Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef

(1)

F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS

KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Lasmini NIM: 121124057

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

para Formator dan Tim Spiritualitas


(5)

v

MOTTO

“Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu

menjadi teladan bagi kawanan domba itu”.


(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 April 2017

Penulis,


(7)

(8)

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF”. Penulis memilih judul ini berdasarkan kenyataan bahwa formatio para novis merupakan permulaan hidup bagi para novis untuk mengalami cara hidup kongregasi serta membentuk budi dan hati dengan semangat khas dari kongregasi. Namun para novis belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengembangkan nilai-nilai hidup religius dan menghayatinya demi kualitas hidup panggilan yang lebih baik. Bertitik tolak dari kenyataan yang terjadi, skripsi ini dimaksudkan untuk memberi sumbangan pemikiran bagi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan secara khusus bagi pendamping novis dalam usaha meningkatkan proses formatio.

Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah formatio macam apa yang sungguh relevan dalam usaha menanamkan nilai-nilai hidup religius berdasarkan spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef sehingga membantu para novis untuk menjadi religius yang sejati dalam seluruh cara hidupnya, baik dalam cara berpikir maupun cara bertindak dan bertingkah laku. Untuk menjawab persoalan ini, penulis telah mengadakan wawancara dengan para formator, suster yunior dan novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dan melakukan studi pustaka tentang pedoman pembinaan hidup membiara pada umumnya dan konstitusi kongregasi untuk melengkapi skripsi ini sehingga skripsi ini sungguh membantu formator novis dalam usaha meningkatkan formatio.

Formatio yang dimaksud adalah pembinaan yang membentuk para novis menjadi manusia beriman kristiani yang dewasa lewat berbagai latihan rohani dan penghayatan kekhasan tarekat serta pendampingan-pendampingan yang mengarahkan mereka untuk semakin mengembangkan kualitas hidup manusiawi kristiani, apostolik berdasarkan spiritualitas Kongregasi Kudus Yesus Maria dan Yosef. Formatio ini lebih berorientasi pada pembentukan manusiawi meliputi kedewasaan emosional, fisik, intelektual dan spiritual.

Dengan demikian langkah pembinaan yang dapat dilakukan untuk pendampingan novis adalah mengadakan pendampingan secara rutin, dengan menggunakan katekese model Shared Christian Praxis sebagai bentuk penanaman nilai-nilai iman dan religius yang menjadi kekuatan dasar bagi hidup panggilan sebagi suster novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang untuk hidup menurut semangat injil dan cara hidup yang khas dari kongregasi.


(9)

ix

ABSTRACT

This thesis is entitled “FORMATION (GUIDANCE)THE NOVICE OF CONGREGATION OF THEHOLY FAMILY OF IGNOBLE SISTER FROM

PANGKALPINANG BASED ON HOLY FAMILY SPIRITUALITY

JESUS MARIA AND JOSEPH ". The author chose this title based on the fact that

the formation of novices as the beginning of life for novices to experience the way of life of the congregation and to form the mind and heart with the special spirit of the Congregation.However novices do not yet have a high awareness to develop the values of religious life and live it out for a better quality of calling life. Based on the fact this thesis is intended to contribute thoughts to the Congregation of the sisters of the holy family of Pangkalpinang and specifically to the novice companion in an effort to improve the process of formation.

The main problem in this thesis is what formation is really relevant in the effort to instill the values of religious life based on the spirituality of the Holy Family of Jesus Mary and Joseph so as to help the novices to become true religious in all their ways of life, both in the way of thinking and the way of acting and behave. To answer this question, the author has interviewed the formators, junior sisters and novices of the Sister of the holy Family Sacred Congregation from Pangkalpinang and conducted a literature study on guidance on the development of the monastic life in general and the constitution of the congregation to complete this thesis so that this thesis really helps the novice formators in their efforts to improve the formation of the novices.

The formation here means the efforts that forms the novices into nature Christian believers through various spiritual exercises and the appreciation of the specialities of the congregation and the accompaniments that direct them to further develop the quality of the Christian, apostolic human life based on the spirituality of the holy Congregation of Jesus Mary and Joseph. This formation is more oriented towards human formation encompassing emotional, physical, intellectual and spiritual maturity.

Thus, the formation that can be done for novice mentoring is to conduct regular assistance by using catechesis of Shared Christian Praxis as a form of empowering religious and religious values that become the basic force for life calling as the novices nuns of the Sister holy Religious Family Congregation from Pangkalpinang to Live according to the spirit of the Gospel and the special way of life of the congregation.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas rahmat Allah yang Maha Kuasa, dan dengan

bimbingan Roh Kudus, serta perlindungan Keluarga Kudus Yesus Maria dan

Yosef, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebahagiaan.

Skripsi dengan judul “F ORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF”, ditulis sebagai bentuk kepedulian

dan keterlibatan penulis terhadap proses formatio para novis Kongregasi Suster

Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Penulis mencoba ikut ambil bagian dalam usaha meningkatkan formatio

dengan cara mengusulkan metode pendampingan yang relevan untuk membantu

menanamkan nilai-nilai hidup panggilan dengan mendasarkan pada spiritualitas

Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef. Penulis sungguh menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini, banyak melibatkan berbagai pihak yang senantiasa

memberikan dukungan dan semangat berupa doa, perhatian dan cinta, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk semuanya itu, pada kesempatan yang baik

ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., sebagai dosen pembimbing skripsi dan dosen

pembimbing akademik semester I-VIII, yang dengan setia, sabar, tegas, teliti

dan penuh dengan kedisiplinan membimbing dan mengarahkan penulis baik


(11)

xi

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji II, yang selalu mendukung

dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M. Hum., selaku dosen penguji III, yang

senantiasa memberikan perhatian dan dukungannya dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Para dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Agama Katolik,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, yang

telah memberikan bimbingan, perhatian dan pengetahuan pada saat

perkuliahan sampai berakhirnya penulisan skripsi ini.

5. Sr. Yosepha Bahkeetah, KKS, sebagai pemimpin umum Kongregasi Suster

Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, yang telah memberi kesempatan dan

kepercayaan kepada penulis untuk menempuh studi lanjut.

6. Sr. Petra, KKS dan para suster KKS komunitas Keluarga Suci Patangpuluhan

Yogyakarta yang senantiasa mendukung dengan doa, cinta dan pelayanan baik

saat perkuliahan sampai berakhirnya penulisan skripsi ini.

7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012/2013 yang selalu mendukung dan

menyemangati penulis selama studi sampai berakhirnya penulisan skripsi ini.

8. Bapak, ibu, kakak, adik dan semua sahabat dan kenalan dimanapun berada

yang selalu mendoakan saat perkuliahan sampai berakhirnya penulisan skripsi.

Atas segala kebaikan, cinta, perhatian dan dukungan yang boleh saya

terima secara cuma-cuma tanpa pamrih, sejak masa perkuliahan sampai

berakhirnya penulisan skripsi ini, penulis ucapkan banyak terima kasih yang tak


(12)

xii

dalam kehidupan orang-orang yang senantiasa peduli terhadap sesamanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, banyak kesalahan baik dari segi isi, bahasa, maupun sistematika

penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis butuhkan sebagai

masukan dalam rangka penyempurnaan tulisan skripsi ini.

Yogyakarta, 29 Maret 2017

Penulis

Lasmini


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 2

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penulisan ... 6

D.Manfaat Penulisan ... 7

E. Metode Penulisan... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II. GAMBARAN UMUM FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG... 10

A.Sejarah Singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 11

1. Riwayat Pendiri... ... 11

2. Lahirnya KKS ... 13

a. Alasan Pendirian KKS ... 13

b. Awal Baru Perkembangan KKS ... 14


(14)

xiv

4. Kharisma KKS ... 16

B. Situasi Formatio Novis Kongregasi Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016) ... 17

1. Peserta Formatio ... 17

a. Novis Tahun I Periode 2015-2016... ... 18

b. Novis Tahun II Periode 2015-2016 ... 18

2. Tempat Pembinaan dan Jadwal Kuliah Novis ... 19

a. Jadwal Kuliah Novis I semester I ... 20

b. Jadwal Kuliah Novis I Semester II ... 20

c. Jadwal Kuliah Novis II Semester I ... 21

d. Jadwal Kuliah Novis II Semester II ... 21

3. Pendamping Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 22

4. Materi Pembinaan Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 23

a. Bahasa Inggris ... 23

b. Pefectae Caritatis/Vita Consecrata/Menjadi Murid dan Nabi ... 24

c. Hidup Doa/ Kitab Suci/Mazmur/Kristologi/Injil Sinoptik ... 24

d. Konstitusi/Direktorium/Sejarah Kongregasi ... 24

e. Psikologi perkembangan/Pengolahan Hidup/Healing ... 25

f. Kesenian dan Keterampilan ... 25

g. Hidup Berkomunitas/ Seri Hidup dalam Roh ... 26

C. Proses Formatio (Pembinaan) para Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun terakhir (2015-2016) ... 26

1. Hidup Doa ... 27

2. Refleksi... 28

3. Rekoleksi ... 28

4. Retret ... 29

5. Rekreasi ... 29

6. Bimbingan Pribadi... 30

D.Beberapa Pokok Permasalahan dalam Formatio (Pembinaan) para Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalping... 30


