terutama CO
2
dan memberi suplai oksigen berlebih bagi makluk hidup
disekitarnya.Akan tetapi keberadaan RTH di kota-kota besar semakin berkurang
jumlahnya akibat bertambahnya jumlah populasi, meningkatnya permintaan lahan
untuk dijadikan areal pemukiman dan industri.
Akibatnya muncul fenomena UHI yang membuat wilayah menjadi tidak
nyaman.Namun hubungan antara RTH dan UHI dalam bentuk persamaan matematika
belum ditemukan, hanya hubungan melalui pendekatan empiris dan sebab akibat saja
yang sudah didapat.
Beberapa potensi vegetasi dalam menentukan kondisi mikroklimat yaitu peran
vegetasi sebagai kontrol radiasi sinar matahari, angin, kelembaban precipitation
and humidity dan temperatur McClenon1976.Efektifitas vegetasi
sebagai kontrol iklim bergantung pada bentuk dan karakteristik vegetasi, iklim
setempat dan persyaratan khusus wilayah.McClenon 1976 juga
menyebutkan bahwa dampak vegetasi pada iklim cukup besar.
Menurut Waspadadi 2007, ruang terbuka hijau dengan luasan 30x30 meter
mampu menurunkan suhu udara di lahan terbangun sebesar 0.0631
C.Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat diidentifikasi
bahwa bila RTH mampu menurunkan suhu udara.Oleh karena itu, RTH juga mampu
menurunkan suhu permukaan pada penutupan lahan non-vegetasi.Dengan
demikian, dapat dipertimbangkan bahwa luasan RTH mempengaruhi kondisi suhu
permukaan disekitarnya dan dapat digunakan sebagai peubah penjelas dari
peubah respon berupa suhu permukaan pada penelitian yang dilakukan.
Dalam Waspadadi 2007 diketahui bahwa dengan penambahan 213.75 m lahan
bervegetasi pada 3 poligon 14,850 m2 mampu menggeserrentang suhu permukaan
yaitu dari selang 21-33 C menjadi 23-32
C. Vegetasi mampu menyerap radiasi yang
mengenainya lebih dari 90, mereduksi kecepatan angin dalam suatu area kurang
lebih 10 dibandingkan aliran pada area terbuka, atau bahkan dapat pula
meningkatkan kecepatan angin serta mengarahkannya, mereduksi suhu udara
pada siang hari sekitar 9
C. Pada kondisi tertentu dapat pula meningkatkan suhu udara
di malam hari. Beberapa prinsip pemilihan vegetasi
berkaitan dengan efisiensi energi menurut McClenon 1979 adalah sebagai berikut :
1. Pepohonan besar kecil dan semak dapat digunakan untuk menyaring
aliran angin yang tidak diinginkan, cemara conifer dapat digunakan
untuk mengarahkan angin.
2. Pepohonan dapat digunakan sebagai saluran angin channel
wind, untuk meningkatkan ventilasi di area tertentu.
3. Vegetasi dapat mereduksi akumulasi salju di permukaan
tanah, atau sebagai perisai radiasi sinar matahari.
4. Vegetasi khususnya denga bentuk daun jarumdapat digunakan untuk
menangkap kabut, serta dapat meningkatkan pencapaian sinar
matahari ke permukaan tanah.
5. Pepohonan yang berdaun rontok dapat menyaring direct sunlight
selama musim panas, sehingga mereduksi beban pendinginan
cooling load bangunan. Sebaliknya pada musim dingin,
menyaring sinar sehingga mereduksi beban pemanasan
heating load pada bangunan.
6. Area hijau dapat menjadi lebih dingin pada siang hari, dan
biasanya sedikit melepas panas pada malam hari.
Menurut Wardhani 2006, ruang terbuka hijau sangat efektif dalam
mengurangi climatological heat effect pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang
berakibat pada timbulnya anomali pergerakan zat pencemar udara yang
berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun makhluk hidup.
2.3 Pengenalan Model WRF
Penelitian prakiraan cuaca dengan menggunakan model WRF adalah generasi
penelitian cuaca numerik sistem mesosclae yang dirancang untuk prakiraan operasional
dan kebutuhan penelitian atmosfer.Fitur dinamis dalam WRF merupakan sistem data
asimilasi 3 dimensi variasional 3DVAR dan arsitektur perangkat lunaknya yang
memungkinkan untuk paralelisme komputasi.
WRF dapat digunakan untuk spektrum yang lebih luas dalam skala mulai dari meter
sampai ribuan kilometer. WRF telah
digunakan FSL, AFWA
University Aviation A
memungkin melakukan
baik data ny dari variabel
WRF operasional
yang efisien variabel dala
data yang riset.WRF
operasional pusat lainny
Data pemodelan
adalah data sistem glob
untuk men permutasi da
Percob hampir real
teramati saa didiagnosis,
dengan menggunaka
mengumpul per hari, y
12.00, dan 1
3.1 Waktu d
Penelit Pemodelan
Atmosfer da dan Antarik
dan Laborat Geofisika d
April 2012.
3.2 Alat dan 3.2.1 Alat
Alat y ini adalah s
dengan soft 2.0, Putty,
Software.
3.2.2 Data
Adapu penelitian in
¾ Data NC operasi
oleh NCAR A, Naval Re
of Oklahom Administratio
kan para simulasi ya
yata atau kon l yang sesuai.
menyediakan yang fleksib
n, dapat dikol am fisika, num
disumbangka saat ini d
di NCEP, A ya Skamarock
yang d dengan me
a FNL.FNL bal yang par
guji berbaga ari sistem glob
baan ini par l time mengg
at ini sehingg divalidasi
menjalanka an kondisi atm
kan pengamat yaitu pada pu
18.00WIB Ma
IIIMETODO dan Tempat
tian ini dilak Iklim, Pusat
an Iklim, Lem ksa Nasional
torium Klimat dan Meteorolo
n Data yang D
yang digunaka seperangkat P
tware Microso Komputer K
un data yang
ni adalah :
CEP FNL fin analisis glob
R, NOAA, N esearch Labor
ma, dan F n FAA.
peneliti ang mencerm
nfigurasi yang n model pera
bel dan kom laborasikan d
merik, dan asi an oleh kom
dalam pengg AFWA dan
k 2002. igunakan
enggunakan merupakan
ralel dalam r ai pembaruan
bal operasiona ralel dijalank
gunakan data ga percobaan
dan dibandi an opera
mosfer saat in tan sebanyak
ukul 00.00, arkus Iredell2
OLOGI Penelitian
ksanakan di B t Pemanfaat
mbaga Penerb LAPAN Ba
tologi Departe ogi selama Ja
Digunakan
an dalam pen Personal Com
oft Office, G Kluster, dan
g digunakan nal merupaka
bal yang bere NCEP,
ratory, Federal
WRF untuk
minkan g ideal
amalan mputasi
dengan imilasi
munitas gunaan
pusat- dalam
WRF data
rangka n dan
al. kan di
a yang dapat
ingkan asional
ni.FNL 4 kali
06.00, 2002.
