan dengan skoring. Untuk jawaban benar dinilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar biologi, maka semakin baik hasil belajarnya, dan sebaliknya semakin rendah nilai pada tes
hasil belajar biologi semakin rendah hasil belajarnya. 2.
Media pembelajaran audio-visual Yaitu alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran berupa perangkat keras yang memberikan penekanan pada pengalaman konkrit atau nonverbal melalui mata dan telinga dalam proses
belajar. Dalam penelitian ini media pembelajaran audio-visual yang digunakan adalah media video, yang diputar dengan menggunakan perangkat keras yaitu
televisi sebagai monitor, VCD Player, dan VCD pembelajaran yang diterbitkan oleh PUSTEKKOM dengan judul Peredaran Darah Vertebrata dan
Sistem Transportasi pada Hewan Rendah. Dalam penelitian ini, tidak semua tayangan dalam VCD pembelajaran ditampilkan. Untuk menghemat waktu,
tayangan yang ditampilkan adalah seputar sistem peredaran darah serangga,
Universitas Sumatera Utara
44 cacing, ikan, katak, reptil dan burung. Guru dalam hal ini menerangkan
pelajaran dengan bantuan media video. Guru dapat menghentikan atau mengulang-ulang tayangan yang dianggap perlu untuk dijelaskan lebih lanjut.
3. Guru
Yaitu individu yang menyampaikan materi dalam proses pengajaran, dalam hal ini adalah guru biologi. Dalam penelitian ini, siswa diajar oleh seorang
guru biologi. Penelitian dilakukan pada jam yang berbeda pada hari yang sama. Kondisi belajar selayaknya proses belajar-mengajar yang dialami siswa
sehari-hari diharapkan dapat memberikan gambaran hasil belajar yang lebih sesuai dengan keadaan di lapangan.
Untuk meminimalisasi perbedaan gaya guru mengajar di dua kelas selain daripada perlakuan yang diberikan maka peneliti menggunakan Rencana
Pelaksanakan Program RPP sebagai panduan guru dalam mengajar.
4. Intelegensi Siswa
Yaitu kemampuan untuk berfikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman belajar. Intelegensi siswa dapat diukur dengan menggunakan
tes SPM Standart Progressive Matriches. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur dan menggolongkan tingkat kecerdasan umum dari siswa.
Hasil tes SPM berupa nilai intelegensi siswa akan menjadi patokan dalam proses matching tingkat intelegensi siswa pada Kelompok Eksperimen KE
dengan Kelompok Kontrol KK.
Universitas Sumatera Utara
45 5.
Kondisi panca indera Merupakan kondisi fisiologis yang dispesifikkan pada kondisi indera meliputi
kemampuan untuk melihat, mendengar, mencium, meraba, dan merasa. Pada penelitian ini siswa yang menjadi subjek penelitian harus berada dalam
kondisi panca indera audio dan visual yang baik. Artinya apabila seorang anak mengalami kerusakan mata seperti rabun, maka ia harus menggunakan
kacamata yang sesuai, sehingga kemampuan penglihatannya menjadi normal. Begitu pula dengan siswa yang mengalami kerusakan pada indera
pendengaran, maka ia harus menggunakan alat bantu dengar.
III. C. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu ingin melihat bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran audio-visual terhadap hasil belajar
biologi pada siswa SMA, maka peneliti menggunakan penelitian yang bersifat eksperimen lapangan dengan rancangan matched sujects design, di mana sebelum
suatu eksperimen dilakukan, terlebih dahulu diadakan matching antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol subjek demi subjek Hadi, 2000. Dengan
matching pada variabel yang diperkirakan memilki efek yang kuat terhadap variabel tergantung, dapat mengeliminasi kemungkinan sumber yang mengganggu
Myers dan Hansen, 2006. Skema rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
Universitas Sumatera Utara
46 Tabel 2. Rancangan matched sujects design
Keterangan: M :
Matched -Subject KK
: Kelompok Kontrol KE
: Kelompok Eksperimen X
: Belajar mata pelajaran biologi dengan metode ceramah dan perlakuan treatment berupa penggunaan media pembelajaran audio-visual VCD yang berisi materi yang
sama. O
: Pengukuran pemberian tes hasil belajar biologi.
Rancangan matched sujects design ini, memiliki teknik kontrol dengan melakukan matching. Matching dilakukan agar kedua kelompok menjadi setara
pada variabel kontrol yang diduga dapat berpengaruh pada variabel tergantung. Proses matching dilakukan melalui pemberian tes Intelegensi tes IQ. Tes
intelegensi yang digunakan adalah tes SPM Standart Progressive Matrices. Melalui hasil tes SPM Standart Progressive Matrices, nilai intelegensi siswa
pada kelompok eksperimen KE akan disepadankan matching dengan nilai intelegensi siswa pada kelompok kontrol KK.