(15)

xv

1. Faktor Ekstern ... 30

2. Faktor Intern ... 31

BAB III. FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF ... 32

A.Pandangan Umum tentang Formatio ... 33

1. Definisi Formatio ... 33

2. Tujuan Formatio ... 34

3. Manfaat Formatio ... 35

4. Tahap-tahapFormatio pada Umumnya ... 36

a. Masa Pra-novisiat ... 37

b. Masa Novisiat ... 38

c. Masa Yuniorat ... 38

d. Pembinaan Terus menerus (On Going Formation) ... 39

e. Pembinaan Integral ... 40

B. Formatio (Pembinaan) Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang... 41

1. Visi-Misi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 42

a. Visi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 42

b. Misi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 43

2. Tujuan Formatio Novis Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 43

3. Tahap-tahap Formatio Menurut Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 44

a. Tahap Aspirat ... 45

b. Tahap Postulat ... 46

c. Masa Novisiat ... 47

d. Masa Yuniorat ... 47

e. Pembinaan Diri Terus Menerus (On Going Formatio)... 48 4. Pelaku Formatio (Pembina) Novis Menurut Konstitusi Kongregasi


(16)

xvi

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang ... 50

C.Spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef sebagai Daya Penggerak dalam Formatio Para Novis KKS dari Pangkalpinang ... 51

1. Unsur-unsur Spiritualitas Yesus Maria dan Yosef yang menjadi Daya Penggerak dalam Formatio Novis ... 52

a. Iman ... 54

b. Doa ... 55

c. Ketaatan ... 57

d. Kesediaan Melayani ... 58

e. Kesederhanaan ... 60

f. Penderitaan ... 61

2. Bentuk-bentuk Pembinaan dalam Keluarga Kudus Yesus Maria Yosef ... 62

a. Pembinaan Dimensi Manusiawi ... 63

b. Pembinaan Dimensi Kristiani ... 65

c. Pembinaan Hidup yang Kontemplatif ... 66

d. Pembinaan Hidup Apostolik ... 68

3. Tujuan Formatio Berdasarkan Spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef ... 69

BAB IV. USAHA UNTUK MENINGKATKAN FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG ... 72

A.Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Program ... 73

B.Alasan Pemilihan Tema ... 75

C.Usulan dan Tujuan Katekese ... 76

D.Penjabaran Usulan Program Katekese ... 79

E. Petunjuk Pelaksanaan Usulan Program ... 83

F. Contoh Persiapan Katekese Model Shared Christian Praxis ... 84

BAB V. PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 103


(17)

xvii

LAMPIRAN ... 107

Lampiran 1: Data Calon Suster KKS Tahun 2015-2016 ... (1)

Lampiran 2: Pedoman Wawancara untuk Formator ... (2)

Lampiran 3: Pedoman Wawancara untuk Suster Yunior ... (3)

Lampiran 4: Pedoman Wawancara untuk Suster Novis ... (4)

Lampiran 5: Hasil Wawancara dengan para Formator ... (5)

Lampiran 6: Hasil Wawancara dengan Suster Yunior ... (9)

Lampiran 7: Hasil Wawancara dengan Suster Novis ... (12)

Lampiran 8: Kisah Nyata Merasakan Denyut Panggilan Membiara ... (16)

Lampiran 9: Jadwal Acara Harian Komunitas Novisiat ... (17)


(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab

Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan catatan Singkat.

(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik

Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende:

Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan

II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini,7 Desember 1965.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici),

diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II,

25 Januari 1983.

PPDLR : Pedoman-pedoman Pembinaan dalam Lembaga-lembaga

Religius dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Lembaga

Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, Januari

1992.

PC : Perfectae Caritatis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang

Pembaharuan dan Penyesuaian Hidup Religius,

28 Oktober 1965.

VC : Vita Consecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus


(19)

xix

A. Singkatan Lain

Art : Artikel

Balita : Bawah Lima Tahun

Basepta : Bawah Sepuluh Tahun

Bdk : Bandingkan

Direkt : Direktorium Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang yang disyahkan oleh Hilarius Moa Nurak,

SVD pada 10 Oktober 2007.

Dokpen : Departemen Dokumen dan Penerangan

Kan : Kanon

KGN : Kursus Gabungan Novis

KKS : Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang

KKYMY : Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef

Konst 1991 : Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang yang disyahkan oleh Mgr.Hilarius Moa

Nurak, SVD pada 6 Juli 1991 di Pangkalpinang.

Konst 2003 : Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci

dari Pangkalpinang yang disyahkan oleh Mgr. Hilarius

Moa Nurak, SVD pada 15 September 2003 di

Pangkalpinang


(20)

xx PH : Pengolahan Hidup

PS : Puji Syukur

Rm : Romo

SCP : Shared Christian Praxis

SK : Surat Keputusan

SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Sr : Suster

SS.CC : Sacrorum Cordium Jesu et Mariae (Kongregasi Hati

Kudus Yesus dan Maria)


(21)

BAB I PENDAHULUAN

Setiap kongregasi senantiasa mengusahakan cara-cara tertentu untuk

pengembangan hidup panggilan baik dari segi jumlah anggota, kualitas anggota

maupun peningkatan mutu panggilan seluruh anggota. Kongregasi melihat cara

yang tepat untuk meningkatkan mutu panggilan adalah melalui pembinaan pada

masa novisiat. Novisiat adalah tempat dan masa yang tepat untuk penanaman

nilai-nilai hidup religius, karena masa novisiat merupakan masa pembinaan untuk

menapaki jejak kesungguhan sikap dan motivasi dasar panggilan calon, agar pihak

kongregasi mempunyai bukti yang cukup mendasar untuk memperbolehkan calon

mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan panggilannya dengan tetap mengikuti

tahap-tahap pembinaan berikutnya (Tim Formator, 2001: 25).

Mengingat ada banyak cara untuk dapat mewujudkan harapan dan cita-cita

tersebut, maka kongregasi melakukan pembinaan-pembinaan melalui berbagai

macam ekperimen untuk membuktikan bahwa calon memiliki kemampuan dalam

menghayati spiritualitas kongregasi berserta tuntutannya secara praktis dan

konsekuen. Oleh karena itu dibutuhkan banyak dukungan baik dari segi tenaga

maupun finansial yang dapat membantunya untuk merealisasikan harapan tersebut.

Pada bagian ini penulis hanya akan membahas pentingnya meningkatkan

formatio, khususnya untuk para novis agar memperoleh gambaran yang jelas

dalam meningkatkan mutu panggilan melalui bidang formatio yang meliputi latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode


(22)

A. Latar Belakang

Dewasa ini setiap kongregasi merasakan berbagai macam tantangan dalam

mengusahakan mutu panggilan baik dari sisi motivasi maupun dari sisi jumlah

anggota kongregasi. Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

mengalami tantangan itu, tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi

kualitas. Kesadaran akan banyaknya tantangan untuk menumbuhkan panggilan

yang sungguh-sungguh pastilah setiap tarekat akan mengusahakan berbagai cara

untuk mengadakan promosi panggilan.

Lemahnya penghayatan nilai-nilai keutamaan yang terkandung dalam

hidup religius seperti doa, kesetiaan, keheningan, kaul, hidup bersama dan lain

sebagainya menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu panggilan. Demikian

pula dengan latar belakang para calon religius baik latar belakang keluarga,

budaya maupun bahasa juga turut mempengaruhi perkembangan kepribadiannya

yang kadang sulit dibina. Belum lagi dengan adanya budaya instan seiring

perkembangan zaman yang sungguh mempengaruhi pola pikir dan perkembangan

hidupnya baik secara fisik, psikis, psikologis maupun spiritualnya. Selain itu

kematangan manusiawi dan rohani para calon perlu pengolahan lebih lanjut agar

melalui formatio para calon sungguh dibentuk menjadi religius baik dalam cara

hidup, cara bertindak, cara berpikir maupun cara bertingkah laku agar semakin

memahami secara mendalam tentang hidup sebagai religius (Suparno, 2016: 13).

Yohanes Paulus II dalam dekrit Perfectae Caritatis art. 2-4 mengajak

setiap kongregasi untuk mengadakan pembaharuan kehidupan membiara termasuk

pembaharuan seluruh anggota dengan kembali kesumber hidupnya sendiri, yaitu


(23)

zaman yang terus berubah ini. Sedangkan dalam seruan apostolik tentang hidup

bakti (Vita Consecrata) art. 67-69 beliau mengingatkan kepada seluruh tarekat

untuk menyediakan sarana bagi perkembangan seluruh anggota termasuk para

calon dengan membuat program pembinaan dari pembinaan dasar sampai pada

pembinaan berkelanjutan yang memungkinkan seluruh anggota dan juga para

calon semakin mengalami perkembangan kearah yang lebih baik dalam

menanggapi panggilan Allah.

Konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

menegaskan bahwa kelangsungan dan perkembangan kongregasi serta usaha

membina semua anggota menjadi tangung jawab setiap suster. Komunitas

membina sejauh memungkinkan para suster bertumbuh dalam kesetiaan kepada

Tuhan sesuai dengan kharisma kongregasi. Untuk melaksanakan hal itu, para

anggota harus memiliki pengertian yang jelas tentang visi-misi kongregasi.

Pembinaan menjadi hal yang sangat penting bagi religius agar mampu

menanamkan nilai-nilai religius dalam kalbu, dan pada saatnya mampu

memutuskan yang benar dalam pilihan-pilihan praktis sehari-hari dan mampu

melihat dinamisme fundamental Roh Pencipta (Konst 2003, art. 75).