Bidang Sains
bangan andung
emnen anuari-
nelitian mputer
GrADS WRF
dalam an data
esolusi 1.0x1.0
jam. Da Assimila
secara mengum
Global GTS. P
analisis 1000mb
perbatas Paramet
tekanan, ketinggi
suhu p lapisan
angin, g
¾ Data t SURVEY
data an lahan d
global d daerah y
grid dan dat ata ini diperol
ation System mpulkan dat
Telecommu Pada data NC
mulai dari pe b sampai 10m
s permukaan, ter-parameter
, tekanan ian geopoten
permukaan la es, RH, ar
erak vertikal,
¾ Data pen dan
s cuacaBM
Betutu K sebagai
kesesuai
3.3 Metode 3.3.1 Diagr
Peneli tahap peng
pengolahan dibawah ini
Gambar 3 Data
kemudian terrestrial
SURVEY sistem WRF
banyak vari penelitian i
penggunaan erestrial U.S
Y USGSini nalisis dan k
dan penggun dan data lintan
yang spesifik. ta tersedia se
leh dariGloba m GDAS,
berkesinamb a observasi
unication S
EP FNL ini te ermukaan lau
mb didalam l sampai tropop
didalamnya permukaan
nsial, suhu aut, indeks
rah dan kec vortisitas dan
S GEOLOG i digunakan s
ketersedian tu naan lahan
ng dan bujur etiap 6
al Data yang
bungan dari
System ersedia
ut level lapisan
opause. yaitu
laut, udara,
tanah, cepatan
n ozon. GICAL
sebagai utupan
secara untuk
ndukung, beru suhu permu
MKG Indones Kota Palemban
data validas
ian nilai
upa data suhu ukaandari
s sia wilayah T
ng yang digu si untuk pers
u udara stasiun
Talang unakan
sentase
e Penelitian ram Alir Pene
itian ini dibag olahan data,
data dapat d i.
elitian
gi kedalam beb secara umum
dilihat pada g berapa
m alur gambar
3 Skema peng dengan W
golahan data F WRF
FNL FNL yang
dikombinasik dari U.S
USGS dan F.Hasil keluar
iabel meteoro ni hanya dip
n lahan, suh g telah di
kan dengan GEOLOG
n diolah ke ran data didap
ologi, namun ilih variabel
hu permukaan iunduh
data GICAL
edalam patkan
dalam indeks
n dan
Gambar 5 Tahapan dalam proses WPS suhu udara.Hasil keluaran kemudian
divalidasi dengan data stasiun cuaca BMKG. Didalam WPS terdapat beberapa
proses antara laingeogrid. Proses geogrid adalah proses ekstrasi data geografi berupa
data terrestrial U.S GEOLOGICAL SURVEY USGSyang nantinya berfungsi
untuk menentukan domain atau wilayah yang akan dikaji.Proses selanjutnya adalah
ungrib, ungrib adalah proses ekstrasi data meteorologi yang terkandung dalam data
FNL.
3.3.2 Tahapan Dalam Pemodelan WRF
Tahapan dalam pengolahan data di sistem WRF dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Untuk menghubungkan antara hasil ekstrasi di geogrid dan ungrib dibuat suatu
link yang disebut namelist.Hasil penghubungannya disebut metgrid, dan
program yang digunakan untuk menjalankan metgrid adalah real.exe.Pada proses ini hasil
dari proses diatas kemudian dikonversi agar dapat divisualisasikan dengan menggunakan
GrADS 2.0.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4 Skema modeling WRF
4.1 Karakteristik Wilayah Kota Palembang
Data FNL dan data terrestrial U.S Geological Survey USGS dikombinasikan
ke dalam sisterm WRF dan masuk ke dalam subsistem WRF yang disebut WPS WRF
Pre-processing System.Setelah dari subsistem WPS kemudian data tersebut
dibuat visualisasi data sebenarnya dengan menggunakan ARW Model yang kemudian
dibuat hasil ekstrasi untuk divisualisasikan dengan menggunakan GrADS 2.0.Proses ini
berlangsung didalam kluster menggunakan sistem remote kluster menggunakan laptop
yang terintegrasikan dengan jaringan wireless. Aplikasi java digunakan untuk
menginterpretasi dan masuk kedalam WRF Domain Wizard.
4.1.1Letak geografis dan Batas
Administrasi Kota Palembang
Pada penelitian ini dihasilkan data 3 hari keluaran WRF pada 15-17 Januari 2010,
data 3 hari tersebut mengandung data variabel meteorologi dan mengalami 18 kali
pengukuran. Pengukuran yg dimaksud adalah bahwa data FNL yg digunakan untuk
menghasilkan data keluaran WRF dalam 3 hari tersebut dilakukan 18 kali pengukuran
dengan selang 3 jam.
Data dibagi kedalam dua area yatu Sumatera Selatan dan Kota Palembang.Data
Sumatera Selatan digunakan sebagai pembanding, dan Kota Palembang sebagai
data utama.Hasil grafik tubuh air dapat disebut sebagai variabel terkontrol atau
variabel acuan, dikarenakan air merupakan penyimpan dan pelepas kalor terbaik.
WRF Domain Wizard merupakan tahapan awal dalam menentukan domain
wilayah kajian dan menentukan data terrestrial yang akan digunakan. Sekaligus
mengekstrasi data terrestrial tersebut kedalam domain dan menginterpolasi data
terestrial dan variabel atmosfer kedalam domain.
Pada penelitian ini digunakan dua wilayah kajian yaitu wilyah Sumatera
Selatan dan Kota Palembang.Wilayah Sematera Selatan digunakan sebagai
pembanding variabel Kota Palembang. Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Sumatera
Selatan masih merupakan wilayah hutan, pegunungan dan areal lahan pertanian
perkebunan, sangat kontras apabila dibandingkan dengan wilayah Kota
Palembang yang sebagian besar wilayahnya
merupakan areal pemukiman, perkantoran, industri dan sungai.
Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi
geografis Kota Palembang yang terletak di tepian sungai Musi dan tidak jauh dari Selat
Bangka. Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º52’ – 3º5’ LS
dan 104º37’ – 104º52” BT dengan luas wilayah 400.61 km² dengan batas-batas
sebagai berikut : Gambar 6 Peta Kota Palembang
4.1.2 Iklim dan Topografi 4.1.2.1 Kondisi Suhu Rata-rata Bulanan
dan Tahunan
¾ Batas Utara :
Rata-rata suhu bulanan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang
selama 24 tahun dari tahun 1971 sampai tahun 2002 Gambar 7. Stasiun cuaca
Talang Betutu terletak di bandar udara Sutan Badarudin II atau 10 km sebelah barat laut
kecamatan Sukarami Kota Palembang. Desa Pangkalan Benteng, Desa
Gasing dan Desa Kenten, KecamatanTalangKelapa,Kabupate
n Banyuasin.
¾ Batas Selatan :
Desa Bakung, kecamatan Inderalaya, kabupaten Ogan Ilir,
kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim.
Kenaikan suhu dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni, karena pada
bulan-bulan tersebut wilayah Kota Palembang khususnya wilayah Talang
Betutu mengalami musim kemarau.Perbedaan suhu pada bulan
Desember sampai dengan bulan Febuari, karena pada bulan tersebut wilayah Talang
Betutu mengalami musim hujan.
¾ Batas Timur :
Balai Makmur kecamatan Banyuasin I, kabupaten Banyuasin.
¾ Batas Barat :
Desa Sukajadi kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.
Kota Palembang terdiri dari 14 kecamatan seluas 400.61 km
2
dengan jumlah penduduk 1,451,776 jiwa.Kecamatan
dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Sukarami 98.56km
2
, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu
kecamatan Illir Barat II 6.22 km
2
.Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi terdapat di kecamatan IIlir Timur I 13,882 jiwakm
2
, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
terendah yaitu kecamatan Gandus 766 jiwakm
2
. Kota Palembang menempati urutan ke-9 kota besar di Indonesia
berdasarkan jumlah penduduk. Gambar 7 Suhu Rata-rata bulanan stasiun
cuaca Talang Betutu Kota Palembang
26.0 26.5
27.0 27.5
Suhu C
Suhu maksimum pada bulan Mei sebesar 27.4
C, suhu minimum pada bulan Januari sebesar 26.2
C.Rata-rata tahunan untuk stasiun cuaca Talang Betutu Kota
Palembang selama 24 tahun Gambar 8.Pada tahun 1981 terjadi suhu maksimum
sebesar 27.8 C.
Gambar 8 Rata-rata suhu tahunan stasiun cuaca Talang Betutu Kota
Palembang Suhu minimum terjadi pada tahun
1974 sebesar 26.1 C.Suhu rata-rata selama
27 tahun sebesar 26.9 C.
4.1.1.2 Kondisi CH Rata-rata Bulanan
Rata-rata bulanan curah hujan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota
Palembang selama 27 tahun Gambar 9.Pola penurunan curah hujan terjadi dari
bulan April sampai bulan Oktober yang menandakan terjadi musim
kemarau.Kenaikan curah hujan terjadi pada bulan November sampai Maret yang
menandakan terjadi musim hujan.
Curah hujan minimum pada bulan Agustus sebesar 99 mmbulan.Curah hujan
maksimum pada bulan Desember sebesar 358mmbulan.Curah hujan rata-rata selama
27 tahun sebesar 228mm.
Gambar 9 Rata-rata bulanan curah hujan stasiun cuaca Talang Betutu
Kota Palembang Apabila dilihat dari sebaran nilai
antara suhu dan curah hujan di stasiun Talang Betutu maka grafik sebaran
menunjukan hubungan terbalik antara suhu dan curah hujan, dimana jika suhu naik
maka curah hujan akan menurun dan apabila suhu menurun maka curah hujan akan naik.
Hal ini dikarenakan suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya
hujan.
25.5 26.0
26.5 27.0
27.5 28.0
Suhu C
4.1.1.3 Topografi dan Jenis Tanah
Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota
yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota.
Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah
tersebut tergenang.Ketinggian rata-rata antara 0-20mdpl.Jenis tanah Kota
Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling
muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah
Palembang-Jambi.
4.2 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Sumatera Selatan
Indeks penggunaan lahan menunjukan bahwa penutupan lahan didaerah Sumatera
Selatan didominasi oleh lahan kering yaitu sebesar 46.8 184.6 km
2
, daerah hutan hujan tropis sebesar 22.5 90.1 km
2
, tubuh air sungai, danau dll sebesar 16.5 66.1
km
2
, padang rumput sebesar 10.5 44.9 km
2
, dan areal lahan pertanian sebesar 3.7 14.8 km
2
. Lahan kering ditunjukan oleh warna orange, lahan pertanian oleh warna
ungu, padang rumput oleh warna hijau, hutan hujan tropis oleh warna kuning, dan
tubuh air oleh warna merah muda Gambar 10.
50 100
150 200
250 300
350 400
CH m m
Gambar 10 Indeks penutupan lahan Sumatera Selatan
4.2.1 Suhu udara pada 5 tipelahan
Setiap lahan memiliki kapasitas menyerap suhu yang berbeda-beda
tergantung dari material lahan dan vegetasi yg tumbuh diatasnya. Padang rumput
memiliki kisaran suhu rata-rata yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jenis penutupan lahan yang lainnya yaitu sekitar 26.5
C Gambar 11.
