TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Keberlanjutan Rantai Pasok Telur dari Peternakan Ayam Biosecure.

1.2. Tujuan Khusus Penelitian Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1 untuk mengetahui keberadaan terkini dari CMC telur ayam yang telah dibentuk oleh proyek ACIAR; 2 untuk mengetahui manfaat yang diperoleh peternak dari produknya yang dijual berlabel PBUI; dan 3 untuk mengetahui siapa dari para pihak stakeholder pada rantai pasok itu yang mendapatkan manfaat yang paling besar. 1.3. Urgensi Keutamaan Penelitian Produk dari peternakan unggas dalam hal ini telur merupakan salah satu penyedia sumber protein hewani yang murah yang memiliki andil besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan.Wabah flu burung yang menyerang Indonesia juga memberikan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya mendapatkan produk yang bersih dan aman bagi kesehatan. Ke depan, masalah keamanan pangan food safety , pada gilirannya, juga mendorong pemerintah dan konsumen untuk mengawasi mengontrol secara lebih ketat rantai pasokan supply chains telur ayam dari kandang sampai ke tangan konsumen. Saat ini, sebagian besar komoditas dan produk unggas didistribusikan oleh pedagang kecil di pasar tradisional.Konsumen dengan daya beli yang lebih tinggi menginginkan komoditas dan produk yang lebih bersih dan lebih sehat.Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas produk yang lebih baik dan keterlacakan traceability, maka proses produksi membutuhkan kontrol pengawasan yang lebih ketat atas rantai pasokan. Dengan mengevaluasi kekinian CMC telur yang telah dibentuk dalam proyek ACIAR dapat diketahui keberlanjutan penyediaan sumber protein hewani dari peternakan yang sehat. Dalam penelitian akan diperoleh 1 gambaran terkini implementasi rantai pasok telur dari peternakan berbiosekuriti . 2 informasi kebutuhan pendampingan mentoring untuk keberlanjutan sustainable dari rantai pasok telur tersebut. 3 bahan kegiatan pembelajaran dan pengabdian untuk mahasiswa praktek baik S1 maupun S2.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Biosecurity Biosecurity adalah istilah yang dipakai dalam upaya semua tindakan pengendalian wabah untuk mencegah semua kemungkinan penularan kontak dengan ternak tertular sehingga rantai penyebaran penyakit dapat diminimalkan Deptan, 2006.WHO 2008 juga menyebutkan bahwa tindakan biosecure meliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada hewan atau manusia. Penerapan biosecurity pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau peternakan lainnya akan mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam sektor tersebut. Menurut Cardona 2005, meskipun biosecurity bukan satu-satunya upaya pencegahan terhadap serangan penyakit, namun biosecurity merupakan garis pertahanan pertama terhadap pengendalian penyakit. Menurut Sudarisman 2004, operasional biosecurity meliputi tiga hal pokok yakni: 1. Pengaturan traffic control. Pengaturan ini menyangkut pergerakan manusia dan ternak yang berasal dari luar peternakan ke lokasi kandang dan sebaliknya. 2. Pengaturan dalam farm . Pengaturan ini menyangkut keadaan di dalam peternakan yang menyangkut kondisi kandang, kebersihan kandang, penempatan pakan dan penyaluran drainase kandang. 3. Disinfeksi. Penggunaan disinfectan dimaksudkan untuk stelisasi kandang dalam dosis yang bisa ditoleransi. Capua dan Marangon 2006 menyatakan bahwa peternakan yang menerapkan biosekuriti tidak hanya mampu mengurangi resiko penyakit tetapi juga mampu memberikan pesan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan aman. Tentunya dapat dipastikan bahwa konsumen akan bersedia membayar dengan harga premium untuk produk tersebut ACIAR 2014 menyebutkan bahwa peternakan yang telah menerapkan biosecurity disebut peternakan biosecure. 2.2Clean Market Chain CMC CMC yang diterapkan oleh proyek ACIAR ah2006169 merupakan rangkaian pengikutsertaan berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasok telur ayam yang berasal dari peternakan biosecure.Penerapan CMC pada prinsipnya menerapkan manajemen logistik dari peternakan biosecure ke tangan konsumen yang mau membayar produk dengan harga lebih mahal karena berasal dari peternakan yang sehat. Pengertian logistic menyangkut keseluruhan bahan, barang, alat dan sarana yang diperlukan dan dipergunakan oleh suatu organsasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya Siagian, 2005.Lebih lanjut Dwiantara dan Rumsari 2004 menyebutkan bahwa logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik tangible , baik yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang administrasi. Menurut Siagian 2005, melihat logistik dari segi dunia bisnis yakni logistik merupakan bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara efektif, efisien proses pengadaan, pengelolaan, penyimpanan barang, pelayanan dan informasi mulai dari titik awal point of origin hingga titik konsumsi point of consumption dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.Dengan demikian manajemen logistik merupakan bagian dari rantai pasok supply chain untuk menjamin keefisienan dan keefektifan aliran barang dari produsen point of origin ke titik konsumsi untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Rantai pasok telur ayam yang umum dilalui melibatkan pemangku kepentingan seperti peternak ayam petelur, pedagang pengumpul yang menyalurkan telur ayam ke pasar tradisional maupun ke pasar modern hotel, restoran dan institusi, sampai akhirnya ke konsumen rumah tangga. Peran poultry shop dan produsen pullet juga terlihat dalam penyaluran telur ayam. Selain itu, penjualan ayam apkir menjadi bagian yang umum terjadi setelah ayam tidak produktif lagi Gambar 1.Penetapan CMC telur ayam dari peternakan biosecure adalah membuat saluran pemasaran ke pasar yang bersih clean market dengan mengurangi jumlah pemangku kepentingan dan produk diditujukan ke pasar modern sering disebut sebagai konsumen lembaga. Kriteria yang disertakan dalam pemilihan pemangku kepentingan dalam CMC meliputi ACIAR, 2014:  penerapan biosecurity yang konsisten sesuai dengan kriteria ACIAR  lokasi yang berkaitan dengan pemangku pentingan lainnya  rantai pasok yang telah berlangsung selama ini dan kaitannya dengan pemangku kepentingan lainnya  adanya kemungkinan persetujuan penyusunan kontrak yang disepakati diantara pemangku kepentingan dalam mengenalkan produk baru. Gambar 1. Pemangku kepentingan dalam CMC ACIAR, 2014 Dalam Gambar 1 tampak CMC diarahkan mulai dari peternakan ayam petelur biosecure, pedagang pengumpulcollector, konsumen lembaga hotelrestoraninstitusidan konsumen diarsir denngan warna kuning. Collector pada CMC adalah perusahaan yang langsung mengambil produk ke peternakan untuk kemudian melakukan pengemasan berlogo PBUI dan label tentang peternakan sehat, selanjutnya disalurkan ke pasar modern yaitu Carrefour.Pertumbuhan pasar swalayan modern supermarket yang pesat di Indonesia didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat telah menngalihkan konsumen untuk berbelanja di pasar modern seperti Carrefour dan mau membayar dengan harga yang lebih mahal untuk produk dari peternakan yang sehat. Produk telur ayam yang ditampilkan dalam CMC dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, yaitu memiliki label PBUI dan dikemas menarik seperti terlihat pada Gambar 2. Peternakan ayam petelur Pedagang pengumpul collector Hotelrestoran dan institusi Ayam apkir Pasar tradisional Konsumen Poultry shop Produsen pullet Gambar 2. Kemasan telur yang dijual di Carrefour dari peternakan ayam biosecure dalam Clean market Chain Dengan melihat label dan logo yang tercantum dalam kemasan telur, konsumen akan tertarik membelinya karena mereka memiliki persepsi bahwa produk yang dibeli berasal dari peternakan yang sehat. Kotler 2000 menyatakan bahwa produk yang memiliki pembeda differentiable akan disukai konsumen sesuai dengan karakteristik yang dicari oleh konsumen. Dalam hal ini, konsumen CMC melihat pembedaan tersebut dari kemasan yang menarik dan informasi yang tertera dalam label.

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian