Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan

(1)

(Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

IRMA APRIA ANGGINI NIM : 108016100070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Irma Apria Anggini,Pengaruh Media Audio-Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan di SMPN 13 Kota

Tangerang Selatan”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pengaruh media audio-visual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem organisasi kehidupan dengan membandingkan media power point dan media audio-visual. Penelitian ini dilakukan di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan ialah kuasi eksperimen dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berjumlah 20 soal pilihan ganda. Hasil penelitian di uji dengan Uji-t (uji beda rata-rata). Hasil penelitian diperoleh data nilai postes kelas eksperimen dan kontrol (thitung) lebih besar dari

nilai tabel (ttabel) pada taraf signifikansi α=0.05, yaitu thitung > ttabel (2,017 >1,992)

yang berarti menerima hipotesis alternatif Ha, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh media audio-visual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Sistem Organisasi Kehidupan.

Kata Kunci: Audio-visual, Media Konvensional, Konsep Sistem Organisasi Kehidupan


(7)

ii ABSTRACT

Irma Apria Anggini , "Effects of Learning Tools Using Audio-Visual Against Learning Outcomes in Biology of Live Organization System Concept”. Research of Biology Education Program, Department of Natural Sciences Education , Faculty of Tarbiyah and Teaching , State Islamic University (UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta , 2015.

This study aims to determine the influence of audio-visual tools on learning outcomes of students in the biology of on live organization system concept by comparing tools of audio visual and power point. This research was conducted at State Junior High School 13 South Tangerang. Research method used is a quasi experiment with sample using purposive sampling. Instruments used are 20 multiple choice questions. The results of research tested with t-test. The results of the research showed the value of gain class experiment and control (tscore) is

greater than the table value ( ttable ) at the significance level α = 0.05, that is

tscore> ttable (2,017 > 1,992), which means accepting the alternative hypothesis

(Ha), which states that there are significant influence from audio-visual on learning outcomes of students in biology concept of live organization system.

Keyword: Audio-Visual Tools, Conventional, Live Organization System Concept.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Pengaruh Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan Di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan.

Laporan tugas akhir merupakan sebuah karya ilmiah yang dikerjakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan laporan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA sekaligus sebagai dosen pembimbing I

3. Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku dosen pembimbing II

4. Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Prodi Biologi yang telah banyak membantu 5. Para dosen pendidikan IPA, khususnya program studi pendidikan biologi 6. Kedua Orang tua serta Kakak-kakakku yang tak henti-hentinya memberikan

doa, dukungan serta nasihat yang senantiasa membangun

7. Suami, teman sekaligus sahabatku tercinta, Andrian M. Yususf, S.Pd (Program Studi Pendidikan Kimia, Pendidikan IPA) dan anakku Muhammad Al-Fatih, yang dengan support serta senyuman mereka penulis senantiasa bersemangat disepanjang perjalanan mengerjakan laporan tugas akhir ini


(9)

iv

8. Pamanku Bpk Saprudin, S.Pd dan sepupuku Cita Yohana R.A., S.Pd (Program Studi Pend. Kimia) yang selalu memberikan support dan bantuannya baik materi dan non materi kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaik seperjuangan Nur Amalia, Nuli, Rahma, Lulu yang senantiasa saling mendukung dan memberikan support satu sama lain.

10. Serta semua pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Yang Maha Kasih Allah SWT, amin. Disamping itu, Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir (skripsi) ini masih jauh dari sempurna sehinggga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar karya ilmiah ini dapat lebih baik lagi kedepan. Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Wallahu Muafiq Ila Aqwamitthoriq Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2015


(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN KERANGKA BERFIKIR ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Hakikat belajar ... 8

a. Pengertian belajar ... 8

b. Prinsip-prinsip belajar ... 10

c. Jenis-jenis belajar ... 11

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 12

e. Adab-adab Peserta Didik dalam Belajar Bersama Guru ... 12

2. Hakikat Media Pembelajaran ... 13

a. Pengertian Media ... 13

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 18

c. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 19


(11)

vi

e. Prinsip-prinsip Psikologis dalam Pemilihan Media ... 22

f. Karakteristik Video ... 23

g. Kelebihan dan Kekurangan Video ... 24

h. Evaluasi Media Pembelajaran ... 25

3. Hasil Belajar ... 26

a. Pengertian Hasil Belajar ... 26

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 26

c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar ... 30

d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar... 31

4. Organisasi Kehidupan ... 31

a. Sel ... 31

b. Jaringan ... 33

c. Organ ... 35

d. Sistem Organ ... 35

e. Individu (Organisme) ... 36

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 36

C. Kerangka Berfikir... 37

D. Perumusan Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

B. Metode dan Desain Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Kalibrasi Instrumen ... 44

G. Teknik Analisa Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data Hasil Belajar Kuantitatif... 50

1. Data Hasil Belajar Pretest ... 50


(12)

vii

3. Data Hasil Normal Gain ... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 53

1. Uji normalitas ... 53

2. Uji homogenitas ... 54

C. Pengujian Hipotesis ... 55

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tahapan Kemampuan Kognitif ... 21

Tabel 3.1. Nonequivalent Control Group Design ... 40

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 42

Tabel 3.3. Hasil Validasi Media Audio Visual ... 43

Tabel 3.4. Kriteria Reliabilitas ... 45

Tabel 4.1. Data Hasil Pretest ... 50

Tabel 4.2. Data Hasil Posttest ... 51

Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Uji Normal Gain ... 52

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Pretes... 53

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Postes ... 54

Tabel 4.6. Hasil Uji Fisher Data Pretes ... 55

Tabel 4.7. Hasil Uji Fisher Data Postes ... 55


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 14

Gambar 2.2. Jenis-Jenis Proses Komunikasi... 15

Gambar 2.3. Kriteria Pemilihan Media ... 21

Gambar 2.4. Jaringan Syaraf ... 35


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP KELAS EKSPERIMEN ... 64

Lampiran 2. RPP KELAS KONTROL ... 73

Lampiran 3. Kisi-kisi instrumen tes valid ... 82

Lampiran 4. Hasil analisis instrument dengan ANATES ... 89

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 106

Lampiran 6. Rekapitulasi Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 112

Lampiran 7. Distribusi Frekuensi Data Pretes Kelas Eksperimen ... 114

Lampiran 8. Distribusi Frekuensi Data Pretes Kelas Kontrol ... 118

Lampiran 9. Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Eksperimen ... 122

Lampiran 10. Distribusi Frekuensi Data Postes Kelas Kontrol ... 126

Lampiran 11. Uji normalitas Pretes kelas eksperimen ... 130

Lampiran 12. Uji normalitas Pretes kelas kontrol... 131

Lampiran 13. Uji normalitas Postes kelas eksperimen ... 132

Lampiran 14. Uji normalitas Postes kelas kontrol ... 133

Lampiran 15. Uji Fisher (Homogenitas) Pretes Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ... 134

Lampiran 16. Uji Fisher (Homogenitas) Postes Kelas Eksperimen & Kelas Kontrol ... 135

Lampiran 17. Uji Hipotesis Pretes dengan Menggunakan Uji-t ... 136

Lampiran 18. Uji Hipotesis Pretes dengan Menggunakan Uji-t ... 137

Lampiran 19. Laporan Evaluasi Hasil Belajar Tengah Semester ... 138

Lampiran 20. Balasan Surat Izin Penelitian ... 139

Lampiran 21. Hasil Wawancara ... 140


(16)

1

A. Latar Belakang

Peran belajar dalam kehidupan manusia sangatlah penting, sebab manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak tahu dan tidak mampu berbuat apa-apa. Namun melalui proses belajar pada setiap fase perkembangannya, manusia mampu mengusai berbagai skill (kemahiran/keterampilan) dan pengetahuan.1 Pada saat belajar inilah manusia mengalami proses pendidikan baik dari orang tua, guru maupun lingkungan sekitarnya. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaadalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2 Dengan kata lain, pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab melalui proses pendidikan inilah dapat tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Oleh karena itu, manusia dan pendidikan tidaklah dapat dipisahkan, sebab pendidikan dipandang sebagai proses belajar yang ditujukan untuk membangun manusia dengan pengetahuan dan keterampilan.

