Pengenalan Model WRF Waktu d Perba WRF

terutama CO 2 dan memberi suplai oksigen berlebih bagi makluk hidup disekitarnya.Akan tetapi keberadaan RTH di kota-kota besar semakin berkurang jumlahnya akibat bertambahnya jumlah populasi, meningkatnya permintaan lahan untuk dijadikan areal pemukiman dan industri. Akibatnya muncul fenomena UHI yang membuat wilayah menjadi tidak nyaman.Namun hubungan antara RTH dan UHI dalam bentuk persamaan matematika belum ditemukan, hanya hubungan melalui pendekatan empiris dan sebab akibat saja yang sudah didapat. Beberapa potensi vegetasi dalam menentukan kondisi mikroklimat yaitu peran vegetasi sebagai kontrol radiasi sinar matahari, angin, kelembaban precipitation and humidity dan temperatur McClenon1976.Efektifitas vegetasi sebagai kontrol iklim bergantung pada bentuk dan karakteristik vegetasi, iklim setempat dan persyaratan khusus wilayah.McClenon 1976 juga menyebutkan bahwa dampak vegetasi pada iklim cukup besar. Menurut Waspadadi 2007, ruang terbuka hijau dengan luasan 30x30 meter mampu menurunkan suhu udara di lahan terbangun sebesar 0.0631 C.Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat diidentifikasi bahwa bila RTH mampu menurunkan suhu udara.Oleh karena itu, RTH juga mampu menurunkan suhu permukaan pada penutupan lahan non-vegetasi.Dengan demikian, dapat dipertimbangkan bahwa luasan RTH mempengaruhi kondisi suhu permukaan disekitarnya dan dapat digunakan sebagai peubah penjelas dari peubah respon berupa suhu permukaan pada penelitian yang dilakukan. Dalam Waspadadi 2007 diketahui bahwa dengan penambahan 213.75 m lahan bervegetasi pada 3 poligon 14,850 m2 mampu menggeserrentang suhu permukaan yaitu dari selang 21-33 C menjadi 23-32 C. Vegetasi mampu menyerap radiasi yang mengenainya lebih dari 90, mereduksi kecepatan angin dalam suatu area kurang lebih 10 dibandingkan aliran pada area terbuka, atau bahkan dapat pula meningkatkan kecepatan angin serta mengarahkannya, mereduksi suhu udara pada siang hari sekitar 9 C. Pada kondisi tertentu dapat pula meningkatkan suhu udara di malam hari. Beberapa prinsip pemilihan vegetasi berkaitan dengan efisiensi energi menurut McClenon 1979 adalah sebagai berikut : 1. Pepohonan besar kecil dan semak dapat digunakan untuk menyaring aliran angin yang tidak diinginkan, cemara conifer dapat digunakan untuk mengarahkan angin. 2. Pepohonan dapat digunakan sebagai saluran angin channel wind, untuk meningkatkan ventilasi di area tertentu. 3. Vegetasi dapat mereduksi akumulasi salju di permukaan tanah, atau sebagai perisai radiasi sinar matahari. 4. Vegetasi khususnya denga bentuk daun jarumdapat digunakan untuk menangkap kabut, serta dapat meningkatkan pencapaian sinar matahari ke permukaan tanah. 5. Pepohonan yang berdaun rontok dapat menyaring direct sunlight selama musim panas, sehingga mereduksi beban pendinginan cooling load bangunan. Sebaliknya pada musim dingin, menyaring sinar sehingga mereduksi beban pemanasan heating load pada bangunan. 6. Area hijau dapat menjadi lebih dingin pada siang hari, dan biasanya sedikit melepas panas pada malam hari. Menurut Wardhani 2006, ruang terbuka hijau sangat efektif dalam mengurangi climatological heat effect pada lokasi pemusatan bangunan tinggi yang berakibat pada timbulnya anomali pergerakan zat pencemar udara yang berdampak destruktif baik terhadap fisik bangunan maupun makhluk hidup.

2.3 Pengenalan Model WRF

Penelitian prakiraan cuaca dengan menggunakan model WRF adalah generasi penelitian cuaca numerik sistem mesosclae yang dirancang untuk prakiraan operasional dan kebutuhan penelitian atmosfer.Fitur dinamis dalam WRF merupakan sistem data asimilasi 3 dimensi variasional 3DVAR dan arsitektur perangkat lunaknya yang memungkinkan untuk paralelisme komputasi. WRF dapat digunakan untuk spektrum yang lebih luas dalam skala mulai dari meter sampai ribuan kilometer. WRF telah digunakan FSL, AFWA University Aviation A memungkin melakukan baik data ny dari variabel WRF operasional yang efisien variabel dala data yang riset.WRF operasional pusat lainny Data pemodelan adalah data sistem glob untuk men permutasi da Percob hampir real teramati saa didiagnosis, dengan menggunaka mengumpul per hari, y 12.00, dan 1

3.1 Waktu d

Penelit Pemodelan Atmosfer da dan Antarik dan Laborat Geofisika d April 2012. 3.2 Alat dan 3.2.1 Alat Alat y ini adalah s dengan soft 2.0, Putty, Software.