Penelitian eksperimen ini dilakukan satu kali. Pada saat penelitian kelas A atau kelas kontrol akan diajar oleh guru X dengan metode ceramah, selanjutnya
pada jam pelajaran berikutnya kelas B atau kelas eksperimen akan diajar oleh guru X dengan menggunakan media video. Penelitian di lakukan pada keadaan
sehari-hari yang dialami siswa, tanpa merubah jam pelajaran. Kedua kelompok memepelajari materi biologi yang sama, pada hari yang
sama dengan jumlah waktu belajar yang sama. Kedua kelompok tidak diberikan pretest dan hanya diberikan posttest setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Assignment Kelompok Observasi sebelum
perlakuan Perlakuan
Treatment Observasi
setelah perlakuan
M-S KK -
O
M-S KE -
X
O
Universitas Sumatera Utara
47 Posttest ini berupa tes hasil belajar biologi yang sebelumnya telah diuji
reliabilitasnya.
III.D. Teknik Kontrol
Kontrol diperlukan dalam suatu penelitian Matheson, Bruce, dan Beuchamp, 1978 dengan alasan berikut:
1. Memaksimalkan varian primer
Peneliti memanipulasi variabel bebas untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel tergantung, yang diamati adalah varian yang terjadi sehingga akibat
dari adanya variabel bebas dan inilah yang disebut dengan varians primer. Varians primer adalah varians yang diharapkan dalam penelitian. Varians itu
sendiri adalah perbedaan yang terjadi pada skor yang diamati pada variabel tergantungnya.
2. Mengontrol varians sekunder
Varians sekunder adalah hasil dari variabel yang tidak diharapkan, yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran terhadap variabel tergantung.
3. Meminimalkan varians kesalahan
Varians kesalahan merupakan hasil dari sejumlah faktor yang dapat menurunkan hasil dari sejumlah faktor yang dapat menurunkan keakuratan
pengukuran variabel tergantung.
Universitas Sumatera Utara
48 Dalam penelitian ini, peneliti mengontrol variabel lain di luar variabel
yang dipelajari, variabel tersebut adalah: 1.
Intelegensi siswa Intelegensi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
Dalam penelitian ini intelegensi siswa diukur dengan mengunaakan tes intelegensi SPM Standard Progressive Matrices. Tes SPM terdiri dari 60
soal yang dikelompokkan kedalam lima seri A,B,C,D, dan E. Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan sekitar 30 menit ditambah waktu untuk
pemberian instruksi Alsa dkk, 1984. Pengelompokan tingkat intelegensi subjek berdasarkan atas norma sebagai berikut:
1. 53 – 60 Baik sekali B+
2. 50 – 52 Baik B
3. 45 – 49 Cukup Sekali C+
4. 39 – 44 Cukup C
5. 31 – 38 Cukup Kurang C-
6. 17 – 30 Kurang K
7. 0 – 16 Kurang Sekali K-
Skor mentah yang diperoleh siswa dikategorikan berdasarkan norma di atas. Selanjutnya peneliti melakukan matching IQ subjek pada Kelompok Kontrol
dan Kelompok Ekperimen berdasarkan kategori yang sama. 2.
Kondisi panca indera Kondisi panca indera adalah faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar,
terutama yang menggunakan media pembelajaran audio-visual. Kondisi panca
Universitas Sumatera Utara
49 indera yang tidak maksimal saat penerimaan stimulus audio maupun visual ini
dapat mempengaruhi pemahaman belajar siswa. Dalam penelitian ini siswa harus berada dalam kondisi panca indera audio dan visual yang baik. Artinya
apabila seorang siswa mengalami kerusakan mata seperti rabun, maka ia harus menggunakan kacamata yang sesuai, sehingga kemampuan penglihatannya
menjadi normal. Begitu pula dengan siswa yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran, maka ia harus menggunakan alat bantu dengar.
3. Guru
Untuk mengontrol variabel guru, maka pada kedua kelompok baik Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen diajar oleh guru yang sama. Dan untuk
meminimalisasi perbedaan gaya guru mengajar di dua kelas selain daripada perlakuan yang diberikan maka peneliti menggunakan Rencana Pelaksanakan
Program RPP bagi kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai panduan guru
dalam mengajar dapat dilihat pada lampiran.
