AnallysisOf Urban Heat Island Use WRF Model For Case Area Of South Sumatera
ADI RIYANTO
DEPARTEMENGEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTASMATEMATIKADAN ILMUPENGETAHUANALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
(2)
Kajian Sumatera Selatan. DibimbingolehYON SUGIARTO danLARAS TURSILOWATI Penelitianinididasarkanpadafenomenakenaikansuhudikarenakanberkurangnyajumlahruangter
bukahijau yang
memilikiinteraksihubungantimbalbalik.Kenaikansuhuakanmengakibatkanhilangnyakenyamananda nkesehatanmanusia.
Dalamstudiinikenaikansuhudiasumsikanmenjadifaktorutamadalammenganalisiswilayah yang
terindikasikantelahterjadipemanasan global yang mengakibatkansuhulebihtinggidarisuhudisekitarwilayahtersebut.FenomenainidisebutsebagaiUrban
Heat Island (UHI).Penelitianinimenggunakan data FNL dari NCEP yang dipadukandengan data terrestrial dari USGS.Data diolahdidalamsistemkomputerkluster.Hasilnyadiperolehdalambentuk visual dariindekspenutupanlahan, suhuudara, dansuhupermukandalamwilayah Sumatera Selatan untuktanggal 15, 16, dan 17 Januari 2010.Variabel yang
diperolehdapatdigunakansebagaianalisisawalindikatorterjadinya UHI.Dari hasilanalisisvariabeldiketahuibahwasuhu Kota Palembang lebih hangat dibandingkan suhu wilayah
Sumselsebesar 0.1 0C sampai 10C.Suhupermukaan dan suhu udara Kota Palembang menunjukan perbedaan bahwa pada malam hari suhu permukaan lebih hangat dibandingkan suhu udara dengan kisaransuhu sebesar 0.30C sampai 0.40C. Sedangkan padasianghari suhu permukaan lebih dingindibandingkan suhu udara dengan kisaran suhu sebesar 0.20C sampai
1.40C.Sedangkanhasilperbandingansuhupusatkotadengan 4 titikdisekitarnyamenunjukkanbahwasuhuudaradanpermukaanpusatkotamengalamiperbedaan
suhudarisiangkemalamhari yang lebihtinggidibandingkandengan 4 titikdisekitarnyadenganperbedaansuhuudara 3.64 0C danperbedaansuhupermukaansebesar 4.430C.
Hasilvalidasiantarasuhuudaraobservasidengansuhuudara model WRF menunjukanbahwa data suhuudara yang dihasilkan model WRF memilikitingkatkesesuaian yang tinggidengan data suhuudarahasilobservasi AWS denganpersamaangaris y = 0.8009x + 5.1887 denganbesarkoefisienkorelasi R2 sebesar 0.6346.
(3)
ADI RIYANTO,AnallysisOf Urban Heat Island Use WRF Model For Case Area Of South Sumatera. Supervised by YON SUGIARTO and LARAS TURSILOWATI
The research is based on the phenomenon of temperature increase due to the reduced number of green open space that has a reciprocal interaction. The increase in temperature will result in the loss of human comfort and health. In this study the temperature rise is assumed to be a major factor in analyzing the region indicated that global warming has occurred resulting in a higher temperature than the temperature around the region. This phenomenon is referred to as the Urban Heat Island. This study used data from the NCEP FNL combined with data from the USGS terrestrial. Data is processed in a computer system cluster. The results obtained in the form of visual indexes land cover, air temperature, and surface temperature in the South Sumatra to the 15th, 16th, and 17th January 2010. Variables obtained can be used as an indicator of a preliminary analysis of Urban Heat Island. From the analysis of the variables is known that the temperature is warmer than the city of Palembang, South Sumatra region temperature by 0.1 0C to 1 0C. Surface temperature and air temperature difference Palembang showed that at night the surface temperature is warmer than the air temperature with a temperature range of 0.3 0C to 0.4
0
C. While the daytime temperatures cooler than the surface air temperature with a temperature range of 0.2 0C to 1.4 0C. While the comparison of central temperature with 4 dots around it indicates that the temperature of the air and surface temperatures difference downtown from noon to night higher than the 4 point decrease in air temperature surrounding the 3.64 0C and difference the surface temperature of 4.43 0C. The results validate the observations of air temperature and the temperature WRF models show that the air temperature data generated WRF models have a high level of compliance with air temperature data AWS observations with the line equation y = 0.8009x + 5.1887 with the correlation coefficient R2 of 0.6346.
(4)
UNTUK WILAYAH KAJIAN KOTA PALEMBANG
ADI RIYANTO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
Pada Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMENGEOFISIKA DAN METEOROLOGI
FAKULTASMATEMATIKADAN ILMUPENGETAHUANALAM
(5)
MODEL WRF UNTUK WILAYAH KAJIAN SUMATERA
SELATAN
NAMA
: ADI RIYANTO
NIM
:
G24070021
Menyetujui,
Pembimbing
I
Pembimbing
II
Yon Sugiarto, S.Si. M.Sc.
Dra. Laras Tursilowati, M.Si.
NIP : 19740604 199803 1 003
NIP : 19631113 198912 2 001
Mengetahui,
Ketua Departemen,
Dr. Ir. Rini Hidayati, MS.
NIP. 19600305 198703 2 002
(6)
kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Joni Suparmo dan Ibu Wahyuningsih. Jenjang pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri 03 Pagi Jakarta yang diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 58 Jakarta, lulus pada tahun 2004. Pada jenjang pendidikanmenengah atas di SMA Negeri 3 Jakarta dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan PMDK (PenelusuranMinatdanKemampuan) sebagaimahasiswaMayor Meteorologi Terapan, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Minor Komunikasi dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis menjadi humas dan seksi logistik GEOMETRIC (Geophysic and Meteorologi Championship) tahun 2009, anggota HMMI (Himpunan Mahasiswa Meteorologi Indonesia), seksi logistik dan humas METRIK (Meteorologi Interaktif), anggota HIMAGRETO (Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi). Selain itu penulis aktif berpartisipasi dalam kegiatan seminar maupunkepanitiaan di kampus. Pada bulan Febuari sampai Juni 2012 penulis melakukan kegiatan penelitian serta tugas akhir di LAPAN Bandung sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains dengan judul skripsi Analisi Urban Heat Island menggunakan Model WRF untuk Wilayah Kajian Sumatera Selatan dibawah bimbingan Yon Sugiarto, S.Si. M.Sc dan Dra. Laras Tursilowati, M.Si.
(7)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya tulis yang merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada program studi Meteorologi Terapan, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Analisi Urban Heat Island menggunakan Model WRF untuk Wilayah Kajian Kota Palembang” berhasil diselesaikan.
Bakti dan rasa terima kasih penulis ucapkan atas semua pihak yang telah membantu serta mendukung dalam kegiatan dan penulisan skripsi ini, antara lain :
1. Kedua orang tua, serta kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat baik moral maupun material.
2. Bapak Yon Sugiarto, S.Si. M.Sc. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan nasihat dan bimbingannya yang berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Laras Tursilowati, M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk mengajarkan, memberi arahan, nasihat, saran, ide dan masukan kepada penulis. 4. Segenap dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi yang telah memberikan banyak
ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga selama masa perkuliahan.
5. Teman seperjuangan Rendra, Ela, Winda, Pasha, Afdal, Anto, Narendan teman-teman GFM 44 lainnya atas semua dukungan, bantuan, doa, keceriaan, dan pengalaman persahabatan yang tidak terlupakan selama ini..
6. Seluruh adik dan kakak GFM 43 dan GFM 45 atas semua dukungan yang diberikan selama proses penelitian.
7. Seluruh staff Departemen Geofisika dan Meteorologi atas semua bantuannya.
8. Teman senasib dan sepenanggungan Istana Ceria dan Baskom (Rendra, Sauki, Tuek, Loris, Guntur, Ferry, Fahry, Adit) dan semua civitas IPB yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas dukungan dan doa selama proses penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor,Oktober2012
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang... 1
1.2 Tujuan ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PulauPanasPerkotaan Urban Heat Island (UHI) ...1
2.2 Keterkaitan RTH denganUHI ...1
2.3 Pengenalan Model WRF ...2
III. METODOLOGI 3.1 WaktudanTempatPenelitian... 3
3.2 Alatdan Data yang digunakan ...3
3.3 MetodePenelitian ... 3
3.3.1 Diagram AlirPenelitian ... 3
3.3.2 TahapanDalamPemodelan WRF ... 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Wilayah Kota Palembang ... 4
4.1.1 Letakgeografisdan Batas Administrasi Kota Palembang ...4
4.1.2 IklimdanTopografi ... 5
4.2 Nilai Rata-rata VariabelIdentifikasi Sumatera Selatan ... 6
4.3 Nilai Rata-rata VariabelIdentifikasi Kota Palembang ...7
4.3.1 SuhuUdara 3 TipeLahan ... 7
4.3.2 SuhuPermukaan Kota Palembang ...8
4.4 HasilIdentifikasiAntaraSumseldanKota Palembang ... 8
4.4.1 PerbandinganSuhuUdaraSumseldan Kota Palembang (LahanKering) ... 8
4.4.2 PerbandinganSuhuUdaraSumseldan Kota Palembang (Padang Rumput) ...9
4.4.3 PerbandinganSuhuUdaraSumseldan Kota Palembang (HutanHujanTropis)... 9
4.5 HasilPerbandinganSuhuUdaradanSuhuPermukaanKotaPalembang... 10
4.5.1 PerbandinganSuhuUdaradanPermukaan Lahankering ... 11
4.5.2 PerbandinganSuhuUdaradanPermukaan Padang Rumput ... 11
4.5.3 PerbandinganSuhuUdaradanPermukaan HutanHujan Tropis... 11
4.6 PerbandinganSuhuUdara Kota Palembang Dengan Suhu Sekitarnya... 12
4.6.1 PerbandinganSuhuudaradanPermukaanLahankering dengantitik 1 dan 3 ... 12
4.6.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan Hutan hujan Tropis dengan titik 2 dan 4 ... 13
4.7 PerbandinganSuhuUdaraHasil WRF denganSuhuUdara hasilPengukuraStasiunCuaca ... 15
(9)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 15 5.2 Saran ... 16 DAFTAR PUSTAKA ... 16
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
1 SuhuudaralahankeringsiangmalamSumsel-Palembang ...8
2 SuhuudarapadangrumputsiangdanmalamSumsel-Palembang ... 9
3 SuhuudarahutanhujantropissiangdanmalamSumsel-Palembang ... 10
4 SuhuudaradansuhupermukaanlahankeringPalembang...11
5 SuhuudaradansuhupermukaanpadangrumputPalembang ...11
6 Suhuudaradansuhupermukaanhutanhujantropis Palembang ... 11
7 Suhuudarasiangdanmalamhariuntuklahankering...13
8 Suhu permukaan siang dan malam hari untuk lahan kering ...13
9 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan hutan hujan tropis ...14
10 Suhu permukaan siang dan malam hari untuk lahan hutan hujan tropis ...15
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Fenomena UHI padamalamdansianghari, suhuudara(garistebal),
suhupermukaan (garisputus-putus) ... 1
2 Fenomena UHI digambarkansecaraspasialdalambentukisotherm... 1
3 Skemapengolahan data FNL dengan WRF ... 3
4 Skema modeling WRF ... 4
5 Tahapandalam proses WPS ... 4
6 Peta Kota Palembang ... 5
7 Suhu rata-rata bulananstasiuncuacaTalangBetutuKota Palembang... 5
8 Rata-rata suhutahunanstasiuncuacaTalangBetutuKota Palembang ... 6
9 Rata-rata bulanancurahhujanstasiuncuacaTalangBetutu Kota Palembang... 6
10 IndekspenutupanlahanSumsel... 6
11 SuhuudaraSumsel...7
12. Suhu udara Kota Palembang...7
13. Suhupermukaan Kota Palembang 3 tipelahan... 8
14. Perbandingan suhu udara Sumsel dan Kota Palembang... 8
15. Perbandingan suhu udara lahan padang rumput... 9
16. Perbandingan suhu udara lahan hutan hujan tropis... 10
17. Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan kering... 11
18. Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan padang rumput... 11
19. Perbandingan suhu udara dan permukaan hutan hujan tropis... 12
20. Suhuudarasiangharilahankering... 12
21. Suhu udara siang hari lahan kering... 12
22. Suhu pemukan siang hari lahan kering... 13
23. Suhu permukaan malam hari lahan kering... 13
24. Suhu udara siang hari tipe lahan hutan hujan tropis... 14
25. Suhu udara malam hari tipe lahan hutan hujan tropis... 14
26. Suhu permukaan siang hari tipe lahan hutan hujan tropis... 14
27. Suhu permukaan malam hari tipe lahan hutan hujan tropis... 15
28. Perbandingansuhuudarastasiuncuacadengansuhuudara model WRF ... 15
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Suhuudaratiaplahan di Sumsel 18 time step... 19 Lampiran 2 Suhuudaratiaplahan di Kota Palembang 18 time step... 20 Lampiran 3 Suhupermukaantiaplahan di Kota Palembang 18Time Step ... 21 Lampiran 4 Perbandingansuhuudaratipelahansejenis di Sumsel
dan Kota Palembang... 22 Lampiran 5 Perbandingansuhuudaradanpermukaan Kota Palembang
padasetiaplahan... 23 Lampiran 6 SuhuudarastasiuncuacaTalangBetutu Kota Palembang
15-17 Jan 2010... 24 Lampiran 7 Perbandingansuhuudara Kota Palembang dengansuhu
udarastasiuncuacaTalangBetutu... 25 Lampiran 8 PerbandingansuhuudarastasiuncuacaTalangBetutu dengansuhuudarahasil Model WRF TalangBetutu... 25 Lampiran 9 Perbandingansuhuudaralahankering Kota Palembang
dengansuhuudaratitik 1, 3 danpusatkota... 26 Lampiran 10 Perbandingansuhuudarahutanhujantropisdengansuhu
udaratitik 2, 4 danpusatkota... 27 Lampiran 11 Perbandingansuhupermukaanlahankeringdengan
suhupermukaantitik 1, 3 danpusatkota... 28 Lampiran 12 Perbandingansuhupermukaanhutanhujantropisdengan
suhupermukaantitik 2, 4 danpusatkota... 29 Lampiran 12 Suhuudara Kota Palembang tahun 1971-2002... 30 Lampiran 13 CurahHujan Kota Palembang tahun 1961-2002... 31 Lampiran 14 Tampilansuhuudarakotapalembangpadasianghari
pukul 13.00dan 16.00 ... 32 Lampiran 15 Tampilansuhuudarakotapalembangpadamalamhari
pukul 21.00, 00.00, dan 00.03 ... 33 Lampiran 16 Grafiksuhuudaramembunjurdanmelintang 18 time step
Kota Palembang dansekitarnya... 34 Lampiran 17 Tabelsuhuudara AWS TalangBetutu Kota Palembang
(13)
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Seiring dengan laju peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat dan berkurangnya RTH (Ruang Terbuka Hijau) kenaikan suhu dipermukaan tidak dapat dihindari lagi.Sehingga perlu ada kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara GRK dengan RTH dan fenomena apa saja yang muncul akibat interaksi keduanya.
Urban Heat Island (UHI) adalah wilayah metropolitan yang secara signifikan lebih hangat dibandingkan dengan daerah pedesaan sekitarnya. Fenomena ini pertama kali diselidiki dan dijelaskan oleh Luke Howard pada tahun 1810.Luke juga menambahkan bahwa pada daerah yang terindikasi UHI terjadi perbedaan suhu yang biasanya lebih besar pada malam hari dibandingkan siang hari (Howard1810).
Penurunan jumlah satuan luas RTH dan aktifitas antropologis akan memicu kenaikan suhu yang sangat signifikan. Berkurangnya ruang terbuka hijau ini ditengarai sebagai penyebab utama terjadinya urban heat island, yaitu suatu fenomena dimana temperatur pada suatu daerah terus meningkat, bahkan di saat malam hari (Stahler dalam Pramujadi 2002).
Karena kenaikan suhu yang signifikan ini sering kali kita tidak menyadari bahwa wilayah kota atau daerah tempat tinggal kita telah mengalami perubahan iklim lokal. Dampak lain dari berkurangnya ruang terbuka hijau yaitu terganggunya siklus air hujan dan erosi tanah.
Dalam jangka panjang, fenomena inilah yang berkontribusi besar dalam terjadinya global warming dan tentu saja pada akhirnya akan berpengaruh terhadap iklim dan keberlanjutan lingkungan (Hough dalam Pramujadi 2002). Berdasarkan fenomena inilah penelitian ini dilakukan agar dampak negatif dari perubahan iklim dan dampak UHI dapat diminimalisir sedini mungkin.
1.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu udara dan suhu permukaan antara Sumatera Selatan dengan Kota Palembangmenggunakan model WRF.
1.3 Keluaran
Berupa variabel meteorologi hasil simulasi WRF (Indeks Penggunaan Lahan, Suhu Udara, Suhu Permukaan).
IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pulau Panas Perkotaan Urban Heat Island (UHI)
Menurut Voogt (2002) fenomena UHI merupakan peningkatan suhu udara urban (perkotaan) pada UCL (Urban Cover Layer) atau lapisan dibawah gedung dan tajuk vegetasi dibandingkan wilayah rural (pinggiran), khususnya di malam hari yang tenang dan cerah.Dinamakan pulau panas karena bentuk fenomena UHI apabila digambarkan secara spasial berbentuk isotherm seperti sebuah pulau dengan suhu tertinggi di pulau tersebut dibandingkan areal sekitarnya.
Gambar 1 Fenomena UHI pada malam dan siang hari, suhu udara (garis tebal), suhu permukaan (garis putus-putus) (Voogt2002)
Beberapa hasil kajian UHI mencatat bahwa perbedaan suhu udara perkotaan lebih tinggi 0.02-1 0C dibandingkan daerah disekitarnya (daerah pinggiran/rural) di kota-kota yang memiliki iklim tropis (Karjoto 1992).
Gambar 2 Fenomena UHI digambarkan secara spasial dalam bentuk isotherm (Voogt 2002)
2.2 Keterkaitan RTH dengan UHI
RTH merupakan ruang terbuka hijau di suatu wilayah perkotaan yang banyak diisi berbagai jenis vegetasi yang mampu mendukung dan menjaga kenyamanan dan keindahan wilayah perkotaan.Menurut Wardhani (2006), penutupan lahan berupa penutupan vegetasi, dapat menurunkan suhu di pusat kota dibandingkan dengan daerah pinggiran kota. Mengurangi polusi udara
(14)
terutama CO2 dan memberi suplai oksigen
berlebih bagi makluk hidup disekitarnya.Akan tetapi keberadaan RTH di kota-kota besar semakin berkurang jumlahnya akibat bertambahnya jumlah populasi, meningkatnya permintaan lahan untuk dijadikan areal pemukiman dan industri.
Akibatnya muncul fenomena UHI yang membuat wilayah menjadi tidak nyaman.Namun hubungan antara RTH dan UHI dalam bentuk persamaan matematika belum ditemukan, hanya hubungan melalui pendekatan empiris dan sebab akibat saja yang sudah didapat.
Beberapa potensi vegetasi dalam menentukan kondisi mikroklimat yaitu peran vegetasi sebagai kontrol radiasi sinar matahari, angin, kelembaban (precipitation and humidity) dan temperatur (McClenon1976).Efektifitas vegetasi sebagai kontrol iklim bergantung pada bentuk dan karakteristik vegetasi, iklim setempat dan persyaratan khusus wilayah.McClenon (1976) juga menyebutkan bahwa dampak vegetasi pada iklim cukup besar.
Menurut Waspadadi (2007), ruang terbuka hijau dengan luasan 30x30 meter mampu menurunkan suhu udara di lahan terbangun sebesar 0.0631 0C.Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa bila RTH mampu menurunkan suhu udara.Oleh karena itu, RTH juga mampu menurunkan suhu permukaan pada penutupan lahan non-vegetasi.Dengan demikian, dapat dipertimbangkan bahwa luasan RTH mempengaruhi kondisi suhu permukaan disekitarnya dan dapat digunakan sebagai peubah penjelas dari peubah respon berupa suhu permukaan pada penelitian yang dilakukan.
Dalam Waspadadi (2007) diketahui bahwa dengan penambahan 213.75 m lahan bervegetasi pada 3 poligon (14,850 m2) mampu menggeserrentang suhu permukaan yaitu dari selang 21-33 0C menjadi 23-32 0C. Vegetasi mampu menyerap radiasi yang mengenainya lebih dari 90%, mereduksi kecepatan angin dalam suatu area kurang lebih 10% dibandingkan aliran pada area terbuka, atau bahkan dapat pula meningkatkan kecepatan angin serta mengarahkannya, mereduksi suhu udara pada siang hari sekitar 90C. Pada kondisi tertentu dapat pula meningkatkan suhu udara di malam hari.
Beberapa prinsip pemilihan vegetasi berkaitan dengan efisiensi energi menurut McClenon (1979) adalah sebagai berikut :
1. Pepohonan besar / kecil dan semak dapat digunakan untuk menyaring aliran angin yang tidak diinginkan, cemara (conifer) dapat digunakan untuk mengarahkan angin.
2. Pepohonan dapat digunakan sebagai saluran angin (channel wind), untuk meningkatkan ventilasi di area tertentu.
3. Vegetasi dapat mereduksi akumulasi salju di permukaan tanah, atau sebagai perisai radiasi sinar matahari.
4. Vegetasi khususnya denga bentuk daun jarumdapat digunakan untuk menangkap kabut, serta dapat meningkatkan pencapaian sinar matahari ke permukaan tanah. 5. Pepohonan yang berdaun rontok
dapat menyaring direct sunlight selama musim panas, sehingga mereduksi beban pendinginan (cooling load) bangunan. Sebaliknya pada musim dingin, menyaring sinar sehingga mereduksi beban pemanasan (heating load) pada bangunan.
6. Area hijau dapat menjadi lebih dingin pada siang hari, dan biasanya sedikit melepas panas pada malam hari.
Menurut Wardhani (2006), ruang terbuka hijau sangat efektif dalam mengurangi climatological heat effect pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat pada timbulnya anomali pergerakan zat pencemar udara yang berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun makhluk hidup.
2.3 Pengenalan Model WRF
Penelitian prakiraan cuaca dengan menggunakan model WRF adalah generasi penelitian cuaca numerik sistem mesosclae yang dirancang untuk prakiraan operasional dan kebutuhan penelitian atmosfer.Fitur dinamis dalam WRF merupakan sistem data asimilasi 3 dimensi variasional (3DVAR) dan arsitektur perangkat lunaknya yang memungkinkan untuk paralelisme komputasi.
WRF dapat digunakan untuk spektrum yang lebih luas dalam skala mulai dari meter sampai ribuan kilometer. WRF telah
(15)
digunakan FSL, AFWA University Aviation A memungkin melakukan baik data ny dari variabel WRF operasional yang efisien variabel dala data yang riset.WRF operasional pusat lainny Data pemodelan adalah data sistem glob untuk men permutasi da Percob hampir real teramati saa didiagnosis, dengan menggunaka mengumpul per hari, y 12.00, dan 1
3.1 Waktu d
Penelit Pemodelan Atmosfer da dan Antarik dan Laborat Geofisika d April 2012.
3.2 Alat dan 3.2.1 Alat
Alat y ini adalah s dengan soft 2.0, Putty, Software.
3.2.2 Data
Adapu penelitian in
¾ Data NC operasi
oleh NCAR A, Naval Re of Oklahom Administratio
kan para simulasi ya yata atau kon l yang sesuai. menyediakan
yang fleksib n, dapat dikol am fisika, num
disumbangka saat ini d di NCEP, A ya (Skamarock
yang d dengan me a FNL.FNL bal yang par
guji berbaga ari sistem glob baan ini par
l time mengg at ini sehingg divalidasi menjalanka an kondisi atm
kan pengamat yaitu pada pu 18.00WIB (Ma
IIIMETODO dan Tempat
tian ini dilak Iklim, Pusat an Iklim, Lem ksa Nasional (
torium Klimat dan Meteorolo
n Data yang D
yang digunaka seperangkat P tware Microso Komputer K
un data yang ni adalah : CEP FNL (fin
analisis glob
R, NOAA, N esearch Labor ma, dan F
n (FAA). peneliti ang mencerm nfigurasi yang n model pera bel dan kom laborasikan d merik, dan asi an oleh kom dalam pengg AFWA dan k 2002). igunakan enggunakan merupakan ralel dalam r ai pembaruan bal operasiona ralel dijalank gunakan data ga percobaan dan dibandi an opera mosfer saat in tan sebanyak ukul 00.00,
arkus Iredell2
OLOGI Penelitian
ksanakan di B t Pemanfaat mbaga Penerb
(LAPAN) Ba tologi Departe ogi selama Ja
Digunakan
an dalam pen Personal Com
oft Office, G Kluster, dan
g digunakan nal) merupaka bal yang bere
NCEP, ratory, Federal WRF untuk minkan g ideal amalan mputasi dengan imilasi munitas gunaan pusat-dalam WRF data rangka n dan al. kan di a yang dapat ingkan asional ni.FNL 4 kali 06.00, 2002). Bidang Sains bangan andung emnen anuari-nelitian mputer GrADS WRF dalam an data esolusi 1.0x1.0 jam. Da Assimila secara mengum Global (GTS). P analisis 1000mb perbatas Paramet tekanan, ketinggi suhu p lapisan angin, g
¾ Data t SURVEY data an lahan d global d daerah y
grid dan dat ata ini diperol ation System mpulkan dat
Telecommu Pada data NC
mulai dari pe b sampai 10m s permukaan, ter-parameter , tekanan ian geopoten permukaan la es, RH, ar erak vertikal,
¾ Data pen dan s cuacaBM Betutu K sebagai kesesuai 3.3 Metode 3.3.1 Diagr Peneli tahap peng pengolahan dibawah ini Gambar 3 Data kemudian terrestrial SURVEY sistem WRF banyak vari penelitian i penggunaan erestrial U.S Y (USGS)ini nalisis dan k
dan penggun dan data lintan yang spesifik.
ta tersedia se leh dariGloba m (GDAS),
berkesinamb a observasi unication S
EP FNL ini te ermukaan lau mb didalam l sampai tropop
didalamnya permukaan nsial, suhu aut, indeks rah dan kec
vortisitas dan S GEOLOG i digunakan s ketersedian tu naan lahan
ng dan bujur etiap 6 al Data yang bungan dari System ersedia ut level lapisan opause. yaitu laut, udara, tanah, cepatan n ozon. GICAL sebagai utupan secara untuk ndukung, beru suhu permu MKG Indones Kota Palemban data validas ian nilai
upa data suhu ukaandari s sia wilayah T ng yang digu si untuk pers
u udara stasiun Talang unakan sentase e Penelitian ram Alir Pene
itian ini dibag olahan data,
data dapat d i.
elitian
gi kedalam beb secara umum dilihat pada g
berapa m alur gambar
3 Skema peng dengan W
golahan data F WRF FNL FNL yang dikombinasik dari U.S (USGS) dan F.Hasil keluar iabel meteoro ni hanya dip n lahan, suh
g telah di kan dengan GEOLOG n diolah ke ran data didap ologi, namun ilih variabel hu permukaan iunduh data GICAL edalam patkan dalam indeks n dan
(16)
Gambar 5 Tahapan dalam proses WPS suhu udara.Hasil keluaran kemudian
divalidasi dengan data stasiun cuaca BMKG.
Didalam WPS terdapat beberapa proses antara laingeogrid. Proses geogrid adalah proses ekstrasi data geografi berupa data terrestrial U.S GEOLOGICAL SURVEY (USGS)yang nantinya berfungsi untuk menentukan domain atau wilayah yang akan dikaji.Proses selanjutnya adalah ungrib, ungrib adalah proses ekstrasi data meteorologi yang terkandung dalam data FNL.
3.3.2 Tahapan Dalam Pemodelan WRF
Tahapan dalam pengolahan data di sistem WRF dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Untuk menghubungkan antara hasil ekstrasi di geogrid dan ungrib dibuat suatu link yang disebut namelist.Hasil penghubungannya disebut metgrid, dan program yang digunakan untuk menjalankan metgrid adalah real.exe.Pada proses ini hasil dari proses diatas kemudian dikonversi agar dapat divisualisasikan dengan menggunakan GrADS 2.0.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4 Skema modeling WRF
4.1 Karakteristik Wilayah Kota Palembang
Data FNL dan data terrestrial U.S Geological Survey (USGS) dikombinasikan ke dalam sisterm WRF dan masuk ke dalam subsistem WRF yang disebut WPS (WRF Pre-processing System).Setelah dari subsistem WPS kemudian data tersebut dibuat visualisasi data sebenarnya dengan menggunakan ARW Model yang kemudian dibuat hasil ekstrasi untuk divisualisasikan dengan menggunakan GrADS 2.0.Proses ini berlangsung didalam kluster menggunakan sistem remote kluster menggunakan laptop yang terintegrasikan dengan jaringan wireless. Aplikasi java digunakan untuk menginterpretasi dan masuk kedalam WRF Domain Wizard.
4.1.1Letak geografis dan Batas Administrasi Kota Palembang
Pada penelitian ini dihasilkan data 3 hari keluaran WRF pada 15-17 Januari 2010, data 3 hari tersebut mengandung data variabel meteorologi dan mengalami 18 kali pengukuran. Pengukuran yg dimaksud adalah bahwa data FNL yg digunakan untuk menghasilkan data keluaran WRF dalam 3 hari tersebut dilakukan 18 kali pengukuran dengan selang 3 jam.
Data dibagi kedalam dua area yatu Sumatera Selatan dan Kota Palembang.Data Sumatera Selatan digunakan sebagai pembanding, dan Kota Palembang sebagai data utama.Hasil grafik tubuh air dapat disebut sebagai variabel terkontrol atau variabel acuan, dikarenakan air merupakan penyimpan dan pelepas kalor terbaik. WRF Domain Wizard merupakan
tahapan awal dalam menentukan domain (wilayah kajian) dan menentukan data terrestrial yang akan digunakan. Sekaligus mengekstrasi data terrestrial tersebut kedalam domain dan menginterpolasi data terestrial dan variabel atmosfer kedalam domain.
Pada penelitian ini digunakan dua wilayah kajian yaitu wilyah Sumatera Selatan dan Kota Palembang.Wilayah Sematera Selatan digunakan sebagai pembanding variabel Kota Palembang. Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Sumatera Selatan masih merupakan wilayah hutan, pegunungan dan areal lahan pertanian perkebunan, sangat kontras apabila dibandingkan dengan wilayah Kota Palembang yang sebagian besar wilayahnya
(17)
merupakan areal pemukiman, perkantoran, industri dan sungai.
Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Kota Palembang yang terletak di tepian sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Bangka. Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º52’ – 3º5’ LS dan 104º37’ – 104º52” BT dengan luas wilayah 400.61 km² dengan batas-batas sebagai berikut :
Gambar 6 Peta Kota Palembang
4.1.2 Iklim dan Topografi
4.1.2.1 Kondisi Suhu Rata-rata Bulanan dan Tahunan
¾ Batas Utara : Rata-rata suhu bulanan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 24 tahun dari tahun 1971 sampai tahun 2002 (Gambar 7). Stasiun cuaca Talang Betutu terletak di bandar udara Sutan Badarudin II atau 10 km sebelah barat laut kecamatan Sukarami Kota Palembang. Desa Pangkalan Benteng, Desa
Gasing dan Desa Kenten, KecamatanTalangKelapa,Kabupate n Banyuasin.
¾ Batas Selatan :
Desa Bakung, kecamatan Inderalaya, kabupaten Ogan Ilir, kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim.
Kenaikan suhu dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni, karena pada bulan-bulan tersebut wilayah Kota Palembang khususnya wilayah Talang Betutu mengalami musim kemarau.Perbedaan suhu pada bulan Desember sampai dengan bulan Febuari, karena pada bulan tersebut wilayah Talang Betutu mengalami musim hujan.
¾ Batas Timur :
Balai Makmur kecamatan Banyuasin I, kabupaten Banyuasin.
¾ Batas Barat :
Desa Sukajadi kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Kota Palembang terdiri dari 14 kecamatan seluas 400.61 km2 dengan jumlah penduduk 1,451,776 jiwa.Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Sukarami (98.56km2), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu kecamatan Illir Barat II 6.22 km2.Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan IIlir Timur I (13,882 jiwa/km2), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu kecamatan Gandus (766 jiwa/km2). Kota Palembang menempati urutan ke-9 kota besar di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk.
Gambar 7 Suhu Rata-rata bulanan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang
26.0 26.5 27.0 27.5
Suhu
0C
Suhu maksimum pada bulan Mei sebesar 27.40C, suhu minimum pada bulan Januari sebesar 26.20C.Rata-rata tahunan untuk stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 24 tahun (Gambar 8).Pada tahun 1981 terjadi suhu maksimum sebesar 27.80C.
(18)
Gambar 8 Rata-rata suhu tahunan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang
Suhu minimum terjadi pada tahun 1974 sebesar 26.1 0C.Suhu rata-rata selama 27 tahun sebesar 26.90C.
4.1.1.2 Kondisi CH Rata-rata Bulanan
Rata-rata bulanan curah hujan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 27 tahun (Gambar 9).Pola penurunan curah hujan terjadi dari bulan April sampai bulan Oktober yang menandakan terjadi musim kemarau.Kenaikan curah hujan terjadi pada
bulan November sampai Maret yang menandakan terjadi musim hujan.
Curah hujan minimum pada bulan Agustus sebesar 99 mm/bulan.Curah hujan maksimum pada bulan Desember sebesar 358mm/bulan.Curah hujan rata-rata selama 27 tahun sebesar 228mm.
Gambar 9 Rata-rata bulanan curah hujan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang
Apabila dilihat dari sebaran nilai antara suhu dan curah hujan di stasiun Talang Betutu maka grafik sebaran menunjukan hubungan terbalik antara suhu dan curah hujan, dimana jika suhu naik maka curah hujan akan menurun dan apabila suhu menurun maka curah hujan akan naik.
Hal ini dikarenakan suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya hujan.
25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0
Suhu
0C 4.1.1.3 Topografi dan Jenis Tanah
Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang.Ketinggian rata-rata antara 0-20mdpl.Jenis tanah Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang-Jambi.
4.2 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Sumatera Selatan
Indeks penggunaan lahan menunjukan bahwa penutupan lahan didaerah Sumatera Selatan didominasi oleh lahan kering yaitu sebesar 46.8% (184.6 km2), daerah hutan hujan tropis sebesar 22.5% (90.1 km2), tubuh air (sungai, danau dll) sebesar 16.5% (66.1 km2), padang rumput sebesar 10.5% (44.9 km2), dan areal lahan pertanian sebesar 3.7% (14.8 km2). Lahan kering ditunjukan oleh warna orange, lahan pertanian oleh warna ungu, padang rumput oleh warna hijau, hutan hujan tropis oleh warna kuning, dan tubuh air oleh warna merah muda (Gambar 10).
50 100 150 200 250 300 350 400
CH m
m
Gambar 10 Indeks penutupan lahan Sumatera Selatan
4.2.1 Suhu udara pada 5 tipelahan
Setiap lahan memiliki kapasitas menyerap suhu yang berbeda-beda tergantung dari material lahan dan vegetasi yg tumbuh diatasnya. Padang rumput memiliki kisaran suhu rata-rata yang lebih
(19)
tinggi dibandingkan dengan jenis penutupan lahan yang lainnya yaitu sekitar 26.5 0C (Gambar 11).
Gambar 11 Suhu udara Sumatera Selatan Apabila dilihat dari hasil suhu pada tiap pengukuran maka didapatkan hasil suhu pada saat radiasi maksimum yaitu padang rumput 29.4 0C, lahan pertanian 28.9 0C, hutan hujan tropis 28.6 0C, lahan keing 28.3
0
C, tubuh air 28.2 0C. Malam hari terjadi saat radiasi matahari minimum atau saat matahari tenggelam menghasilkan varian suhu seperti berikut lahan kering 23.9 0C, hutan hujan tropis 24.5 0C, padang rumput 24.5 0C, lahan pertanian 24.6 0C, tubuh air 25.6 0C. Selisih suhu setiap lahan pada saat siang dan malam hari adalah padang rumput 4.9 0C,lahan kering 4.4 0C, lahan pertanian 4.3 0C, hutan hujan tropis 4.1 0C, tubuh air 2.6 0C.
Pusmahasib (2002) menjelaskan bahwa pada lahan bervegetasi tanaman padi sawah, radiasi netto yang mencapai permukaan tanah akan berkurang. Hal ini terjadi karena sebagian dari radiasi netto akan mengenai tanaman sebelum mencapai permukaan tanah. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa untuk penutupan lahan berupa persawahan, nilai fluks pemanasan udara (H) berfluktuasi sesuai dengan perkembangan umur tanaman padi. Fluks pemanasan udara relatif besar terjadi pada awal umur tanaman padi dan akan menurun ketika tajuk tanaman mulai rapat. Kondisi ini dikarenakan pada saat tersebut tanaman masih muda dengan rumpun yang masih renggang, sehingga radiasi global yang datang langsung mengenai air pada lahan sawah. Akibatnya suhu air akan tinggi dan akan terjadi peningkatan limpahan lengas terasa. Ketika tanaman mulai tumbuh dan
tajuk tanaman mulai rapat, radiasi yang sampai ke permukaan tanah akan menurun karena tajuk tanaman padi yang rapat menghalangi penerimaan langsung radiasi ke tanah.
25.0 25.5 26.0 26.5
27.0 Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Jose dan Berrade (1983) di Calobozo Biological Station, USA, dihasilkan bahwa dengan penghitungan radiasi netto, sensible heat flux, latent heat flux dan soil heat flux melalui pendekatan neraca energi selama musim basah dihasilkan radiasi netto yang diserap oleh tanaman ladang seperti ladang singkong dengan radiasi yang cukup rendah pada siang hari, pada umumnya radiasi netto yang dirubah menjadi panas laten sebesar 76 hingga 86 persen. Proses tersebut bergantung pada fase-fase pertumbuhan tanaman pada ladang dan tutupan kanopi tanaman tersebut. Jenis Lahan Suhu 0C Lahan Kering Lahan Pertanian Padang Rumput Hutan Hujan Tropis Tubuh Air
4.3 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Kota Palembang
4.3.1 Suhu Udara 3 Tipe Lahan
Padang rumput memiliki suhu rata – rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27 0C, namun hasil signifikan akan lebih dapat dilihat apabila digunakan hasil suhu pada setiap pengukuran terutama saat siang hari dan malam hari. Suhu pada saat siang hari adalah padang rumput 28.3 0C, lahan kering 27.9 0C, hutan hujan tropis 27.5 0C. Suhu pada saat malam hari adalah padang rumput 25.1 0C, lahan kering 25 0C, hutan hujan tropis 24.7 0C (Gambar 12).
Gambar 12 Suhu udara Kota Palembang
26.0 26.5 27.0 Suhu 0C Jenis Lahan Lahan Kering Padang Rumput Hutan Hujan Tropis
Selsih suhu pada setiap lahan siang dan malam hari adalah padang rumput 3.2 0C, lahan kering 2.9 0C, hutan hujan tropis 2.8
0
C. Menurut NewtondanBlackman (1970), rumput memiliki tekstur daun yang kasar dan berujung runcing, tekstur ini menyebabkan radiasi yang diterimanya
(20)
ambar 13 Suhu permukaan Kota Palembang 3 tipe lahan Selisih suhu siang dan malam hari dalah padang rumput 7.7 0C, lahan kering 7
tan hujan tropis 5.4 0C.
.4 Hasil Identifikasi Antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang
Jenispenutupan lahan Sumatera elatan dan Kota Palembang memiliki esamaan tipe lahan antar keduanya. Hal ini udara antara jeni asi
ang berbeda.
dan Kota Palembang (Lahan Kering)
keri umatera
Selat
tera Selatan masih memiliki
utan, beberapa danau dan sungai yang turut Kota
didom eraspal,
pabri
Gambar 14 Perbandingan suhu udara Sumatera Selatan dan Kota Palembang
Tabel 1 Suhu udara lahan kering siang malam Sumatera Selatan-Palembang
Sumatera
Selatan Palembang Selisih h
akandipancarkan lebih besar dibandingkan dengan daun yang bertekstur halus. Hal ini menyebabkan rumput akan memancarkan suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan pada daun bertekstur halus.
mempengaruhi keadaan suhu. Tidak seperti Palembang yang penutupan lahannya
inasi oleh rumah, jalan b
k serta gedung pemerintahan dan swasta. Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan memiliki beberapa areallahan pertanian namun itu semua belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan suhu udara antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1 0C.
4.3.2 Suhu Permukaan Kota Palembang
Padang rumput memiliki suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27.6
0
C, suhupada saat siang hari adalah padang rumput 32.1 0C, lahan kering 31.2 0C, hutan hujan tropis 29.5 0C. Pada saatmalam hari didapatkan hasil sebagai berikut hutan hujan tropis 24.1 0C, lahan kering 24.20C, padangrumput 24.4 0C (Gambar 13).
25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 Suhu 0C 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 Suhu 0C Jenis lahan Lahan Kering SumSel Kota Lahan Kering Padang Rumput Palembang Hutan Hujan Tropis G a 0 C, hu 4
Siang 28.3 29.3 1
S Malam 23.9 25.1 1.2
k
Selisih a Palembang dan Sumatera Selatan menunjukan bahwa pada lebih di
Palembang
4.4.2 Pe
Suma el
lem adan ut)
an padan put an
w Su Sela dan
alembang,menunjukan pada beberapa wa
memungkinkan mengidentifikasikan suhu
s lahan yang sama di lok suhu antar
y siang maupun malam hari Sumatera Selatan ngin dibandingkan dengan .
4.4.1 Perbandingan Suhu Udara Sumatera Selatan
rbandingan Suhu Ud tera S P ara Kota atan dan Pa Lah bang ( bertipe g Rump
g rum tara ilayah matera tan Kota Hasil perbandingansuhu pada lahan
ng yang teridentifikasi di S
an dan Kota Palembang pada waktu yang sama menunjukkan Kota Palembang memiliki kisaran suhu yang lebih panas dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera Selatan (Gambar 14). Hal ini dikarenakan wilayah Suma
P
ktu pengukuran bahwa area Kota Palembanglebih panas dibandingkan daerah Sumatera Selatan (Gambar 15). Menurut
(21)
ang ditandai dengan pohon-ohon yang cukup kecil dan renggang Kanop
cahaya h.
tanam
an rump
Gambar 15 Perbandingan suhu udara lahan padang rumput
Tabel 2 Suhu udara padang rumput siang dan malam Sumatera Selatan-Palembang
Sumatera
Selatan Palembang Selisih Archer (1991),padang rumput merupakan
ekosistem y p
sehingga kanopi tidak menutupi tanah. i yamg terbuka memungkinkan
yang cukup untuk mencapai tana Dalam Impron (1999),kanopi tanaman memiliki tiga sifat optikal, yaitu refleksivitas, transmisivitas dan absorbsivitas. Refleksivitas merupakan proporsi kerapatan fluks radiasi matahari yang direfleksikan oleh unit indeks luas daun atau kanopi, sedangkan transmisivitas adalah proporsi kerapatan fluks radiasi yang ditransmisikan oleh unit indeks luas daun.Absorbsivitas dapat didefinisikan sebagai proporsi kerapatan fluks radiasi yang diabsorbsi oleh unit indeks luas daun.
Dalam June (1993), radiasi surya yang sampai di permukaan kanopi tanaman ± 85% akan diserap dan kurang dari 10% akan dipantulkan. Sedangkan bagian yang tidak diintersepsi akan diteruskan atau ditransmisikan ke bagian bawah kanopi sebesar 5%.Proses penyerapan, pemantulan dan penerusan radiasi pada area tanaman akan menyebabkan terjadinya perubahan spektrum dari radiasi surya di puncak, tengah dan dasar kanopi. Keadaan ini mempunyai implikasi penting untuk
an yang tumbuh di bawah kanopi yang tebal.Faktor yang mempengaruhi penetrasi radiasi surya ke dalam tajuk meliputi sudut berdirinya daun, sifat permukaan daun, ketebalan daun (transmisi radiasi), ukuran daun, elevasi matahari serta proporsi dari radiasi langsung dan baur tajuk tanaman.
Padang rumput terletak didaerah iklim lintang subtropis dan tropis, dengan suhu rata-rata tetap di atas 18 0Csepanjang tahun dan jumlah curah hujan antara 750mm/tahun dan 1.270 mm/tahun.Selisih suhu antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang pada grafik diatas sebesar 0.5 0C.
Suhu udara Sumatera Selatan lebih rendah dibandingkan suhu udara Kota Palembang (Tabel 2). Dalam Rauf (2009) bahwa kandungan air pada tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan deng
ut, sehingga kebutuhan panas laten untuk mengevaporasikan air pada permukaan tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan dengan rumput.
26.0 26.5 27.0 C Suhu 0 Padang Rumput Sumsel Kota Palembang
Siang 29.4 29.2 0.2 Malam 24.5 24.9 0.4
4.4.3 Perbandingan Suhu Udara umatera Selatan dan Kota
embang (H S
Pal utan Hujan Tropis)
Perba uhu udara daerah
Sumatera S g e
pada lahan utan hujan tropistidak m hatkan hasil signi te peru suhu. nya da
a enu n laha idom tropis.
ndingan s elatan den
bertipe h
an Kota Pal mbang emperli yang fikan rhadap
ng tipe p
bahan tupa Biasa nnya d erah inasi y
oleh tumbuhan berdaun lebar ini memiliki kriteria iklim seperti iklim hutan hujan
Hutan hujan tropis sering berada di sekitar atau dekat dengan khatulistiwa, sehingga memiliki iklim yang disebut iklim khatulistiwa yang ditandai dengan tiga parameter iklim utama yaitu suhu, curah hujan, dan intensitas kemarau.Secara umum pola iklim terdiri dari suhu hangat dan curah hujan tahunan yang tinggi.Namun, banyaknya perubahan curah hujan sepanjang tahun membuat musim basah dan kering yang berbeda (Malhi dan Wright 2004).
(22)
Gambar 16 Perbandingan suhu udara lahan hutan hujan tropis
penutupan l i oleh rumah, jalan beraspal, pabrik serta gedung peme
mene
inggi yang rapat, akan
dan malam Sumatera Selatan-Palembang
Tidak seperti Kota Palembang yang ahannya didominas
rintahan dan swasta.Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan memiliki beberapa areal lahan pertanian namun itu semua tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan suhu udara antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1 0C. Menurut klasifikasi Holdridge tentang ekosistem tropis, hutan hujan tropis hutan hujan tropis memiliki jumlah curah hujan tahunan lebih besar dari 800 mm/tahun dan rata-rata suhu tahunan yang lebih besar dari 24 0C (Malhi dan Wright 2004).Pada waktu yang sama dapat dilihat bahwa Kota Palembang memiliki kisaran suhu yang lebih panas dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan wilayah Sumatera Selatan masih memiliki hutan, beberapa danau dan sungai yang turut mempengaruhi keadaan suhu.
Hutan hujan tropis memiliki banyak keanekaragaman tanaman dengan kanopi yang rapat sehingga cahaya matahari sulit
mbus kedalam tanah.Karena sebagian besar cahaya matahari hanya mampu untuk memanaskan udara diatas kanopi sehingga udara yang berada dibawah kanopi tetap dingin.Begitu juga dengan suhu permukaan tanah dibawah kanopi yang pasti lebih rendah dibandingkan suhu udara diatas kanopi.
Yoshida (2009) menyatakan bahwa pada penutupan lahan berupa hutan dengan vegetasi t
memancarkan 70% fluks panas laten dan 30% lengas terasa dari radiasi netto yang
diterimanya. Untuk daerah urban, radiasi netto yang diserap oleh vegetasi menjadi lebih besar dibandingkan dengan wilayah hutan.
Tabel 3 Suhu udara hutan hujan tropis siang
26.0 26.5
Suhu
0C
Hutan Hujan Tropis
Sumsel
Kota
Palembang Sumatera Selatan Palembang Selisih
Siang 28.6 28.7 0.1 Malam 24.5 24.9 0.4
4. Per ngan S Udara
Per an Kota Palemban
Menurut Rosenberg (1974), suhu
terlu ah
terbu
n suhu permukaan objek. Hal ini a
ut.Karakteristik yang
kaan Lahan kering
uhu permukaan lahan kering Kota
(Gamba da lahan
kerin
5 Hasil bandi uhu dan
Suhu muka g
permukaan dapat diartikan sebagai suhu ar suatu objek. Untuk suatu tan
ka, suhu permukaan adalah suhu pada lapisan terluar permukaan tanah.Sedangkan untuk vegetasi dapat dipandang sebagai suhu permukaan kanopi tumbuhan, dan pada tubuh air merupakan suhu dari permukaan air tersebut.
Ketika radiasi melewati permukaan suatu objek, fluks energi tersebut akan meningkatka
kan meningkatkan fluks energi yang keluar dari permukaan benda tersebut. Energi panas tersebut akan dipindahkan dari permukaan yang lebih panas ke udara diatasnya yang lebih dingin. Sebaliknya, jika udara lebih panas dan permukaan lebih dingin, panas akan dipindahkan dari udara ke permukaan dibawahnya.
Perubahan suhu permukaan obyek tidaklah sama. Hal ini tergantung pada karakteristik objek terseb
menyebabkan perbedaan tersebut diantaranya emisivitas, kapasitas panas jenis dan konduktivitas thermal. Suhu permukaan objek akan meningkat bila memiliki emisivitas dan kapasitas panas yang rendah dan konduktivitas termalnya tinggi (Adiningsih 2001).Hasil berikut merupakan tampilan antara suhu udara dengan suhu permukaan di kota Palembang untuk ketiga tipe lahannya.
4.5.1 Perbandingan Suhu Udara dan Permu
S
Palembanglebih tinggi dari suhu udara r 18).Hal ini dikarenakan pa
g hanya terdapat sedikit atau bahkan tidak ada tumbuhan yang hidup diatasnya
(23)
sehingga cahaya matahari dapat memanaskan permukaan tanah tanpa adanya kanopi sebagai penghalangnya.Pada daerah yang terindikasi UHI terjadi perbedaan suhu yang biasanya lebih besar pada malam hari dibandingkan siang hari (Luke Howard 1810). Hal ini membuktikan bahwa wilayah palembang telah terjadi fenomena UHI. Tabel 4 Suhu udara dan suhu permukaan
lahan kering Palembang
Suhu rata-rat l kal guku
31 dan uda alah C selisihnya adalah 4.80 at ri
Gambar 18 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan padang rumput
Perm
Pada G 9 dapat dilihat bahwa suhu permukaan hutan hujan tropis Kota
iklim h i
suhu
a yang r
dihasilkan se ah su perm
ama 18 n i pen .8 an adal suhu hu ra ad ukaa 27 0
C 0
C. Dilih da selisihnya yang memiliki nilai jauh lebih besar dibanding dengan lahan kering, daerah padang rumput tergolong lebih hangat.
31.0 31.5 32.0 Suhu Permukaan 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 30.5 Suhu 0C Padang Rumput
Udara Permukaan Selisih Siang 28.4 29.6 1.2 Malam 24.4 24.8 0.4
Gambar 17 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan kering 18 kali peng ukaan 27.4 0C dan suhu udara adalah 26.7 0C selisi
adang Rumput
Suhu permukaan padang rumput Kota (Gamb
g rumput Palembang
Suhu Udara 26.5 27.0 27.5 Suhu 0C Lahan Kering Suhu Permukaan
Suhu Udara 4.5.3 Perbandingan Suhu Udara dan
ukaan Hutan Hujan Tropis
ambar 1
Palembang yang memiliki sifat ikim seperti utan hujan tropis lebih tinggi dar udara.
Tabel 6 Suhu udara dan suhu permukaan hutan hujan tropis Palembang Suhu rata-rata yang dihasilkan selama
ukuran adalah suhu perm
Udara Permukaan Selisih Siang 28 28.2 0.2 hnya adalah 0.70C.Hal ini berarti pada
malam hari suhu udara lebih panas dibandingkan suhu permukaan sedangkan pada siang hari suhu permukaan lebih panas daripada suhu udara.
4.5.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan P
Ma m 24.6 la 24.2 0.4
at d e
lah tidak mperli hasil yang
si se hasi il
sebel nya antara hutan hujan tropis Palem
Dilih an ini
ari selisih me
nya jenis p hatkan
nutupan gnifikan, sama perti l-has
um
bang dan Sumatera Selatan. Namun meskipun hasil suhu rata-rata pengukuran sebanyak 18 kali menunjukan suhu udara memiliki hasil yang sedikit lebih besar dibandingkan suhu permukaan. Suhu rata-rata malam hari menunjukan suhu permukaan lah yang lebih dingin dibandingkan suhu udara.Hal ini dikarenakan permukaan melepaskan kalor yang dikandungnya ke udara sehingga udara menjadi lebih hangat.
Palembanglebih tinggi dari suhu udara ar 18).
Tabel 5 Suhu udara dan suhu permukaan padan
Udara Permukaan Selisih Sian 28.8 30.2 g 1.4 Malam 25 24.6 0.4
(24)
Gambar 19 Perbandingan suhu udara dan permukaan hutan hujan tropis
4.7 Perbandingan Suhu Udara Kot Palembang Dengan Suhu Sekitarnya
Palembang
Udara dan permukaan disekitarnya. Pada Kota
1.
)
aan Lahan kering dengan
memiliki nilai indeks lahan upa lahan kering, hal ini perband
permuk gan suhu udara dan perm
Gambar 20 Suhu udara siang hari lahan kering
Suhu udara lahan kering pada malam hari (Gambar 21). Titik 3 sebesar 25.90C titik 1 sebesar 24.90C, lahan kering 24.80C
Gambar 21 Suhu udara siang hari lahan kering
Suhu permukaan lahan kering denga titik 1 dan 3 pada siang hari (Gambar 22 Suhu permukaan lahan kering siang hari 28.60C, titik sar 28.10C.Pusat kota memiliki selisih perbedaan suhu yang tinggi diban
a
Suhu udara dan permukaan Kota dibandingkan dengan suhu penelitian ini dibuat 5 titik disekitar wilayah
Palembang dengan koordinat :
Titik 1 104.25 E – 3.01 S (lahan kerig)
2. Titik 2 105.5 E – 3.01 S (hutan hujan tropis)
3. Titik 3 105 E – 2.5 S (lahan kering 4. Titik 4 105 E – 3.5 S (hutan hujan
tropis)
5. Pusat Kota 104.8 E – 3.01 S (hutan hujan tropis)
4.7.1Perbandingan Suhu udara dan Permuk
titik 1 dan 3
Titik 1 dan 3 ber
memungkinkan untuk dilakukan ingan antara suhu udara dan aan titik den
ukaan lahan kering pada Kota Palembang.Suhu udara siang hari lahan kering tertinggi 28.40C, titik 1 sebesar 28.30C, pusat kota 28.20C dan suhu udara titik 3 terendah dengan besar suhu 27.50C (Gambar 20).
Tabel 7 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan kering
, dan pusat kota 24.50C.
n ). 29.50C, titik 1 sebesar 29.50C, pusat kota
3 sebe
ding titik lain, hal ini dikarenakan jumlah RTH di pusat kota sangat sedikit. Sehingga pada malam hari udara di pusat kota sangat cepat melepaskan kalor sehingga suhu dapat cepat berubah (Tabel 7).
26.0 26.5
Hutan Hujan Tropis
Suhu
0C
Suhu Permukaan
Suhu Udara
Waktu
Lahan
Kering
Titik
1
Titik
3
Pusat
Kota
Selisih
3.6
3.4
1.6
3.6
Siang
28.4
28.3
27.5
28.2
Malam
24.8
24.9
25.9
24.6
27.0 27.5 28.0 28.5 Suhu 0C JenisLahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3 24.0 24.5 25.0 2 Suhu 0C Jenis Lahan 25.5 6.0 Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3
(25)
4.7.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan Hutan hujan tropis dengan titik 2 dan 4
27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 Suhu 0C Jenis Lahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3
Titik 2 dan 4 memiliki nilai indeks lahan berupa hutan hujan tropis, hal ini memungkinkan untuk dilakukan perbandingan antara suhu udara dan permukaan titik dengan suhu udara dan permukaa lahan hutan hujan tropis pada Kota Palembang. Suhu udara pada siang hari hutan hujan tropis 28.40C, pusat kota 28.20C, titik 4 sebesar 27.90C, titik 2 sebesar 27.50C (Gambar 24).
Gambar 22 Suhu pemukan siang hari lahan kering
Suhu permukaan lahan kering dengan titik 1 dan 3 pada malam hari. Suhu permukaan titik 3 sebesar 25.20C, titik 1 sebesar 24.40C, lahan kering 24.30C, pusat kota 24.20C.
Gambar 23 Suhu permukaan malam hari lahan kering
Tabel 8 Suhu permukaan siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan kering
Suhu permukaan lahan kering memiliki selisih paling tinggi dibandingkan titik lainnya. Hal ini dikarenakan lahan kering sedikit atau tidak sama sekali memiliki tumbuhan yang hidup diatasnya sehingga lahan sangat cepat melepas kalor.
Gambar 24 Suhu udara siang hari tipe lahan hutan hujan tropis
Gambar 25 suhu udara malam hari tipe lahan hutan hujan tropis
Suhu udara hutan hujan tropis malam hari sebesar 24.8 0C, titik 2 sebesar 24.6 0C, titik 4 sebesar 24.6 0C, pusat kota 24.5 0C (Gambar 25).
Tabel 9 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe hutan hujan tropis 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 Suhu 0C Jenis Lahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3
Waktu Lahan Kering Titik 1 Titik 3 Pusat Kota
Siang 29.6 29.6 28.1 28.7
Malam 24.4 24.5 25.2 24.3
Selisih 5.2 5.1 2.9 4.4
27.0 27.5 28.0 28.5 Suhu 0C Jenis Lahan Hutan Pusat Kota Titik 2 Titik 4 24.0 24.5 25.0 Suhu Udara Suhu 0C Hutan Pusat Kota Titik 2 Titik 4
(26)
24.0 24.5 Suhu 0C Pusat tertingi diba (Tabel 9). H kota sanga permukaan Suhu permu titik 4 sebe 28.2 0C, titik
Gambar 26 Gambar 26 Tabel 10 Su har trop Pusat tertingi diba (Tabel 9). H kota sanga permukaan Suhu permu titik 4 sebe 28.2 0C, titik
Tabel 10 Su har trop
Suhu bertipe huta Suhu permu tropis 24.4 0 sebesar 24. Perbedaan malam hari dibandingka permukaan dikarenakan dengan l permukaan s Waktu Hut Siang Malam Selisih 27.5 28.0 28.5 29.0 Suhu 0C Waktu H Siang Malam Selisih kota memilik andingkan de Hal ini dikaren at cepat m hutan hujan t ukaan pusat k esar 28.3 0C, k 2 sebesar 27
suhu permuk lahan hutan h uhu permukaa ri untuk lahan
pis
udara permu an hujan tro ukaan malam
0
C, titik 2 seb 20C, dan pu suhu permuk i pada pusat an dengan
titik lainnya n pada pusat
lahan terba sangat cepat m
tan Hujan Tropis Tit 28.4 24.8 3.6
Suhu Permuka
Hutan Hujan Tropis 28.2 24.4 3.8
ki perbedaan engan titik la nakan udara di melepas kalor tropis (Gamba kota sebesar 2
hutan hujan 7.80C.
kaan siang ha hujan tropis an siang dan m
bertipe hutan
ukaan untuk opis (Gambar m hari hutan esar 24.3 0C, usat kota 24. kaan dari sian
t kota lebih perbedaan (Tabel 10). H
kota di dom angun, seh melepaskan ka
tik 2 Titik 4 Pus 27.6 27.9 24.6 24.6 3.0 3.3 aan Hutan H Tropis Pusat K Titik 2 Titik 4
Titik 2 Titik 4 Pu 27.9 28.3 24.3 24.2 3.6 4.1 n suhu ainnya i pusat r.Suhu ar 26). 8.60C, tropis ari tipe malam n hujan lahan r 27). hujan titik 4 .2 0C. ng ke besar suhu Hal ini minasi hingga alor.
sat Kota 28.2 24.6 3.6
Hujan
Kota
usat Kota 28.7 24.3 4.4 Gambar 27 4.6 Perba WRF Pengu Rata-r didapatkan cuaca dalam tanggal 15 memungkin yang sesuai pada WRF. dengan wil cuaca talan S-104041’40
Gambar 28 Pada perbandinga suhu udara jenis lahan h presentase k data stasiun
Pada plot antara observasi y = 0.809x korelasi R koefisien k membuktika
suhu permuk lahan hutan h
andingan Su dengan Su ukura Stasiun
rata suhu dari hasil p m selang wa sampa 16 Jan nkan untuk m
dengan pot g Suhu WRF d ayah observa g betutu pada 0’’E.
Perbandingan cuaca dengan WRF
Gambar 2 an suhu stas a tiap jenis la
hutan hujan tr kesesuaian ya n cuaca.
Gambar 29 suhu mode yang menga + 5.1887 den R2 = 0.634
korelasi sebe an bahwa h
Suhu Permukaa
Hutan Tropis
kaan malam ha hujan tropis
uhu Udara uhu Udara n Cuaca
stasiun pengukuran s aktu tiap jam
nuari 2010. H membuat plot
graik setiap tim disesuaikan let asi, yaitu di s a koordinat20
n suhu udara s n suhu udara 28 dapat siun cuaca d ahan.Suhu ra ropis yang me ang tinggi ter dapat dilihat WRF dengan asilkan pers ngan besar ko 6. Dengan esar 0.6346 hasil suhu an Pusat K Titik 2 Titik 4 Hujan Kota 2 4 ari tipe Hasil hasil cuaca stasiun m dari Hal ini grafik me step taknya stasiun 52’48’’
stasiun model dilihat dengan ata-rata emiliki rhadap t hasil n suhu samaan efisien besar sudah model
(27)
dengan obs kuat.
servasi memiiliki korelasi yang
Gambar 29 H
V. KES 5.1 Kesimp Analis dengan me hanya muda namun juga yang sangat ketersediaan keperluan klimatologi.
Dari h suhu Kota dibandingka Selatan ya 10C.Suhu p Palembang bahwamalam hangat diba kisaransuhu Sianghari s dibandingka suhu sebesar Hasil dengan 4 tit udara dan p perbedaan s yang lebih titik sekita udara 3.60C sebesar 4.4 mampu me Palembang m
Hasil observasi d menunjukan dihasilkan kesesuaian
Hasil validasi suhu udara m
SIMPULAN ulan
sis dan ident enggunakan m
ah diaplikasik memberikan t luas yang m n hasil anal
bidang m .
hasil analisis a Palemban an suhu w aitu sebesar
ermukaan dan menunju m hari suhu andingkan su
sebesar 0.3 suhu permuk an suhu udar r 0.20C sampa perbandingan tik sekitarnya permukaan pu
suhu dari sia tinggi diban arnya dengan dan perbedaa 40C.Namun h
njelaskan bah megalami UH
validasi an dengan suhu u
n bahwa data model WRF yang tinggi
i suhu udara d model WRF
DAN SARAN
tifikasi suatu model WRF kan dan dilak
hasil keluara mampu menu isis olahan meteorologi
didapatkan b ng lebih h wilayah Sum
0.1 0C s n suhu udara ukan perb u permukaan
uhu udara d 30C sampai kaan lebih d
ra dengan k ai 1.4 0C. n suhu pusat
menunjukkan sat kota meng ang ke malam ndingkan den n perbedaan an suhu perm hal tersebut hwa wilayah HI.
ntara suhu udara model a suhu udara F memiliki t dengan persa dengan N areal tidak kukan, an data unjang untuk dan bahwa hangat matera sampai a Kota bedaan lebih dengan
0.40C. dingin kisaran t kota n suhu galami m hari gan 4 suhu mukaan belum Kota udara WRF a yang tingkat amaan
garis y = 0 koefisien ko
0.8009x + 5. orelasi R2 sebe
1887 dengan esar 0.6346. n besar 5.2 Saran Perlu mendalam data input diperoleh melihat pola disetiap wil
dilakukan a terutama de WRF yang hasil yang a suhu pada m ayah yang aka
analisis yang engan keters
lebih panjang lebih teliti musim yang b
an dikaji. lebih sediaan g agar untuk erbeda
(28)
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, E S, Dyas W, Imam S. 2001. Studi Pulau Panas di Jakarta dan
Sekitarnya Dengan Menggunakan Data Satelit.Majalah LAPAN No.68.LAPAN : Jakarta
Archer, S. 1991. "Development and stability of grass/woody mosaics in a subtropical savanna parkland, Texas, USA",In Patricia A.Werner.Ecology and Management:AustralianPerspec
tiv and Intercontinental Comparison.Oxford: Blackwell Publishing.page :109-118.ISBN 978-0-632-03199-3. Impron. 1999. Neraca radiasi tanaman.
Pelatihan Dosen-dosen Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Barat dalam Bidang Agrometeorologi.Bogor 1-12 Februari 1999. Bogor. Jose, JJS dan Berrade F. 1983.Transfer
Energy in A Cassava Community (Manihot esculenta Crantz cv. Cubana) 2 CO2 in Savanna Climate.Annals of Botany : 52 : 521-533.
June, T. 1993. Ekofisiologi tanaman.Pelatihan Dosen-dosen Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur dalam Bidang Agrometeorologi.Bogor 26 Juli- 7 Agustus 1993. Bogor. Karjoto.1992. Kota sebagai pusat panas
(City as an Urban Heat Island). Prosiding Seminar Sehari Iklim Perkotaan.PERHIMPI. Jakarta. Howard, L. The Climate of London, deduced
from Meteorological observations, made at different
places in the neighbourhood of the metropolis. Vol 2. London 1818-20.
McClenon, C.1979. Landscape Planning for Energy Conservation,
Report prepared for the Solar Energy Programme, Office of Housing and Building Technology.Environmental
Design Press – USA.
Iredell, M Skamarock, W. 2002, A Description of A WRF 2
Advance Research Vertion.NCEP/EMC Global
Modeling Branch. Page Last Modified : October 312002. Newton E J dan Lackman G E. 1970.The
Penetration of Solar Radiation through Leaf Canopies of Different Structure. Annals of Botany : 34: 329-48
Pramujadi, D. 2002. “Balancing Indoo-Outdoor Cooling with The Usage of Green Roofs in Building for sustainability in The Tropics”, Building Research and The Sustainability of Built Environment in The Tropics. Proceeding of International Seminar 14-16 Oktober 2002, Jakarta.
Pusmahasib.2002. Perhitungan Neraca Energi Dan Neraca Air Pada
Tanaman Padi [Skripsi].Departemen Geofisika
dan Meteorologi FMIPA-IPB.Bogor.
Rauf, A. 2009. Intersepsi Hujan dan Pengaruhnya Terhadap Pemindahan Energi dan Massa
pada Hutan Tropika Basah (Studi Kasus : Taman Nasional Lore Lindu). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rosenberg and Norman J. 1974.Microclimate : The Biological Environment. John Willey & Sons. New York.
Voogt, JA. and Grimmond (2002)."Modeling surface sensible heat flux using surface
(29)
radiative temperatures in a simple urban area." Journal of Applied Meteorology 39 (10) : 1679-1699.
Wardhani, DE. 2006. Pengkajian Suhu Udara Dan Indeks Kenyamanan Dalam Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Kota Semarang) [Skripsi]. Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. Bogor.
Waspadadi, BL. 2007.Metode Kuantifikasi Neraca Energi Pengaruh Luas dan Jarak Terhadap Kondisi Suhu Udara Dengan Menggunakan Data Citra
Landsat TM/ETM+ [skripsi].Departemen Geofisika
dan Meteorologi FMIPA IPB. Bogor.
Malhi, Y. and Wright J. 2004.“Spatial patterns and recent trends in the climate of tropical rainforest region”. The Royal Society Biological Sciences. 359. (2004):311-329.
Yoshida, A. 2009.Field Measurement on Energy Budgetof an Isolated Plant Unit.Department of Mechanical Engineering. Osaka Prefecture University
(30)
Lampiran 1 Suhuudaratiaplahan di Sumsel 18 time step
T
L
L
asi
ing
g
ut
Air
ime
ooping
ahanIrig
LahanKer
Padan
Rump
HutanH
opis
ujanTr
Tubuh
T2 300.
25
300.14
300.7
8
299.18 30
0.09
T3 302.
70
302.35
302.2
4
302.75 30
1.92
T4 300.
35
302.51
302.9
0
300.41 30
1.32
T5 299.
33
298.84
299.4
7
299.30 29
9.38
T6 297.
79
297.65
297.9
4
295.86 30
0.59
T7 297.
13
296.41
297.0
6
297.34 29
8.30
T8 296.
58
295.96
296.5
0
296.84 29
8.06
T9 296.
92
296.34
296.7
8
296.76 29
7.91
T10 301.
84
300.77
302.1
9
301.56 30
0.73
T11 304.
43
302.36
304.5
8
303.80 30
2.48
T12 303.
44
301.62
303.5
9
302.98 30
1.86
T13 299.
80
298.74
299.9
7
299.97 29
9.70
T14 298.
18
297.41
298.1
7
298.50 29
9.02
T15 297.
54
296.58
297.3
6
297.75 29
8.55
T16 296.
95
296.17
296.8
7
297.07 29
8.19
T17 296.
92
296.35
296.7
5
297.07 29
8.14
T18 301.
69
300.52
301.4
9
301.45 30
0.88
Rata-rata
299.52 298.87
299.68
299.33 299.83
(31)
d
bang 18 ti
e Looping Lahan
Padang
Rumput
HutanHujanT
Lampiran 2 Suhuu aratiaplahan di Kota Palem
me step
Tim
Kering
ropis
T2 299.99
300.60
299.82
T3 303.37
303.62
302.60
T4 303.00
303.84
302.60
T5 299.75
300.09
299.27
T6 297.94
298.10
297.74
T7 296.92
296.90
296.62
T8 296.51
296.18
296.13
T9 296.89
296.86
296.86
T10 302.56
303.16
302.32
T11 305.13
305.36
303.87
T12 304.30
305.01
303.35
T13 300.37
300.87
299.72
T14 298.52
298.76
298.14
T15 297.31
297.49
297.40
T16 296.60
296.84
296.65
T17 296.81
296.62
296.77
T18 302.04
302.77
301.98
(32)
hu
han
1
e Step
LahanK
Padang Ru
HutanHujan
Lampiran3 Su
permukaantiapla
di Kota Palembang 8 time step
Tim
ering
mput
Tropis
T2 301.35
302.52
300.30
T3 305.17
304.39
302.64
T4 303.36
305.41
302.55
T5 299.08
299.51
298.66
T6 297.34
297.61
297.28
T7 296.38
296.42
296.25
T8 296.15
295.72
295.82
T9 297.16
297.13
296.99
T10 304.62
306.01
303.06
T11 306.73
307.65
303.85
T12 305.28
305.83
303.38
T13 299.55
300.30
299.10
T14 298.07
298.30
297.71
T15 297.17
297.45
297.26
T16 296.38
296.74
296.54
T17 296.63
296.40
296.72
T18 304.14
305.03
302.66
Rata - rata
K
(33)
ata - rata
27.10
27.60
26.30
R
C
erb
tipelaha
selda
Palembang
JenisLahan Padang
Rumput
LahanKering HutanHujanTropis
Lampiran 4 P
andingansuhuudara
nsejenisdi Sum
n Kota
Time Step
Sumsel
Palembang
Sumsel
Palembang
Sumsel Palembang
T2 300.78
302.60
300.14
303.19
299.18
302.33
T3 302.24
302.60
302.35
303.13
302.75
302.87
T4 302.90
299.27
302.51
299.69
300.41
299.27
T5 299.47
297.74
298.84
297.91
299.30
297.82
T6 297.94
296.62
297.65
296.82
295.86
296.65
T7 297.06
296.13
296.41
296.17
297.34
296.14
T8 296.50
296.86
295.96
296.91
296.84
296.83
T9 296.78
302.32
296.34
302.75
296.76
302.41
T10 302.19
303.87
300.77
304.75
301.56
304.02
T11 304.58
303.35
302.36
304.20
303.80
303.28
T12 303.59
299.72
301.62
300.22
302.98
299.66
T13 299.97
298.14
298.74
298.44
299.97
298.12
T14 298.17
297.40
297.41
297.51
298.50
297.49
T15 297.36
296.65
296.58
296.82
297.75
296.59
T16 296.87
296.77
296.17
296.72
297.07
296.75
T17 296.75
301.98
296.35
302.40
297.07
302.00
T18 301.49
305.03
300.52
302.04
301.45
301.98
Rata-rata
)
299.68 299.83
298.87
299.98
299.33 299.66
(34)
(C)
.18 26.51
Rata-rata
26.53 26.68
25.72
26.83
26
L
rbanding
rmukaan Kota Pa
padasetiaplahan
sLahan
ng Rumput
anKering
H
ampiran 5 Pe
ansuhuudaradanpe
lembang
Jeni
Pada
Lah
Hutan u
Time Step
SuhuUdara
SuhuPermukaan
SuhuUdara
SuhuPermukaan
SuhuUdara
S
T2 303.62
304.62
303.35
305.17
303.19
T3 303.84
304.06
303.44
303.36
303.13
T4 300.09
299.17
299.76
299.08
299.69
T5 298.10
297.44
298.00
297.34
297.91
T6 296.90
296.32
296.84
296.38
296.82
T7 296.18
295.75
296.19
296.15
296.17
T8 296.86
297.11
296.85
297.16
296.91
T9 303.16
305.32
302.85
304.62
302.75
T10 305.36
307.25
305.36
306.73
304.75
T11 305.01
305.81
304.79
305.28
304.20
T12 300.87
300.07
300.61
299.55
300.22
T13 298.76
298.08
298.61
298.07
298.44
T14 297.49
297.28
297.43
297.17
297.51
T15 296.84
296.41
296.68
296.38
296.82
T16 296.62
296.53
296.74
296.63
296.72
T17 302.77
304.53
302.39
304.14
302.40
T18 302.77
305.03
302.04
304.14
301.98
Rata-rata
300.31
305.03
300.11
300.43
299.98
(K)
Rata-rata
(C)
(35)
L
6
T
m
0
Sensor
p 1
(
(
ampiran Suhuudarastasiuncuaca alangBetutu Kota Pale bang 15-17 Jan 201
Tem
5 Jan
0C )
Temp 16 Jan
0C )
Temp 17 Jan
)
(
0C
Time Avr Min Max Avr Min Max Avr Min Max
1:00:00 24 24 24.1 26.5 26.5 26.6 25.9 25.9 25.9
2:00:00 26.2 26.2 26.3 27.7 27.7 27.8 2
7.1
2
7.1
27.2
3:00:00 27.4 27.4 27.5 28.5 28.5 28.6 28 28 28.2
4:00:00 28.5 28.5 28.6 29.2 29.2 2
9.3 8.9
2
2
8.9
29
5:00:00 28.6 28.6 28.7 28.9 28.9 29 29 29 29.2
6:00:00 29.8 29.8 29.9 29.6 29.6 29.8 29.9 29.9 30
7:00:00
30.9 30.9 30.9 31.3 31.3 31.4 29.9 29.9 29.9
8:00:00 29.2 29.2 29.3 29.6 29.6 29.7 30.8 30.8 30.9
9:00:00 28.7 28.7 28.8 29.3 29.3 29.4 28.7 2
8.7
28.8
10:00:00 28.2 28.2 2
8.2
27.5 27.5 27.6 28.1 28 28.2
11:00:00 26.9 26.9 27 26.3 26.3 26.4 27.4 27.3 27.5
12:00:00 2
5.8
25.8
25.9 25.2 25.2 25.3 26 25.9 26.2
13:00:00
25 25 25.2 24.9 24.9 24.9 2
5.7
2
5.7
25.8
14:00:00 24.7 24.7 24.8 24.8 24.8 24.9 25 25 25.1
15:00:00 24.7 24.7 24.8 24.8 24.8 24.9 25.2 25.2 25.3
16:00:00 24.6 24.6 24.7 24.8 24.8 24.9 25 24.9 25.1
17:00:00 24.5 24.4 24.6 24.5 24.5 24.6 24.1 24.1 24.3
18:00:00 24.4 24.4 24.6 24.4 24.4 24.5 23.9 23.8 24
19:00:00 24.3 24.2 24.4 24 24 24.1 23.5
23.5
23.7
20:00:00 23.9 23.9 24.1 23.9 23.9 24 23.4 23.4 23.5
21:00:00 23.5 23.5 23.7 24 24 24.1
23.5 23.5 3.6
2
22:00:00
23.5 23.5 23.5 23.8
23.8 24 23.8
23.8 24
23:00:00 23 23 23.1 23.5 23.5 23.6 23.6 23.5 23.7
24:00:00 23.8 23.7 24.1 23.7 23.6 24 23.9 23.9 24.1
Statistik 26 23 30.9 26.3 23.5 31.4 26.3 23.4 30.9
ampiran 7 Perbandingansuhuudara Kota Palembang
dara
aca
L
(36)
me
ep LahanKe
Padan Rumpu
HutanHujanT
s u AWS
Ti
St ring
g t
ropi
Suh
T2 26.8 27.4 26.6 t 2 28.7
T3 30.2 30.4 29.4 t 3 25.9
T4 29.8 30.6 29.4 t 4 24.7
T5 25.6 26.9 26.1 t 5 24.4
T6 24.8 24.9 24.5 t 6 23.7
T7 23.7 23.7 23.4 t 7 23.4
T8 23.3 23.0 22.9 t 8 27.6
T9 23.7 23.7 23.7 t 9 29.2
T10 29.4 30.0 29.1 t 10 30.1
T11 31.9 32.2 30.7 t 11 26.3
T12 31.1 31.8 30.1 t 12 24.8
T13 27.2 27.7 26.5 t 13 24.6
T14 25.3 25.6 24.9 t 14 24.0
T15 24.1 24.3 24.2 t 15 23.7
T16 23.4 23.6 23.4 t 16 27.0
T17 23.6 23.4 23.6 t 17 29.3
T18 28.8 29.6 28.8 t 18 29.8
Rata -
rata C 26.6 27.0 26.3
Rata-rata (C) 26.3
Lampiran 8
PerbandingansuhuudarastasiuncuacaTalangBetutudengansuhuudarah
a
F
Time Step
Suhu AW
Suhu WRF M
sil Model WR TalangBetutu
S
odel
t 1
23.9
22.6
t 2
28.2
27.9
t 3
25.0
26.2
t 4
24.6
25.1
t 5
27.3
26.4
t 6
23.5
24.6
t 7
23.8
23.7
t 8
28.5
27.4
t 9
29.6
28.4
t 10
29.3
29.1
t 11
30.2
32.6
t 12
24.8
26.6
t 13
26.4
27.1
t 14
24.0
25.2
t 15
23.7
24.1
t 16
28.0
23.5
t 17
29.9
28.7
t 18
28.7
28.9
(1)
Lampiran 14 Tampilansuhuudarakotapalembangpadasiangharipukul 13.00 dan
16.00
(2)
ampiran 15 Tampilansuhuudarakotapalembangpadamalamharipukul 21.00,
00.00, dan 00.03
(3)
ampiran 16 Tampilanmembujurdanmelintangsuhuudara Kota Palembang
dansekitarnya
(4)
35
Lampiran 17 Tabel suhu udara Talang Betutu Kota Palembang
Sensor
Time Average Max Avr Max Avr Min Max Avr Accum Average Min Max Avr Min Max Avr Accum Avr Accum
1:00:00 SE:129.4 E: 90.0 1.7 2.6 24.0 24.0 24.1 0.0 0.0 1014.1 1014.1 1014.2 89.4 89.3 89.8 0.51 0.51 0.00 0.00
2:00:00 SSE:148.7 SE:135.0 2.2 3.1 26.2 26.2 26.3 0.0 0.0 1014.3 1014.3 1014.3 82.1 81.7 83.0 1.2 1.72 0.5 0.52
3:00:00 S:187.8 S:185.6 3.2 3.5 27.4 27.4 27.5 0.0 0.0 1013.9 1013.9 1013.9 74.7 74.3 75.2 1.8 3.49 1.0 1.52
4:00:00 SSW:202.3 SSW:202.5 3.1 5.2 28.5 28.5 28.6 0.0 0.0 1013.6 1013.6 1013.7 67.2 66.7 68.3 1.9 5.42 1.4 2.89
5:00:00 SSW:193.1 SW:213.8 3.9 5.9 28.6 28.6 28.7 0.0 0.0 1013.2 1013.2 1013.3 70.1 68.6 71.6 2.2 7.59 1.6 4.46
6:00:00 SSE:164.4 SSE:160.3 3.5 5.3 29.8 29.8 29.9 0.0 0.0 1012.2 1012.2 1012.3 66.4 65.5 68.2 2.9 10.45 2.0 6.48
7:00:00 SSW:206.6 SSW:196.9 5.0 6.3 30.9 30.9 30.9 0.0 0.0 1011.0 1011.0 1011.1 62.0 60.4 63.7 2.9 13.39 2.2 8.65
8:00:00 SSW:198.6 SSW:196.9 3.9 4.7 29.2 29.2 29.3 0.0 0.0 1010.4 1010.4 1010.5 60.0 59.2 60.7 2.3 15.73 1.7 10.32
9:00:00 SSW:191.4 SSW:191.3 2.6 3.5 28.7 28.7 28.8 0.0 0.0 1010.2 1010.2 1010.3 66.9 66.4 67.3 0.8 16.52 0.3 10.67
10:00:00 SW:228.4 SW:219.4 1.8 2.8 28.2 28.2 28.2 0.0 0.0 1010.3 1010.3 1010.3 74.2 73.8 74.6 0.8 17.31 0.4 11.11
11:00:00 SW:215.3 SW:225.0 0.9 1.3 26.9 26.9 27.0 0.0 0.0 1011.0 1011.0 1011.0 80.8 79.4 81.2 0.1 17.40 0.0 11.11
12:00:00 SSW:201.4 S:177.2 1.9 2.5 25.8 25.8 25.9 0.0 0.0 1011.8 1011.8 1011.9 81.3 81.1 81.7 0.0 17.40 0.0 11.11
13:00:00 SSW:194.8 SSW:205.3 1.2 1.8 25.0 25.0 25.2 0.0 0.0 1012.5 1012.5 1012.6 83.8 83.6 84.2 0.0 17.40 0.0 11.11
14:00:00 SSW:213.0 SW:230.6 1.2 1.5 24.7 24.7 24.8 0.0 0.0 1013.3 1013.3 1013.3 86.2 86.1 86.4 0.0 17.40 0.0 11.11
15:00:00 SSE:165.1 SSE:146.3 1.1 1.7 24.7 24.7 24.8 0.0 0.0 1013.6 1013.6 1013.6 86.4 86.3 86.6 0.0 17.40 0.0 11.11
16:00:00 S:169.9 SSW:196.9 1.4 2.0 24.6 24.6 24.7 0.0 0.0 1013.2 1013.2 1013.2 86.0 85.8 86.1 0.0 17.40 0.0 11.11
17:00:00 SSW:193.1 SSE:146.3 1.4 2.1 24.5 24.4 24.6 0.0 0.0 1013.0 1013.0 1013.0 88.1 87.9 88.3 0.0 17.40 0.0 11.11
18:00:00 SSW:192.4 SSE:160.3 1.9 2.7 24.4 24.4 24.6 0.0 0.0 1012.5 1012.5 1012.5 87.8 87.7 88.1 0.0 17.40 0.0 11.11
19:00:00 SSE:163.0 S:171.6 1.1 1.6 24.3 24.2 24.4 0.0 0.0 1012.1 1012.1 1012.1 88.3 88.2 88.6 0.0 17.40 0.0 11.11
20:00:00 SSE:162.9 S:180.0 1.2 1.7 23.9 23.9 24.1 0.0 0.0 1011.4 1011.4 1011.5 90.5 90.3 90.8 0.0 17.40 0.0 11.11
21:00:00 SSE:158.9 SSE:149.1 1.3 2.2 23.5 23.5 23.7 0.0 0.0 1011.4 1011.4 1011.4 92.4 92.2 92.7 0.0 17.40 0.0 11.11
22:00:00 S:173.3 SE:137.8 1.4 2.1 23.5 23.5 23.5 0.0 0.0 1011.4 1011.4 1011.4 92.4 92.3 92.7 0.0 17.40 0.0 11.11
23:00:00 S:182.8 S:188.4 1.4 2.2 23.0 23.0 23.1 0.0 0.0 1011.9 1011.9 1011.9 94.3 94.0 94.5 0.0 17.40 0.0 11.11
24:00:00 S:176.3 S:174.4 2.3 3.2 23.8 23.7 24.1 0.0 0.0 1012.6 1012.6 1012.7 92.5 92.3 92.7 0.1 17.54 0.0 11.11
Statistik S:184.0 SSW:196.9 2.1 6.3 26.0 23.0 30.9 0.0 1012.3 1010.2 1014.3 81.0 59.2 94.5 17.54 14.00 11.11
Data Periodik 1 Jam dan Data Statistik Tanggal 15 Januari 2010
Solar Rad. ( MJ/m2 ) Net Rad. ( MJ/m2 )
(5)
36
Lampiran 17 (Lanjutan) Tabel suhu udara Talang Betutu Kota Palembang
Sensor
Time Average Max Avr Max Avr Min Max Avr Accum Average Min Max Avr Min Max Avr Accum Avr Accum
1:00:00 SSE:156.9 ESE:115.3 2.5 3.5 26.5 26.5 26.6 0.0 0.0 1013.4 1013.4 1013.4 78.1 77.8 78.4 0.97 0.97 0.00 0.00
2:00:00 SSE:162.8 SSE:157.5 5.1 7.5 27.7 27.7 27.8 0.0 0.0 1013.7 1013.7 1013.8 70.5 70.0 71.6 1.7 2.63 0.6 0.57
3:00:00 SW:220.5 SSW:202.5 3.7 6.2 28.5 28.5 28.6 0.0 0.0 1013.7 1013.7 1013.7 66.3 65.8 67.1 1.9 4.51 1.1 1.66
4:00:00 S:180.1 SSW:199.7 3.8 5.5 29.2 29.2 29.3 0.0 0.0 1012.6 1012.6 1012.6 66.8 66.2 67.6 2.0 6.50 1.5 3.15
5:00:00 S:187.5 S:180.0 5.2 7.2 28.9 28.9 29.0 0.0 0.0 1011.9 1011.9 1012.0 62.0 61.5 62.7 2.0 8.48 1.4 4.56
6:00:00 S:179.5 SSE:157.5 2.9 5.6 29.6 29.6 29.8 0.0 0.0 1011.1 1011.1 1011.2 64.1 62.1 65.5 1.8 10.24 1.2 5.79
7:00:00 SW:214.2 SSW:208.1 2.6 3.9 31.3 31.3 31.4 0.0 0.0 1010.2 1010.2 1010.2 59.9 58.5 61.3 2.6 12.88 1.9 7.65
8:00:00 SW:226.8 WSW:250.3 3.3 5.0 29.6 29.6 29.7 0.0 0.0 1009.6 1009.6 1009.6 67.3 66.5 68.5 1.9 14.75 1.3 8.98
9:00:00 SW:216.8 SSW:194.1 3.9 5.5 29.3 29.3 29.4 0.0 0.0 1009.3 1009.3 1009.4 69.0 68.6 69.5 1.3 16.08 0.9 9.87
10:00:00 SW:225.0 W:264.4 3.3 5.3 27.5 27.5 27.6 0.0 0.0 1009.7 1009.7 1009.8 80.4 80.1 81.1 0.7 16.74 0.3 10.18
11:00:00 SW:232.1 WSW:236.3 2.6 3.3 26.3 26.3 26.4 0.0 0.0 1010.4 1010.4 1010.5 85.3 84.8 85.6 0.3 17.00 0.0 10.18
12:00:00 WSW:253.1 SSW:208.1 1.1 1.6 25.2 25.2 25.3 0.0 0.0 1011.2 1011.2 1011.2 88.2 86.7 89.8 0.0 17.00 0.0 10.18
13:00:00 SSW:210.5 SSW:196.9 1.8 2.7 24.9 24.9 24.9 0.0 0.0 1011.8 1011.8 1011.9 88.1 87.8 88.4 0.0 17.00 0.0 10.18
14:00:00 SSW:207.5 SSW:191.3 2.1 3.1 24.8 24.8 24.9 0.0 0.0 1012.6 1012.6 1012.6 87.0 86.9 87.2 0.0 17.00 0.0 10.18
15:00:00 SW:214.1 WSW:239.1 1.4 2.1 24.8 24.8 24.9 0.0 0.0 1013.1 1013.1 1013.2 90.1 90.0 90.4 0.0 17.00 0.0 10.18
16:00:00 SSW:206.3 S:185.6 2.2 3.6 24.8 24.8 24.9 0.0 0.0 1013.2 1013.2 1013.2 89.6 89.4 90.0 0.0 17.00 0.0 10.18
17:00:00 SSW:194.7 S:188.4 0.9 1.2 24.5 24.5 24.6 0.0 0.0 1012.5 1012.5 1012.5 91.1 91.0 91.3 0.0 17.00 0.0 10.18
18:00:00 SSW:196.6 SSW:205.3 1.4 2.3 24.4 24.4 24.5 0.0 0.0 1011.7 1011.7 1011.7 93.4 93.2 93.6 0.0 17.00 0.0 10.18
19:00:00 SSW:199.8 SW:213.8 1.1 1.5 24.0 24.0 24.1 0.0 0.0 1011.1 1011.1 1011.2 94.0 93.8 94.3 0.0 17.00 0.0 10.18
20:00:00 SSW:198.3 SSW:194.1 2.3 3.2 23.9 23.9 24.0 0.0 0.0 1010.9 1010.9 1010.9 95.0 94.8 95.2 0.0 17.00 0.0 10.18
21:00:00 S:179.9 S:168.8 2.4 3.4 24.0 24.0 24.1 0.0 0.0 1011.3 1011.3 1011.3 96.0 95.7 96.3 0.0 17.00 0.0 10.18
22:00:00 SSE:163.8 S:185.6 1.6 2.7 23.8 23.8 24.0 0.5 0.5 1011.5 1011.5 1011.6 97.3 97.2 97.5 0.0 17.00 0.0 10.18
23:00:00 S:169.0 SE:132.2 1.3 1.8 23.5 23.5 23.6 0.0 0.5 1011.8 1011.8 1011.8 96.9 96.8 97.1 0.0 17.00 0.0 10.18
24:00:00 S:174.6 S:182.8 2.6 4.1 23.7 23.6 24.0 0.0 0.5 1012.3 1012.3 1012.4 95.4 95.2 95.9 0.1 17.07 0.0 10.18
Statistik SSW:198.7 SSE:157.5 2.5 7.5 26.3 23.5 31.4 0.5 1011.7 1009.3 1013.8 82.2 58.5 97.5 17.07 15.67 10.18
Data Periodik 1 Jam dan Data Statistik Tanggal 16 Januari 2010
Solar Rad. ( MJ/m2 ) Net Rad. ( MJ/m2 )
(6)
Lampiran 17 (Lanjutan) Tabel suhu udara Talang Betutu Kota Palembang
Sensor
Time Average Max Avr Max Avr Min Max Avr Accum Average Min Max Avr Min Max Avr Accum Avr Accum
1:00:00 SSW:201.8 SSW:205.3 5.1 7.8 25.9 25.9 25.9 0.0 0.0 1012.7 1012.7 1012.8 81.3 81.0 81.8 0.82 0.82 0.00 0.00
2:00:00 S:187.1 SSW:208.1 4.1 5.9 27.1 27.1 27.2 0.0 0.0 1012.7 1012.7 1012.7 77.0 76.6 77.2 1.4 2.24 0.7 0.71
3:00:00 SSW:194.1 SSE:149.1 2.5 6.0 28.0 28.0 28.2 0.0 0.0 1012.9 1012.9 1013.0 72.2 70.8 73.5 1.8 4.09 1.0 1.67
4:00:00 SSW:203.5 SSW:196.9 4.3 5.7 28.9 28.9 29.0 0.0 0.0 1012.4 1012.4 1012.5 66.6 65.8 67.4 1.4 5.52 1.0 2.66
5:00:00 SSW:208.3 SSW:210.9 3.8 5.0 29.0 29.0 29.2 0.0 0.0 1011.7 1011.7 1011.7 64.1 63.6 65.2 2.2 7.71 1.6 4.23
6:00:00 SSE:167.2 S:177.2 2.7 4.5 29.9 29.9 30.0 0.0 0.0 1010.8 1010.8 1010.9 59.5 59.1 60.1 1.8 9.49 1.3 5.55
7:00:00 SSE:159.9 SE:140.6 3.4 4.6 29.9 29.9 29.9 0.0 0.0 1009.9 1009.9 1010.0 58.8 57.8 59.7 1.6 11.07 1.1 6.64
8:00:00 SSE:164.9 S:177.2 1.8 2.7 30.8 30.8 30.9 0.0 0.0 1009.5 1009.5 1009.6 61.5 60.3 62.6 2.0 13.06 1.4 8.00
9:00:00 SW:220.2 SW:225.0 2.6 4.2 28.7 28.7 28.8 0.0 0.0 1009.4 1009.4 1009.5 76.1 75.6 76.8 1.3 14.39 0.8 8.80
10:00:00 SW:230.2 SSW:210.9 3.1 4.0 28.1 28.0 28.2 0.0 0.0 1009.7 1009.7 1009.7 76.4 76.2 76.8 0.8 15.21 0.3 9.14
11:00:00 WSW:237.0 SSW:205.3 1.0 1.5 27.4 27.3 27.5 0.0 0.0 1010.0 1010.0 1010.0 81.6 81.4 81.9 0.3 15.53 0.0 9.14
12:00:00 SW:220.1 SSW:208.1 1.1 2.2 26.0 25.9 26.2 0.0 0.0 1010.8 1010.8 1010.9 82.6 81.9 83.4 0.0 15.53 0.0 9.14
13:00:00 SW:230.8 SW:230.6 1.8 2.6 25.7 25.7 25.8 0.0 0.0 1011.4 1011.4 1011.4 82.8 82.6 83.0 0.0 15.53 0.0 9.14
14:00:00 SW:215.8 SSW:208.1 1.7 3.0 25.0 25.0 25.1 0.0 0.0 1012.0 1012.0 1012.1 84.5 84.2 84.8 0.0 15.53 0.0 9.14
15:00:00 SSW:192.7 SSW:194.1 2.1 2.9 25.2 25.2 25.3 0.0 0.0 1012.4 1012.4 1012.4 81.3 81.2 81.6 0.0 15.53 0.0 9.14
16:00:00 SSE:159.4 SSE:151.9 1.3 2.1 25.0 24.9 25.1 0.0 0.0 1012.6 1012.6 1012.6 83.3 83.2 83.5 0.0 15.53 0.0 9.14
17:00:00 SSE:157.8 SSE:160.3 1.0 1.7 24.1 24.1 24.3 1.0 1.0 1012.8 1012.8 1012.8 91.8 91.6 92.2 0.0 15.53 0.0 9.14
18:00:00 SSE:166.9 SSE:163.1 1.2 2.0 23.9 23.8 24.0 0.5 1.5 1012.1 1012.1 1012.1 93.0 92.9 93.2 0.0 15.53 0.0 9.14
19:00:00 ESE:107.4 ESE:106.9 0.6 0.9 23.5 23.5 23.7 0.5 2.0 1011.8 1011.8 1011.9 94.0 93.8 94.3 0.0 15.53 0.0 9.14
20:00:00 SSE:160.2 S:182.8 1.0 1.2 23.4 23.4 23.5 0.5 2.5 1011.4 1011.4 1011.4 97.5 97.3 97.9 0.0 15.53 0.0 9.14
21:00:00 S:185.3 SSW:194.1 1.9 3.4 23.5 23.5 23.6 0.0 2.5 1011.2 1011.2 1011.2 97.2 96.9 97.5 0.0 15.53 0.0 9.14
22:00:00 SSE:154.0 SSE:163.1 1.3 1.9 23.8 23.8 24.0 0.0 2.5 1011.4 1011.4 1011.4 95.7 95.5 95.8 0.0 15.53 0.0 9.14
23:00:00 SE:145.7 ESE:112.5 0.9 1.4 23.6 23.5 23.7 0.0 2.5 1011.7 1011.7 1011.7 96.6 96.4 96.8 0.0 15.53 0.0 9.14
24:00:00 SE:143.1 SSE:154.7 0.7 0.8 23.9 23.9 24.1 1.0 3.5 1012.2 1012.2 1012.3 97.5 97.3 97.7 0.0 15.53 0.0 9.14
Statistik S:184.2 SSW:205.3 2.1 7.8 26.3 23.4 30.9 3.5 1011.5 1009.4 1013.0 81.4 57.8 97.9 15.53 8.60 9.14
Solar Rad. ( MJ/m2 ) Net Rad. ( MJ/m2 )
Data Periodik 1 Jam dan Data Statistik Tanggal 17 Januari 2010
W/D ( Deg ( 0 ) ) W / S ( m/s ) Temp. ( 0 C ) Prec. (mm) Pressure (hPa) Humidity ( % )