Untuk meningkatkan kualitas hidup, pendidikan sains penting untuk dipelajari. Pendidikan sains khususnya IPA-Biologi mempelajari fenomena alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.3 Namun

pendidikan di Indonesia dipercaya belum mampu membawa masyarakat untuk bisa cerdas dan meningkatkan kualitas hidup SDM yang ada,4 sebab proses

pembelajaran yang dialami peserta didik tidak lebih dari sekedar mendengar,

1 Fadhilah Suralaga, dkk. Psikologi pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta:UIN

Jakarta Press, 2005), cet. 1, h.59

2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dalam Pendekatan Baru, (Bandung:Rosda, 2007),

cet. 7, h.10

3Joko Budi Purnomo, Pengembangan Perangkat Pembelajaran,Jurnal Phenomenon, Vol. 1

No. 1, Juli 2011,h.141

4 Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realita Sosial, (Jogjakarta:Logung Pustaka,


(17)

mencatat, mengingat dan kurang mampu meningkatkan intelektual peserta didiknya. Metode ceramah dalam pembelajaran IPA dianggap kurang efektif karena dalam pembelajaran IPA tidak hanya menekankan pada produk tapi juga pada aspek proses.5 Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMPN 13 Tangerang Selatan mengatakan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada mata pelajaran Biologi.6

Hasil penelitian dilakukan oleh American for the Advcancement of Science [AAAS]. ,menyatakan bahwa “Research has shown that many students lack the necessary knowledge and skill in science and technology to function in modern world”7, yaitu banyak sekali siswa yang tidak mengetahui pengetahuan dan

keterampilan sains dan teknologi dalam peranannya di dunia modern, bahkan menurut Markow & Lonning, situasi yang terjadi di sekolah ialah “Hasil dan ketertarikan terhadap pelajaran sains terus menurun.”8Padahal, pelajaran biologi, adalah salah satu dari pelajaran sains yang dipelajari di sekolah, sekaligus pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari, karena biologi tidak terlepas dari kehidupan di sekeliling kita, contohnya mulai dari bioteknologi konvensional seperti pembuatan tape dan tempe, sampai bioteknologi modern seperti kultur jaringan, kloning, dan lain sebagainya. serta masih banyak lagi cabang-cabang biologi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar biologi yang rendah, yang sebelumnya telah disinggung dalam hasil wawancara di atas merupakan produk dari situasi pendidikan yang berjalan kurang optimal. Tidak menampik bahwa banyak sekali faktor yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar biologi siswa di sekolah. Misalnya, seperti kurikulum yang terlalu berat, strategi dan metode pembelajaran yang tidak tepat,

5 Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009), cet.1, h.97

6Salma, Wawancara, Tangerang Selatan, 15 April 2013

7Saouma BouJaoude and May Attieh, The Effect of Using Concept Maps as Study tolls on

Achievement in Chemistry,Eurasia Jurnal of Mathematics, Science and Technology Education, 2008, 4(3), h. 233


(18)

sarana belajar yang tidak mendukung, atau lingkungan sekolah yang tidak memungkinkan proses pembelajaran berjalan normal.9 Selain faktor tersebut, faktor murid dan guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.10 Sehingga, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah tanggung jawab seorang guru. Dalam konteks inilah, peran media pembelajaran sangat penting. Seorang guru harus mengetahui dan mengerti mengenai media pembelajaran, serta kreatif dalam memilih dan menggunakannya. Menurut Kemp dan Dayton kontribusi media pembelajaran adalah Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat di tingkatkan, proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.11

Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan yang disebut proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, dimana proses tersebut meliputi tiga komponen pokok, yaitu guru, siswa, dan materi pelajaran. Guru sebagai komponen pengirim pesan, siswa sebagai komponen penerima pesan, dan komponen pesan berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi, dimana materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal dalam artian tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang

9Salome Rajagukguk, Efektifitas Pembelajaran Kimia dengan Menggunakan Peta Konsep,

Staff Pengajar Kopertis USI Pematang Siantarh. 72

10Zamtinah dan Lilik, Efektifitas Pembelajaran Menggunakan Metode Peta Konsep pada

Mata Diklat Konsep Dasar Fisika Teknik Listrik Pokok Bahasan Hukum Kemagnetan di SMKN 2 Wonosari Tahun Ajaran 2005/2006,h.127

11


(19)

disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.12

Belajar tidak selamanya bersentuhan dengan yang konkrit, bahkan realitasnya sering bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks dan maya sehingga ketidakjelasan tersebut dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.13Karena media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan

melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Tidak cukup hanya pembelajaran dengan metode ceramah yang tetap diperlukan dalam metode pembelajaran apapun, akan tetapi sangat diperlukan penggunaan media belajar yang sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar, membuat proses belajar menjadi menarik sehingga membuat siswa berperan aktif dan juga dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Namun pemilihan media juga harus sesuai dengan tujuan pengajaran, karena jika tidak sesuai dengan tujuan pengajarannya maka peran media sebagai alat bantu pun tidak akan terlihat.14

Pada pembelajaran sains terutama biologi, media sangatlah penting untuk dapat menyampaikan konsep belajar baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Konsep belajar yang bersifat konkret misalnya Animalia, untuk mengetahui bagaimana bentuk dan struktur tubuhnya dapat dihadirkan objeknya langsung atau menggunakan media realita ke dalam kelas sebagai penunjang proses belajar-mengajar tersebut. Sedangkan untuk konsep seperti sistem organisasi kehidupan dan lainnya yang tidak mungkin dapat kita amati secara langsung juga tidak dapat dihadirkan di dalam kelas dalam bentuk konkret maupun menggunakan media realia, maka untuk menunjang konsep yang abstrak inilah sangat dibutuhkan penggunaan sebuah media lain seperti media audio-visual.

12Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2011), cet.8, h. 162.

13Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno,Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika

Aditama, 2007), cet.2, h. 65


(20)

Media audio-visual terbukti lebih baik dalam menunjang proses pembelajaran dibandingkan dengan cara konvensional.15 Pada umumnya konsep keragaman pada organisasi kehidupan diajarkan hanya menggunakan metode ceramah dan media berupa gambaran sel (visual saja). Sehingga terjadi kejenuhan belajar dan juga salah persepsi tentang konsep ini yang akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa yang rendah.

Media pembelajaran terdiri dari media audio, media visual (diam/gerak), dan media audiovisual (suara, diam/gerak). Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan media audio-visual berupa video. Media audiovisual dipilih karena tidak hanya dapat menampilkan gambar saja tetapi gambar yang disertai suara, sehingga dapat mencakup tipe siswa yang dominan auditori maupun tipe siswa yang dominan visual. Penggunaan media audiovisual ini dianggap mampu menarik perhatian dan memotivasi belajar para siswa yang akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif pada diri individu, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.16

Sapto Haryoko mengatakan, “Audio-visual pembelajaran berbasis teknologi dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, dikarenakan beberapa aspek antara lain: mudah dikemas dalam proses pembelajaran, lebih menarik untuk pembelajaran, dapat di edit (diperbaiki) setiap waktu”17. Selain itu juga, media audio-visual memberikan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki yang akhirnya menjurus kepada pengertian yang lebih baik18. Jadi, diharapkan penggunaan media pembelajaran audio-visual berupa video ini dapat meningkatkan hasil

15 Sapto Haryoko, Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif

Optimalisasi Model Pembelajaran,Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. , Maret 2009,h. 8

16Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta :Diva Press, 2011),

Cet.I, h.46

17Sapto, op. cit.,h. 2

18 Sehat Simatupang, dkk. Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis.Jurnal pendidikan matematika dan Sains Vol. 4 (2) 2009,h.73


(21)

belajar siswa.Oleh karena itu, penulis mengambil judul, “Pengaruh Penggunaan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMP pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut :

1. Pembelajaran konvensional dianggap kurang efektif; 2. Hasil belajar biologi disekolah yang masih rendah;

3. Hasil dan ketertarikan terhadap pelajaran sains terus menurun; 4. Strategi dan metode pembelajaran yang tidak tepat;

5. Cakupan konsep Sistem Organisasi Kehidupan yang luas.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan banyak menimbulkan kesalahpahaman, maka permasalahan dalam penelitian ini perlu dibatasi dengan maksud untuk lebih memfokuskan pada masalah yang dikaji. Penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep Sistem Organisasi Kehidupan;

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah media audio-visual diam buatan peneliti;

3. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif jenjang C1, C2, C3 dan C4.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu, “Apakah penggunaan media audio-visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa SMP pada konsep Sistem Organisasi Kehidupan?”


