BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
Meskipun wabah flu burung AI di Indonesia saat ini sudah mereda, tetapi kontrol terhadap HPAI
Highly Pathogenic Avian Influenza
masih merupakan prioritas utama dalam pengendalian penyakit pada peternakan ayam. Outbreak HPAI pertama kali dilaporkan terjadi
di Asia Tenggara pada akhir tahun 2003, kemudian sejak saat itu beberapa negara di Asia juga melaporkan terjadinya
outbreak
penyakit tersebut bahkan di beberapa wilayah sudah menjadi endemi. Di Indonesia sendiri 31 dari 33 propinsi yang ada sudah terserang oleh penyakit itu
dengan kematian yang diakibatkan sekitar 146 orang termasuk yang terakhir di Bali tahun 2012 FAO, 2012. Penyakit ini mengakibatkan kerugian ekonomi secara nyata terutama pada
peternakan ayam melalui penurunan produksi dan pendapatan di sektor tiga
Non-Industrial Comercial Poultry Sector
NICPS dan pada semua institusi stakeholder sepanjang rantai pasar dari ternak ayam baik pedaging maupun petelur.Kerugian secara ekonomis yang disebabkan oleh
HPAI ini diperkirakan mencapai 1 juta dolar Amerika ABCRC,2007.
Dalam upaya penanggulangan HPAI, pemerintah Australia melalui ACIAR AH2006169 bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di tiga propinsi Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi
Selatan melaksanakan proyek penerapan biosekuriti pada peternakan ayam di sektor tiga. Dengan penerapan biosekuriti yang terus menerus diharapkan produk yang dihasilkan oleh
peternakan telur dan ayam tersebut tentunya akan lebih bersih dan sehat.Pada tahun 2012 proyek ACIAR membentuk
Clean and Healthy Market Chain
CMC rantai pasok telur ayam di Provinsi Bali dengan tujuan mengembangkan suatu pasar telur dari peternakan
biosecure
dengan menciptakan insentif ekonomi untuk semua pemangku kepentingan rantai pasar, termasuk
konsumen, pengecer, pengolah dan peternak. CMC pada waktu itu telah berjalan dengan alur produk mulai dari peternakan
biosecure
, penyalur perusahaan dan konsumen lembaga Carrefour yang menyalurkan telur ayam dengan label Pusat Biosekuriti Unggas Indonesia
PBUI. Proyek ACIAR telah berakhir pada tahun 2012, namun diharapkan bahwa CMC bagi produk yang berasal dari peternakan yang biosecure dapat berkelanjutan tanpa adanya proyek.
Bagaimanakah kondisi kini dari CMC setelah selesainya proyek ACIAR pada akhir tahun 2012?Apakah konsumen masih memperoleh produk dari peternakan yang sehat biosecure?
1.2. Tujuan Khusus Penelitian Tujuan khusus dari penelitian ini adalah 1 untuk mengetahui keberadaan terkini dari
CMC telur ayam yang telah dibentuk oleh proyek ACIAR; 2 untuk mengetahui manfaat yang diperoleh peternak dari produknya yang dijual berlabel PBUI; dan 3 untuk mengetahui siapa
dari para pihak stakeholder pada rantai pasok itu yang mendapatkan manfaat yang paling besar.
1.3. Urgensi Keutamaan Penelitian Produk dari peternakan unggas dalam hal ini telur merupakan salah satu penyedia sumber
protein hewani yang murah yang memiliki andil besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan.Wabah flu burung yang menyerang Indonesia juga memberikan kesadaran pada
masyarakat akan pentingnya mendapatkan produk yang bersih dan aman bagi kesehatan. Ke
depan, masalah keamanan pangan
food safety
, pada gilirannya, juga mendorong pemerintah dan konsumen untuk mengawasi mengontrol secara lebih ketat rantai pasokan
supply chains
telur ayam dari kandang sampai ke tangan konsumen. Saat ini, sebagian besar komoditas dan produk unggas didistribusikan oleh pedagang kecil di pasar tradisional.Konsumen dengan daya
beli yang lebih tinggi menginginkan komoditas dan produk yang lebih bersih dan lebih sehat.Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas produk yang lebih baik dan keterlacakan
traceability,
maka proses produksi membutuhkan kontrol pengawasan yang lebih ketat atas rantai pasokan. Dengan mengevaluasi kekinian CMC telur yang telah dibentuk dalam proyek
ACIAR dapat diketahui keberlanjutan penyediaan sumber protein hewani dari peternakan yang sehat.
Dalam penelitian akan diperoleh 1 gambaran terkini implementasi rantai pasok telur dari peternakan berbiosekuriti . 2 informasi kebutuhan pendampingan mentoring untuk
keberlanjutan sustainable dari rantai pasok telur tersebut. 3 bahan kegiatan pembelajaran dan pengabdian untuk mahasiswa praktek baik S1 maupun S2.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1