Tarekat Hati Kudus Yesus

BAB III SPIRITUALITAS HATI KUDUS YESUS DALAM TAREKAT MSC

A. Tarekat Hati Kudus Yesus

1. Pendiri Tarekat Misionaris Hati Kudus

Pada tanggal 15 maret 1824 di kota Richelieu, lahirlah seorang anak yang diberi nama Jules Chevalier. Bapaknya bernama Jean Charles Chevalier, ibunya bernama Louise Ory. Jules mempunyai 2 orang kakak, Charles Chevalier dan Louise Chevalier. Beda umur antara kakaknya laki-laki Charles adalah 12 tahun sedangkan kakaknya perempuan Louise adalah 12 tahun. Keluarga Chevalier adalah keluarga miskin namun orang tuanya dibaptis katolik dan menerima sakramen-sakramen sampai mereka meninggal. Jules kecil mendapat pendidikan dan kesalehan dari ibunya. Ia mendidik Jules dengan baik dalam hal nilai-nilai kristiani dan manusiawi. Sebagai contoh ibunya mengajarinya untuk tidak mencuri dan pendidikan itu sangat berhasil. Sebagai contoh suatu hari Jules diajak ibunya ke pasar, di saat ibunya membelakanginya Jules mencuri apel dari seorang pedangang. Sesampai di rumah ketika Jules memakan apel tersebut ibunya melihat buah curiannya, maka ibunya membawa Jules kembali ke pasar dan meminta maaf karena telah mencuri. Ibunya juga mengajarkan hal-hal mengatasi watak yang panas dan galak yang ia warisi dari ayahnya. Ia mulai berani dan tabah. 39 Pada usia 12 tahun, Jules terpaksa meninggalkan dunia anak-anak karena keluarganya miskin. Ayahnya mula-mula berdagang biji-bijian kemudian berjualan roti. Usaha ayahnya tidak berhasil. Pada tanggal 29 Mei 1836, Jules memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang keputusannya untuk menjadi Imam. Ia meminta kepada orang tuanya untuk membawanya ke seminari di Tours. Tetapi ibunya menasehatinya bahwa mereka tidak mampu untuk membiayainya maka ibunya menyarankan untuk bekerja. Dengan berat hati Jules memenuhi perkataan ibunya. Ia mulai bekerja sebagai tukang sepatu. Sejak saat itu Jules menjadi seorang tukang sepatu, namun demikian Jules masih menemukan waktu untuk belajar bahasa Latin dengan bantuan Pastor Parokinya. Walaupun masih belasan tahun namun Jules berusaha untuk mandiri dan mengambil langkah untuk masa depannya. Pada bulan Maret 1841, keluarga Chevalier meninggalkan Richelieu dan pindah ke Vatan dalam propinsi Berry untuk bekerja sebagai penjaga hutan. Ketika berumur 17 tahun terbuka bagi Jules kesempatan untuk masuk Seminari Menengah St. Gaultier dalam Keuskupan Bourges. Hal ini dikarenakan majikan dari ayahnya mandor dari penjaga hutan bersedia menanggung uang sekolah dan asrama Seminari Menengah untuk Jules. Maka keinginan untuk masuk seminari yang diimpikan Jules bisa terwujud. Di Seminari menengah keinginan berelasi dengan teman-temannya dan serentak untuk mengejar cita-citanya diuji secara berat. Pada waktu itu umur Jules 17 tahun sedangkan teman-temannya masih berumur 12 tahun. Karena sudah lama kira-kira 5 tahun Jules tidak bersekolah lagi maka Jules terbelakang dalam 40 pelajaran. Teman-temannya rata-rata setelah tamat Sekolah Dasar langsung melanjutkan ke seminari. Hal lain juga Jules berasal dari daerah yang berbeda dengan teman-temannya. Ia berasal dari Richelieu sedangkan teman-temannya berasal dari Berry. Jules merasa sendirian, sehingga mempengaharui panggilannya dan Jules hampir putus asa dan menyerah karena pergumulannya sangat berat. Seandainya Jules tidak ditahan oleh rektor Seminari maka ia sudah meninggalkan panggilannya. Rektor seminari menahan Jules karena melihat dalam diri Jules seorang calon imam yang baik. Pada umur 22 tahun bulan Oktober 1846 Jules masuk seminari agung di Bourges, ibukota propinsi Berry. Selama 5 tahun di Seminari Tinggi Jules memperlihatkan bakat kepemimpinan. Hal ini dibuktikan dengan kepinteran Jules dalam berelasi dan mempunyai pendirian yang teguh serta berusaha tidak memihak. Di Seminari Jules mengambil inisiatif untuk mendirikan suatu perkumpulan dengan nama “Chevaliers du Sacre Coeur” Para Ksatria Hati Kudus. Nama ini diambil dari namanya sendiri, namun nama ini menunjukkan semangat seorang Ksatria dalam perjuangan untuk memerangi “penyakit-penyakit jaman’ pasca revolusi Prancis. Di Seminari Jules pernah membaca sebuah bulletin yang diterbitkan oleh Vatikan tentang penyebaran Injil ke tanah misi. Hal ini membuat hati jules tergerak untuk menjadi seorang misionaris. Hal ini begitu kuat dalam dirinya sehingga Jules selalu berkonsultasi dengan Rektor untuk melamar nantinya dalam konggregasi misi untuk menjadi missionaris. Namun keinginan Jules tidak 41 tersampaikan karena Rektor membutuhkan imam-imam seperti Jules untuk mengembangkan Paroki. Namun keinginan kuat dalam diri Jules untuk menjadi missionaris tetap ada. Dan akhirnya pada tanggal 14 Juni 1851 Jules ditahbiskan menjadi seorang Imam. Walaupun pada saat itu Jules ditahbiskan menjadi Imam Projo tetapi hatinya selalu berkobar-kobar untuk menjadi seorang misionaris.

2. Sejarah Berdirinya Tarekat MSC

Pada waktu Pater Jules Chevalier masih di seminari Agung ia telah mengangan-agankan tugasnya sebagai seorang pendiri. Malahan Jules sudah memiliki gambaran mengenai tarekat yang akan didirikannya. Pada waktu di seminari Jules sudah mendirikan suatu perkumpulan dengan nama “Ksatria- ksatria Hati Kudus”. Setelah Jules ditahbiskan menjadi seorang Imam, perasaan untuk mewujudkan keinginan hatinya semakin besar. Setelah 3 tahun ditahbiskan menjadi Imam, Jules ditugaskan di Issoudun sebuah kota yang tenang yang jaraknya kira-kira 300 km jauhnya dari Paris. Di sana Jules menemukan temannya dari seminari tinggi yaitu Pastor Emile Sebastien Maugenest yang sudah lebih dahulu menjadi Pastor pembantu di Issoudun. Pada akhir november Jules berbicara dengan Maugenest mengenai cita- citanya untuk mendirikan sebuah Tarekat Misionaris Hati Kudus di Issoudun. Maugenest langsung mendukung ide tersebut dan menjelang tanggal 8 Desember mereka berdua mengadakan novena untuk memohon restu daru Bunda Maria. Pada tanggal, 8 Desember 1854 lahir sebuah tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus, ketika dogma Maria Tak Bernoda dimaklumkan secara resmi oleh Pius IX, 42 permohonan mereka dikabulkan. Tanggal itu oleh Pater Chevalier dijadikan hari berdirinya tarekat MSC.

3. Makna Nama MSC

`MSC merupakan kepanjangan dari Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu bahasa Latin yang dalam bahasa Indonesia adalah Misionaris Hati Kudus Yesus. Dari arti katanya mau menunjukkan bahwa Tarekat MSC adalah tarekat misionaris yang siap sedia diutus kemanapun di dunia ini. Nama Tarekat MSC dijelaskan dalam Konstitusi dan Statuta tarekat MSC art. 1 dan 2 yang mengatakan, nama Tarekat kita adalah Tarekat Misionaris Hati Kudus Yesus. Kita adalah suatu Tarekat Religius yang membaktikan diri pada karya-karya kerasulan. Kita menjadi anggota dengan mengikrarkan kaul-kaul publik, yakni ketaatan, kemurnian dan kemiskinan sebagai jawaban atas panggilan Allah. Melalui pembaktian diri kepada Tuhan ini, kita mewajibkan diri untuk menghayati semangat Tarekat, mengambil bagian dalam tugas perutusannya dan di dalamnya menjalani hidup kita bersama sebagai saudara, dalam kesetiaan kepada konstitusi ini. Sebagai MSC yang telah membaktikan diri untuk menjadi seorang misionaris dengan kesetiaan dan ketaatan siap sedia diutus kemanapun untuk melayani umat. Tugas perutusan ini harus dijalani dengan keterbukaan dan semangat melayani dengan dilandasi persaudaraan. Dalam menjalankan tugas perutusan ini kesadaran untuk membangun suatu komunitas yang dilandasi 43 semangat persaudaraan menjadi kunci dalam menghayati kereligiusan sebagai MSC. Sebagai MSC yang mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan kemurnian, kesucian dan ketaatan merupakan ungkapan penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Semua yang dilakukan dan dikerjakan untuk dan demi kemuliaan Tuhan. Sebagai MSC yang berspiritualitas hati sebagai dasar dalam pelayanan mampu menunjukkan semangat hati kepada siapapun yang dijumpai. Semangat untuk berbelarasa kepada yang kecil dan tertindas menjadi salah satu tujuan dalam perutusan. Semangat ini mengikuti Yesus yang diutus untuk memberikan kabar baik kepada orang-orang miskin Luk 4:18. Keberpihakan kepada yang lemah, miskin dan tertindas inilah yang membuat Pater pendiri Tarekat MSC, Pater Chevalier untuk membentuk kelompok orang yang dengan penuh kesetiaan merelakan segenap jiwa raganya untuk melayani sesama. Gambaran yang menyentuh hati Pater Chevalier adalah gambaran hati Yesus yang mencintai manusia dengan hati manusiawinya. Yesus sebagai Gembala yang baik tidak merelakan domba-domba-Nya untuk hilang dan sesat. Hati-Nya akan tergerak oleh belaskasihan ketika melihat orang banyak sebagai kawanan tanpa gembala Mat 9:36. Semangat ini yang diharapkan oleh Pater Jules Chevalier menjadi landasan untuk dihayati dan dilaksanakan dalam tugas perutusan sebagai MSC, agar semua orang terinspirasi untuk mampu membantu sesama yang menderita. 44

B. Spiritualitas Hati Kudus Yesus