(22)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penggunaan dari media audio-visual terhadap hasil belajar biologi siswa SMP pada konsep sistem organisasi kehidupan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah:

1. Sebagai informasi kepada khalayak umum akan pemanfaatan media audio-visual dalam dunia pendidikan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media audio-visual terhadap hasil belajar biologi siswa SMP pada konsep keragaman pada sistem organisasi kehidupan.

3. Bagi guru pengajar, dapat dijadikan media pembelajaran alternatif dalam proses pembelajaran di kelas.

4. Bagi peneliti, dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya pada konsep yang berbeda.


(23)

8

A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar

a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar dapat di temui diberbagai buku pendidikan dan psikologi, banyak pendapat mengenai definisi atau pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya ialah :

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory mengatakan, “Learningis a change in Organism due to experience with can affect the organism’s behavior”, yang artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.1 Sedangkan menurut Spears, pengalaman belajar dapat diperoleh dengan menggunakan panca indra. “Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mengikuti pengarahan2. Menurut Vernon A. Magnesen, “Kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita dengar dan lihat, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari apa yang kita katakandan lakukan.”3

Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Adapun menurut Thursan Hakim, kegiatan belajar merupakan

1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2002), cet. 7, h.90

2Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep,Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan, (Jakarta

: Buku Kedokteran EGC. 2009), Cet.I, h.28

3Pupuh Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), cet. Kedua, h.3


(24)

proses perubahan dalam diri manusia baik berupa peningkatan kualitas maupun kuantitas tingkah laku.4

Paradigma behavioristic memandang proses belajar sebagai berikut, “belajar merupakan transmisi pengetahuan dariexpertkenoice”.Berdasarkan konsep ini, peran guru adalah menyediakan dan menuangkan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Berbeda lagi menurut paradigma konstruktivisme,“Belajar merupakan hasil konstruksi sendiri (pelajar) sebagai hasil interaksinya terhadap lingkungan belajar. Sedangkan tinjauan filosofis, psikologi kognitif, psikologi sosial, dan teori sains sepakat menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan. Siswa sendiri yang melakukan perubahan tentang pengetahuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilisator, mediator, dan pembimbing.5 Sedangkan dari perspektif agama Islam, setiap muslim wajib belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupannya. Pernyataan ini sejalan dengan QS. Mujadalah (58): 11 yang artinya: …niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu.6

Definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses pengalaman interaksi yang terjadi dalam diri individu dengan lingkungannya menuju ke arah yang lebih baik, baik dari segi ilmu pengetahuan serta tingkah laku. Dengan demikian, proses belajar sebaiknya melibatkan siswa secara aktif, guna mendapatkan pengalaman yang lebih konkret untuk membangun pengetahuannya sendiri menyatukan prakonsep yang telah ada sebelumnya pada diri individu dan menyatukannya dengan pengalaman baru tersebut. Sehingga hasil belajar akan lebih melekat yang ditunjukan dengan terjadinya perubahan peningkatan pengetahuan, kreativitas, dan juga tingkah laku.

4Winastwan Gora dan Sunarto,PAKEMATIK (Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis

TIK), (Jakarta:Elexmedia Komputindo.2010), h.15-16

5Daryanto,Media Pembelajaran, (Bandung:PT.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.2011),

Cet.I, h.2

6 Departemen Agama RI, AL-QURAN dan TERJEMAHNYA, (Bandung : Diponegoro,


(25)

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar yaitu7:

1) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti seseorang menyadari perubahan yang terjadi dalam dirinya sendiri. Misal, menyadari bahwa pengetahuannya bertambah.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahan terjadi secara berkesinambungan. Satu perubahan akan menyebabkan perubahan-perubahan lainnya yang berguna bagi kehidupan belajar berikutnnya.

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dari hasil belajar perubahan-perubahan semakin bertambah dan tertuju untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Perubahan dikatakan aktif karena merupakan usaha dari individu tersebut sendiri.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti perubahan dari hasil belajar itu bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini terjadi karena ada tujuan dalam proses belajar.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,sebagai hasil dari belajar ia akan menglami perubahan tingkah laku keseluruhan dalam sikap, keterampilan,pengetrahuan dan sebagainya.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan proses belajar-mengajar. Adapun prinsip-prinsip tersebut ialah:8

1) Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas, dengan menetapkan tujuan yang jelas, para pendidik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan dari proses belajar yang diperoleh oleh peserta didik. 2) Situasi yang problematis. Suatu masalah yang problematis dapat

merangsang seseorang untuk berfikir dalam memecahkannya. 7Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), Cet. 5, h. 3-5


(26)

Sehingga para siswa akan semakin aktif dan memposisikan dirinya sebagai pelaku aktif dalam proses belajar-mengajar.

3) Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada dengan hafalan

4) Belajar merupakan proses yang kontinu 5) Belajar memerlukan kemauan yang kuat

6) Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal (biologis, kesehatan fisik, psikologis) dan faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat).

7) Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi

8) Proses belajar memerlukan metode yang tepat

9) Belajar memerlukan adanya kesesuaian atara guru dan murid 10) Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari

c. Jenis-Jenis Belajar

Pada dunia pendidikan dikenal beragam jenis belajar. Keanekaragaman ini muncul sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam. Jenis-jenis belajar meliputi9:

1) Belajar abstrak, belajar dengan menggunakan cara berpikir abstrak guna dapat memecahkan masalah yang tidak nyata.

2) Belajar keterampilan, belajar dengan gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan otot berguna untuk menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

3) Belajar sosial, belajar memahami berbagai masalah serta teknik pemecahannya bertujuan untuk dapat menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah keluarga.

9Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja


(27)

4) Belajar pemecahan masalah, belajar berpikir sistematik, logis, teratur dan teliti dengan tujuan memperoleh kemampuan kognitif untuk dapat menyelesaikan masalah secara rasional, lugas dan tuntas.

5) Belajar rasional, belajar menggunakan kemampuan berpikir logis dan rasional guna memperoleh beragam kecakapan dalam menggunakan prinsip dan konsep.

6) Belajar kebiasaan, belajar merupakan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dengan tujuan siswa memperoleh kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih positif.

7) Belajar apresiasi, belajar mempertimbangkan arti penting suatu objek agar siswa dapat mengembangkan kecakapan ranah rasa yaitu mampu menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu.

8) Belajar pengetahuan, belajar dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek tertentu agar siswa dapat memperoleh informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang rumit.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian utama yaitu10:

1) Faktor Internal (dari dalam diri siswa), meliputi aspek fisiologis (misal keadaan mata dan telinga) dan aspek psikologis (inteligensi),

2) Faktor eksternal (dari luar diri siswa), lingkungan sosial dan lingkungan non sosial (rumah, gedung sekolah, dsb.),

3) Faktor pendekatan belajar, semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.

e. Adab-Adab Perserta Didik dalam Belajar Bersama Guru

Beberapa aturan / adab yang harus murid taati untuk dapat menyerap pelajaran yang dipelajari disekolah antara lain:11

10Muhibbin Syah,Psikologi Belajar,(Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2002), cet. 3


(28)

1) Senantiasa hormat dan memberi salam kepada guru. 2) Duduk yang sopan dan senantiasa tenang.

3) Meminta izin sebelum bertanya. 4) Bertanya pada waktu yang tepat. 5) Menjaga perasaan guru.

6) Memberi bantuan kepada guru sesuai yang ia butuhkan.

7) Lakukan apa yang paling guru senangi selama itu baik dan benar. 8) Berkata baik dan dengan bahasa yang sopan kepada guru.

9) Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan guru.

2. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media

Katamediaberasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari ‘medium’, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar12. National Education Association (NEA) mengartikan media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi dan perangkat kerasnya13. Sedangkan media pendidikan adalah alat bantu yang digunakan dalam bidang pendidikan, yakni perantara dalam menyampaikan materi kepada siswa agar lebih mudah dipahami oleh siswa. Sementara definisi media pengajaran adalah sarana meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di sekolah.14 Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa, “Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer”15. Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa media

11Pupuh,Op. Cit.,h. 123

12Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain.,Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), cet 4, h.120

13 Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan,

Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2007), h.6

14Adedapo Y.A, Salawu I.o, and Afolabi A.O. Effect Of Video And Audio Taped

Instrukction on Cognitive Learning Outcomes In Economi.Ilorin Journal of Education, h.1

15Azhar Arsyad,Media Pembelajaran, (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2011), cet.


(29)

adalah alat bantu atau perantara untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Sedangkan media pendidikan adalah alat bantu atau perantara untuk menyampaikan pesan berupa isi materi pengajaran kepada peserta didik.

Pada awal sejarah, media hanya merupakan alat bantu yang dipergunakan guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang pertama kali digunakan adalah alat bantu visual guna memberikan pengalaman visual pada siswa, memotivasi belajar dan mempermudah konsep yang abstrak. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi pada pertengahan abad 20 yaitu teknologi audio sehingga lahirlah media audio visual. Dalam rangka memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengklasifikasikan dari tingkat yang paling konkret ke yang paling abstrak.16.

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

16Rudi dan Cepi Op. cit., h.7-8

Lambang kata

Lambang visual

Gambar Diam, Rakaman

Radio Gambar Hidup

Pameran

Televisi

Karyawisata

Dramatisasi

Benda Tiruan Atau Pengamatan

PengalamanLangsung

konkret abstrak


(30)

Ada beberapa jenis komunikasi saat proses pembelajaran berlangsung antara guru dan siswa, yaitu17:

1) Komunikasi satu arah, terjadi jika siswa hanya mendengarkan (pasif) 2) Komunikasi dua arah, terjadi jika siswa bersifat responsif, mengajukan

pertanyaan baik diminta ataupun tidak diminta

3) Komunikasi multi arah, terjadi jika siswa tidak hanya merespon guru saja tetapi juga merespon siswa lain yang telah lebih dulu memberikan stimulus.

Gerlach dan Eli mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya, yaitu18:

1) Ciri fiksatif. Ciri ini menggambarkan kemampuan media, merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek; 2) Ciri manipulatif. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu;

3) Ciri distributif. Ciri yang memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut

17Yudhi Munadi,Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat : Gaung

Persada Press, 2008), h. 10

18Arsyad,Op. cit.,h.12-14

S1

G

S2 S3

Komunikasi satu arah

S1

G

S2 S3

Komunikasi dua arah

S1

Komunikasi multi arah

Gambar 2.2 Jenis-Jenis Proses Komunikasi

G

S2


(31)

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.

Romiszowski telah mengelompokkan peran media menjadi dua, yaitu : media sebagai alat bantu pembelajaran dan media sebagai sistem pembelajaran19. Anthony Bates menyarankan bahwa video memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan dengan urutan yang lebih tinggi yang ditekankan dalam pemandangan saat belajar mengajar20.

Pada dunia pendidikan, media pembelajaran sangatlah penting demi perkembangan pendidikan di era globalisasi saat ini mengingat bahwa hakikat dari proses pembelajaran adalah sebuah interaksi dari proses komunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran media dalam dunia pendidikan adalah perantara untuk terjadinya proses pembelajaran itu sendiri.

Adapun manfaat media pembelajaran bagi proses pembelajaran ialah memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih berlangsung antara murid dengan sumber belajar, memungkinkan anak-anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.21

Selain itu, media menurut Kemp dan Dayton kontribusi dari media pembelajaran adalah Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih berstandar, pembelajaran dapat lebih menarik, pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek, kualitas pembelajaran dapat di tingkatkan, proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, sikap

19Sunday Taiwo, Teacher Perseption of The Role of Media In Classroom Teaching In

Secondary School,The Turkish Online Journal of Educational TechnologyTOJET January 2009 ISSN: 1303-6521 volume 8 Issue 1 Article 8,h.75

20David S. Moore, The Place Video In New Style of Teaching and Learning Statistic ,The

American Statistician,Vol. 47, No. 3 (Aug., 1993),h. 172-176


(32)

positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.22

Selain manfaat, media memiliki fungsi, fungsi utama media pendidikan adalah sebagai alat bantu mengajar. Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa23.

Adapun fungsi media pembelajaran, yaitu membangkitkan motivasi belajar dan ketertarikan siswa, mencegah kebosanan siswa dalam prosses belajar-mengajar, mengefektifkan proses belajar-mengajar, menyediakan stimulus belajar, mengaktifkan respon siswa, merangsang siswa untuk berpikir konkrit, memberikan balikan dengan segera atau cepat, mengadakan latihan yang serasi dan memperkuat pemahaman siswa24. Kemp dan kawan-kawan menjabarkan kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran yaitu25: 1) Menyajian materi ajar menjadi lebih mendasar

2) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik 3) Kegiatan belajar dapat menjadi interaktif

4) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapt dikurangi 5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan

6) Pembelajaran dapat disajikan dimana dan kapan sajasesuai yang diinginkan

7) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih baik

8) Memberikan nilai positif bagi pengajar

22Daryanto,op. cit., h. 5.

23Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor :

Ghalia Indonesia, 2013), cet.2, h.19.

24Asnewastri.Kefektifan Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa. Jurnal dosen tetap yayasan FKIP USI Pematangsiantar, h.24

25Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi


(33)

Selain Kemp, Heinich melihat secara lebih global mengenai kontribusi media dalam pembelajaran ditinjau dari kondisi berlangsungnya proses pembelajaran, yakni26:

1) Proses pembelajaran bergantung pada kehadiran pengajar. Pada kondisi ini media bersifat sebagai pendukung bagi pengajar.

2) Proses pembelajaran tanpa kehadiran pengajar. Pada kondisi ini, media dapat digunakan secara efektif pada pendidikan formal dimana pengajar tidak dapat hadir karena tengah mengajar peserta didik lainnya.

3) Pendidikan jarak jauh. Pada kondisi ini media mampu mengatasi masalah jarak, ruang dan waktu. Media yang paling umum digunakan pada kondisi ini adalah media cetak dengan menggunakan system korespondensi.

4) Pendidikan khusus. Media memiliki peran penting bagi peserta didik yang memiliki keterbatasan, misal tuna netra, keterbelakangn mental, tuna rungu. Media yang digunakan disesuaikan dengan masing-masing keterbatasan peserta didik tersebut.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran di fokuskan pada dua hal yaitu:27

1) Analisis fungsi di dasarkan pada medianya terbagi menjadi 3 yaitu:

a) Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar merupakan komponen system instruksional meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan dimana hal itu mempengaruhi hasil belajar siswa.

b) Fungsi semantik fungsi semantik ialah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). Misalnya menyampaikan kata Candi Borobudur, atau Big Ben di London dengan menggunakan foto / gambar.

26Ibid.h. 124-125


(34)

c) Fungsi manipulatif, fungsi ini memiliki dua kemampuan yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan indrawi. Seperti proses yang menyita waktu panjang yakni metamorfosis dan menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit di hadrikan dalam bentuk aslinya, misalnya bencana alam, ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain.

2) Analisis fungsi di dasarkan pada penggunanya (anak didik) terbagi menjadi 2 yaitu:

a) Fungsi psikologis, dalam kaitannya dengan peserta didik fungsi psikologis dapat berperan menjadi beberapa fungsi yakni sebagai fungsi atensi yaitu untuk dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar, sebagai fungsi afektif yakni menggugah perasaan, emosi dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu, sebagai fungsi kognitif yaitu meliputi persepsi, mengingat dan berpikir, sebagai fungsi imajinatif yakni merangsang siswa untuk mengembangkan imajinasi mereka, dan fungsi motivasi yakni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai.

b) Fungsi Sosio-Kultural

Fungsi ini dapat mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Dimana media dapat memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama kendati guru dan anak didik memiliki adat, budaya, ras dan lingkungan yang berbeda.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Macam-macam media dilihat dari jenisnya terdiri dari28:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,


(35)

2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan dan

3) Media audio-visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio-visual ini dibagi lagi menjadi:

a) audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam misalnya film bingkai suara dan

b) audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak misalnya film suara dan video cassette.

Adapun pembagian lain dari media audio visual yaitu: audiovisual murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal dari satu sumber, misalnya video kaset, dan Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor sedangkan unsur suaranya berasal dari tape recorder.29

d. Kriteria Pemilihan Media

Ada 2 kriteria pemilihan media yaitu30: 1) Kriteria umum pemilihan media

Secara teoritik, setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan berpengaruh pada afektifitas program pembelajaran. Sehubungan dengan ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan kajian tersebut dipengaruhi oleh beberapa kriteria umum yang terdapat pada diagram berikut:

29Ibid.


(36)

Gambar 2.3. Kriteria Pemilihan Media

2) Kriteria khusus pemilihan media

Dalam memilih media pembelajaran yang tepat terdapat banyak kriteria khusus salah satunya dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty. Acces, yaitu kemudahan dalam mengakses media. Cost, mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan atau menggunakan media tsb. Technology, memperhatikan ketersediaan teknologi dan kamudahan menggunakannya. Interactivity, media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah. Organization, memperhatikan dukungan dari organisasi. Novelty, kebaruan dari media. Media yang baru lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

Kegiatan pemilihan media pembelajaran tidak terlepas dari seluruh proses penggunaan media pembelajaran. Sebab apabila salah dalam

Kriteria Umum Pemilihan

Media

Kesesuaian

dengan tujuan

Kesesuaian

dengan materi

Kesesuaian

dengan karakter

siswa

Kesesuaian

dengan teori

Kesesuaian

dengan gaya

belajar

Kesesuaian


(37)

memilih media pembelajaran maka akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, praktis, luwes dan bertahan, guru trampil menggunakannya, pengelompokkan sasaran, mutu teknis.31

e. Prinsip-prinsip psikologis dalam pemilihan media

Berdasarkan teori belajar, terdapat beberapa pertimbangan dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media, sebagai berikut:32

1) Motivasi. Siswa harus memiliki kebutuhan atau minat terhadap pelajaran dari dalam dirinya sebelum meminta perhatiannya unutk mengerjakan tugas dan latihan.

2) Perbedaan individual. Faktor intelegensi, kepribadian dan gaya belajar serta cara belajar dan kecepatan yang berbeda dapat mempengaruhi kesiapannya untuk belajar.

3) Tujuan Pembelajaran. Kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran akan lebih besar jika siswa diberitahu tujuan apa yang hendak mereka capai melalui media pembelajaran itu.

4) Organisasi isi. Pengaturan isi yang diatur kedalam urutan-urutan yang bermakna akan membuat pembelajaran lebih mudah dipahami siswa. 5) Persiapan sebelum belajar. Prasyarat atau pengetahuan awal tentang

pelajaran yang akan siswa pelajari mungkin akan dapat memaksimalkan penggunaan media dengan sukses.

6) Emosi. Pembelajaran akan lebih berpengaruh jika dalam prosesnya melibatkan emosi dan perasaan pribadi peserta didik.

31Arsyad,Op. Cit.,h.75-76 32Cecep,Op. Cit., h. 79


(38)

7) Partisipasi. Tidak hanya guru sebagai sumber melainkan siswa harus dapat menginternalisasikan informasi yang didapat agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

8) Umpan Balik. Dengan memberi tahukan informasi kemajuannya secara berkala, hasil belajar mereka mungkin dapat meningkat.

9) Penguatan. Dorongan kepada siswa untuk terus belajar ketika mereka berhasil dalam pelajaran.

10) Latihan dan pengulangan. Kecekapan intelektual seseorang dapat di capai melalui latihan dan pengulangan.

11) Penerapan. Dengan menerapkan hasil belajar pada masalah dan situasi yang baru.

f. Karakteristik Video

Video mempunyai karakteristik diantaranya33: 1) mengatasi jarak dan waktu,

2) video dapat diulang bila perlu untuk menambah penjelasan, 3) pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat,

4) dapat mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa 5) mengembangkan imajinasi peserta didik,

6) memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik,

7) sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang

8) sangat baik menjelaskan suatu proses keterampilan siswa,

9) semua peserta didik dapat belajar dari video baik yang pandai maupun kurang pandai

10) menumbuhkan minat dan motivasi belajar

11) dengan video penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi

33 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung


(39)

g. Kelebihan dan Kekurangan Video

Pada pengaplikasiannya, setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekuranga dari video34:

1) Kelebihan video yaitu :

a) Video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika berdenyut.

b) Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berenang.

c) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare dapat membuat peserta didik sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan.

d) Video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.

e) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. f) Kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film

yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.


(40)

2) Kekurangan video adalah:

a) Pengadaan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

b) Pada saat video dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga, tidak semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut.

c) Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

h. Evaluasi Media Pembelajaran

Evaluasi merupakan bagian integral dari suatu proses pembelajaran. Jika media dirancang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran, maka saat mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran hal ini sudah termasuk pula evaluasi terhadap media yang digunakan. Adapun tujuan dari evaluasi media pembelajaran yaitu35:

1) Menentukan efektifitas media pembelajaran yang digunakan

2) Menentukan perbaikan atau peningkatan media pembelajaran yang digunakan

3) Menetapkan cost-effetive media yang digunakan, dilihat dari hasil belajar siswa

4) Memilih media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam kelas

5) Menentukan ketepatan isi pelajaran yang disajikan dengan media tersebut

6) Menilai kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran 7) Mengetahui bahwa media pembelajaran tersebut benar-benar memberi

sumbangan terhadap hasil belajar seperti yang dinyatakan 8) Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran


(41)

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu berdasarkan pengalaman belajarnya36. Pada saat kegiatan proses belajar-mengajar berlangsung terjadi penyusunan dan penggabungan informasi-informasi sehingga seseorang nantinya akan memahami dan menguasai materi yang diberikan. Dari pemahaman dan penguasaan materi tersebut seseorang telah mengalami perubahan yaitu dari yang awalnya tidak tahu, sekarang menjadi tahu. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono mengatakan, hasil belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tentang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.”37 Menurutnya, hasil belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang baik dan buruknya hasil pencapaian dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh peserta didik dimana setiap kegiatan pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Sementara itu, Syaiful Bahri Djamarah, dkk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan tersebut.38

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan dalam belajar bukanlah berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi juga oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut, yaitu39:

1) Tujuan yang merupakan pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

36Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

RosdaKarya, 1991), cet. 3, h.22

37Dimyati dan Mudjiono, “Belajar dan Pembelajaran,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet

4, h. 190.

38Syaiful Bahri Djumarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), cet.3, h. 105.


(42)

2) Guru. Pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan mengajar guru dikelas.

3) Anak didik adalah unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar berikut hasil dari kegiatan itu, yaitu keberhasilan belajar mengajar.

4) Kegiatan pengajaran. Terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan sebagai perantaranya.

5) Bahan dan alat evaluasi. Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat didalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Alat evaluasi berupa true-fals, multiple-choice, matching, completion dan essay.

6) Suasana evaluasi. Besar kecilnya anak didik yang hadir di dalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas.

Adapun menurut Zaenal Arifin, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun tak langsung terhadap hasil belajar, yaitu:40

1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain-lain.

2) Faktor sarana dan prasarana, baik terkait kualitas, kelengkapan maupun penggunaannya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, dan lain-lain.

3) Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur, di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

4) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran.

Hasil belajar menurut Bloom terdiri dari tiga aspek yaitu bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.41

40Zaenal Arifin,Evaluasi pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet. 2, 2009), h. 299-300

41Thobroni dan Arif,Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Ar-Ruz Media, 2011), cet. 1, h.


(43)

1) Domain Kognitif mencakup:

Domain Kognitif mencakup beberapa tingkatan yaitu: a) Knowledge (pengetahuan, ingatan); b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh); c) Application (menerapkan); d)Analysis (menguraikan, menentukan hubungan); e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru); f)Evaluating(Menilai).

2) Domain Afektif mencakup;

Domain afektif mencakup beberapa tingkatan yaitu: a) Receiving (sikap menerima); b) Responding (memberikan respons); c) Valuing (nilai); d) Organization(organisasi); e)Characterization(karakterisasi).

3) Domain Psikomotorik mencakup

Domain Psikomotorik mencakup beberapa indicator yaitu: a) Initiatory; b) Pre-routine; c) Rountinized; d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

Kemudian Anderson dan Krathwol mengadakan pengembangan terhadap domain kognitif dari taksonomi Bloom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel.2.1. Tahapan Kemampuan Kognitif42

Tahapan Proses Kognitif Kemampuan Kompetensi Kognitif

1.Mengingat

1.1. Mengenal kembali 1.2. Memunculkan kembali

1.1. Mengidentifikasi 1.2. Menyatakan

2. Memahami

2.1. Menginterpretasikan 2.2. Memberi contoh 2.3. Mengklarifikasikan 2.4. Merangkum

2.1. Mengklasifikasikan, menceritakan, menyajikan, menerjemahkan

2.2. Mengilustrasikan, memberi

42Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI,Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian 2


(44)

2.5. Menyimpulkan 2.6. Membandingkan 2.7. Menjelaskan

contoh

2.3. Mengkategorikan, mengelompokkan 2.4. Mengabstraksikan, menggeralisasikan

2.5. Menyimpulkan, melengkapi, menyisipkan, memperkirakan 2.6. Membandingkan, memetakan, menjodohkan

2.7. Menyusun model

3. Menerapkan 3.1. Menggunakan 3.2. Melaksanakan

3.1. Menggunakan prosedur pada hal yang jelas

3.2. Menggunakan prosedur pada hal yang belum jelas.

4. Menganalisis 4.1. Membedakan 4.2. Menguraikan 4.3. Mengorganisasikan

4.1. Mencari perbedaan,

memisahkan, memilih, memusatkan 4.2. Membagi, merinci

4.3. Menemukan koherensi,

mengintegrasikan, menyusun outline, memadukan, membuat struktur

5. Mengevaluasi 5.1. Mengecek

5.2. Memberikan kritik

5.1. Menditeksi, memonitor, memeriksa, menguji,

mengkoordinasi.

5.2. Menditeksi ketidaksesuaian

6. Mengkreasi

6.1. Mengembangkan 6.2. Merencanakan

6.1. Merumuskan hipotesis,

meningkatkan kegiatan, menyusun program


(45)

6.3. Membuat 6.2. Merancang presedur, menyusun rencana kerja, kegiatan

6.3. Menciptakan suata karya, menghasilkan suatu produk

c. Jenis Alat Penilaian Hasil Belajar

Secara garis besar, alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran pada ranah kognitif. Menurut Zainul dan Nasution dikutip Zulfiani tes dapat didefinisikan suatu pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut atau karakteristik pendidikan yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.43Tes dapat diklasifikasikan menurut bentuk, tipe, dan ragamnya. Bentuk tes ada dua, yaitu tes uraian (esay test) dan test obyektif (objective test). Test berdasarkan tujuannya dibedakan menjadi pretest dan posttest,mastery test, tes diagnostik, tes prestasi belajar umum, tes formatif, dan tes sumatif.

Sedangkan non tes dilakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran pada ranah psikomotorik dan ranah afektif. Non tes adalah serangkaian pertanyaan yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang karakteristik pendidikan guna mengetahui respon siswa terhadap suatu hal, yang jawabannya tidak selalu memiliki ketentuan yang dianggap benar. Alat ukur non-tes antara lain bagan partisipasi, daftar cek, skala lajuan, dan skala sikap.

Kedua tipe penilaian tersebut sangat tepat digunakan untuk mengukur ketercapaian dalam pelajaran. Para guru harus mengetahui bahwa tidak semua materi pelajaran dapat diukur dengan menggunakan tes, tetapi ada beberapa materi tertentu yang hanya dapat diukur dengan menggunakan teknik non tes. Untuk itu, guru harus dapat memilih alat penilaian yang tepat agar dapat

43Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN


(46)

memperoleh data yang akurat dan objektif dalam menilai ketercapaian hasil belajar siswanya.

d. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Adapun penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.44

Secara Umum penilaian memiliki tujuan untuk mengetahui siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Menurut Ahmad Sofyan tujuan penilain secara spesifik yaitu :45

1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. 2) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa. 3) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru siswa dalam rangka perbaikan.

4. Organisasi Kehidupan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beraneka ragam. Keanekaragaman ini meliputi berbagai bentuk dan variasi tingkat kehidupan, mulai dari sel sampai organisme.46

a. Sel

Sel adalah satuan terkecil makhluk hidup yang menyusun tubuh makhluk hidup, bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Sel juga merupakan satuan fungsi kehidupan karena dalam sel terjadi fungsi- fungsi atau kegiatan hidup.

44Ahmad Sofyan, dkk,Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 14.

45Ibid.,h. 4-5.

46Iip Rohima dan Puspita Diana, IPA TERPADU, (Jakarta: Pusbuk Depdiknas, 2009), h.


(47)

Ukuran sel sangat kecil sehingga bagian-bagian sel dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:47

1) Membran Plasma

Membran plasma berfungsi sebagai pelindung sel dan mengatur keluar masuknya zat-zat dari dalam atau dari luar sel. Pada sel hewan terdapat dinding sel sehingga bentuknya kaku atau tetap. Sedangkan, pada sel tumbuhan tidak terdapat dinding sel sehingga membran sel menjadi lapisan sel terluar.

Membran sel tersusun atas senyawa lipida dan protein (lipoprotein) serta bersifat semipermeabel. Tidak semua zat bisa masuk ke sel karena diseleksi oleh membran sel.

2) Sitoplasma

Sitoplasma adalah larutan yang berada di antara membran sel dan inti sel. Sitoplasma mengandung 90% air dan bermacam-macam bahan biokimia untuk kehidupan, seperti ion-ion dan molekul-molekul garam, asam amino, gula, nukleotida, asam lemak, vitamin, dan gas-gas yang membentuk larutan.

Di dalam sitoplasma terdapat struktur halus yang disebut organel sel. Organel-organel ini adalah:

a) Mitokondria berfungsi untuk respirasi atau pernapasan sel. b) Badan golgi berfungsi dalam proses ekskresi sel.

c) Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

d) Lisosom berfungsi menghasilkan enzim-enzim untuk mencerna makanan.

e) Sentrosom berfungsi sebagai tempat menggantungnya kromosom saat pembelahan sel. Terdapat pada sel hewan dan manusia.

f) Vakuola berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan dan mengeluarkan sisa metabolisme. Biasanya terdapat pada sel tumbuhan.


(48)

g) Plastida, hanya ditemukan pada tumbuhan. Ada yang mengandung zat warna dan ada yang tidak. Plastida yang mengandung zat hijau daun disebut kloroplas.