3.2.2 Data

Adapu penelitian in ¾ Data NC operasi oleh NCAR A, Naval Re of Oklahom Administratio kan para simulasi ya yata atau kon l yang sesuai. menyediakan yang fleksib n, dapat dikol am fisika, num disumbangka saat ini d di NCEP, A ya Skamarock yang d dengan me a FNL.FNL bal yang par guji berbaga ari sistem glob baan ini par l time mengg at ini sehingg divalidasi menjalanka an kondisi atm kan pengamat yaitu pada pu 18.00WIB Ma IIIMETODO dan Tempat tian ini dilak Iklim, Pusat an Iklim, Lem ksa Nasional torium Klimat dan Meteorolo n Data yang D yang digunaka seperangkat P tware Microso Komputer K un data yang ni adalah : CEP FNL fin analisis glob R, NOAA, N esearch Labor ma, dan F n FAA. peneliti ang mencerm nfigurasi yang n model pera bel dan kom laborasikan d merik, dan asi an oleh kom dalam pengg AFWA dan k 2002. igunakan enggunakan merupakan ralel dalam r ai pembaruan bal operasiona ralel dijalank gunakan data ga percobaan dan dibandi an opera mosfer saat in tan sebanyak ukul 00.00, arkus Iredell2 OLOGI Penelitian ksanakan di B t Pemanfaat mbaga Penerb LAPAN Ba tologi Departe ogi selama Ja Digunakan an dalam pen Personal Com oft Office, G Kluster, dan g digunakan nal merupaka bal yang bere NCEP, ratory, Federal WRF untuk minkan g ideal amalan mputasi dengan imilasi munitas gunaan pusat- dalam WRF data rangka n dan al. kan di a yang dapat ingkan asional ni.FNL 4 kali 06.00, 2002. Bidang Sains bangan andung emnen anuari- nelitian mputer GrADS WRF dalam an data esolusi 1.0x1.0 jam. Da Assimila secara mengum Global GTS. P analisis 1000mb perbatas Paramet tekanan, ketinggi suhu p lapisan angin, g ¾ Data t SURVEY data an lahan d global d daerah y grid dan dat ata ini diperol ation System mpulkan dat Telecommu Pada data NC mulai dari pe b sampai 10m s permukaan, ter-parameter , tekanan ian geopoten permukaan la es, RH, ar erak vertikal, ¾ Data pen dan s cuacaBM Betutu K sebagai kesesuai 3.3 Metode 3.3.1 Diagr Peneli tahap peng pengolahan dibawah ini Gambar 3 Data kemudian terrestrial SURVEY sistem WRF banyak vari penelitian i penggunaan erestrial U.S Y USGSini nalisis dan k dan penggun dan data lintan yang spesifik. ta tersedia se leh dariGloba m GDAS, berkesinamb a observasi unication S EP FNL ini te ermukaan lau mb didalam l sampai tropop didalamnya permukaan nsial, suhu aut, indeks rah dan kec vortisitas dan S GEOLOG i digunakan s ketersedian tu naan lahan ng dan bujur etiap 6 al Data yang bungan dari System ersedia ut level lapisan opause. yaitu laut, udara, tanah, cepatan n ozon. GICAL sebagai utupan secara untuk ndukung, beru suhu permu MKG Indones Kota Palemban data validas ian nilai upa data suhu ukaandari s sia wilayah T ng yang digu si untuk pers u udara stasiun Talang unakan sentase e Penelitian ram Alir Pene itian ini dibag olahan data, data dapat d i. elitian gi kedalam beb secara umum dilihat pada g berapa m alur gambar 3 Skema peng dengan W golahan data F WRF FNL FNL yang dikombinasik dari U.S USGS dan F.Hasil keluar iabel meteoro ni hanya dip n lahan, suh g telah di kan dengan GEOLOG n diolah ke ran data didap ologi, namun ilih variabel hu permukaan iunduh data GICAL edalam patkan dalam indeks n dan Gambar 5 Tahapan dalam proses WPS suhu udara.Hasil keluaran kemudian divalidasi dengan data stasiun cuaca BMKG. Didalam WPS terdapat beberapa proses antara laingeogrid. Proses geogrid adalah proses ekstrasi data geografi berupa data terrestrial U.S GEOLOGICAL SURVEY USGSyang nantinya berfungsi untuk menentukan domain atau wilayah yang akan dikaji.Proses selanjutnya adalah ungrib, ungrib adalah proses ekstrasi data meteorologi yang terkandung dalam data FNL.

3.3.2 Tahapan Dalam Pemodelan WRF

Tahapan dalam pengolahan data di sistem WRF dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Untuk menghubungkan antara hasil ekstrasi di geogrid dan ungrib dibuat suatu link yang disebut namelist.Hasil penghubungannya disebut metgrid, dan program yang digunakan untuk menjalankan metgrid adalah real.exe.Pada proses ini hasil dari proses diatas kemudian dikonversi agar dapat divisualisasikan dengan menggunakan GrADS 2.0. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 Skema modeling WRF