Kedewasaan manusia baik secara manusiawi maupun secara kristiani

menjadi syarat yang fundamental bagi setiap orang untuk menghayati tuntutan

panggilan, terutama bagi para novis agar kedewasaan yang dimilikinya menjadi

dasar untuk menghayati keperawanan atau hidup selibat. Untuk mendapatkan

anggota yang memiliki kedewasaan manusiawi dan kristiani sebagaimana

disebutkan dalam dokumen konsili Vatikan tersebut, maka pembinaan anggota


(24)

yang ditegaskan dalam Kitab Hukum Kanonik sebagi berikut:

Para novis senantiasa dibimbing dan dibina untuk mengembangkan keutamaan–keutamaan manusiawi dan kristiani, dengan doa dan ingkar diri, masuk dalam jalan kesempurnaan yang lebih penuh, diajak untuk memandang misteri keselamatan serta membaca dan merenungkan Kitab Suci, mempelajari cara menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah dan manusia dalam Kristus dengan nasehat-nasehat injil, diberi uraian tentang sifat, semangat tujuan dan tata tertib, sejarah dan kehidupan lembaga serta dipupuk cinta mereka terhadap gereja serta gembala-gembala rohaninya (KHK, kan. 652).

Masa novisiat merupakan permulaan hidup bagi novis untuk mengalami

cara hidup kongregasi serta membentuk budi dan hati dengan semangatnya khas

dari kongregasi agar terbukti niat serta kecakapan mereka (KHK, kan. 646). Paus

Yohanes Paulus II dalam seruan apostolik tentang pembaharuan hidup bagi

religius menyerukan agar dalam pembinaan hendaknya menyiapkan orang untuk

membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dengan mengikuti Yesus Kristus

dalam pengabdian kepada misi Gereja (VC, art. 65).

Pembinaan awal hidup membiara merupakan tuntutan yang sangat penting

dimana para novis diarahkan dan dilatih untuk memulai hidup yang baru,

menyatukan visi dan misi mereka dengan visi misi gereja yang dihidupi oleh setiap

kongregasi sesuai dengan kharisma pendiri. Sebagai suatu lembaga religius

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang sangat menaruh

perhatian yang besar khususnya dalam proses pembinaan para novis dan demi

bertumbuhnya daya hidup cinta. Para novis juga dibina untuk belajar mencintai,

menciptakan suasana hening dalam rumah dan lingkungan novisiat. Dalam

keheningan, novis belajar hidup berdasarkan kedalaman dirinya yaitu hukum cinta


(25)

keputusan dan tindakan. Keheningan merupakan syarat mutlak untuk menata

hidup, karena dalam keheningan manusia mendapatkan kesempatan untuk

berkembang secara akrab dengan sumber hidup yaitu Allah Bapa sebagaimana

Yesus juga mendasarkan hidup pada kekuatan keheningan (Konst 2003, art. 92).

Meskipun panggilan itu adalah rahmat dan anugerah Allah, namun dari pihak

manusia dituntut untuk kerjasama dengan rahmat dan panggilan dengan cara

menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah dan manusia berdasarkan

spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef, agar semakin mengenal

dirinya, dan semakin mampu menjawab panggilan Tuhan dalam Kongregasi

Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang (Konst 2003, art. 91). Hal ini

penting mengingat para novis yang ingin menggabungkan diri dengan suatu

tarekat religius memiliki motivasi, watak dan karakter yang dipengaruhi oleh

latar belakang keluarga yang hidup dalam lingkup sosial budaya tertentu.

Formatio mengandung unsur-unsur pembinaan, latihan, pengalaman,

pengajaran, pendidikan dan pembentukan guna meningkatkan kualitas hidup

panggilan sebagai seorang religius yang setia dan pertama-tama mencari

Allah dan menyatukan hati dan budi pada Allah dengan cinta apostolik, serta

berjuang melibatkan diri dalam karya keselamatan Allah, melalui Kongregasi

Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang. Dari sebab itu penulis

mengambil judul skripsi “FORMATIO (PEMBINAAN) PARA NOVIS KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS


(26)

B.RUMUSAN MASALAH

Beberapa permasalahan yang dapat ditemukan dalam uraian di atas adalah

sebagai berikut:

1. Keprihatinan apa yang dapat ditemukan dalam proses formatio novis di

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang?

2. Formatio macam apa yang dapat digunakan untuk membentuk para novis

menjadi religius, baik dalam cara hidup, cara bertindak cara berpikir maupun

cara bertingkah laku?

3. Usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan formatio novis di

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang berdasarkan

spiritualitas Kudus Yesus Maria dan Yosef?

C.TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui keprihatinan-keprihatinan yang terjadi dalam proses

formatio novis sehingga menjadi kendala dalam usaha menanggapi panggilan

Tuhan sebagai suster novis di Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui macam-macam pembinaan yang dapat digunakan sebagai

usaha untuk membentuk para novis menjadi religius, baik dalam cara hidup,

cara bertindak cara berpikir maupun cara bertingkah laku?

3. Untuk mengadakan pendampingan dengan menggunakan katekese model

Shared Christian Praxis dalam usaha meningkatkan formatio novis berdasarkan


(27)

D.MANFAAT PENULISAN

Penulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Suatu sumbangan pemikiran bagi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang (KKS) dalam usaha meningkatkan formatio novis sehingga

dapat menolong para calon untuk menanggapi panggilan Allah.

2. Suatu bantuan bagi para formator dalam mendampingi suster-suster novis

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

3. Suatu bantuan bagi penulis untuk mengembangkan dan meningkatkan

pembinaan pribadi sebagai anggota Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang.

E.METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini ditempuh dengan metode analisis deskriptif

melalui wawancara dengan beberapa formator, suster yunior dan suster novis,

dan dengan mempelajari dari berbagai sumber-sumber yang menggambarkan

secara faktual pengalaman yang terjadi dalam formatio novis. Sumber berupa

buku, internet, majalah, diktat perkuliahan. Hasil wawancara dan hasil

memperlajari dari sumber-sumber tersebut kemudian disusun menjadi simpulan

yang terdiri atas kalimat-kalimat.

F. SISTEMATIKAN PENULISAN

Skripsi ini akan ditulis dalam lima bab, untuk memperoleh gambaran yang


(28)

sebagai berikut:

Bab I menyajikan pendahuluan sebagai dasar penulisan skripsi yang

meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II menyajikan kenyataan yang terjadi dalam formatio novis di

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang meliputi sejarah

singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, situasi

Formatio novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

dalam 2 (dua) tahun terakhir (2015-2016), proses formatio (pembinaan) bagi

novis Kongregasi Suster Dina keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua)

tahun terakhir (2015-2016), beberapa pokok permasalahan seputar formatio

(pembinaan) novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Bab III berisikan kajian teori tentang formatio novis berdasarkan

spiritualitas Keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef yang meliputi pandangan

umum tentang formatio, formatio menurut konstitusi Kongregasi Suster

Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang, spiritualitas Keluarga Kudus Yesus

Maria dan Yosef sebagai daya penggerak dalam proses formatio suster-suster

KKS dari Pangkalpinang.

Bab IV mengusulkan suatu usaha untuk meningkatkan formatio para

novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dengan

menggunakan katekese model Shared Christian Praxis meliputi latar belakang

dan alasan pemilihan program, alasan pemilihan tema, usulan tema dan tujuan

katekese, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan usulan program, contoh


(29)

Bab V merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

Bagian kesimpulan akan mengetengahkan pentingnya formatio dalam kongregasi

demi pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan masa depan kongregasi dan

demi peningkatan kualitas hidup panggilan bagi seluruh anggota kongregasi.

Selanjutnya penulis mengajukan saran yang ditujukan kepada Kongregasi dan

Tim Spiritualitas kongregasi, pendamping novis dan juga para novis Kongregasi

Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Demikianlah garis besar isi skripsi ini, semoga tulisan yang belum

sempurna ini dapat berguna bagi para formator dalam proses formatio novis di


(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM FORMATIO (PEMBINAAN) NOVIS DALAM KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI

PANGKALPINANG

Proses formatio pada umumnya merupakan suatu proses penegasan

panggilan, baik bagi kongregasi maupun bagi calon, untuk mengambil keputusan

tetap ingin menjadi suster atau lebih memilih pilihan hidup yang lain. Proses

penegasan panggilan bertujuan menawarkan jalan kemuridan dalam Yesus Kristus

kepada calon sebagai salah satu jalan dari berbagai jalan menuju kepada Allah.

Panggilan itu lebih merupakan daya pikat Ilahi yang harus ditanggapi seseorang

dengan mengikutinya berdasarkan keputusan yang bebas.

Menurut Darminta (2006: 13) panggilan Allah membawa tugas dan misi

yang digerakkan oleh Roh, mengikuti jalan salib Yesus dan merupakan suatu

proses atau kemauan untuk bekerja sama dengan rahmat panggilan. Dalam proses

formatio mengharapkan usaha dari kedua belah pihak, dari religius itu sendiri dan

dari kongregasi untuk menghayati hidup panggilannya dalam mengikuti Kristus.

Meskipun demikian pihak religius dan tarekat harus terbuka akan peran Roh,

sebab Roh itu adalah kebenaran yang akan mengajar, mengingatkan, memimpin,

supaya dapat memahami kehendak Allah dengan tepat (PPDLR, art. 19-20).

Gambaran umum formatio novis dilihat berdasarkan proses formatio yang terjadi

dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sejak Juli 2015-Juli 2016. Tujuan dari

pemaparan ini dimaksudkan agar dapat memberikan sumbangan bagi para


(31)

A. Sejarah Singkat Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Dalam usaha mencari dan mewujudkan cita-cita hidup kebiaraan, KKS

mengalami berbagai peristiwa atau sejarah yang amat menentukan perjalanan

hidup kongregasi, serta pasang surutnya menuju perkembangan dari waktu

kewaktu hingga saat ini. Setiap suster perlu mengetahui sejarah kongregasi agar

bisa menemukan inspirasi baru untuk perkembangan selanjutnya, sebab dengan

mengenal dan memahami sejarah, dapat membantu para suster untuk semakin

memahami kongregasi seperti apa adanya (Tim Penyusun Sejarah KKS, 2001: 3).

1. Riwayat Pendiri

Pendiri Kongregasi adalah 2 (dua) Imam misionaris dari kongregasi SS.CC

di Belanda yang mendapat tugas perutusan ketanah misi tepatnya di kepulauan

Bangka Belitung. Kedua pendiri tersebut adalah Mgr. Vitus Bouma SS.CC dan

Mgr. N.P. Gabriel van der Westen SS.CC. Kedua Imam misionaris inilah yang

mendirikan salah satu kongregasi pribumi di kepulauan Bangka Belitung. Mereka

dinyatakan sebagai pendiri kongregasi karena kharisma dan spiritualitasnya

yang amat mendalam dalam relasinya dengan Allah. Mgr. Vitus Bouma SS.CC

dilahirkan pada 6 Desember 1892 di kota kecil Oede Mirdum Provinsi Friesland,

bagian utara negeri Belanda dengan nama Wietze Bouma. Orang tuanya

adalah Wietze Rinus Bouma dan Agatha Westerdorp. Diusianya yang ke 21 ia

masuk novisiat SS.CC di Tremelo, Belgia. Wietze menerima jubah kongregasi


(32)

Kaul pertama dilaksanakan di Grave pada 27 Januari 1915. Pada 18 Maret 1918

secara resmi Vitus menjadi anggota Kongregasi SS.CC dengan mengikrarkan

kaul kekal. Kemudian pada 11 Maret 1923 ia ditahbiskan menjadi Imam SS.CC

di kota Valkenberg dan pada bulan September 1926 ia diutus sebagai misionaris

untuk kepulauan Bangka Biliton. Perjalanan melanjutkan cita-citanya mendirikan

kongregasi pribumi terhenti karena Perang Dunia II. Ia ditawan oleh Jepang.

Selama 2 tahun beliau mengalami penderitaan dan sakit dalam tawanan. Beliau

wafat di kamp tawanan disuatu kebun karet di daerah Belalau, Lubuk Linggau

pada 19 April 1945 (Wouters, 2000: 11-35).

Cita-cita mendirikan kongregasi pribumi akhirnya dilanjutkan oleh Mgr.

N.P. Gabriel van der Westen SS.CC sampai pengesahan dekrit konstitusi

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang yang pertama pada

19 Maret 1960. Mgr. N.P. Gabriel van der Westen SS.CC lahir pada 5 Juli 1913

di Made, Nederland. Pada 25 September 1933 mengikrarkan triprasetya hidup

membiara di Kongregasi SS.CC Kemudian pada 31 Juli 1938 ia ditahbiskan

menjadi imam SS.CC dan pada tahun 1939 beliau diutus sebagai misionaris dan

bertugas di Singapore dan Indonesia tepatnya di Tanjung Balai Karimun

kepulauan Bangka Biliton sampai tahun 1942. Pada 8 Februari 1951 beliau

diangkat menjadi Vikaris Apostolik wilayah Vikaris Apostolik Bangka Biliton,

oleh Bapa Suci Paus Pius X kemudian 20 Mei 1951 beliau ditahbiskan menjadi

Uskup Vikaris untuk wilayah Apostolik Bangka Biliton. Selama menjabat sebagai

Vikaris, Mgr. N.P. Gabriel van der Westen SS.CC melanjutkan cita-cita Mgr.

Vitus Bouma, SS.CC membina para suster Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci


(33)

2. Lahirnya KKS

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang lahir pada 11

Januari 1937 dengan nama Suster-suster Kecil Keluarga Suci Nasaret (Pia Unio

Keluarga Suci). Pemberian nama tersebut tujuannya adalah adanya panggilan dan

cita-cita membangun Gereja setempat, dan melihat adanya kebutuhan akan

kesaksian hidup serta tenaga pastoral Gereja. Kongregasi ini berasal dari

sekelompok orang beriman yang memiliki keinginan mengabdikan dirinya

kepada Allah dan sesama. Mereka itu adalah Lidwina Tjen Sui Loen, Anna Boen

Lan Fa, dan Agnes Siam Djioe. Ketiga pemudi inilah yang akhirnya menjadi

cikal bakal atau tonggak sejarah berdirinya kongregasi (Tim Penyusun Sejarah

KKS, 2001: 17-19).

a. Alasan Pendirian KKS

Situasi masyarakat Bangka Beliton sekitar tahun 1930-1950-an terjadi

kemerosotan kualitas dalam berbagai dimensi kehidupan. Keluarga-keluarga

hidup dalam nilai-nilai moral yang buruk seperti: mabuk-mabukan, judi,anak-anak

ditelantarkan, anak perempuan ditinggalkan orang tuanya kembali ke Tiongkok.

Banyak keluarga kristiani imannya belum berakar dalam, mudah kembali ke

tradisi kepercayaan semula. Situasi ini mendorong pimpinan Gereja bercita-cita

mendirikan kongregasi untuk pelayanan umat setempat. Cita-cita mendirikan

kongregasi pribumi dirintis dengan mendirikan “Pia Unio Keluarga Suci” yang dilaksanakan dalam perayaan ekaristi di gereja Belinyu. Ketiga calon suster

pribumi yang diterima sebagai anggota Pia Unio Keluarga Suci adalah Lidwina


(34)

b. Awal Baru Perkembangan KKS

Perkembangan KKS berlangsung di tengah kancah pergolakan

sosial-politik Republik Indonesia. Dari sudut geografi dapat dimengerti bahwa

kapal-kapal dari laut Tiongkok Selatan mendarat di pelabuhan Bangka Biliton, sehingga

kebanyakan penduduk adalah keturunan para pendatang dari daratan Tiongkok.

Meskipun perkembangan kongregasi berlangsung dalam kancah sosial politik,

Mgr. Van Soest tetap memiliki tekad yang bulat untuk mengembangkan cita-cita

pendahulu. Ia mengirim surat perihal melanjutkan pengembangan KKS. Surat

ditujukan kepada Prokurator Jendral Cyprianus, SS.CC sebagai langkah awal

untuk melanjutkan cita-cita Mgr.Vitus Bouma, SS.CC. Langkah konkret

selanjutnya berupa penerimaan kedua postulan dari ketiga calon yang meskipun

terputus karena situasi perang mereka tetap bertekun merindukan hidup

membiara. Kedua calon tersebut diterima oleh Mgr. Van Soest tepat pada 18

Maret 1948 sebagai novis. Kedua postulan yang diterima untuk membaharui

niatnya (memasuki masa novisiat tahun pertama) itu adalah Tjhin Siam Djoe (Sr.

Lusia) dan Boen Lan Fa (Sr.Angelina).

Melalui pengalaman kesetiaan dan ketekunan dari kedua postulan tersebut

Mgr. Van Soest, SS.CC sungguh melihat tangan penyelenggaraan Ilahi yang

dalam masa-masa sulit selama dan setelah Perang Dunia II tetap yakin dan teguh

pada kerinduannya untuk menjadi suster. Keyakinan dan keteguhan iman kedua

novis inilah yang akhirnya membawa Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang menuju perkembangan selanjutnya. Kesadaran akan perlunya

kemandirian secara berangsur-angsur mendorongnya untuk berani melepaskan diri


(35)

identitas sendiri sebagai kongregasi mandiri melalui berbagai tahap antara lain

mulai memiliki acara harian, komunitas tersendiri, penggunaan bahasa Indonesia

dalam doa ofisi, visitasi bapak uskup, dan akhirnya pengesahan konstitusi pertama

(Tim Penyusun Sejarah KKS, 2001: 35-36).

3. Visi dan Misi KKS

Pada umumnya visi adalah gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin

dicapai oleh suatu lembaga di masa yang akan datang. Misi adalah pernyataan

tentang apa yang harus dikerjakan oleh kongregasi atau lembaga dalam usaha

mewujudkan visi. Dari uraian tersebut maka rumusan visi KKS adalah “Suster KKS dalam hidup menggereja dan memasyarakat menimba inspirasi dari Keluarga

Suci sebagai tempat kehadiran yang Ilahi dalam hidup manusia, mengarahkan

diri pada kesaksian hidup Tritunggal sebagai landasan serta sumber hidup Gereja

dan masyarakat” (Konst 2003, art. 8).

Misi KKS dirumuskan sebagai berikut “Suster KKS berperan serta mengembangkan nilai-nilai Kerajaan Allah dan nilai iman, harapan, dan kasih,

dengan meneladan Keluarga Suci, terutama dalam keluarga dan komunitas basis

Gerejawi maupun manusiawi“. Visi dan misi tersebut menjadi arah dasar bagi kongregasi dalam melaksanakan kehendak Allah dalam terang dan gelap. Dalam

usaha mewujudkan visi dan misi, kongregasi melihat peran Allah yang sungguh

memberikan kekuatan iman dan harapan. Oleh karena itu dengan visi dan misi,

KKS senantiasa memupuk dan menghayati semangat misioner dalam pelayanan

dan pewartaan bahwa Yesus Kristus adalah terang yang sesungguhnya yang


(36)

4. Kharisma KKS

Kharisma berasal dari kata Yunani dan berarti “rahmat khusus”. Kharisma adalah sesuatu yang datang dari dalam, dari Roh, dan dikembangkan dari dalam.

kharisma bukan semata-mata batiniah, kharisma harus menyatakan diri dan harus

tampak. Kharisma hanya bisa ditangkap melalui spiritualitas, tetapi spiritualitas

harus menjadi hasil dari kharisma (Jacobs, 1989:5-6). Hidup religius adalah

pertama-tama komunikasi kharisma dan semangat artinya setiap tarekat harus

mengkomunikasikan iman yang tersirat dalam rumusan kharisma untuk saling

mendukung dan saling membantu. Dari latar belakang sejarah kharisma tersebut,

maka Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang merumuskan

kharisma sebagai berikut: Iman yang berpengharapan artinya Allah sungguh hadir

dan berkarya dalam segala sesuatu dan mampu melihat Yang Ilahi dalam hidup

manusia (Konst 2003, art.1).

Para suster KKS senantiasa siap sedia menjadi tampilan Keluarga Kudus

Nasaret lewat kesaksian hidup sehari-hari, dan dengan penuh iman, harapan dan

kasih membangun kerajaan Allah dalam berbagai dimensi kehidupan masyarakat

terutama didalam keluarga-keluarga. Para suster KKS merasul diantara keluarga

yang keimanannya belum berakar dan mengantar mereka percaya kepada Kristus.

Sebagaimana Bunda Maria dan Santo Yusuf menjadi hamba Tuhan dalam hidup

dan pelayanan sehari-hari, menghayati serta memperjuangkan nilai-nilai luhur

kehidupan dengan melihat kehadiran Yesus dalam diri semua orang yang dilayani

dan semua peristiwa yang dihadapi baik di dalam maupun di luar. Demikian juga

melalui karya kerasulan para suster berpadu menjadi satu kesatuan dalam cinta


(37)

B.Situasi Formatio Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun Terakhir 2015-2016

Panggilan itu adalah rahmat dan anugerah Allah, namun dari pihak manusia

dituntut untuk kerja sama dengan rahmat dan panggilan itu. Karena itu hidup

dalam sebuah kongregasi dimulai dalam novisiat, dengan tujuan agar para novis

lebih memahami panggilan Ilahi, khususnya yang khas dalam kongregasi,

mengalami cara hidup kongregasi, menghayati spiritualitas kongregasi, serta

membentuk budi dan hati dengan semangatnya, maka dibutuhkan pembinaan

sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan dalam tarekat (Konst 2003, art.

88-94).

Dalam pembahasan tentang formatio bagi para novis Kongregasi Suster Dina

Keluarga Suci dari Pangkalpinang penulis melihat proses formatio selama 2 (dua)

tahun terakhir, sebagai topik yang hendak dijadikan bahan studi. Untuk dapat

melihat situasi formatio, penulis hendak memaparkan mengenai keadaan peserta

formatio, tempat pembinaan dan jadwal kuliah novis, pendamping novis KKS

dalam 2 (dua ) tahun terakhir (2015-2016, materi pembinaan novis KKS dalam 2

(dua) tahun terakhir (2015-2016 dan proses formatio novis KKS dalam 2 (dua)

tahun terakhir (2015-2016).

1. Peserta Formatio

Peserta formatio bagi para novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang adalah para novis I dan novis II untuk tahun 2015-2016. Dengan

melihat keadaan dan jumlah novis yang ada, penulis hendak mengangkat situasi


(38)

a. Novis Tahun I periode 2015-2016

Novis I adalah calon yang telah menjalani masa pembinaan awal sejak

aspiran dan postulan dan dinyatakan secara sah pada perayaan ekaristi penerima

jubah kebiaraannya dan pengucapan janji sebagai calon suster dalam Kongregasi

Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang disebut novis. Penerimaan novis

dilaksanakan di kapela novisiat setiap tanggal 15 Januari. Dari hasil wawancara

dengan pemimpin novis diperoleh data bahwa jumlah novis tahun I untuk dua

tahun terakhir (2015-2016) adalah sebagai berikut: tahun 2015 novis tahun

pertama sebanyak 1 orang, untuk tahun 2016 sebanyak 2 orang. Mereka rata-rata

mereka baru menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ketika melamar

sebagai calon suster KKS dan belum memiliki pengalaman bekerja seperti pada

umumnya, sehingga dilihat dari segi usia mereka masih tergolong sangat muda,

dan masih sangat lugu, apa lagi kebanyakan mereka berasal dari Flores Nusa

Tenggara Timur [Lampiran 1: (1)].

b. Novis Tahun II Periode 2015-2016

Para novis yang telah selesai menjalani pembinaan pada tahap novisiat tahun

pertama selanjutnya dipersiapkan secara intensif untuk mempersiapkan diri

melanjutkan ketahap pembinaan selanjutnya untuk diterima sebagai novis tahun

II. Penerimaan novis tahun II dilaksanakan di Kapel novisiat dalam perayaan

ekaristi. Para novis yang diterima selanjutnya mengucapkan janji dihadapan

Pemimpin Umum Kongregasi untuk siap dibina lebih lanjut agar semakin

mencintai panggilan hidup sebagai suster KKS (Lampiran 10: (17). Setelah resmi


(39)

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data dengan jumlah novis tahun II

untuk 2015 ada 2 orang dan untuk 2016 ada 1orang. Mereka semua tamatan dari

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ketika melamar untuk menjadi seorang

calon suster KKS. Dari segi pengalaman, novis II sedikit bervariasi, ada yang

sudah pernah bekerja di luar, ada juga yang belum bekerja tetapi setelah tamat

sekolah kebanyakan mereka membantu kedua orang tuannya berwiraswasta atau

bekerja lainnya sesuai situasi dan keadaan orang tua mereka masing-masing

[Lampiran 1: (1)]. Karena itu novis II dilihat dari segi usia sedikit bervariasi,

meskipun tidak terlalu jauh rentang usia mereka.

2. Tempat Pembinaan dan Jadwal Kuliah Novis

Pembinaan novis tahun I secara penuh dilaksanakan di novisiat komunitas

Betlehem jalan Sungai Selan Pangkalpinang Bangka. Komunitas novisiat berada

di lingkungan Santo Robertus, paroki Santa Bernadeth keuskupan Pangkalpinang.

Komunitas novisiat ini bergabung dengan rumah pembinaan untuk tahap postulat

dengan pendamping postulan sendiri. Untuk pembinaan novis tahun II, delapan

bulan dilaksanakan di komunitas novisiat, tiga bulan di komunitas karya, antara

lain komunitas Santa Theresia, komunitas Panti Siti Anna, komunitas Nasaret

Belinyu, dan setengah bulan mengikuti Kursus Gabungan Novis (KGN) dengan

tarekat-tarekat se regio Sumatera. Tempat KGN antara lain: Pangkalpinang,

Palembang, Lampung Tengah dan Lampung Selatan [Lampiran 5: (8)]. Dari hasil

wawancara dengan Sr.Lusie, KKS sebagai pemimpin novis, pembinaan yang

dilaksanakan di komunitas novisiat diadakan setiap hari mulai hari Senin sampai


(40)

a. Jadwal Kuliah Novis I Semester I

Senin 08.00-09.00 Bahasa Inggris

10.00-11.00 Perfectae Caritatis

Selasa 08.00-09.00 Hidup Latihan Doa

09.00-10.30 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Studi Pribadi

Rabu 08.00-09.00 Konst dan Direkt

09.00-10.00 Studi Pribadi

16.30-17.30 Pedoman Hidup Novisiat

Kamis 08.00-09.00 Bahasa Inggris

10.00-11.00 Kristologi

16.30-17.30 Kesenian

Jumat 08.00-09.00 Psikologi Perkembangan

09.00-10.00 Mazmur dan Kidung

16.30-17.30 Pedoman Kerasulan Keluarga

Sabtu 08.00-09.00 Vita Consecrata/Gotong royong

b. Jadwal Kuliah Novis I Semester II

Senin 08.00-09.00 Menjadi Murid dan Nabi

09.00-10.00 Konst dan Direkt

Selasa 08.00-09.00 Latihan Doa

09.00-10.30 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Studi Pribadi


(41)

16.30-17.30 Studi Pribadi

Kamis 08.00-09.00 Seri Hidup dalam Roh VII

16.30-17.30 Studi Pribadi

Jumat 08.00-09.00 Psikologi Rohani

09.00-10.00 Konst dan Direkt

16.30-17.30 Studi Pribadi

Sabtu 08.00-11.00 Kerja bakti/Gotong royong

c. Jadwal Kuliah Novis II semester I

Senin 08.00-09.00 Stage

16.00-17.30 Kunjungan Keluarga

Selasa 08.00-10.00 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Katekumen/Studi Pribadi

Rabu 09.00-10.00 Konst dan Direkt

16.30-17.30 Pedoman Hidup Novisiat

Kamis 08.00-09.00 Stage

16.30-17.30 Kesenian

Jumat 08.00-09.00 Studi Pribadi

16.30-17.30 Pedoman Kerasulan Keluarga

Sabtu 08.00-11.00 Kerja Bakti/Gotong royong

d. Jadwal Kuliah Novis II semester II

Senin 09.00-10.00 Konst dan Direkt


(42)

Selasa 08.00-10.00 Pengolahan Hidup

16.30-17.30 Menyusun Laporan Stage

Rabu 09.00-10.00 Materi KGN

16.30-17.30 Studi Pribadi

Kamis 08.00-09.00 Materi KGN

16.30-17.30 Studi Pribadi

Jumat 09.00-10.00 Konst dan Direk

16.30-17.30 Menyusun Laporan Stage

Sabtu 08.00-11.00 Kerja Bakti/Gotong royong

Catatan: Untuk setiap Bulan Oktober-Desember novis II melaksanakan stage di

komunitas-komunitas karya yang tidak terlalu jauh dengan biara pusat.