3) Inti Sel

Inti sel disebut juga nukleus. Inti sel terdiri atas membran inti sebagai pembungkus inti, nukleus atau anak inti, dan plasma inti atau nukleoplasma. Di dalam plasma inti terdapat benang-benang krosom yang berfungsi sebagai pembawa sifat keturunan. Inti sel berfungsi sebagai pengatur seluruh kegiatan sel.

b. Jaringan

Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.

1) Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada tumbuhan bermacam-macam, yaitu:48

a) Jaringan meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel-selnya selalu aktif mem-belah. Jaringan ini berfungsi untuk pertumbuhan sel. Terdapat pada ujung batang dan ujung akar serta pada kambium (ikatan pembuluh).

b) Jaringan epidermis

Jaringan ini terletak pada permukaan batang, akar, dan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya.

c) Jaringan parenkim

Jaringan parenkim merupakan jaringan pengisi antara jaringan yang lain. Oleh karena itu, jaringan parenkim terdapat hampir di seluruh bagian tubuh tumbuhan.

d) Jaringan pengokoh

Jaringan pengokoh berfungsi menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdapat di akar, batang, daun, dan buah. Jaringan pengokoh ini terdiri atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.


(49)

e) Jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan xilem dan floem. Jaringan xilem berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari tanah ke daun. Sedangkan, floem berfungsi untuk mengangkut sari makanan dari daun ke seluruh tubuh tanaman.

2) Jaringan pada Hewan

Jaringan pada hewan sama dengan jaringan pada manusia, yaitu:49

a) Jaringan epitel

Jaringan epitel berfungsi sebagai pelindung jaringan di bawahnya. Lapisan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu epitel berlapis tunggal dan epitel berlapis banyak. Epitel lapisan tunggal, contohnya epitel pipih selapis terdapat pada alveoli. Sedangkan, contoh epitel berlapis banyak adalah epitel pipih pada epidermis kulit vertebrata.

b) Jaringan penyokong

Jaringan ini berfungsi untuk menyokong tubuh. Jaringan ini dibedakan menjadi:

1. Jaringan ikat, berfungsi memperkuat tubuh dan sebagai peng- hubung antarjaringan.

2. Jaringan tulang, berfungsi sebagai pelindung bagian tubuh yang lunak. Jaringan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu jaringan tulang keras dan tulang rawan.

3. Jaringan otot, Jaringan ini berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jaringan ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

4. Jaringan darah, Jaringan darah berfungsi sebagai alat transportasi dan pelindung tubuh dari bibit penyakit. Sel darah terdiri atas darah merah, darah putih, dan trombosit.


(50)

5. Jaringan syaraf, jaringan ini berfungsi untuk menghantarkan rangsangan atau impuls. Jaringan ini terdiri atas sel-sel syaraf (neuron). Neuron tersusun atas badan sel syaraf, dendrit, dan akson.

Gambar. 2. 4. Jaringan Syaraf50

c. Organ

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melaksanakan fungsi tertentu. Organ pada tumbuhan adalah akar, batang, dan daun,. Organ-organ ini memiliki fungsi yang berbeda- beda.

Adapun organ pada manusia dan hewan antara lain jantung, mata, hidung, ginjal.51

d. Sistem Organ

Sistem organ adalah kumpulan dan koordinasi dari organ-organ yang saling bekerja sama membentuk suatu sistem. Contoh sistem organ adalah sistem eksresi (pengeluaran) yang jika terjadi gangguan pada ginjal dapat mempengaruhi sistem peredaran darah.52

50Iip,Op.Cit.,h. 155

51Teguh Sugiyarto dan Eny Ismawati,Imu Pengetahuan Alam,(Jakarta : (Jakarta : Pusbuk

Depdiknas, 2008), h. 224.

52Saktiyono, IPA Biologi SMP dan MTs Jilid I untuk siswa kelas VII, ( Jakarta: Erlangga,


(51)

e. Individu (Organisme)

Semua sistem organ akan bekerja sama untuk melakukan fungsi hidup atau proses kehidupan dan membentuk organisme. Sistem organ ini saling mempengaruhi sistem organ yang lain. Jika satu sistem organ rusak akan mengganggu sistem organ yang lain.53

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul yang penulis ambil yaitu jurnal yang berjudul Efektifitas pemanfaatan media audio-visual sebagai alternatif optimalisasi model pembelajaran yang dilakukan oleh Sapto Haryoko. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa hasil belajar mahasiswa teknik jaringan komputer yang diajar dengan menggunakan media audio-visual memiliki skor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa teknik jaringan komputer yang diajar dengan cara konvensional54.

Penelitian lain berjudul Pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis, yang dilakukan oleh Sehat Simatupang menyatakan bahwa ada pengaruh yang lebih baik antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio-visual sebagai media pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran fisika secara konvensional55.

Penelitian lain berjudul Learning from video : Computer technology, Science Education, and Students with Learning Disabilities yang dilakukan oleh David Kumar and Cynthia teknologi menyatakan bahwa teknologi computer dapat digunakan untuk memfasilitasi pengajaran sains dan memiliki pengaruh yang

53Iip Rohima,Op. Cit.,h.155

54Sapto Haryoko, Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif

Optimalisasi Model Pembelajaran, Jurnal Edukasi@electro, Vol.5, No.1, Maret 2009,h. 8-9

55Sehat Simatupang, dkk, Pengaruh Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Hasil

Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis, Jurnal pendidikan matematika dan Sains,Vol. 4 (2) 2009 h.72-76


(52)

sangat besar dalam meningkatkan aspek kognitif dan afektif dari pembelajaran sains.56

Sebuah penelitian lain, dengan judul Teacher Perseption of The Role of Media In Classroom Teaching In Secondary School, yang dilakukan oleh Sunday Taiwo menyatakan bahwa Penggunaan media sebagai sistem pembelajaran menekankan inovasi dan perubahan dalam metode atas penggunaan media sebagai alat bantu instruksional57.

C. Kerangka Berpikir

Belajar mengajar dua kata yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Belajar merupakan suatu proses pencarian atau menuntut ilmu, belajar lebih menekankan kepada proses peserta didik yang sedang mencaritahu diberitahu akan sesuatu hal yang belum diaketahui sehingga menjadi tahu dengan hasil belajar berupa adanya perubahan sikap pada diri peserta didik. Sedangkan mengajar merupakan proses penyaluran ilmu dari guru kepada peserta didik. Namun, untuk mendapatkan hasil belajar yang baik maka sistem pendidikan, sarana dan prasarana haruslah memadai. Mulai dari pendidik, kurikulum, serta alat-alat atau sarana dan prasarana yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran. Salah satunya adalah media pembelajaran.

Media pembelajaran dianggap penting karena pemilihan media pembelajaran yang tepat akan mampu memotivasi peserta didik untuk terus belajar serta dapat mengurangi kejenuhan peserta didik. Begitu juga sebaliknya, kesalahan dalam memilih media pembelajaran akan membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan saat proses pembelajaran sedang berlangsung, hal ini akan berdampak kepada penurunan hasil belajar dari peserta didik. Salah satu jenis media pembelajaran adalah video pembelajaran. Video pembelajaran 56 David Kumar dan Cynthia L. Wilson, Computer Technology, Science Education, and

Students with Learning Disabilities,Journal of Science Education and Technology, Vol. 6, No. 2, 1997,h. 159.

57 Sunday Taiwo,Teacher Perseption of The Role of Media In Classroom Teaching In

Secondary School, The Turkish Online Journal of Educational TechnologyTOJET January 2009 ISSN: 1303-6521 volume 8 Issue 1 Article 8,h. 79


(53)

dianggap mampu untuk menarik perhatian peserta didik karena tampilan visualnya yang dapat bergerak dan disertai suara, sehingga peserta didik merasa tertarik dan tidak merasa jenuh atau bosan saat pembelajaran berlangsung.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar, yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk menjadi baik, dan lain-lain yang intinya terjadi perubahan pengetahuan maupun sikap pada diri individu. Keberhasilan proses pembelajaran juga dapat ditentukan dengan mengetahui sejauh mana siswa dapat mencerna dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan, untuk mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang diajarkan dapat dilakukan melalui evaluasi pembelajaran dan pengukuran melalui aspek kognitif.