4.1 Karakteristik Wilayah Kota Palembang

Data FNL dan data terrestrial U.S Geological Survey USGS dikombinasikan ke dalam sisterm WRF dan masuk ke dalam subsistem WRF yang disebut WPS WRF Pre-processing System.Setelah dari subsistem WPS kemudian data tersebut dibuat visualisasi data sebenarnya dengan menggunakan ARW Model yang kemudian dibuat hasil ekstrasi untuk divisualisasikan dengan menggunakan GrADS 2.0.Proses ini berlangsung didalam kluster menggunakan sistem remote kluster menggunakan laptop yang terintegrasikan dengan jaringan wireless. Aplikasi java digunakan untuk menginterpretasi dan masuk kedalam WRF Domain Wizard. 4.1.1Letak geografis dan Batas Administrasi Kota Palembang Pada penelitian ini dihasilkan data 3 hari keluaran WRF pada 15-17 Januari 2010, data 3 hari tersebut mengandung data variabel meteorologi dan mengalami 18 kali pengukuran. Pengukuran yg dimaksud adalah bahwa data FNL yg digunakan untuk menghasilkan data keluaran WRF dalam 3 hari tersebut dilakukan 18 kali pengukuran dengan selang 3 jam. Data dibagi kedalam dua area yatu Sumatera Selatan dan Kota Palembang.Data Sumatera Selatan digunakan sebagai pembanding, dan Kota Palembang sebagai data utama.Hasil grafik tubuh air dapat disebut sebagai variabel terkontrol atau variabel acuan, dikarenakan air merupakan penyimpan dan pelepas kalor terbaik. WRF Domain Wizard merupakan tahapan awal dalam menentukan domain wilayah kajian dan menentukan data terrestrial yang akan digunakan. Sekaligus mengekstrasi data terrestrial tersebut kedalam domain dan menginterpolasi data terestrial dan variabel atmosfer kedalam domain. Pada penelitian ini digunakan dua wilayah kajian yaitu wilyah Sumatera Selatan dan Kota Palembang.Wilayah Sematera Selatan digunakan sebagai pembanding variabel Kota Palembang. Hal ini dikarenakan sebagian wilayah Sumatera Selatan masih merupakan wilayah hutan, pegunungan dan areal lahan pertanian perkebunan, sangat kontras apabila dibandingkan dengan wilayah Kota Palembang yang sebagian besar wilayahnya merupakan areal pemukiman, perkantoran, industri dan sungai. Kota Palembang terkenal sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Kota Palembang yang terletak di tepian sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Bangka. Secara geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º52’ – 3º5’ LS dan 104º37’ – 104º52” BT dengan luas wilayah 400.61 km² dengan batas-batas sebagai berikut : Gambar 6 Peta Kota Palembang 4.1.2 Iklim dan Topografi 4.1.2.1 Kondisi Suhu Rata-rata Bulanan dan Tahunan ¾ Batas Utara : Rata-rata suhu bulanan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 24 tahun dari tahun 1971 sampai tahun 2002 Gambar 7. Stasiun cuaca Talang Betutu terletak di bandar udara Sutan Badarudin II atau 10 km sebelah barat laut kecamatan Sukarami Kota Palembang. Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten, KecamatanTalangKelapa,Kabupate n Banyuasin. ¾ Batas Selatan : Desa Bakung, kecamatan Inderalaya, kabupaten Ogan Ilir, kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim. Kenaikan suhu dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni, karena pada bulan-bulan tersebut wilayah Kota Palembang khususnya wilayah Talang Betutu mengalami musim kemarau.Perbedaan suhu pada bulan Desember sampai dengan bulan Febuari, karena pada bulan tersebut wilayah Talang Betutu mengalami musim hujan. ¾ Batas Timur : Balai Makmur kecamatan Banyuasin I, kabupaten Banyuasin. ¾ Batas Barat : Desa Sukajadi kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin. Kota Palembang terdiri dari 14 kecamatan seluas 400.61 km 2 dengan jumlah penduduk 1,451,776 jiwa.Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu kecamatan Sukarami 98.56km 2 , sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu kecamatan Illir Barat II 6.22 km 2 .Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan IIlir Timur I 13,882 jiwakm 2 , sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu kecamatan Gandus 766 jiwakm 2 . Kota Palembang menempati urutan ke-9 kota besar di Indonesia berdasarkan jumlah penduduk. Gambar 7 Suhu Rata-rata bulanan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang 26.0 26.5 27.0 27.5 Suhu C Suhu maksimum pada bulan Mei sebesar 27.4 C, suhu minimum pada bulan Januari sebesar 26.2 C.Rata-rata tahunan untuk stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 24 tahun Gambar 8.Pada tahun 1981 terjadi suhu maksimum sebesar 27.8 C. Gambar 8 Rata-rata suhu tahunan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang Suhu minimum terjadi pada tahun 1974 sebesar 26.1 C.Suhu rata-rata selama 27 tahun sebesar 26.9 C.

4.1.1.2 Kondisi CH Rata-rata Bulanan

Rata-rata bulanan curah hujan di stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang selama 27 tahun Gambar 9.Pola penurunan curah hujan terjadi dari bulan April sampai bulan Oktober yang menandakan terjadi musim kemarau.Kenaikan curah hujan terjadi pada bulan November sampai Maret yang menandakan terjadi musim hujan. Curah hujan minimum pada bulan Agustus sebesar 99 mmbulan.Curah hujan maksimum pada bulan Desember sebesar 358mmbulan.Curah hujan rata-rata selama 27 tahun sebesar 228mm. Gambar 9 Rata-rata bulanan curah hujan stasiun cuaca Talang Betutu Kota Palembang Apabila dilihat dari sebaran nilai antara suhu dan curah hujan di stasiun Talang Betutu maka grafik sebaran menunjukan hubungan terbalik antara suhu dan curah hujan, dimana jika suhu naik maka curah hujan akan menurun dan apabila suhu menurun maka curah hujan akan naik. Hal ini dikarenakan suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya hujan. 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 Suhu C

4.1.1.3 Topografi dan Jenis Tanah

Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang.Ketinggian rata-rata antara 0-20mdpl.Jenis tanah Kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang-Jambi.

4.2 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Sumatera Selatan

Indeks penggunaan lahan menunjukan bahwa penutupan lahan didaerah Sumatera Selatan didominasi oleh lahan kering yaitu sebesar 46.8 184.6 km 2 , daerah hutan hujan tropis sebesar 22.5 90.1 km 2 , tubuh air sungai, danau dll sebesar 16.5 66.1 km 2 , padang rumput sebesar 10.5 44.9 km 2 , dan areal lahan pertanian sebesar 3.7 14.8 km 2 . Lahan kering ditunjukan oleh warna orange, lahan pertanian oleh warna ungu, padang rumput oleh warna hijau, hutan hujan tropis oleh warna kuning, dan tubuh air oleh warna merah muda Gambar 10. 50 100 150 200 250 300 350 400 CH m m Gambar 10 Indeks penutupan lahan Sumatera Selatan