3. Pendamping Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 Tahun terakhir 2015-2016

Pada prinsipnya suster yang ditugaskan sebagai pendamping bagi para novis

memiliki wawasan yang luas dan kemampuan untuk mendengarkan juga memiliki

pengetahuan akan Allah dan doa yang diperoleh dari pengalaman hidupnya. Pada

periode tahun ini Sr. Lusie, KKS yang dipercaya oleh kongregasi sebagai

pemimpin atau pendamping para novis tahun I dan II, sampai batas waktu yang

ditentukan atau sampai ada keputusan yang baru. Secara tuntutan jaman, Sr. Lusie,

KKS mempunyai wawasan yang cukup luas dan mempunyai potensi yang bisa

diandalkan. Banyak pembinaan-pembinaan yang diikuti untuk mengembangkan

potensinya dibidang formatio. Selain studi lanjut Sr. Lusie juga banyak


(43)

Dengan satu pendamping kongregasi mempunyai tujuan agar proses formatio yang

diberikan kepada para novis lebih memiliki nilai-nilai yang berkelanjutan,

sehingga memiliki kesatuan yang utuh. Meskipun demikian Sr. Lusie, KKS

sebagai pemimpin atau pendamping novis tetap bekerja sama dengan pihak lain

seperti para Romo projo keuskupan Pangkalpinang, tim pembina atau beberapa

suster KKS yang dipandang memiliki kemampuan dalam bidang formatio dan

juga beberapa awam yang mempunyai potensi atau kemampuan sesuai

kebutuhan dalam proses formatio [Lampiran 6: (11)].

4. Materi Pembinaan bagi Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang selama dua Tahun Terakhir 2005-2016

Para novis dibekali dengan materi-materi perkuliahan guna memperdalam

kehidupan rohani, keterampilan, dan intelektual untuk mempersiapkan diri

menjalankan tugas perutusan. Materi-materi yang diberikan kepada para novis

Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang pada prinsipnya

memiliki sifat yang berkelanjutan. Tujuannya agar materi-materi tersebut

semakin dihayati dan dimaknai sebagai tindak lanjut dalam hidupnya. Berdasarkan

hasil wawancara baik dari para formator maupun dari para novis materi-materi

yang diberikan selama proses pembinaan [Lampiran 7: (15)].

a. Bahasa Inggris

Mata kuliah bahasa Inggris diajarkan kepada para novis hanya lebih

berorientasi pada pemahaman hal-hal yang praktis, misalnya bisa mendoakan doa


(44)

Inggris, berkomunikasi melalui tulisan dengan menggunakan bahasa Inggris, dan

yang penting adalah terbuka untuk belajar bahasa apapun agar dapat lebih

mengenal budaya-budaya setempat dimana ditugaskan [Lampiran 7: (15)].

b. Perfectae Caritatis/Vita Consekrata/Menjadi Murid dan Nabi

Membantu para calon untuk memahami secara benar tentang tarekat hidup

bakti dan belajar tiga nasehat injil yakni kemurnian, kemiskinan dan ketaatan,

dan dihayati dalam hidup setiap hari. Mereka belajar menghayati ketiga nasehat

injil dengan mengikuti corak kehidupan kongregasi yang menjadi kekhasan

kongregasi dan akhirnya dapat memberikan kesaksian injili yang menghadirkan

suka cita dan kegembiraan [Lampiran 7: (15)].

c. Hidup doa/Kitab suci/Mazmur/Kristologi/ Injil Sinoptik

Memperdalam pengalaman akan Allah dengan mendalami kitab suci baik

perjanjian lama maupun baru dan memupuk keutamaan-keutamaan hidup religius

dalam keheningan dan dalam doa pribadi maupun bersama. Para novis belajar

memperdalam kerohanian melalui doa dan meditasi yang diambil dari kitab suci

setiap hari pada waktu pagi hari. Belajar menyanyikan mazmur secara benar, dan

belajar mengenal karakter para pengarang Injil agar dapat memahami maksud dan

tujuan yang ingin disampaikan [Lampiran 7: (15)].

d. Konstitusi/Direktorium/Sejarah Kongregasi

Konstitusi/Direktorium/Sejarah kongregasi diajarkan agar calon semakin


(45)

kongregasi. Dengan pembelajaran sebagai berikut: riwayat pendiri, karisma,

mistik, visi, misi dan spiritualitas, nasihat-nasihat injil, doa kita, kerasulan,

pembinaan para anggota, kepemimpinan kongregasi, kesatuan kita, harta benda,

keputusan kapitel. Setidaknya para novis mengetahui sejarah berdirinya

kongregasi dan para pendirinya juga karya-karya kongregasi agar melalui

pengetahuan yang diperoleh para novis juga semakin mengenal kongregasi

[Lampiran 7: (15)].

e. Psikologi Perkembangan/ Pengolahan Hidup/ Healing

Para novis belajar untuk semakin mengenal diri dan orang lain, melalui

tahap-tahap perkembangan manusia dan menerima kemampuan diri, mau berubah

secara penuh serta semakin menerima kekurangan diri dan dengan segala

kerapuhan senantiasa terbuka akan pertobatan secara terus menerus. Para novis

belajar pengolahan hidup dengan bimbingan secra rutin baik secara bersama

maupun secara pribadi. Dalam pengolahan para novis diharapkan dapat

menemukan latar belakang yang membentuknya agar pada saatnya siap menerima

diri dengan segala kekurangan dan kelebihan [Lampiran 7: (15)].

f. Kesenian dan Keterampilan

Mata kuliah yang sangat sederhana namun sangat relevan untuk karya

pelayanan, baik di dalam maupun di luar. Mereka belajar bagaimana membuat

menu dan menentukan menu masakan baik untuk makan harian maupun untuk

hari-hari raya tertentu. Mereka juga belajar membuat kue, memasak, merangkai


(46)

seruling, olah vocal. Materi ini diberikan bertujuan menumbuhkan bakat dan

minat supaya masing-masing menyadari akan segala kemampuan dan potensi

yang dimilikinya. Harapannya melalui mata kuliah ini calon dapat semakin

mengembangkan bakat dan potensinya dan memberikan diri dalam pelayanan

baik di lingkungan Gereja maupun di masyarakat dengan potensi yang

dimilikinya sesuai kebutuhan Gereja maupun masyarakat [Lampiran 7: (15)].

g. Hidup Berkomunitas/Seri Hidup dalam Roh

Mata kuliah ini diberikan sebagai bentuk sumbangan bagi calon agar dapat

menerima diri sendiri dan sesama dalam komunitas dan dalam karya pelayanan.

Hidup saling menghargai satu sama lain dan saling melengkapi dalam hidup

bersama dan dalam karya pelayanan baik di dalam maupun di luar. Belajar untuk

peka akan gerakan Roh yang menuntun dan mengarahkan setiap tindakan

hidupnya. Tahu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak berdasarkan

suara hati. Dengan demikian hidupnya semakin digerakkan oleh Roh sehingga

semakin mengarah kepada kehendak Allah [Lampiran 7: (15)].

C.Proses Formatio (Pembinaan) Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang dalam 2 (dua) Tahun Terakhir 2015-2016

Proses pembinaan dalam kongregasi pada dasarnya lebih mengarah pada

pembentukan kepribadian para novis baik secara spiritual, intelektual maupun

kedewasaan secara emosional. Proses formatio merupakan suatu proses

pembinaan yang dianggap membantu para novis untuk semakin mengenali


(47)

mengalami pertumbuhan dan perkembangan hidup panggilannya. Proses formatio

diberikan melalui beberapa kegiatan antara lain: hidup doa, refleksi, rekoleksi,

retret, rekreasi dan bimbingan pribadi [Lampiran 6: (11)-(12)].