III.E. Populasi dan Sampel III.E.1. Populasi penelitian
Populasi adalah semua individu yang dapat dikenai generalisasi dalam kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari subjek penelitian Hadi, 2000. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan yang duduk di kelas XI IPA.
Universitas Sumatera Utara
50 Tabel. 2 Jumlah Populasi Penelitian
Kelas Jumlah XI IPA1
38 XI IPA 2
39 Total 77
Selanjutnya dari total jumlah populasi tersebut yaitu 77 siswa, peneliti menentukan jumlah sampel penelitian dengan cara matching. Setelah siswa pada
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 matching berdasarkan kategori intelegensinya maka didapatlah sampel sebanyak 52 orang sujek. 26 orang pada kelas XI IPA 1 dan 26
orang pada kelas XI IPA 2. . Sampel adalah bagian dari populasi, oleh karena itu subjek yang menjadi sampel penelitian merupakan representasi dari populasinya
Latipun, 2004.
III.E.2. Metode Pengambilan Sampel
Selanjutnya dari total jumlah populasi tersebut yaitu 77 siswa, peneliti menentukan jumlah sampel penelitian dengan cara matching berdasarkan hasil
intelegensi yang diukur dengan tes SPM. Setelah siswa pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 matching berdasarkan kategori intelegensinya maka didapatlah sampel
sebanyak 52 orang sujek. 26 orang pada kelas XI IPA 1 dan 26 orang pada kelas XI IPA 2. Lima puluh dua orang subjek inilah yang menjadi sampel penelitian.
Sampel adalah bagian dari populasi, oleh karena itu subjek yang menjadi sampel penelitian merupakan representasi dari populasinya Latipun, 2004.
Kemudian peneliti menentukan salah satu dari kedua kelas untuk menjadi kelompok eksperimen KE dan kelas lainnya menjadi kelompok kontrol KK
Universitas Sumatera Utara
51 secara acak. Teknik ini disebut juga dengan teknik cluster random sampling.
Cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel menurut kelasnya dan bukan per individu, melainkan dari kelompok-kelompok individu atau cluster.
Sampling ini dipandang ekonomis, lebih mudah dan lebih murah Hadi, 2000. Kelas XI IPA 1 sebagai Kelompok Kontrol dan XI IPA 2 sebagai Kelompok
Eksperimen.
III.F. Instrumen dan Alat Ukur yang Digunakan III.F.1. Instrument
Untuk menunjang kelancaran penelitian, maka peneliti melengkapi beberapa instrument, yaitu:
1. Peralatan Audio-visual, seperti:
a. VCD Player
b. Televisi sebagai monitor.
2. Dua buah VCD pembelajaran Biologi kelas XI SMA yang diterbitkan
oleh PUSTEKKOM, dengan judul Peredaran darah Vertebrata dan Sistem Transportasi pada Hewan Rendah.
3. Satu set tes hasil belajar biologi berupa kuisioner dalam bentuk tipe
pilihan berganda 24 soal dan bentuk jawaban singkat 6 soal beserta lembar jawaban.
4. Tes intelegensi SPM Standart Progressive Matrices
Universitas Sumatera Utara
52
III.F.2. Alat ukur
a. Tes Hasil Belajar
Metode pengumpulan data hendaknya disesuaikan dengan tujuan penelitian dan bentuk data yang diambil dan diukur Hadi, 2000. Data penelitian ini diperoleh
dengan menggunakan Tes Hasil Belajar Biologi. Peneliti menyusun tes hasil belajar biologi kelas XI SMA dengan bantuan profesional judgement dalam hal
ini guru biologi. Jumlah tes yang digunakan yaitu 30 aitem, 24 aitem dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 pilihan jawaban dan 6 aitem dalam bentuk
jawaban singkat. Aitem yang dapat dijawab dengan benar diberi skor 1 dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Sebelum diterapkan pada subjek penelitian,
maka perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Data distribusi aitem tes hasil belajar biologi sebelum uji coba ditampilakan pada Tabel.3.