4.2.1 Suhu udara pada 5 tipelahan

Setiap lahan memiliki kapasitas menyerap suhu yang berbeda-beda tergantung dari material lahan dan vegetasi yg tumbuh diatasnya. Padang rumput memiliki kisaran suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis penutupan lahan yang lainnya yaitu sekitar 26.5 C Gambar 11. Gambar 11 Suhu udara Sumatera Selatan Apabila dilihat dari hasil suhu pada tiap pengukuran maka didapatkan hasil suhu pada saat radiasi maksimum yaitu padang rumput 29.4 C, lahan pertanian 28.9 C, hutan hujan tropis 28.6 C, lahan keing 28.3 C, tubuh air 28.2 C. Malam hari terjadi saat radiasi matahari minimum atau saat matahari tenggelam menghasilkan varian suhu seperti berikut lahan kering 23.9 C, hutan hujan tropis 24.5 C, padang rumput 24.5 C, lahan pertanian 24.6 C, tubuh air 25.6 C. Selisih suhu setiap lahan pada saat siang dan malam hari adalah padang rumput 4.9 C,lahan kering 4.4 C, lahan pertanian 4.3 C, hutan hujan tropis 4.1 C, tubuh air 2.6 C. Pusmahasib 2002 menjelaskan bahwa pada lahan bervegetasi tanaman padi sawah, radiasi netto yang mencapai permukaan tanah akan berkurang. Hal ini terjadi karena sebagian dari radiasi netto akan mengenai tanaman sebelum mencapai permukaan tanah. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa untuk penutupan lahan berupa persawahan, nilai fluks pemanasan udara H berfluktuasi sesuai dengan perkembangan umur tanaman padi. Fluks pemanasan udara relatif besar terjadi pada awal umur tanaman padi dan akan menurun ketika tajuk tanaman mulai rapat. Kondisi ini dikarenakan pada saat tersebut tanaman masih muda dengan rumpun yang masih renggang, sehingga radiasi global yang datang langsung mengenai air pada lahan sawah. Akibatnya suhu air akan tinggi dan akan terjadi peningkatan limpahan lengas terasa. Ketika tanaman mulai tumbuh dan tajuk tanaman mulai rapat, radiasi yang sampai ke permukaan tanah akan menurun karena tajuk tanaman padi yang rapat menghalangi penerimaan langsung radiasi ke tanah. 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jose dan Berrade 1983 di Calobozo Biological Station, USA, dihasilkan bahwa dengan penghitungan radiasi netto, sensible heat flux, latent heat flux dan soil heat flux melalui pendekatan neraca energi selama musim basah dihasilkan radiasi netto yang diserap oleh tanaman ladang seperti ladang singkong dengan radiasi yang cukup rendah pada siang hari, pada umumnya radiasi netto yang dirubah menjadi panas laten sebesar 76 hingga 86 persen. Proses tersebut bergantung pada fase-fase pertumbuhan tanaman pada ladang dan tutupan kanopi tanaman tersebut. Jenis Lahan Suhu C Lahan Kering Lahan Pertanian Padang Rumput Hutan Hujan Tropis Tubuh Air

4.3 Nilai Rata-rata Variabel Identifikasi Kota Palembang

4.3.1 Suhu Udara 3 Tipe Lahan Padang rumput memiliki suhu rata – rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27 C, namun hasil signifikan akan lebih dapat dilihat apabila digunakan hasil suhu pada setiap pengukuran terutama saat siang hari dan malam hari. Suhu pada saat siang hari adalah padang rumput 28.3 C, lahan kering 27.9 C, hutan hujan tropis 27.5 C. Suhu pada saat malam hari adalah padang rumput 25.1 C, lahan kering 25 C, hutan hujan tropis 24.7 C Gambar 12. Gambar 12 Suhu udara Kota Palembang 26.0 26.5 27.0 Suhu C Jenis Lahan Lahan Kering Padang Rumput Hutan Hujan Tropis Selsih suhu pada setiap lahan siang dan malam hari adalah padang rumput 3.2 C, lahan kering 2.9 C, hutan hujan tropis 2.8 C. Menurut NewtondanBlackman 1970, rumput memiliki tekstur daun yang kasar dan berujung runcing, tekstur ini menyebabkan radiasi yang diterimanya ambar 13 Suhu permukaan Kota Palembang 3 tipe lahan Selisih suhu siang dan malam hari dalah padang rumput 7.7 C, lahan kering 7 tan hujan tropis 5.4 C. .4 Hasil Identifikasi Antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang Jenispenutupan lahan Sumatera elatan dan Kota Palembang memiliki esamaan tipe lahan antar keduanya. Hal ini udara antara jeni asi ang berbeda. dan Kota Palembang Lahan Kering keri umatera Selat tera Selatan masih memiliki utan, beberapa danau dan sungai yang turut Kota didom eraspal, pabri Gambar 14 Perbandingan suhu udara Sumatera Selatan dan Kota Palembang Tabel 1 Suhu udara lahan kering siang malam Sumatera Selatan- Palembang Sumatera Selatan Palembang Selisih h akandipancarkan lebih besar dibandingkan dengan daun yang bertekstur halus. Hal ini menyebabkan rumput akan memancarkan suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu permukaan pada daun bertekstur halus. mempengaruhi keadaan suhu. Tidak seperti Palembang yang penutupan lahannya inasi oleh rumah, jalan b k serta gedung pemerintahan dan swasta. Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan memiliki beberapa areallahan pertanian namun itu semua belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan suhu udara antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1

C. 4.3.2 Suhu Permukaan Kota Palembang

Padang rumput memiliki suhu rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan jenis penutupan lahan lainnya yaitu sebesar 27.6 C, suhupada saat siang hari adalah padang rumput 32.1 C, lahan kering 31.2 C, hutan hujan tropis 29.5 C. Pada saatmalam hari didapatkan hasil sebagai berikut hutan hujan tropis 24.1 C, lahan kering 24.2 C, padangrumput 24.4 C Gambar 13. 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 Suhu C 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 Suhu C Jenis lahan Lahan Kering SumSel Kota Lahan Kering Padang Rumput Palembang Hutan Hujan Tropis G a C, hu 4 Siang 28.3 29.3 1 S Malam 23.9 25.1 1.2 k Selisih a Palembang dan Sumatera Selatan menunjukan bahwa pada lebih di Palembang 4.4.2 Pe Suma el lem adan ut an padan put an w Su Sela dan alembang,menunjukan pada beberapa wa memungkinkan mengidentifikasikan suhu s lahan yang sama di lok suhu antar y siang maupun malam hari Sumatera Selatan ngin dibandingkan dengan .

4.4.1 Perbandingan Suhu Udara Sumatera Selatan

rbandingan Suhu Ud tera S P ara Kota atan dan Pa Lah bang bertipe g Rump g rum tara ilayah matera tan Kota Hasil perbandingansuhu pada lahan ng yang teridentifikasi di S an dan Kota Palembang pada waktu yang sama menunjukkan Kota Palembang memiliki kisaran suhu yang lebih panas dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera Selatan Gambar 14. Hal ini dikarenakan wilayah Suma P ktu pengukuran bahwa area Kota Palembanglebih panas dibandingkan daerah Sumatera Selatan Gambar 15. Menurut ang ditandai dengan pohon- ohon yang cukup kecil dan renggang Kanop cahaya h. tanam an rump Gambar 15 Perbandingan suhu udara lahan padang rumput Tabel 2 Suhu udara padang rumput siang dan malam Sumatera Selatan- Palembang Sumatera Selatan Palembang Selisih Archer 1991,padang rumput merupakan ekosistem y p sehingga kanopi tidak menutupi tanah. i yamg terbuka memungkinkan yang cukup untuk mencapai tana Dalam Impron 1999,kanopi tanaman memiliki tiga sifat optikal, yaitu refleksivitas, transmisivitas dan absorbsivitas. Refleksivitas merupakan proporsi kerapatan fluks radiasi matahari yang direfleksikan oleh unit indeks luas daun atau kanopi, sedangkan transmisivitas adalah proporsi kerapatan fluks radiasi yang ditransmisikan oleh unit indeks luas daun.Absorbsivitas dapat didefinisikan sebagai proporsi kerapatan fluks radiasi yang diabsorbsi oleh unit indeks luas daun. Dalam June 1993, radiasi surya yang sampai di permukaan kanopi tanaman ± 85 akan diserap dan kurang dari 10 akan dipantulkan. Sedangkan bagian yang tidak diintersepsi akan diteruskan atau ditransmisikan ke bagian bawah kanopi sebesar 5.Proses penyerapan, pemantulan dan penerusan radiasi pada area tanaman akan menyebabkan terjadinya perubahan spektrum dari radiasi surya di puncak, tengah dan dasar kanopi. Keadaan ini mempunyai implikasi penting untuk an yang tumbuh di bawah kanopi yang tebal.Faktor yang mempengaruhi penetrasi radiasi surya ke dalam tajuk meliputi sudut berdirinya daun, sifat permukaan daun, ketebalan daun transmisi radiasi, ukuran daun, elevasi matahari serta proporsi dari radiasi langsung dan baur tajuk tanaman. Padang rumput terletak didaerah iklim lintang subtropis dan tropis, dengan suhu rata-rata tetap di atas 18 Csepanjang tahun dan jumlah curah hujan antara 750mmtahun dan 1.270 mmtahun.Selisih suhu antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang pada grafik diatas sebesar 0.5 C. Suhu udara Sumatera Selatan lebih rendah dibandingkan suhu udara Kota Palembang Tabel 2. Dalam Rauf 2009 bahwa kandungan air pada tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan deng ut, sehingga kebutuhan panas laten untuk mengevaporasikan air pada permukaan tajuk vegetasi tinggi lebih besar dibandingkan dengan rumput. 26.0 26.5 27.0 C Suhu Padang Rumput Sumsel Kota Palembang Siang 29.4 29.2 0.2 Malam 24.5 24.9 0.4

4.4.3 Perbandingan Suhu Udara umatera Selatan dan Kota

embang H S Pal utan Hujan Tropis Perba uhu udara daerah Sumatera S g e pada lahan utan hujan tropistidak m hatkan hasil signi te peru suhu. nya da a enu n laha idom tropis. ndingan s elatan den bertipe h an Kota Pal mbang emperli yang fikan rhadap ng tipe p bahan tupa Biasa nnya d erah inasi y oleh tumbuhan berdaun lebar ini memiliki kriteria iklim seperti iklim hutan hujan Hutan hujan tropis sering berada di sekitar atau dekat dengan khatulistiwa, sehingga memiliki iklim yang disebut iklim khatulistiwa yang ditandai dengan tiga parameter iklim utama yaitu suhu, curah hujan, dan intensitas kemarau.Secara umum pola iklim terdiri dari suhu hangat dan curah hujan tahunan yang tinggi.Namun, banyaknya perubahan curah hujan sepanjang tahun membuat musim basah dan kering yang berbeda Malhi dan Wright 2004. Gambar 16 Perbandingan suhu udara lahan hutan hujan tropis penutupan l i oleh rumah, jalan beraspal, pabrik serta gedung peme mene inggi yang rapat, akan dan malam Sumatera Selatan- Palembang Tidak seperti Kota Palembang yang ahannya didominas rintahan dan swasta.Meskipun Kota Palembang dilalui oleh sungai musi dan memiliki beberapa areal lahan pertanian namun itu semua tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perbedaan suhu di Kota Palembang.Selisih perbedaan suhu udara antara Sumatera Selatan dan Kota Palembang sebesar 1 C. Menurut klasifikasi Holdridge tentang ekosistem tropis, hutan hujan tropis hutan hujan tropis memiliki jumlah curah hujan tahunan lebih besar dari 800 mmtahun dan rata-rata suhu tahunan yang lebih besar dari 24 C Malhi dan Wright 2004.Pada waktu yang sama dapat dilihat bahwa Kota Palembang memiliki kisaran suhu yang lebih panas dibandingkan suhu pada wilayah Sumatera Selatan. Hal ini dikarenakan wilayah Sumatera Selatan masih memiliki hutan, beberapa danau dan sungai yang turut mempengaruhi keadaan suhu. Hutan hujan tropis memiliki banyak keanekaragaman tanaman dengan kanopi yang rapat sehingga cahaya matahari sulit mbus kedalam tanah.Karena sebagian besar cahaya matahari hanya mampu untuk memanaskan udara diatas kanopi sehingga udara yang berada dibawah kanopi tetap dingin.Begitu juga dengan suhu permukaan tanah dibawah kanopi yang pasti lebih rendah dibandingkan suhu udara diatas kanopi. Yoshida 2009 menyatakan bahwa pada penutupan lahan berupa hutan dengan vegetasi t memancarkan 70 fluks panas laten dan 30 lengas terasa dari radiasi netto yang diterimanya. Untuk daerah urban, radiasi netto yang diserap oleh vegetasi menjadi lebih besar dibandingkan dengan wilayah hutan. Tabel 3 Suhu udara hutan hujan tropis siang 26.0 26.5 Suhu C Hutan Hujan Tropis Sumsel Kota Palembang Sumatera Selatan Palembang Selisih Siang 28 28.7 0.1 .6 Malam 24.5 24.9 0.4

4. Per

ngan S Udara Per an Kota Palemban Menurut Rosenberg 1974, suhu terlu ah terbu n suhu permukaan objek. Hal ini a ut.Karakteristik yang kaan Lahan kering uhu permukaan lahan kering Kota Gamba da lahan kerin 5 Hasil bandi uhu dan Suhu muka g permukaan dapat diartikan sebagai suhu ar suatu objek. Untuk suatu tan ka, suhu permukaan adalah suhu pada lapisan terluar permukaan tanah.Sedangkan untuk vegetasi dapat dipandang sebagai suhu permukaan kanopi tumbuhan, dan pada tubuh air merupakan suhu dari permukaan air tersebut. Ketika radiasi melewati permukaan suatu objek, fluks energi tersebut akan meningkatka kan meningkatkan fluks energi yang keluar dari permukaan benda tersebut. Energi panas tersebut akan dipindahkan dari permukaan yang lebih panas ke udara diatasnya yang lebih dingin. Sebaliknya, jika udara lebih panas dan permukaan lebih dingin, panas akan dipindahkan dari udara ke permukaan dibawahnya. Perubahan suhu permukaan obyek tidaklah sama. Hal ini tergantung pada karakteristik objek terseb menyebabkan perbedaan tersebut diantaranya emisivitas, kapasitas panas jenis dan konduktivitas thermal. Suhu permukaan objek akan meningkat bila memiliki emisivitas dan kapasitas panas yang rendah dan konduktivitas termalnya tinggi Adiningsih 2001.Hasil berikut merupakan tampilan antara suhu udara dengan suhu permukaan di kota Palembang untuk ketiga tipe lahannya.

4.5.1 Perbandingan Suhu Udara dan Permu

S Palembanglebih tinggi dari suhu udara r 18.Hal ini dikarenakan pa g hanya terdapat sedikit atau bahkan tidak ada tumbuhan yang hidup diatasnya sehingga cahaya matahari dapat memanaskan permukaan tanah tanpa adanya kanopi sebagai penghalangnya.Pada daerah yang terindikasi UHI terjadi perbedaan suhu yang biasanya lebih besar pada malam hari dibandingkan siang hari Luke Howard 1810. Hal ini membuktikan bahwa wilayah palembang telah terjadi fenomena UHI. Tabel 4 Suhu udara dan suhu permukaan lahan kering Palembang Suhu rata-rat l kal guku 31 dan uda alah C selisihnya adalah 4.8 at ri Gambar 18 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan padang rumput Perm Pada G 9 dapat dilihat bahwa suhu permukaan hutan hujan tropis Kota iklim h i suhu a yang r dihasilkan se ah su perm ama 18 n i pen .8 an adal suhu hu ra ad ukaa 27 C C. Dilih da selisihnya yang memiliki nilai jauh lebih besar dibanding dengan lahan kering, daerah padang rumput tergolong lebih hangat. 31.0 31.5 32.0 Suhu Permukaan 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 30.5 Suhu C Padang Rumput Udara Permukaan Selisih Siang 28.4 29.6 1.2 Malam 24.4 24.8 0.4 Gambar 17 Perbandingan suhu udara dan permukaan lahan kering 18 kali peng ukaan 27.4 C dan suhu udara adalah 26.7 C selisi adang Rumput Suhu permukaan padang rumput Kota Gamb g rumput Palembang Suhu Udara 26.5 27.0 27.5 Suhu C Lahan Kering Suhu Permukaan Suhu Udara

4.5.3 Perbandingan Suhu Udara dan ukaan Hutan Hujan Tropis

ambar 1 Palembang yang memiliki sifat ikim seperti utan hujan tropis lebih tinggi dar udara. Tabel 6 Suhu udara dan suhu permukaan hutan hujan tropis Palembang Suhu rata-rata yang dihasilkan selama ukuran adalah suhu perm Udara Permukaan Selisih Siang 28 28.2 0.2 hnya adalah 0.7 C.Hal ini berarti pada malam hari suhu udara lebih panas dibandingkan suhu permukaan sedangkan pada siang hari suhu permukaan lebih panas daripada suhu udara. 4.5.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan P Ma m 24.6 24.2 0.4 la at d e lah tidak mperli hasil yang si se hasi il sebel nya antara hutan hujan tropis Palem Dilih an ini ari selisih me ny is p a jen hatkan nu n tupa gnifikan, sama perti l-has um bang dan Sumatera Selatan. Namun meskipun hasil suhu rata-rata pengukuran sebanyak 18 kali menunjukan suhu udara memiliki hasil yang sedikit lebih besar dibandingkan suhu permukaan. Suhu rata- rata malam hari menunjukan suhu permukaan lah yang lebih dingin dibandingkan suhu udara.Hal ini dikarenakan permukaan melepaskan kalor yang dikandungnya ke udara sehingga udara menjadi lebih hangat. Palembanglebih tinggi dari suhu udara ar 18. Tabel 5 Suhu udara dan suhu permukaan padan Udara Permukaan Selisih Si g 1.4 an 28.8 30.2 Malam 25 24.6 0.4 Gambar 19 Perbandingan suhu udara dan permukaan hutan hujan tropis

4.7 Perbandingan Suhu Udara Kot Palembang Dengan Suhu Sekitarnya

Palembang Udara dan permukaan disekitarnya. Pada Kota 1. aan Lahan kering dengan memiliki nilai indeks lahan upa lahan kering, hal ini perband permuk gan suhu udara dan perm Gambar 20 Suhu udara siang hari lahan kering Suhu udara lahan kering pada malam hari Gambar 21. Titik 3 sebesar 25.9 C titik 1 sebesar 24.9 C, lahan kering 24.8 C Gambar 21 Suhu udara siang hari lahan kering Suhu permukaan lahan kering denga titik 1 dan 3 pada siang hari Gambar 22 Suhu permukaan lahan kering siang hari 28.6 C, titik sar 28.1 C.Pusat kota memiliki selisih perbedaan suhu yang tinggi diban a Suhu udara dan permukaan Kota dibandingkan dengan suhu penelitian ini dibuat 5 titik disekitar wilayah Palembang dengan koordinat : Titik 1 104.25 E – 3.01 S lahan kerig 2. Titik 2 105.5 E – 3.01 S hutan hujan tropis 3. Titik 3 105 E – 2.5 S lahan kering 4. Titik 4 105 E – 3.5 S hutan hujan tropis 5. Pusat Kota 104.8 E – 3.01 S hutan hujan tropis 4.7.1Perbandingan Suhu udara dan Permuk titik 1 dan 3 Titik 1 dan 3 ber memungkinkan untuk dilakukan ingan antara suhu udara dan aan titik den ukaan lahan kering pada Kota Palembang.Suhu udara siang hari lahan kering tertinggi 28.4 C, titik 1 sebesar 28.3 C, pusat kota 28.2 C dan suhu udara titik 3 terendah dengan besar suhu 27.5 C Gambar 20. Tabel 7 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan kering , dan pusat kota 24.5 C. n . 29.5 C, titik 1 sebesar 29.5 C, pusat kota 3 sebe ding titik lain, hal ini dikarenakan jumlah RTH di pusat kota sangat sedikit. Sehingga pada malam hari udara di pusat kota sangat cepat melepaskan kalor sehingga suhu dapat cepat berubah Tabel 7. 26.0 26.5 Hutan Hujan Tropis Suhu C Suhu Permukaan Suhu Udara Waktu Lahan Kering Titik 1 Titik 3 Pusat Kota Selisih 3.6 3.4 1.6 3.6 Siang 28.4 28.3 27.5 28.2 Malam 24.8 24.9 25.9 24.6 27.0 27.5 28.0 28.5 Suhu C JenisLahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3 24.0 24.5 25.0 2 Suhu C Jenis Lahan 25.5 6.0 Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3

4.7.2 Perbandingan Suhu Udara dan Permukaan Hutan hujan tropis

dengan titik 2 dan 4 27.5 28.0 28.5 29.0 29.5 30.0 Suhu C Jenis Lahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3 Titik 2 dan 4 memiliki nilai indeks lahan berupa hutan hujan tropis, hal ini memungkinkan untuk dilakukan perbandingan antara suhu udara dan permukaan titik dengan suhu udara dan permukaa lahan hutan hujan tropis pada Kota Palembang. Suhu udara pada siang hari hutan hujan tropis 28.4 C, pusat kota 28.2 C, titik 4 sebesar 27.9 C, titik 2 sebesar 27.5 C Gambar 24. Gambar 22 Suhu pemukan siang hari lahan kering Suhu permukaan lahan kering dengan titik 1 dan 3 pada malam hari. Suhu permukaan titik 3 sebesar 25.2 C, titik 1 sebesar 24.4 C, lahan kering 24.3 C, pusat kota 24.2 C. Gambar 23 Suhu permukaan malam hari lahan kering Tabel 8 Suhu permukaan siang dan malam hari untuk lahan bertipe lahan kering Suhu permukaan lahan kering memiliki selisih paling tinggi dibandingkan titik lainnya. Hal ini dikarenakan lahan kering sedikit atau tidak sama sekali memiliki tumbuhan yang hidup diatasnya sehingga lahan sangat cepat melepas kalor. Gambar 24 Suhu udara siang hari tipe lahan hutan hujan tropis Gambar 25 suhu udara malam hari tipe lahan hutan hujan tropis Suhu udara hutan hujan tropis malam hari sebesar 24.8 C, titik 2 sebesar 24.6 C, titik 4 sebesar 24.6 C, pusat kota 24.5 C Gambar 25. Tabel 9 Suhu udara siang dan malam hari untuk lahan bertipe hutan hujan tropis 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 26.5 27.0 27.5 28.0 28.5 29.0 Suhu C Jenis Lahan Lahan Kering Pusat Kota Titik 1 Titik 3 Waktu Lahan Kering Titik 1 Titik 3 Pusat Kota Siang 29.6 29.6 28.1 28.7 Malam 24.4 24.5 25.2 24.3 Selisih 5.2 5.1 2.9 4.4 27.0 27.5 28.0 28.5 Suhu C Jenis Lahan Hutan Pusat Kota Titik 2 Titik 4 24.0 24.5 25.0 Suhu Udara Suhu C Hutan Pusat Kota Titik 2 Titik 4 24.0 24.5 Suhu C Pusat tertingi diba Tabel 9. H kota sanga permukaan Suhu permu titik 4 sebe 28.2 C, titik Gambar 26 Gambar 26 Tabel 10 Su har trop Pusat tertingi diba Tabel 9. H kota sanga permukaan Suhu permu titik 4 sebe 28.2 C, titik Tabel 10 Su har trop Suhu bertipe huta Suhu permu tropis 24.4 sebesar 24. Perbedaan malam hari dibandingka permukaan dikarenakan dengan l permukaan s Waktu Hut Siang Malam Selisih 27.5 28.0 28.5 29.0 Suhu C Waktu H Siang Malam Selisih kota memilik andingkan de Hal ini dikaren at cepat m hutan hujan t ukaan pusat k esar 28.3 C, k 2 sebesar 27 suhu permuk lahan hutan h uhu permukaa ri untuk lahan pis udara permu an hujan tro ukaan malam C, titik 2 seb 2 C, dan pu suhu permuk i pada pusat an dengan titik lainnya n pada pusat lahan terba sangat cepat m tan Hujan Tropis Tit 28.4 24.8 3.6 Suhu Permuka Hutan Hujan Tropis 28.2 24.4 3.8 ki perbedaan engan titik la nakan udara di melepas kalor tropis Gamba kota sebesar 2 hutan hujan 7.8 C. kaan siang ha hujan tropis an siang dan m bertipe hutan ukaan untuk opis Gambar m hari hutan esar 24.3 C, usat kota 24. kaan dari sian t kota lebih perbedaan Tabel 10. H kota di dom angun, seh melepaskan ka tik 2 Titik 4 Pus 27.6 27.9 24.6 24.6 3.0 3.3 aan Hutan H Tropis Pusat K Titik 2 Titik 4 Titik 2 Titik 4 Pu 27.9 28.3 24.3 24.2 3.6 4.1 n suhu ainnya i pusat r.Suhu ar 26. 8.6 C, tropis ari tipe malam n hujan lahan r 27. hujan titik 4 .2 C. ng ke besar suhu Hal ini minasi hingga alor. sat Kota 28.2 24.6 3.6 Hujan Kota usat Kota 28.7 24.3 4.4 Gambar 27

4.6 Perba WRF

Pengu Rata-r didapatkan cuaca dalam tanggal 15 memungkin yang sesuai pada WRF. dengan wil cuaca talan S-104 41 ’ 40 Gambar 28 Pada perbandinga suhu udara jenis lahan h presentase k data stasiun Pada plot antara observasi y = 0.809x korelasi R koefisien k membuktika suhu permuk lahan hutan h andingan Su dengan Su ukura Stasiun rata suhu dari hasil p m selang wa sampa 16 Jan nkan untuk m dengan pot g Suhu WRF d ayah observa g betutu pada ’’ E. Perbandingan cuaca dengan WRF Gambar 2 an suhu stas a tiap jenis la hutan hujan tr kesesuaian ya n cuaca. Gambar 29 suhu mode yang menga + 5.1887 den R 2 = 0.634 korelasi sebe an bahwa h Suhu Permukaa Hutan Tropis kaan malam ha hujan tropis uhu Udara uhu Udara n Cuaca stasiun pengukuran s aktu tiap jam nuari 2010. H membuat plot graik setiap tim disesuaikan let asi, yaitu di s a koordinat2 n suhu udara s n suhu udara 28 dapat siun cuaca d ahan.Suhu ra ropis yang me ang tinggi ter dapat dilihat WRF dengan asilkan pers ngan besar ko 6. Dengan esar 0.6346 hasil suhu an Pusat K Titik 2 Titik 4 Hujan Kota 2 4 ari tipe Hasil hasil cuaca stasiun m dari Hal ini grafik me step taknya stasiun 52 ’ 48 ’’ stasiun model dilihat dengan ata-rata emiliki rhadap t hasil n suhu samaan efisien besar sudah model dengan obs kuat. servasi memiiliki korelasi yang Gambar 29 H

V. KES 5.1 Kesimp

Analis dengan me hanya muda namun juga yang sangat ketersediaan keperluan klimatologi. Dari h suhu Kota dibandingka Selatan ya 1 C.Suhu p Palembang bahwamalam hangat diba kisaransuhu Sianghari s dibandingka suhu sebesar Hasil dengan 4 tit udara dan p perbedaan s yang lebih titik sekita udara 3.6 C sebesar 4.4 mampu me Palembang m Hasil observasi d menunjukan dihasilkan kesesuaian Hasil validasi suhu udara m SIMPULAN ulan sis dan ident enggunakan m ah diaplikasik memberikan t luas yang m n hasil anal bidang m . hasil analisis a Palemban an suhu w aitu sebesar ermukaan dan menunju m hari suhu andingkan su sebesar 0.3 suhu permuk an suhu udar r 0.2 C sampa perbandingan tik sekitarnya permukaan pu suhu dari sia tinggi diban arnya dengan dan perbedaa 4 C.Namun h njelaskan bah megalami UH validasi an dengan suhu u n bahwa data model WRF yang tinggi i suhu udara d model WRF DAN SARAN tifikasi suatu model WRF kan dan dilak hasil keluara mampu menu isis olahan meteorologi didapatkan b ng lebih h wilayah Sum 0.1 C s n suhu udara ukan perb u permukaan uhu udara d 3 C sampai kaan lebih d ra dengan k ai 1.4 C. n suhu pusat menunjukkan sat kota meng ang ke malam ndingkan den n perbedaan an suhu perm hal tersebut hwa wilayah HI. ntara suhu udara model a suhu udara F memiliki t dengan persa dengan N areal tidak kukan, an data unjang untuk dan bahwa hangat matera sampai a Kota bedaan lebih dengan 0.4 C. dingin kisaran t kota n suhu galami m hari gan 4 suhu mukaan belum Kota udara WRF a yang tingkat amaan garis y = 0 koefisien ko 0.8009x + 5. orelasi R 2 sebe 1887 dengan esar 0.6346. n besar

5.2 Saran