Konsep yang diteliti dalam penelitian ini adalah Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan. Konsep Keragaman pada Sistem Organisasi Kehidupan ini bersifat abstrak sehingga diperlukan media dalam penyampaian konsep ini. Media audio visual berupa Video merupakan salah satu media yang tepat yang dapat menarik perhatian dan memotivasi peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai konsep Sistem Organisasi Kehidupan dan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Oleh karena itulah, peneliti ingin membuktikan mengenai adanya pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa, “Media audio-visual berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep Sistem Organisasi Kehidupan”.


(54)

39

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan, dimana SMP Negeri 13 Tangerang Selatan ini adalah salah satu lembaga pendidikan yang terletak di wilayah kota Tangerang Selatan, tepatnya di jalan Beruang II Peladen Pondok Ranji Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penelitian di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan telah dilakukan pada bulan Mei 2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment Design), yaitu metode penelitian yang dapat memberikan kemungkinan sebanyak-banyaknya bagi peneliti untuk mengendalikan variabel dalam situasi yang ada. Kelompok uji coba (eksperimen) dan kelompok pembanding (kontrol) tidak dipilih secara acak. Kedua kelompok sudah ada sebelumnya, dan tidak ada pengubahan perlakuan. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media audiovisual, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh penggunaan media audiovisual. Adapun desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group Design yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest maupun posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, adapun bagannya seperti tabel di bawah ini:2:

1Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 8, h. 114.


(55)

Tabel 3.1.Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Keterangan:

O1 =Pretesthasil belajar siswa pada kelas eksperimen

O2 =Posttesthasil belajar siswa pada kelas eksperimen

O3 =Pretesthasil belajar siswa pada kelas kontrol

O4 =Posttesthasil belajar siswa pada kelas kontrol

X = Pelaksanaan penggunaan media audiovisual

Pada penelitian ini, digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian kedua kelompok ini diberikan tes awal (pretest) dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian dilakukan pelaksanaan penggunaan media audio-visual untuk kelas eksperimen dan media power point untuk kelas kontrol dan terakhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrumen tes yang sama seperti pada tes awal (pretest). Adapun langkah-langkah pengambilan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(56)

Gambar 3.1. Bagan Pengambilan Data

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 13 Tangerang Selatan. Sedangkan untuk populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas 7 SMPN 13 Tangerang Selatan. Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu kelas 7. Adapun teknik sampling adalah sampling purposive, yaitu teknik sampel yang didasarkan pada tujuan tertentu dimana peneliti hanya mengambil dua kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana kelas 7.4 yang

POPULASI

PRETEST

PEMBAGIAN KELOMPOK SAMPEL

KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

MEDIA AUDIO VISUAL MEDIA POWER POINT

POSTEST

ANALISIS DAN PENGOLAHAN


(57)

berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas 7.1 yang berjumlah 34 siswa sebagai kelas kontrol.3

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah Wawancara dan Observasi terstruktur dimana peneliti merancang secara sistematis dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen terdiri dari 20 soal dari 50 soal yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan software ANATES untuk pretestdanposttestyang kemudian diambil hasilnya untuk dianalisis.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif (pretest dan postest) dalam bentuk tes pilihan berganda (multiple choice) berjumlah 20 soal tervalidasi dengan 4 pilihan ganda a, b, c, d dengan skor masing-masing soal bernilai 0 untuk jawaban salah dan 1 untuk jawaban benar. Tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi keragaman pada organisasi kehidupan dengan menggunakan media video audio-visual. Berikut adalah kisi-kisi instrument penelitian :

1. Tes Tertulis

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006),cet. 13, h. 139-140

Sub

Konsep Indikator

Aspek Kognitif Jumlah

Soal Bobot

C1 C2 C3 C4

Sel hewan dan tumbuhan Mendeskripsikan sel berdasarkan hasil menyimak video.

1*, 2* 48* 22, 36 38 6 12

Menyebutkan organel -organel yang terdapat di sitoplasma.

3*, 4, 49

14 23 30,

33*

7 14

Membedakan sel

tumbuhan dan sel hewan.

50* 13* 37 45 4 8

Jaringan hewan dan

Menyebutkan macam-macam jaringan pada

5, 47* 16*, 32


(58)

Keterangan : * = Soal yang tervalidasi

2. Hasil Validasi Media Audio Visual

Untuk mengetahui seberapa baik media audio-visual yang akan digunakan maka dilakukan validasi oleh validator yang ahli di bidang media pembelajaran, adapun hasil validasi untuk media pembelajaran audio-visual yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. 3.3. Hasil Validasi Media Audio Visual

No. Aspek Penilaian Total

Poin

Rata-rata Nilai Poin Media Audio Visual

1 Pesan 15 13

2 Performa 15 13

3 Keterbacaan 15 11

4 Penyajian Teks 15 11

5 Penyajian Gambar 18 6

6 Unik, Kreatif,

Inovatif 18 7

7 Narator 15 14

8 Latar Musik 9 9

Nilai Total

120 70%

Ket. Layak

tumbuhan vertebrata dan manusia. Menyebutkan macam-macam jaringan pada tumbuhan.

6, 7 15*, 42

24*, 43*

29 7 14

Organ dan Sistem Organ

Mendeskripsikan

keragaman tingkat organ dan sistem organ.

9*, 10*, 40* 17, 18, 46 26*, 35, 44 27, 34 11 22 Mengkaitkan hubungan antara sel, jaringan, organ dan sistem organ

penyusun tubuh organisme.

11*, 12*, 31

20, 21 19*, 41

28, 39

9 18


(59)

Pada Tabel 3.2. di atas, 3 video pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai sebesar 70%, sehingga dari perolehan hasil tersebut, media audio-visual yang digunakan dinyatakan layak oleh validator untuk dipergunakan dalam penelitian oleh peneliti.

F. Kalibrasi Instrumen 1. Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan validitas isi, yang sering pula dinamakan validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak di ukur. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium atau sebuah ukuran, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Pada penelitian ini akan digunakan korelasi product moment4.

rxy=

( )( )

( ( ) )( ( ) )

Dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = skor tiap butir soal

∑ XY = jumlah perkalian antara X dengan Y Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Setelah melakukan uji validitas soal secara keseluruhan kemudian dilakukan uji validitas item dengan rumus5:

= x x

Dimana :

r = koefisien korelasi biserial

x = rerata skor dari pada tes dari peserta tes yang memiliki

4Zaenal Arifin, Evaluasi pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet. 2, 2009), h. 254.

5Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,(Jakarta: UIN


(60)

jawaban benar

x = rerata skor total responden. St = standar deviasi dari skor total

pi = proporsi peserta tes yang menjawab benar untuk butir i qi = proporsi siswa yang menjawab salah untuk butir nomor i Adapun berdasarkan perhitungan uji validasi instrumen butir soal yang tervalidasi yakni dengan nomor 1,2,3,8,9,10,11,12,13,15,16,19,24,26,33,40, 43,47,48,50 berjumlah 20 soal dan dapat mewakili seluruh indikator yang diuijikan (Lihat kisi-kisi instrumen).

2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan tetap memberikan data sesuai dengan kenyataan. Besarnya ketetapan menunjukan tingginya reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen akan dihitung dengan rumus KR-20 yaitu6:

r11= 1

. Dimana:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

p = proporsi peserta tes menjawab benar butir nomor i q = proporsi peserta tes menjawab salah butir nomor i

pq = jumlah perkalian anttarapdanq k = jumlah butir

S2 = varians skor total Dengan kriteria reliabilitas:

Tabel. 3.4. Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

<0,20 Sangat rendah


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)