1. Hidup Doa

Doa yang dilaksanakan secara bersama di novisiat KKS antara berupa doa

ofisi, ibadat sabda, doa rosario, adorasi, devosi kepada keluarga kudus, ekaristi

dan doa dengan ujud khusus kongregasi. Doa ofisi dilaksanakan sebanyak empat

kali sehari yaitu: Ibadat pagi, Ibadat siang, Ibadat sore dan Ibadat penutup. Ibadat

sabda dilaksanakan pagi hari jika perayaan ekaristi hari yang bersangkutan tidak

ada. Doa rosario dilaksanakan setiap hari setelah doa ofisi pada sore hari, adorasi

kepada Sakramen Maha Kudus dilaksanakan setiap hari Minggu sebelum ibadat

siang pada pukul 11.00-12.00 WIB dan juga setiap kamis pertama dalam bulan

pada sore hari pukul 17.00-18.00 WIB. Devosi kepada keluarga kudus

dilaksanakan setiap hari Sabtu sesudah ibadat sore. Bertempat di ruang doa

keluarga kudus (pondok keluarga kudus belakang kapela). Doa-doa dengan ujud

tertentu dilakukan setelah ibadat penutup, dan untuk perayaan ekaristi

dilaksanakan setiap hari di kapela novisiat pada pukul 05.20-06.00 WIB. Selain

doa bersama, para novis diwajibkan untuk doa pribadi secara khusus, pelaksanaan

doa pribadi dipercayakan kepada masing-masing novis untuk dapat mencari

waktunya sendiri [Lampiran 9: (16)]. Setiap hari para novis paling tidak

sekurang-kurangnya 15 menit diwajibkan mengunjungi Sakramen Maha Kudus

dan Ibadat Bacaan. Selain itu para novis juga diwajibkan untuk mengadakan doa


(48)

sekurang-kurangnya 30 menit setiap hari. Meditasi dilaksanakan pada pagi hari

sebelum ibadat pagi di kapel. Sedangkan meditasi terpimpin biasanya dipandu

oleh pendamping novis dengan bahan mengikuti kalender harian atau

menggunakan bahan yang disiapkan oleh pemimpin novis seminggu sekali di

kapel atau di ruang doa. Selain doa rosario bersama para novis juga diwajibkan

untuk mendoakan doa rosario secara pribadi dengan tujuan membangun keakraban

secara pribadi dengan Tuhan melalui perantaraan Maria [Lampiran 6: (11)].

2. Refleksi

Para novis diwajibkan untuk menuliskan pengalamannyanya selama latihan

doa baik itu berupa meditasi maupun kontemplasi. Hasil permenungannya ditulis

dalam buku refleksi harian 15 menit setelah makan pagi. Setelah selesai

menuliskan hasil refleksinya para novis wajib mengumpulkannya kepada

pemimpin novis, untuk diperiksa sejauh mana perkembangannya dalam hidup doa.

Setiap hari Jumat novis diminta untuk menuliskan hasil pengolahan dirinya

melalui berbagai peristiwa yang. terjadi selanjutnya dibawa sebagai bahan

bimbingan secara pribadi dengan pembimbing novis [Lampiran 6: (12)].

3. Rekoleksi

Rekoleksi dilaksanakan setiap Minggu pertama dalam bulan, biasanya

dipimpin oleh pembimbing novis sendiri. Tema rekoleksi pada umumnya

disiapkan oleh pemimpin novis dengan tujuan, agar dapat mengetahui proses

perkembangan hidup panggilannya terutama perkembangan hidup rohani maupun


(49)

bulan dengan dua sesi. Sesi I hari Sabtu pukul 16.30-18.00 dilanjutkan pukul

19.30-2.00 sedangkan sesi II dilaksanakan hari Minggu pukul 08.30-12.00 WIB.

[Lampiran 6: (12)].

4. Retret

Retret bagi para novis dilaksanakan satu tahun sekali selama 8 hari

menjelang penerimaan novis tahun pertama, pembaharuan novis tahun II dan

menjelang profesi pertama. Pembimbing retret adalah pemimpin novis atau bisa

juga pemimpin umum dan tim spiritualitas kongregasi. Retret diberikan dengan

tujuan agar para novis semakin memiliki ketajaman hati melihat rencana dan

kehendak Allah dalam setiap perjuangan hidupnya [Lampiran 6: (12)].

5. Rekreasi

Rekreasi bersama di novisiat diadakan setiap Sabtu malam Minggu dan

Minggu malam Senin setelah ibadat penutup. Sedangkan rekreasi tahunan

dilaksanakan setahun sekali pada akhir tahun pelajaran atau sesudah pembaharuan

niat untuk novis tahun I atau novis II. Selain itu rekreasi bersama juga

dilaksanakan ketika salah satu anggota komunitas merayakan hari ulang tahun

dan juga hari-hari raya besar dalam kongregasi. Untuk rekreasi terpimpin

dilaksanakan seminggu sekali setiap Sabtu malam Minggu. Rekreasi bersama

dimaksudkan untuk menjalin keakraban satu sama lain dalam persaudaraan.

Selain itu rekreasi bersama dimaksudkan untuk melatih kepekaan satu sama lain


(50)

6. Bimbingan Pribadi

Setiap novis seminggu sekali wajib mengadakan bimbingan pribadi dengan

pemimpin novis. Bimbingan lebih bersifat pendampingan untuk pengolahan hidup

itu. Sebulan sekali para novis wajib mengadakan pembicaraan pribadi untuk

melihat sejauh mana pertumbuhan dan perkembangannya dalam menanggapi

panggilan Tuhan. Pada akhir masa novisiat tahun pertama dan tahun kedua para

novis mengadakan pembicaraan pribadi dengan pemimpin umum sehubungan

dengan tindak lanjut dalam pergulatan hidup panggilannya. Setahun sekali para

novis mengadakan pembicaraan pribadi dengan pemimpin umum pada saat visitasi

untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan dan perkembangan

para novis baik secara emosional maupun secara spiritual [Lampiran 6: (12)].

D.Beberapa Pokok Permasalahan dalam F ormatio (Pembinaan) Novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang

Dari gambaran umum formatio novis yang terjadi dalam kurun waktu dua

tahun dari 2015-2016, penulis melihat ada 2 (dua) permasalahan pokok dalam

formatio novis Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang.

Pokok permasalah ini mendasarkan pada kenyataan yang terjadi, oleh karena itu

pokok permasalahnya dilihat berdasarkan faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor Ekstern

Seiring dengan perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap

calon yang datang berasal dari budaya dan latar belakang yang berbeda dan


(51)

pola pikir calon baik yang berasal dari desa maupun daerah yang sudah dianggap

maju karena itu mereka disebut anak zaman. Perkembangan zaman juga turut

serta mempengaruhi proses formatio baik secara langsung maupun tidak.

Meskipun secara langsung hal-hal tersebut diatas tidak selalu berhubungan

langsung dengan formatio namun hendaknya menjadi bahan pertimbangan bagi

kongregasi terutama bagi mereka yang dipercaya secara langsung dalam bidang

formatio untuk dapat memilih pendekatan yang tepat dalam proses formatio

khususnya bagi para novis KKS [Lampiran 7: (13)].

2. Faktor Intern

Minimnya jumlah anggota kongregasi yang berminat dalam bidang formatio

menjadi dampak bagi proses formatio. Pemimpin novis yang disiapkan oleh

kongregasi sangat kurang, mengingat keterbatasan jumlah anggota kongregasi,

sehingga staf pemimpin novis yang bertugas sebagai formator di novisiat tidak

hanya merangkap tugas tetapi bertahun-tahun menjadi pendamping novis.

formator jenuh dengan tugas-tugas yang sama bahkan timbul rasa bosan yang

membuatnya tidak lagi memiliki kreatifitas baru dalam proses pendampinga,

jumlah calon yang masuk amat sedikit, membuat formator harus ekstra membina,

serta mendampingi sendiri, mengingat minimnya jumlah calon yang masuk dan

yang siap belajar untuk memenuhi harapan bersama [Lampiran 7: (13)].


(52)

BAB III

F ORMATIO (PEMBINAAN) NOVIS

BERDASARKAN SPIRITUALITAS KELUARGA KUDUS YESUS MARIA DAN YOSEF

Formatio merupakan seluruh kegiatan dengan prosesnya yang menjadikan

seseorang hidup sebagai seorang religius menurut spiritualitas, pola dan bentuk

serta praktek hidup religius. Formatio diadakan dengan maksud agar setiap suster

pertama-tama mencari Allah, mengikuti Kristus dan mengabdikan seluruh

hidupnya kepada Tuhan dan sesama dengan hidup bersumber pada kesatuan erat

dengan Kristus, sehingga mampu menemukan suatu iklim rohani, kebahagiaan

hidup, dan entusiasme apostolik di dalam komunitas yang memudahkan mereka

mengikuti Kristus sesuai dengan radikalisme pembaktian mereka yang

lebih mengutamakan kehendak Allah dalam seluruh hidup dan perjuangannya

(PPDLR, art. 27).

Ign.Wardi Saputra (2016: vii-viii) menjelaskan bahwa pembinaan dasar

bagi kaum religius sungguh memberikan banyak bekal dan wawasan baru tentang

hidup membiara bagi calon dalam mengembangkan hidup panggilannya agar

setelah melewati pembinaan dasar mampu dan siap menghadapi segala persoalan

dan tantangan dalam menanggapi panggilan hidupnya melalui tugas dan

perutusan. Dalam artikel yang sama ia juga menyebutkan secara jelas bahwa bina

lanjut merupakan proses pembinaan yang melekat dalam keseluruhan tahap

pembinaan agar para novis lebih memahami panggilan Ilahi, dan mengalami cara


(53)

A. Pandangan Umum tentang F ormatio (Pembinaan)

Pada masa ini formatio sudah menjadi program utama dalam setiap tarekat

religius untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan spiritual hidup

rohani bagi seluruh anggota tanpa terkecuali juga bagi para calon religius. Untuk

itu perlulah setiap religius memahami pentingnya formatio dalam seluruh proses

pergumulan panggilannya sebagai seorang religius.

1. Definisi F ormatio

Formatio adalah pembentukan, atau juga pendampingan. Meskipun

demikian Formatio juga bisa berarti pembinaan, sesuai dengan apa yang

dimaksudkan dalam konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari

Pangkalpinang (Konst 2003, art. 75-116). Proses pembinaan bagi para calon

religius lebih mengarah pada pola kerohanian dalam hidup religius, sebagaimana

dinyatakan oleh Darminta (1983: 1-2) sebagai berikut: “Pada mulanya formatio

bersifat bimbingan pribadi dengan melatih orang agar mampu hidup secara

rohani. Mereka dilatih dan dididik menurut pola hidup tertentu, yang dialami

sebagai jalan menuju kesempurnaan hidup”.