Gambar 11 Suhu udara Sumatera Selatan Apabila dilihat dari hasil suhu pada
tiap pengukuran maka didapatkan hasil suhu pada saat radiasi maksimum yaitu padang
rumput 29.4 C, lahan pertanian 28.9
C, hutan hujan tropis 28.6
C, lahan keing 28.3 C, tubuh air 28.2
C. Malam hari terjadi saat radiasi matahari minimum atau saat
matahari tenggelam menghasilkan varian suhu seperti berikut lahan kering 23.9
C, hutan hujan tropis 24.5
C, padang rumput 24.5
C, lahan pertanian 24.6 C, tubuh air
25.6 C. Selisih suhu setiap lahan pada saat
siang dan malam hari adalah padang rumput 4.9
C,lahan kering 4.4 C, lahan pertanian
4.3 C, hutan hujan tropis 4.1
C, tubuh air 2.6
C. Pusmahasib 2002 menjelaskan
bahwa pada lahan bervegetasi tanaman padi sawah, radiasi netto yang mencapai
permukaan tanah akan berkurang. Hal ini terjadi karena sebagian dari radiasi netto
akan mengenai tanaman sebelum mencapai permukaan tanah. Selanjutnya, dijelaskan
pula bahwa untuk penutupan lahan berupa persawahan, nilai fluks pemanasan udara
H berfluktuasi sesuai dengan perkembangan umur tanaman padi. Fluks
pemanasan udara relatif besar terjadi pada awal umur tanaman padi dan akan menurun
ketika tajuk tanaman mulai rapat. Kondisi ini dikarenakan pada saat tersebut tanaman
masih muda dengan rumpun yang masih renggang, sehingga radiasi global yang
datang langsung mengenai air pada lahan sawah. Akibatnya suhu air akan tinggi dan
akan terjadi peningkatan limpahan lengas terasa. Ketika tanaman mulai tumbuh dan
tajuk tanaman mulai rapat, radiasi yang sampai ke permukaan tanah akan menurun
karena tajuk tanaman padi yang rapat menghalangi penerimaan langsung radiasi
ke tanah.
25.0 25.5
26.0 26.5
27.0
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jose dan Berrade 1983 di Calobozo
Biological Station, USA, dihasilkan bahwa dengan penghitungan radiasi netto, sensible
heat flux, latent heat flux dan soil heat flux melalui pendekatan neraca energi selama
musim basah dihasilkan radiasi netto yang diserap oleh tanaman ladang seperti ladang
singkong dengan radiasi yang cukup rendah pada siang hari, pada umumnya radiasi netto
yang dirubah menjadi panas laten sebesar 76 hingga 86 persen. Proses tersebut
bergantung pada fase-fase pertumbuhan tanaman pada ladang dan tutupan kanopi
tanaman tersebut.
Jenis Lahan Suhu
C Lahan Kering
Lahan Pertanian
Padang Rumput
Hutan Hujan Tropis
Tubuh Air
4.3 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Kota Palembang
4.3.1 Suhu Udara 3 Tipe Lahan Padang rumput memiliki suhu rata –
rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27
C, namun hasil signifikan akan lebih dapat
dilihat apabila digunakan hasil suhu pada setiap pengukuran terutama saat siang hari
dan malam hari. Suhu pada saat siang hari adalah padang rumput 28.3
C, lahan kering 27.9
C, hutan hujan tropis 27.5 C. Suhu
pada saat malam hari adalah padang rumput 25.1
C, lahan kering 25 C, hutan hujan
tropis 24.7 C Gambar 12.
Gambar 12 Suhu udara Kota Palembang
26.0 26.5
27.0
Suhu C
Jenis Lahan Lahan Kering
Padang Rumput
Hutan Hujan Tropis
Selsih suhu pada setiap lahan siang dan malam hari adalah padang rumput 3.2
C, lahan kering 2.9
C, hutan hujan tropis 2.8 C. Menurut NewtondanBlackman 1970,
rumput memiliki tekstur daun yang kasar dan berujung runcing, tekstur ini
menyebabkan radiasi yang diterimanya
ambar 13 Suhu permukaan Kota Palembang 3 tipe lahan
Selisih suhu siang dan malam hari dalah padang rumput 7.7
C, lahan kering 7 tan hujan tropis 5.4
C.
.4 Hasil Identifikasi Antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang
Jenispenutupan lahan Sumatera elatan dan Kota Palembang memiliki
esamaan tipe lahan antar keduanya. Hal ini udara antara jeni
asi ang berbeda.
dan Kota Palembang Lahan Kering
keri umatera
Selat
tera Selatan masih memiliki utan, beberapa danau dan sungai yang turut
Kota didom
eraspal, pabri
Gambar 14 Perbandingan suhu udara Sumatera Selatan dan Kota
Palembang Tabel 1 Suhu udara lahan kering siang
malam Sumatera Selatan- Palembang
Sumatera Selatan
Palembang Selisih h
akandipancarkan lebih besar dibandingkan dengan daun yang bertekstur halus. Hal ini
menyebabkan rumput akan memancarkan suhu permukaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu permukaan pada daun bertekstur halus.
mempengaruhi keadaan suhu. Tidak seperti Palembang yang penutupan lahannya
inasi oleh rumah, jalan b k serta gedung pemerintahan dan
swasta. Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan memiliki beberapa
areallahan pertanian namun itu semua belum mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan suhu udara
antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1
C. 4.3.2 Suhu Permukaan Kota Palembang
Padang rumput memiliki suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis
penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27.6 C, suhupada saat siang hari adalah padang
rumput 32.1 C, lahan kering 31.2
C, hutan hujan tropis 29.5
C. Pada saatmalam hari didapatkan hasil sebagai berikut hutan hujan
tropis 24.1 C, lahan kering 24.2
C, padangrumput 24.4
C Gambar 13.
25.0 25.5
26.0 26.5
27.0
Suhu C
25.5 26.0
26.5 27.0
27.5 28.0
Suhu C
Jenis lahan Lahan Kering
SumSel
Kota Lahan Kering
Padang Rumput
Palembang Hutan Hujan
Tropis
G
a C, hu
4
Siang 28.3 29.3
1 S
Malam 23.9 25.1
1.2 k
Selisih a Palembang dan
Sumatera Selatan menunjukan bahwa pada lebih di
Palembang 4.4.2 Pe
Suma el
lem adan
ut
an padan
put an w
Su Sela
dan alembang,menunjukan pada beberapa
wa memungkinkan mengidentifikasikan suhu
s lahan yang sama di lok suhu antar
y siang maupun malam hari Sumatera Selatan
ngin dibandingkan dengan .
4.4.1 Perbandingan Suhu Udara Sumatera Selatan
rbandingan Suhu Ud tera S
P ara
Kota atan dan
Pa
Lah
bang
bertipe
g Rump
g rum tara
ilayah matera
tan Kota
Hasil perbandingansuhu pada lahan ng yang teridentifikasi di S
an dan Kota Palembang pada waktu yang sama menunjukkan Kota Palembang
memiliki kisaran suhu yang lebih panas dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera
Selatan Gambar 14. Hal ini dikarenakan wilayah Suma
P ktu pengukuran bahwa area Kota
Palembanglebih panas dibandingkan daerah Sumatera Selatan Gambar 15. Menurut
ang ditandai dengan pohon- ohon yang cukup kecil dan renggang
Kanop cahaya
h.
tanam
an rump
Gambar 15 Perbandingan suhu udara lahan
padang rumput
Tabel 2 Suhu udara padang rumput siang dan malam Sumatera Selatan-
Palembang Sumatera
Selatan Palembang Selisih
Archer 1991,padang rumput merupakan ekosistem y
p sehingga kanopi tidak menutupi tanah.
i yamg terbuka memungkinkan yang cukup untuk mencapai tana
Dalam Impron 1999,kanopi tanaman memiliki tiga sifat optikal, yaitu
refleksivitas, transmisivitas dan absorbsivitas. Refleksivitas merupakan
proporsi kerapatan fluks radiasi matahari yang direfleksikan oleh unit indeks luas
daun atau kanopi, sedangkan transmisivitas adalah proporsi kerapatan fluks radiasi yang
ditransmisikan oleh unit indeks luas daun.Absorbsivitas dapat didefinisikan
sebagai proporsi kerapatan fluks radiasi yang diabsorbsi oleh unit indeks luas daun.
Dalam June 1993, radiasi surya yang sampai di permukaan kanopi tanaman ± 85
akan diserap dan kurang dari 10 akan dipantulkan. Sedangkan bagian yang tidak
diintersepsi akan diteruskan atau ditransmisikan ke bagian bawah kanopi
sebesar 5.Proses penyerapan, pemantulan dan penerusan radiasi pada area tanaman
akan menyebabkan terjadinya perubahan spektrum dari radiasi surya di puncak,
tengah dan dasar kanopi. Keadaan ini mempunyai implikasi penting untuk
an yang tumbuh di bawah kanopi yang tebal.Faktor yang mempengaruhi penetrasi
radiasi surya ke dalam tajuk meliputi sudut berdirinya daun, sifat permukaan daun,
ketebalan daun transmisi radiasi, ukuran daun, elevasi matahari serta proporsi dari
radiasi langsung dan baur tajuk tanaman.
Padang rumput terletak didaerah iklim lintang subtropis dan tropis, dengan suhu
rata-rata tetap di atas 18 Csepanjang tahun
dan jumlah curah hujan antara 750mmtahun dan 1.270 mmtahun.Selisih suhu antara
Sumatera Selatan dan Kota Palembang pada grafik diatas sebesar 0.5
C. Suhu udara Sumatera Selatan lebih
rendah dibandingkan suhu udara Kota Palembang Tabel 2. Dalam Rauf 2009
bahwa kandungan air pada tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan deng
ut, sehingga kebutuhan panas laten untuk mengevaporasikan air pada
permukaan tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan dengan rumput.
26.0 26.5
27.0
C Suhu
Padang Rumput Sumsel
Kota Palembang
Siang 29.4 29.2 0.2 Malam 24.5
24.9 0.4
4.4.3 Perbandingan Suhu Udara umatera Selatan dan Kota
embang H S
Pal
utan Hujan Tropis
Perba uhu udara daerah
Sumatera S g
e pada lahan
utan hujan tropistidak m
hatkan hasil signi
te peru
suhu. nya da
a enu
n laha idom
tropis. ndingan s
elatan den bertipe h
an Kota Pal mbang emperli
yang fikan
rhadap ng tipe p
bahan tupa
Biasa nnya d
erah inasi
y oleh tumbuhan berdaun lebar ini memiliki
kriteria iklim seperti iklim hutan hujan
Hutan hujan tropis sering berada di sekitar atau dekat dengan khatulistiwa,
sehingga memiliki iklim yang disebut iklim khatulistiwa yang ditandai dengan tiga
parameter iklim utama yaitu suhu, curah hujan, dan intensitas kemarau.Secara umum
pola iklim terdiri dari suhu hangat dan curah hujan tahunan yang tinggi.Namun,
banyaknya perubahan curah hujan sepanjang tahun membuat musim basah dan kering
yang berbeda Malhi dan Wright 2004.
Gambar 16 Perbandingan suhu udara lahan hutan hujan tropis
penutupan l i oleh rumah,
jalan beraspal, pabrik serta gedung peme
mene
inggi yang rapat, akan dan malam Sumatera Selatan-
Palembang
Tidak seperti Kota Palembang yang ahannya didominas
rintahan dan swasta.Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan
memiliki beberapa areal lahan pertanian namun itu semua tidak mampu memberikan
kontribusi yang signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan
suhu udara antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1
C. Menurut klasifikasi Holdridge tentang ekosistem
tropis, hutan hujan tropis hutan hujan tropis memiliki jumlah curah hujan tahunan lebih
besar dari 800 mmtahun dan rata-rata suhu tahunan yang lebih besar dari 24
C Malhi dan Wright 2004.Pada waktu yang sama
dapat dilihat bahwa Kota Palembang memiliki kisaran suhu yang lebih panas
dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan wilayah
Sumatera Selatan masih memiliki hutan, beberapa danau dan sungai yang turut
mempengaruhi keadaan suhu.
Hutan hujan tropis memiliki banyak keanekaragaman tanaman dengan kanopi
yang rapat sehingga cahaya matahari sulit mbus kedalam tanah.Karena sebagian
besar cahaya matahari hanya mampu untuk memanaskan udara diatas kanopi sehingga
udara yang berada dibawah kanopi tetap dingin.Begitu juga dengan suhu permukaan
tanah dibawah kanopi yang pasti lebih rendah dibandingkan suhu udara diatas
kanopi.
Yoshida 2009 menyatakan bahwa pada penutupan lahan berupa hutan dengan
vegetasi t memancarkan 70 fluks panas laten dan
30 lengas terasa dari radiasi netto yang diterimanya. Untuk daerah urban, radiasi
netto yang diserap oleh vegetasi menjadi lebih besar dibandingkan dengan wilayah
hutan.
Tabel 3 Suhu udara hutan hujan tropis siang
26.0 26.5
Suhu C
Hutan Hujan Tropis Sumsel
Kota Palembang
Sumatera Selatan
Palembang Selisih Siang 28
28.7 0.1 .6
Malam 24.5 24.9
0.4
4. Per
ngan S Udara
Per an Kota Palemban
Menurut Rosenberg 1974, suhu terlu
ah terbu
n suhu permukaan objek. Hal ini a
ut.Karakteristik yang
kaan Lahan kering
uhu permukaan lahan kering Kota Gamba
da lahan kerin
5 Hasil bandi
uhu dan
Suhu muka
g
permukaan dapat diartikan sebagai suhu ar suatu objek. Untuk suatu tan
ka, suhu permukaan adalah suhu pada lapisan terluar permukaan tanah.Sedangkan
untuk vegetasi dapat dipandang sebagai suhu permukaan kanopi tumbuhan, dan pada
tubuh air merupakan suhu dari permukaan air tersebut.
Ketika radiasi melewati permukaan suatu objek, fluks energi tersebut akan
meningkatka kan meningkatkan fluks energi yang
keluar dari permukaan benda tersebut. Energi panas tersebut akan dipindahkan dari
permukaan yang lebih panas ke udara diatasnya yang lebih dingin. Sebaliknya, jika
udara lebih panas dan permukaan lebih dingin, panas akan dipindahkan dari udara
ke permukaan dibawahnya.
Perubahan suhu permukaan obyek tidaklah sama. Hal ini tergantung pada
karakteristik objek terseb menyebabkan perbedaan tersebut
diantaranya emisivitas, kapasitas panas jenis dan konduktivitas thermal. Suhu permukaan
objek akan meningkat bila memiliki emisivitas dan kapasitas panas yang rendah
dan konduktivitas termalnya tinggi Adiningsih 2001.Hasil berikut merupakan
tampilan antara suhu udara dengan suhu permukaan di kota Palembang untuk ketiga
tipe lahannya.
4.5.1 Perbandingan Suhu Udara dan Permu
S Palembanglebih tinggi dari suhu udara
r 18.Hal ini dikarenakan pa g hanya terdapat sedikit atau bahkan
tidak ada tumbuhan yang hidup diatasnya
sehingga cahaya matahari dapat memanaskan permukaan tanah tanpa adanya
kanopi sebagai penghalangnya.Pada daerah yang terindikasi UHI terjadi perbedaan suhu
yang biasanya lebih besar pada malam hari dibandingkan siang hari Luke Howard
1810. Hal ini membuktikan bahwa wilayah palembang telah terjadi fenomena UHI.
Tabel 4 Suhu udara dan suhu permukaan lahan kering Palembang
Suhu rata-rat l
kal guku
31 dan
uda alah
C selisihnya adalah 4.8
at ri
Gambar 18 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan padang
rumput
Perm
Pada G 9 dapat dilihat bahwa
suhu permukaan hutan hujan tropis Kota iklim h
i suhu
a yang r
dihasilkan se ah su
perm ama 18
n i pen
.8 an adal
suhu hu
ra ad ukaa
27 C
C. Dilih da selisihnya yang memiliki nilai jauh lebih
besar dibanding dengan lahan kering, daerah padang rumput tergolong lebih hangat.
31.0 31.5
32.0 Suhu
Permukaan
26.0 26.5
27.0 27.5
28.0 28.5
29.0 29.5
30.0 30.5
Suhu C
Padang Rumput
Udara Permukaan Selisih Siang 28.4 29.6 1.2
Malam 24.4 24.8
0.4
Gambar 17 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan kering
18 kali peng ukaan
27.4 C dan suhu udara adalah 26.7
C selisi
adang Rumput
Suhu permukaan padang rumput Kota Gamb
g rumput Palembang
Suhu Udara
26.5 27.0
27.5
Suhu C
Lahan Kering Suhu
Permukaan
Suhu Udara
4.5.3 Perbandingan Suhu Udara dan ukaan Hutan Hujan Tropis
ambar 1 Palembang yang memiliki sifat ikim seperti
utan hujan tropis lebih tinggi dar udara.
Tabel 6 Suhu udara dan suhu permukaan hutan hujan tropis Palembang
Suhu rata-rata yang dihasilkan selama ukuran adalah suhu perm
Udara Permukaan Selisih Siang 28 28.2 0.2
hnya adalah 0.7 C.Hal ini berarti pada
malam hari suhu udara lebih panas dibandingkan suhu permukaan sedangkan
pada siang hari suhu permukaan lebih panas daripada suhu udara.
4.5.2 Perbandingan Suhu Udara dan
Permukaan P
Ma m 24.6 24.2
0.4 la
at d e
lah tidak
mperli hasil yang
si se
hasi il
sebel nya antara hutan hujan tropis
Palem Dilih
an ini ari selisih
me ny
is p a jen
hatkan nu
n tupa
gnifikan, sama perti
l-has um
bang dan Sumatera Selatan. Namun meskipun hasil suhu rata-rata pengukuran
sebanyak 18 kali menunjukan suhu udara memiliki hasil yang sedikit lebih besar
dibandingkan suhu permukaan. Suhu rata- rata malam hari menunjukan suhu
permukaan lah yang lebih dingin dibandingkan suhu udara.Hal ini
dikarenakan permukaan melepaskan kalor yang dikandungnya ke udara sehingga udara
menjadi lebih hangat. Palembanglebih tinggi dari suhu udara
ar 18. Tabel 5 Suhu udara dan suhu permukaan
padan Udara Permukaan Selisih
Si g
1.4 an 28.8 30.2
Malam 25 24.6 0.4
Gambar 19 Perbandingan suhu udara dan permukaan hutan hujan tropis
4.7 Perbandingan Suhu Udara Kot Palembang Dengan Suhu Sekitarnya
Palembang Udara dan permukaan disekitarnya. Pada
Kota 1.
aan Lahan kering dengan
memiliki nilai indeks lahan
upa lahan kering, hal ini perband
permuk gan suhu udara dan
perm Gambar 20 Suhu udara siang hari lahan
kering Suhu udara lahan kering pada malam
hari Gambar 21. Titik 3 sebesar 25.9 C
titik 1 sebesar 24.9 C, lahan kering 24.8
C
Gambar 21 Suhu udara siang hari lahan kering
Suhu permukaan lahan kering denga titik 1 dan 3 pada siang hari Gambar 22
Suhu permukaan lahan kering siang hari 28.6
C, titik sar 28.1
C.Pusat kota memiliki selisih perbedaan suhu yang tinggi
diban
a
Suhu udara dan permukaan Kota dibandingkan dengan suhu
penelitian ini dibuat 5 titik disekitar wilayah Palembang dengan koordinat :
Titik 1 104.25 E – 3.01 S lahan kerig
2. Titik 2 105.5 E – 3.01 S hutan hujan tropis
3. Titik 3 105 E – 2.5 S lahan kering 4. Titik 4 105 E – 3.5 S hutan hujan
tropis 5. Pusat Kota 104.8 E – 3.01 S hutan
hujan tropis
4.7.1Perbandingan Suhu udara dan Permuk
titik 1 dan 3 Titik 1 dan 3
ber memungkinkan untuk dilakukan
ingan antara suhu udara dan aan titik den
ukaan lahan kering pada Kota Palembang.Suhu udara siang hari lahan
kering tertinggi 28.4 C, titik 1 sebesar
28.3 C, pusat kota 28.2
C dan suhu udara titik 3 terendah dengan besar suhu 27.5
C Gambar 20.
Tabel 7 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan kering
, dan pusat kota 24.5
C.
n .
29.5 C, titik 1 sebesar 29.5
C, pusat kota 3 sebe
ding titik lain, hal ini dikarenakan jumlah RTH di pusat kota sangat sedikit.
Sehingga pada malam hari udara di pusat kota sangat cepat melepaskan kalor sehingga
suhu dapat cepat berubah Tabel 7.
26.0 26.5
Hutan Hujan Tropis Suhu
C Suhu
Permukaan
Suhu Udara
Waktu Lahan
Kering Titik 1 Titik
3 Pusat
Kota
Selisih 3.6
3.4 1.6
3.6 Siang
28.4 28.3
27.5 28.2
Malam 24.8
24.9 25.9
24.6
27.0 27.5
28.0 28.5
Suhu C
JenisLahan Lahan
Kering Pusat Kota
Titik 1 Titik 3
24.0 24.5
25.0 2
Suhu C
Jenis Lahan 25.5
6.0 Lahan Kering
Pusat Kota Titik 1
Titik 3
4.7.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan Hutan hujan tropis
dengan titik 2 dan 4
27.5 28.0
28.5 29.0
29.5 30.0
Suhu C
Jenis Lahan Lahan
Kering Pusat Kota
Titik 1 Titik 3
Titik 2 dan 4 memiliki nilai indeks lahan berupa hutan hujan tropis, hal ini
memungkinkan untuk dilakukan perbandingan antara suhu udara dan
permukaan titik dengan suhu udara dan permukaa lahan hutan hujan tropis pada
Kota Palembang. Suhu udara pada siang hari hutan hujan tropis 28.4
C, pusat kota 28.2 C,
titik 4 sebesar 27.9 C, titik 2 sebesar 27.5
C Gambar 24.
Gambar 22 Suhu pemukan siang hari lahan kering
Suhu permukaan lahan kering dengan titik 1 dan 3 pada malam hari. Suhu
permukaan titik 3 sebesar 25.2 C, titik 1
sebesar 24.4 C, lahan kering 24.3
C, pusat kota 24.2
C.
Gambar 23 Suhu permukaan malam hari lahan kering
Tabel 8 Suhu permukaan siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan
kering
Suhu permukaan lahan kering memiliki selisih paling tinggi dibandingkan
titik lainnya. Hal ini dikarenakan lahan kering sedikit atau tidak sama sekali
memiliki tumbuhan yang hidup diatasnya sehingga lahan sangat cepat melepas kalor.
Gambar 24 Suhu udara siang hari tipe lahan hutan hujan tropis
Gambar 25 suhu udara malam hari tipe lahan hutan hujan tropis
Suhu udara hutan hujan tropis malam hari sebesar 24.8
C, titik 2 sebesar 24.6 C,
titik 4 sebesar 24.6 C, pusat kota 24.5
C Gambar 25.
Tabel 9 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe hutan hujan
tropis
24.0 24.5
25.0 25.5
26.0 26.5
27.0 27.5
28.0 28.5
29.0
Suhu C
Jenis Lahan Lahan Kering
Pusat Kota Titik 1
Titik 3
Waktu Lahan
Kering Titik
1 Titik 3 Pusat
Kota
Siang 29.6
29.6 28.1
28.7 Malam
24.4 24.5
25.2 24.3
Selisih 5.2
5.1 2.9
4.4
27.0 27.5
28.0 28.5
Suhu C
Jenis Lahan Hutan
Pusat Kota Titik 2
Titik 4
24.0 24.5
25.0
Suhu Udara Suhu
C Hutan
Pusat Kota Titik 2
Titik 4
24.0 24.5
Suhu C
Pusat tertingi diba
Tabel 9. H kota sanga
permukaan Suhu permu
titik 4 sebe 28.2
C, titik
Gambar 26 Gambar 26
Tabel 10 Su har
trop Pusat
tertingi diba Tabel 9. H
kota sanga permukaan
Suhu permu titik 4 sebe
28.2
C, titik
Tabel 10 Su har
trop
Suhu bertipe huta
Suhu permu tropis 24.4
sebesar 24. Perbedaan
malam hari dibandingka
permukaan dikarenakan
dengan
l permukaan s
Waktu Hut
Siang Malam
Selisih
27.5 28.0
28.5 29.0
Suhu C
Waktu H
Siang Malam
Selisih kota memilik
andingkan de Hal ini dikaren
at cepat m hutan hujan t
ukaan pusat k esar 28.3
C, k 2 sebesar 27
suhu permuk lahan hutan h
uhu permukaa ri untuk lahan
pis
udara permu an hujan tro
ukaan malam C, titik 2 seb
2 C, dan pu
suhu permuk i pada pusat
an dengan titik lainnya
n pada pusat lahan terba
sangat cepat m
tan Hujan Tropis Tit
28.4 24.8
3.6
Suhu Permuka
Hutan Hujan Tropis
28.2 24.4
3.8 ki perbedaan
engan titik la nakan udara di
melepas kalor tropis Gamba
kota sebesar 2 hutan hujan
7.8 C.
kaan siang ha hujan tropis
an siang dan m bertipe hutan
ukaan untuk opis Gambar
m hari hutan esar 24.3
C, usat kota 24.
kaan dari sian t kota lebih
perbedaan Tabel 10. H
kota di dom angun, seh
melepaskan ka
tik 2 Titik 4 Pus
27.6 27.9
24.6 24.6
3.0 3.3
aan Hutan H
Tropis Pusat K
Titik 2 Titik 4
Titik 2 Titik 4 Pu
27.9 28.3
24.3 24.2
3.6 4.1
n suhu ainnya
i pusat r.Suhu
ar 26. 8.6
C, tropis
ari tipe malam
n hujan
lahan r 27.
hujan titik 4
.2 C.
ng ke besar
suhu Hal ini
minasi hingga
alor.
sat Kota
28.2 24.6
3.6
Hujan Kota
usat Kota
28.7 24.3
4.4 Gambar 27
4.6 Perba WRF
Pengu Rata-r
didapatkan cuaca dalam
tanggal 15 memungkin
yang sesuai pada WRF.
dengan wil cuaca talan
S-104
41
’
40
Gambar 28 Pada
perbandinga suhu udara
jenis lahan h presentase k
data stasiun
Pada plot antara
observasi y = 0.809x
korelasi R koefisien k
membuktika suhu permuk
lahan hutan h
andingan Su dengan Su
ukura Stasiun
rata suhu dari hasil p
m selang wa sampa 16 Jan
nkan untuk m dengan pot g
Suhu WRF d ayah observa
g betutu pada
’’
E.
Perbandingan cuaca dengan
WRF Gambar
2 an suhu stas
a tiap jenis la hutan hujan tr
kesesuaian ya n cuaca.
Gambar 29 suhu mode
yang menga + 5.1887 den
R
2
= 0.634 korelasi sebe
an bahwa h
Suhu Permukaa Hutan
Tropis
kaan malam ha hujan tropis
uhu Udara uhu Udara
n Cuaca
stasiun pengukuran s
aktu tiap jam nuari 2010. H
membuat plot graik setiap tim
disesuaikan let asi, yaitu di s
a koordinat2
n suhu udara s n suhu udara
28 dapat siun cuaca d
ahan.Suhu ra ropis yang me
ang tinggi ter dapat dilihat
WRF dengan asilkan pers
ngan besar ko 6. Dengan
esar 0.6346 hasil suhu
an Pusat K
Titik 2 Titik 4
Hujan Kota
2 4
ari tipe
Hasil hasil
cuaca stasiun
m dari Hal ini
grafik me step
taknya stasiun
52
’
48
’’
stasiun model
dilihat dengan
ata-rata emiliki
rhadap t hasil
n suhu samaan
efisien besar
sudah model
dengan obs kuat.
servasi memiiliki korelasi yang
Gambar 29 H
V. KES 5.1 Kesimp
Analis dengan me
hanya muda namun juga
yang sangat ketersediaan
keperluan klimatologi.
Dari h suhu Kota
dibandingka Selatan ya
1 C.Suhu p
Palembang bahwamalam
hangat diba kisaransuhu
Sianghari s dibandingka
suhu sebesar
Hasil dengan 4 tit
udara dan p perbedaan s
yang lebih titik sekita
udara 3.6
C sebesar 4.4
mampu me Palembang m
Hasil observasi d
menunjukan dihasilkan
kesesuaian Hasil validasi
suhu udara m
SIMPULAN ulan
sis dan ident enggunakan m
ah diaplikasik memberikan
t luas yang m n hasil anal
bidang m
. hasil analisis
a Palemban an suhu w
aitu sebesar ermukaan dan
menunju m hari suhu
andingkan su sebesar 0.3
suhu permuk an suhu udar
r 0.2 C sampa
perbandingan tik sekitarnya
permukaan pu suhu dari sia
tinggi diban arnya dengan
dan perbedaa 4
C.Namun h njelaskan bah
megalami UH validasi an
dengan suhu u n bahwa data
model WRF yang tinggi
i suhu udara d model WRF
DAN SARAN
tifikasi suatu model WRF
kan dan dilak hasil keluara
mampu menu isis olahan
meteorologi didapatkan b
ng lebih h wilayah Sum
0.1 C s
n suhu udara ukan perb
u permukaan uhu udara d
3 C sampai
kaan lebih d ra dengan k
ai 1.4 C.
n suhu pusat menunjukkan
sat kota meng ang ke malam
ndingkan den n perbedaan
an suhu perm hal tersebut
hwa wilayah HI.
ntara suhu udara model
a suhu udara F memiliki t
dengan persa dengan
N
areal tidak
kukan, an data
unjang untuk
dan bahwa
hangat matera
sampai a Kota
bedaan lebih
dengan 0.4
C. dingin
kisaran t kota
n suhu galami
m hari gan 4
suhu mukaan
belum Kota
udara WRF
a yang tingkat
amaan garis y = 0
koefisien ko 0.8009x + 5.
orelasi R
2
sebe 1887 dengan
esar 0.6346. n besar
5.2 Saran