Metode pengumpulan data METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Survey ; metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan mulai dari peternakan, penyalur dan ke konsumen lembaga Carrefour. 2. Wawancara; suatu proses untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan cara dialog dan bertukar ide melalui tanya jawab antara peneliti dengan responden Esterberg, 2002 dalam Sugiyono, 2008. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan survey ke peternakan petelur untuk mengetahui penerapan biosekuriti pada peternakan dengan memberikan pertanyaan yang terstruktur questioner. Untuk mengetahui para pihak yang terlibat dalam rantai pasok yaitu dengan menggunakan metode snowbowling mengikuti alur logistic rantai pasok telur serta dengan melakukan wawancara interview kepada para pihak yang terlibat dalam rantai pasok telur CMC mulai dari peternak sampai konsumen. 3.3 Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan menjawab tujuan penelitian dengan menggunakan beberapa indikator seperti: - Pemangku kepentingan yang terlibat dalam CMC - Penerapan biosecurity di tingkat peternak - Manajemen logistik telur ayam dari peternakan biosecure dan pemangku kepentingan lainnya dalam memenuhi permintaan konsumen yang dilihat dari perencanaan dengan indikator jumlah produksi, penganggaran biaya produksi, pengadaanpenyimpanan volume, pengendalian dan pendistribusian jenis alat angkut dan harga jual di tingkat outlet. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Stakeholder Pemangku Kepentingan Telur Ayam dari Peternakan Biosecure pada awal pembentukan 2012 dan pada tahun 2015 Rantai Pasok atau supply chain adalah suatu system tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya dan rantai ini merupakan jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran barang tersebut. Saptana dan Daryanto, 2012. Rantai pasok telur dari peternakan yang biosecure ini dikembangkan oleh proyek ACIAR AH169 pada tahun 2012 melibatkan peternakan biosecure, supplier dan supermarket. Stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok telur biosecure pada saat dikembangkan tahun 2012 dan keberadaannya di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Peternakan Petelur biosecure yang terlibat adalah peternakan petelur kontrak dari perusahaan PT. Mitra Sinar Jaya PT. MSJ. Peternakan ini yang berlokasi di desa Petang Kabupaten Badung sebelum terlibat dalam rantai pasok telur biosecure ini mendapatkan pembinaan berupa pelatihan biosekuriti, pendampingan dalam pelaksanaan langkah – langkah biosekuriti dan audit dalam pelaksanaan langkah – langkah biosekuriti oleh proyek ACIAR AH169. Setelah lulus audit oleh auditor biosekuriti yang terlatih, dan mendapatkan sertifikat biosecure yang ditandatangani Kepala Dinas Peternakan Propinsi dengan masa berlaku selama setahun maka produk dari peternakan ini dipasarkan melalui rantai pasok telur dari peternakan biosecure. Tabel. 4.1. Stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok telur dari peternakan ayam biosecure tahun 2012 dan 2015. NO. RANTAI PASAR STAKEHOLDER AWAL2011 SAAT INI 2015 1 Produser Telur Peternakan biosecure Petang Petang dan Penebel 2 Supplier UD. Limas UD. Limas 3 Out Let Carrefour - Carrefour -Delta -Pepito Supplier telur biosecure pada awal pembentukan adalah UD. Limas Merta Mandiri UD. LMM, perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan barang jasa dengan komoditi seperti telur diantaranya telur ayam kampung, telur puyuh, telur itik dan telur ayam dari peternakan biosecure. UD. LMM ini sebelum terlibat dalam rantai pasok telur biosecure ini sudah mendapat pelatihan dan juga sudah diaudit oleh auditor terlatih dari ACIAR. Pada awal pengembangan rantai pasok ini outlet yang bergabung adalah Carrefour. Pada saat akan mengembangkan rantai pasok ini banyak outlet yang ingin bekerjasama tetapi Carrefour dipilih karena supermarket ini merupakan salah satu supermarket terbesar di Bali, mempunyai banyak pembeli expatriate, dan menjual sekitar 200 box telur Ayam ras, ayam kampong dll. Setelah berjalan, UD.LMM berhasil mengembangkan pemasaran telur biosecure ini ke Delta Supermarket Nusa Dua dan Pepito. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rantai pasok telur dari peternakan biosecure proyek ACIAR AH169 masih berlanjut dan stakeholder yang terlibatpun masih sama yaitu peternakannya adalah peternakan petelur mitra dari PT. Mitra Sinar Jaya PT. MSJ dengan suppliernya adalah UD. Limas dan outletnya adalah Carrefour. Pada pertengahan 2014, pemasaran telur biosecure ini mengalami perluasan outlet yaitu supermarket Delta dan Pepito.Ini berarti telur biosecure saat itu dijual di tiga outlet.Sehingga untuk memenuhi pasokan ke ketiga outlet itu, UD.LMM perlu merencanakan dan mengendalikan pasokan telur dari peternakan biosecure.Pada saat awal dimulai pada tahun 12 Juni 2011, rantai pasok ini cukup melibatkan satu peternak petelur saja tetapi dengan berjalanya waktu dimana penjualan di Carrefour juga mengalami peningkatan tabel 4.3, UD. LMM berencana menambah peternak biosecurenya.Ini sejalan dengan tujuan dari dilaksanakannya proyek ACIAR bahwa makin banyak peternak yang mau melaksanakan biosekuriti di peternakannya untuk mencegah terjangkitnya penyakit pada peternakannya Aciar AH169, 2008. Sesuai dengan ketentuan awal pengembangan rantai pasok telur dari peternakan biosecure ini bahwa stakeholder yang terlibat harus memenuhi kriteria biosesure, artinya menerapkan langkah-langkah biosekuriti, kemudian lulus audit oleh auditor biosekuriti. Sehingga hak konsumen untuk mendapatkan telur biosecure dapat terjamin. Sesuai dengan ketentuan masa berlaku sertifikat audit yang diberikan Dinas Peternakan Propinsi Bali yaitu selama setahun maka peternakan yang terlibat pada rantai pasok ini seharusnya sudah harus diaudit ulang kembali.

4.2. Penerapan langkah-langkah biosekuriti pada Peternakan Ayam Petelur