Tabel.3 Distribusi aitem-aitem tes hasil belajar biologi sebelum uji coba Pokok Bahasan
Aitem Jumlah Persentase
Sistem peredaran darah ikan 8, 9, 16, 24, 30
5 16.7
Sistem peredaran darah katak 5, 6, 15, 29
4 13.2
Sistem peredaran darah reptil 21, 28
2 6.7
Sistem peredaran darah burung 14, 27
2 6.7
Sistem peredaran darah serangga 10, 22, 26
3 10
Sistem peredaran darah cacing tanah 1, 20, 25
3 10
Rangkuman 2, 3, 4, 7, 11,
12, 13, 17, 18, 19, 23,
11 37
JUMLAH 30
100
Universitas Sumatera Utara
53
III.G. Validitas dan Reliabilitas III.G.1. Validitas
Menurut Sukadji 2000, validitas merupakan derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu
saja melekat pada tes itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subjeknya. Tes hasil belajar biologi dalam penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan
validitas isi. Validitas isi merujuk kepada sejauh mana tes, yang merupakan
seperangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat
profesional profesional judgement dalam proses telaah soal Azwar, 2000. Cara yang dilakukan peneliti adalah melakukan konsultasi dengan guru bahasa
inggrisdan pembimbing. Peneliti menyusun alat ukur berdasarkan materi sistem peredaran darah
yang dipelajari di SMA kelas XI. Pada awalnya peneliti membuat blue print tes hasil belajar biologi untuk mempermudah dalam pembuatan soal. Dan untuk
mengetahui apakah tes hasil belajar yang disusun tersebut valid atau tidak, maka peneliti meminta guru biologi untuk mengkoreksinya. Apabila tes hasil belajar
yang disusun telah dikoreksi mana aitem yang layak dan tidak layak untuk disajikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji daya beda aitem.
Uji daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut atau kemampuan
yang diukur. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi aitem,
Universitas Sumatera Utara
54 alam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya sebagaimana yang
dikehendaki oleh penyusunnya Azwar, 2000 Untuk menguji daya beda dari aitem-aitem dalam tes hasil belajar
biologi, peneliti menggunakan formula koefisien korelasi Product Moment Pearson. Prosedur pengujuan ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang
dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2000. Pengolahan data diperoleh dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 14.00 for windows
Evaluation Version.
III.G.2. Reliabilitas
Menurut Hadi 2000, reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada
kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal
dengan formula koefisien alpha Cronbach, yaitu suatu bentuk tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi
antar aitem atau antar bagian tes prestasi. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000. Pengolahan data diperoleh dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 14.00 for windows Evaluation Version.
Universitas Sumatera Utara
55
III.H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian II.H.1. Persiapan penelitian
Sebelum melakukan uji coba alat ukur, peneliti sudah terlebih dahulu menyiapkan alat ukur yang akan digunakan yaitu satu set kuisioner tes hasil
belajar biologi dalam bentuk pilihan berganda dengan empat alternatif pilihan jawaban yang berisi 15 aitem yang disusun sesuai dengan materi yang disajikan
dan tujuan pengajaran. Pada proses persiapan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan
informasi mengenai jumlah populasi penelitian. Selanjutnya dari total jumlah populasi tersebut yaitu 77 siswa, peneliti menentukan jumlah sampel penelitian
dengan cara matching berdasarkan hasil intelegensi yang diukur dengan tes SPM. Setelah siswa pada kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 matching berdasarkan kategori
intelegensinya maka didapatlah sampel sebanyak 52 orang sujek. 26 orang pada kelas XI IPA 1 dan 26 orang pada kelas XI IPA 2. Lima puluh dua orang subjek
inilah yang menjadi sampel penelitian. Kemudian peneliti menentukan salah satu dari kedua kelas untuk menjadi kelompok eksperimen KE dan kelas lainnya
menjadi kelompok kontrol KK secara acak. Teknik ini disebut juga dengan teknik cluster random sampling. Kelas XI IPA 1 sebagai Kelompok Kontrol dan
XI IPA 2 sebagai Kelompok Eksperimen. Setelah diperoleh calon sampel, peneliti kemudian mempersiapkan alat tes.
Sebelum melakukan uji coba, peneliti terlebih dahulu menyiapkan alat tes yakni tes hasil belajar biologi yang akan digunakan. Tes hasil belajar biologi tersebut
Universitas Sumatera Utara
56 terdiri dari 30 aitem, 24 aiem dalam bentuk pilihan berganda dan 6 aitem dalam
bentuk jawaban singkat. Kemudian peneliti meminta perizinan pada guru kelas XII IPA 1 yang
akan menjadi kelas uji coba tes hasil belajar biologi. Selanjutnya peneliti memberitahu prosedur penelitian kepada guru pengampu mata pelajaran biologi
yang akan mengajar di kelas penelitian. Pada tanggal 1 Nopember dilakukan tes intelegensi. Kemudian pada 13
Nopember 2007 dilakukan uji coba tes hasil belajar kepada siswa kelas XII IPA 1. Sementara penelitian yang sebenarnya dilakukan pada tanggal 27 Nopember
2007.
III.H.2. Perizinan
Untuk melakukan penelitian ini maka terlebih dahulu dilakukan proses persiapan dalam hal perizinan untuk melakukan penelitian. Proses perizinan ini
dimulai dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, dalam hal ini pihak fakultas atas nama Koordinator Pendidikan Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Sumatera Utara mengajukan surat permohonan izin riset berupa pengambilan data di SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan.
III.H.3. Uji coba alat ukur penelitian
Untuk memperoleh alat ukur yang memilki validitas dan reliabilitas yang memadai maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba alat ukur penelitian.
Uji coba tes hasil belajar biologi dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 2007.
Universitas Sumatera Utara
57 Uji coba akan dilakukan pada siswa SMA Kemala Bhayangkari 1 Medan kelas
XII IPA 1 sebanyak 40 orang. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 30 aitem. Aitem dengan indeks
diskriminasi r
IX
0,300 menjadi syarat dalam penentuan validitas. Dari 30 aitem ternyata hanya 16 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi r
IX
0,300. Terdapat 14 aitem yang dinyatakan gugur, yaitu aitem nomor 1, 5, 7, 9, 11, 13, 16, 17, 19,
21, 23, 24, 27, dan 30. Sebanyak 16 aitem yang meemnuhi indeks diskriminasi r
IX
0,300 memiliki daya beda bergerak dari 0,324 sampai 0,783 , dengan reliabilitas alpha cronbach sebesar 0,851.
Tabel.4 Distribusi aitem-aitem tes hasil belajar biologi setelah uji coba Pokok Bahasan
Aitem Jumlah
Persentase Sistem peredaran darah ikan
8, 1
6,25 Sistem peredaran darah katak
6, 15, 29 3
18,75 Sistem peredaran darah reptil
28 1
6,25 Sistem peredaran darah burung
14, 1
6,25 Sistem peredaran darah serangga
10, 22, 26 3
18,75 Sistem peredaran darah cacing tanah
20, 25 2
12,5 Rangkuman
2, 3, 4, 12, 18, 5
31,25 JUMLAH
16 100
III.H. 4. Pelaksanaan penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan eksperimen lapangan. Peneliti akan melakukan penelitian di ruang kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA
Kemala Bhayangkari 1 Medan pada tanggal 27 Nopember 2007. Peneliti dibantu oleh seorang guru biologi yang bertindak sebagai pengajar. Dalam penelitian ini
peneliti tidak memberitahu siswa akan adanya penelitian, dengan pertimbangan
Universitas Sumatera Utara
58 agar siswa-siswa tersebut tidak mempersiapkan diri secara berbeda dari
kesehariannya. Penelitian ini terdiri dari dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan
untuk Kelompok eksperimen guru memberi ceramah dan menjelaskan materi dengan penayangan VCD pembelajaran biologi, dan gelombang kedua untuk
kelompok kontrol guru mengejar dengan metode ceramah dengan media buku dan white board.
Pada gelombang pertama, setelah mendapat penjelasan materi selama sekitar 65 menit, peneliti yang bertindak sebagai tester masuk ke ruangan kelas
dan memberikan instruksi kepada siswa-siswa tersebut untuk mengerjakan tes hasil belajar. Tes dilakukan selama 20 menit. Saat tes dilakukan peneliti dan guru
pengampu bertindak sebagai pengawas. Demikian pula pada gelombang kedua di kelas kontrol.
II.H. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yaitu cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan
dan menganalisis dan penyelidikan yang berwujud angka-angka statistik diharapkan dapat menyediakan dasar-dasar yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk menarik kesimpulan yang benar dan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik. Statistik bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal
Suryabrata, 2000. Dalam menguji data penelitian peneliti menggunakan:
Universitas Sumatera Utara
59 Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Adapun untuk
mengukur normalitas itu sendiri dengan menggunakan uji Kolmogorof- Smirnov.
1. Uji homogenitas varians
Uji homogenitas varians digunakan untuk menguji kesamaan masing-masing variabel terhadap populasi. Adapun untuk mengukur homogenitas varians itu
sendiri dengan menggunakan Analisa Varians melalui levene statistic. 2.
Uji signifikansi perbedaan menggunakan uji-t independent sample t-test. Tehnik t-test adalah tehnik untuk menguji signifikansi perbedaan rerata antara
dua kelompok Hadi, 2000. 3.
Analisis estimate of effect size atau perkiraan besar pengaruh variabel bebas penggunaan media pembelajaran audio-visual terhadap variabel tergantung
hasil belajar biologi dilakukan dengan analisis SPSS general linear model. Semua uji analisa data dilakukan dengan bantuan SPSS 14.0 for windows
Evaluation Version.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN