Tujuan Keluaran Pulau Panas Perkotaan Urban Heat Island UHI

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan laju peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat dan berkurangnya RTH Ruang Terbuka Hijau kenaikan suhu dipermukaan tidak dapat dihindari lagi.Sehingga perlu ada kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara GRK dengan RTH dan fenomena apa saja yang muncul akibat interaksi keduanya. Urban Heat Island UHI adalah wilayah metropolitan yang secara signifikan lebih hangat dibandingkan dengan daerah pedesaan sekitarnya. Fenomena ini pertama kali diselidiki dan dijelaskan oleh Luke Howard pada tahun 1810.Luke juga menambahkan bahwa pada daerah yang terindikasi UHI terjadi perbedaan suhu yang biasanya lebih besar pada malam hari dibandingkan siang hari Howard1810. Penurunan jumlah satuan luas RTH dan aktifitas antropologis akan memicu kenaikan suhu yang sangat signifikan. Berkurangnya ruang terbuka hijau ini ditengarai sebagai penyebab utama terjadinya urban heat island, yaitu suatu fenomena dimana temperatur pada suatu daerah terus meningkat, bahkan di saat malam hari Stahler dalam Pramujadi 2002. Karena kenaikan suhu yang signifikan ini sering kali kita tidak menyadari bahwa wilayah kota atau daerah tempat tinggal kita telah mengalami perubahan iklim lokal. Dampak lain dari berkurangnya ruang terbuka hijau yaitu terganggunya siklus air hujan dan erosi tanah. Dalam jangka panjang, fenomena inilah yang berkontribusi besar dalam terjadinya global warming dan tentu saja pada akhirnya akan berpengaruh terhadap iklim dan keberlanjutan lingkungan Hough dalam Pramujadi 2002. Berdasarkan fenomena inilah penelitian ini dilakukan agar dampak negatif dari perubahan iklim dan dampak UHI dapat diminimalisir sedini mungkin.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan suhu udara dan suhu permukaan antara Sumatera Selatan dengan Kota Palembangmenggunakan model WRF.

1.3 Keluaran

Berupa variabel meteorologi hasil simulasi WRF Indeks Penggunaan Lahan, Suhu Udara, Suhu Permukaan. IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pulau Panas Perkotaan Urban Heat Island UHI

Menurut Voogt 2002 fenomena UHI merupakan peningkatan suhu udara urban perkotaan pada UCL Urban Cover Layer atau lapisan dibawah gedung dan tajuk vegetasi dibandingkan wilayah rural pinggiran, khususnya di malam hari yang tenang dan cerah.Dinamakan pulau panas karena bentuk fenomena UHI apabila digambarkan secara spasial berbentuk isotherm seperti sebuah pulau dengan suhu tertinggi di pulau tersebut dibandingkan areal sekitarnya. Gambar 1 Fenomena UHI pada malam dan siang hari, suhu udara garis tebal, suhu permukaan garis putus-putus Voogt2002 Beberapa hasil kajian UHI mencatat bahwa perbedaan suhu udara perkotaan lebih tinggi 0.02-1 C dibandingkan daerah disekitarnya daerah pinggiranrural di kota-kota yang memiliki iklim tropis Karjoto 1992. Gambar 2 Fenomena UHI digambarkan secara spasial dalam bentuk isotherm Voogt 2002 2.2 Keterkaitan RTH dengan UHI RTH merupakan ruang terbuka hijau di suatu wilayah perkotaan yang banyak diisi berbagai jenis vegetasi yang mampu mendukung dan menjaga kenyamanan dan keindahan wilayah perkotaan.Menurut Wardhani 2006, penutupan lahan berupa penutupan vegetasi, dapat menurunkan suhu di pusat kota dibandingkan dengan daerah pinggiran kota. Mengurangi polusi udara terutama CO 2 dan memberi suplai oksigen berlebih bagi makluk hidup disekitarnya.Akan tetapi keberadaan RTH di kota-kota besar semakin berkurang jumlahnya akibat bertambahnya jumlah populasi, meningkatnya permintaan lahan untuk dijadikan areal pemukiman dan industri. Akibatnya muncul fenomena UHI yang membuat wilayah menjadi tidak nyaman.Namun hubungan antara RTH dan UHI dalam bentuk persamaan matematika belum ditemukan, hanya hubungan melalui pendekatan empiris dan sebab akibat saja yang sudah didapat. Beberapa potensi vegetasi dalam menentukan kondisi mikroklimat yaitu peran vegetasi sebagai kontrol radiasi sinar matahari, angin, kelembaban precipitation and humidity dan temperatur McClenon1976.Efektifitas vegetasi sebagai kontrol iklim bergantung pada bentuk dan karakteristik vegetasi, iklim setempat dan persyaratan khusus wilayah.McClenon 1976 juga menyebutkan bahwa dampak vegetasi pada iklim cukup besar. Menurut Waspadadi 2007, ruang terbuka hijau dengan luasan 30x30 meter mampu menurunkan suhu udara di lahan terbangun sebesar 0.0631 C.Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa bila RTH mampu menurunkan suhu udara.Oleh karena itu, RTH juga mampu menurunkan suhu permukaan pada penutupan lahan non-vegetasi.Dengan demikian, dapat dipertimbangkan bahwa luasan RTH mempengaruhi kondisi suhu permukaan disekitarnya dan dapat digunakan sebagai peubah penjelas dari peubah respon berupa suhu permukaan pada penelitian yang dilakukan. Dalam Waspadadi 2007 diketahui bahwa dengan penambahan 213.75 m lahan bervegetasi pada 3 poligon 14,850 m2 mampu menggeserrentang suhu permukaan yaitu dari selang 21-33 C menjadi 23-32 C. Vegetasi mampu menyerap radiasi yang mengenainya lebih dari 90, mereduksi kecepatan angin dalam suatu area kurang lebih 10 dibandingkan aliran pada area terbuka, atau bahkan dapat pula meningkatkan kecepatan angin serta mengarahkannya, mereduksi suhu udara pada siang hari sekitar 9 C. Pada kondisi tertentu dapat pula meningkatkan suhu udara di malam hari. Beberapa prinsip pemilihan vegetasi berkaitan dengan efisiensi energi menurut McClenon 1979 adalah sebagai berikut : 1. Pepohonan besar kecil dan semak dapat digunakan untuk menyaring aliran angin yang tidak diinginkan, cemara conifer dapat digunakan untuk mengarahkan angin. 2. Pepohonan dapat digunakan sebagai saluran angin channel wind, untuk meningkatkan ventilasi di area tertentu. 3. Vegetasi dapat mereduksi akumulasi salju di permukaan tanah, atau sebagai perisai radiasi sinar matahari. 4. Vegetasi khususnya denga bentuk daun jarumdapat digunakan untuk menangkap kabut, serta dapat meningkatkan pencapaian sinar matahari ke permukaan tanah. 5. Pepohonan yang berdaun rontok dapat menyaring direct sunlight selama musim panas, sehingga mereduksi beban pendinginan cooling load bangunan. Sebaliknya pada musim dingin, menyaring sinar sehingga mereduksi beban pemanasan heating load pada bangunan. 6. Area hijau dapat menjadi lebih dingin pada siang hari, dan biasanya sedikit melepas panas pada malam hari. Menurut Wardhani 2006, ruang terbuka hijau sangat efektif dalam mengurangi climatological heat effect pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat pada timbulnya anomali pergerakan zat pencemar udara yang berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun makhluk hidup.

2.3 Pengenalan Model WRF