Pembinaan merupakan suatu usaha pembentukan anggota dalam proses terus

menerus sampai tercapainya kepribadian yang utuh serta kehidupan religius yang

mantap. Menurut Mardi Prasetyo (2001a: 21) pembinaan adalah proses dan saat

untuk menimba kekuatan dari sumber kerohanian kongregasi untuk hidup di

zaman ini, sekaligus saat untuk membangun satu rasa, satu budi, satu hati, dan satu


(1)

(13)

Lampiran 7: Hasil Rangkuman Wawancara dengan Suster Novis

1. Nama responden: Sr. Mathilda,KKS ( Novis II ) 2. Waktu : 20.00-21.00 WIB

3. Tanggal : 23 Agustus 2016

4. Tempat : Novisiat Pangkalpinang Bangka 5. Hasil wawancara:

a. Menurut pendapat suster faktor apa yang dapat mendukung untuk meningkatkan kualitas pribadi agar semakin memiliki kesadaran untuk selalu memurnikan motivasi panggilan?

Jawaban:

Faktor Intern: adanya sikap terbuka, mau belajar sesuatu hal yang baru dan mau berkembang, rendah hati untuk dibimbing dan mau mendengarkan. Memiliki kehendak kuat untuk keluar dari zona nyaman. Selalu memiliki prinsip mau berkembang lebih dewasa dalam melakukan segala sesuatu serta berani memutuskan apa yang harus dilakukan, mau bekerja apa saja tanpa diperintah, terbuka untuk dibimbing, bertanya jika tidak mengerti, membangun relasi yang akrab dengan Tuhan dalam doa, silensium dan refleksi.

Faktor ekstern: adanya pendampingan secara rutin baik secara pribadi maupun bersama, baik secara formal maupun non formal.

b. Menurut pendapat suster sebagai novis, apa tujuan utama dari pembinaan itu sendiri? Tahap-tahap apa saja yang suster lalui dalam proses pembinaan hingga masa novisiat ini?

Jawaban:

Tujuannya membentuk calon religius untuk semakin dewasa secara manusia dan rohani serta dewasa secara psikologi dan kepribadian melalui tahap

formatio yaitu Aspirat, Postulat dan Novisiat.

c. Bagaimana pendapat suster tentang masa novisiat dalam proses formatio? Apa orientasi pokok pembinaan pada masa novisiat tersebut?

Jawaban:

Masa novisiat dalam proses formatio masa dimana seorang calon berproses untuk memurnikan motivasi panggilannya. Orientasi pembinaan adalah calon dibentuk untuk menjadi seorang religius menurut spiritualitas, karisma, visi misi dan cara hidup kongregasi, karena tanpa pembinaan tersebut seorang calon akan merasa asing dan tidak mampu menghayati semangat kongregasi dalam karya kerasulan yang ditugaskannya.

d. Menurut pendapat suster, mengapa dalam bidang formatio (pembinaan) masih diperlukan pembinaan secara integral?

Jawaban:

Karena seorang calon dituntut untuk memiliki kemendalaman hidup dan mampu mengembangkan hubungan akrab dengan Allah lewat kesatuan hati dengan semangat Kongregasi. Otentisitasnya adalah akhir dari masa novisiat seorang calon diharapkan dewasa secara manusia rohani dan siap diutus.


(2)

(14)

e. Proses formatio novis pada umumnya terbagi atas dua tahap ya itu novisiat tahun pertama dan novisiat tahun kedua, menurut suster sebagai novis, apa yang membedakan antara tahap pertama dengan tahap kedua?

Jawaban:

Proses pembinaan bagi para novis tahun pertama lebih melatih diri untuk akrab dengan Tuhan dalam keheningan dan lebih mendalami spiritualitas kongregasi dan tidak melakukan aktivitas di luar. Sedangkan untuk tahun kedua para novis dilatih untuk hidup menurut pembantinan nilai kaul, kharisma serta spiritualitas kongregasi dalam praktek hidup berkomunitas (komunitas apostolik) dengan mengalami hidup berkomunitas lewat masa stage selama 3 (tiga) bulan.

f. Seturut spiritualitas kongregasi, metode apa yang lebih membantu suster dalam memahami dan menghayati nilai-nilai spiritualitas kongregasi, sehingga semakin menjiwai kekhasan Spiritualitas Kongregasi yang suster pilih?

Jawaban:

Memupuk semangat persaudaraan (saling memahami dan memberi masukan yang membangun kepada saudara sekomunitas) dan merasul di tengah keluarga.

g. Berdasarkan pengalaman hidup selama di novisiat, hambatan dan kesulitan apa yang dijumpai dalam upaya mengikuti pembinaan yang diberikan?

Jawaban:

Sulit terbuka dan kurang percaya pada pembimbing, cepat putus asa, bosan, mudah tersinggung, marah dan malu.

h. Berpijak dari pengalaman selama di novisiat , pembinaan seperti apa yang jauh lebih membantu suster dalam mengaktualisasikan nilai-nilai keutamaan hidup religius, agar siap sedia menjadi tampilan religius yang dewasa , gembira dan bertanggungjawab?

Jawaban:

Pembinaan yang senantiasa mengarahkan kepada perkembangan hidup yang lebih dewasa dan mandiri melalui pegolahan hidup, latihan doa, dan wawan hati dan pembagian tugas-tugas seperti tugas kapel, dapur, rumah tangga. Pembinaan yang diberikan hendaknya juga semakin memotivasi para novis dalam menjawab panggilan Tuhan dengan hati yang bebas.

i. Berdasarkan kenyataan dilapangan, materi-materi apa yang suster rasakan sangat mendukung para novis dalam mengembangkan hidup panggilannya?

Jawaban:

Materi Vita Cosecrata dan Konstitusi. Sedangkan materi yang diberikan secara berkesinambungan selama masa novisiat tahun pertama dan novisiat tahun kedua adalah konstitusi kongregasi, pengolahan hidup, latihan doa, untuk membantu para novis semakin memahami inti pusat hidup religius. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan perlu adanya tambahan materi atau tema-tema lain yang dapat membantu para novis untuk lebih memahami dan menghayati nilai-nilai hidup religius dalam menanngapi panggilan Tuhan.

j. Menurut pendapat suster sebagai calon religius, metode apa yang belum diberikan dan itu perlu untuk membantu para novis agar semakin memiliki


(3)

(15)

kesadaran akan pilihan hidupnya sesuai situasi calon sebagai anak zaman?

Jawaban:

Sarana multi media, mengingat perkembangan jaman yang juga berpengaruh dalam proses formatio agar para calon tidak ketinggalan jaman dan tidak asing lagi dengan berbagaimacam sarana tehknologi ketika ditugaskan dalam karya kongregasi yang menggunakan sarana tersebut.

k. Pemikiran baru apa yang suster usulkan guna meningkatkan program pembinaan dasar bagi para novis, baik dari segi pendampingan secara pribadi maupun secara bersama?

Jawaban:

Latihan kepemimpinan di luar komunitas, latihan pendampingan keluarga, pengkaderan secara terus menerus dalam bidang formatio dan latihan berbagai macam keterampilan yang dapat menjawab kebutuhan pastoral gereja maupun kebutuhan akan karya pelayanan kongregasi. Pendamping perlu mengajak para novis untuk bersama menentukan tema-tema pendampingan sesuai dengan kebutuhan.

`.

l. Pokok-pokok materi apa yang diberikan pada masing-masing tahap dan berkesinambungan ?

Jawaban:

Novis pertama diberikan materi dengan mendasarkan 4 dimensi antara lain: 1) Dimensi Manusiawi:

Psikologi Perkembangan dan Kepribadian, Pengolahan Hidup, Live History, Healing, memelihara hidup bersih dan sehat, mengurus rumah tangga,

1) Dimensi Rohani:

Latihan doa batin, Kitab Suci, Mazmur dan Kidung, Latihan keheningan atau silentium.

2) Dimensi Religius:

Konstitusi/Direktorium, Trikaul, Vita Consecrata, Kristologi, Menjadi Murid dan Nabi, Hidup berkomunitas, Seri hidup rohani 7, Perutusan dan karya

3) Dimensi KKS:

Sejarah KKS, Visi-Misi, Spiritualitas, Karisma dan Mistik KKS Novis kedua diberikan materi dengan mendasarkan 4 dimensi antara lain: 1) Dimensi Manusiawi:

Psikologi Perkembangan dan Kepribadian, Pengolahan Hidup, Live History, Healing, memelihara hidup bersih dan sehat, mengurus RT.

2) Dimensi Rohani:

Latihan doa Batin, Kitab Suci, Mazmur dan Kidung, Latihan Keheningan atau Selentium

3) Dimensi Religius:

Konstitusi/Direktorium, Kaul-kaul, Hidup berkomunitas, Seri hidup rohani 7 4) Dimensi KKS:


(4)

(16)

Lampiran 8: Kisah Nyata Merasakan Denyut Panggilan Membiara

MERASAKAN DENYUT PANGGILAN MEMBIARA

Pada suatu hari datang seorang anak muda (usia dua puluhan) dan menyatakan keinginannya untuk hidup membiara disalah satu biara yang ada di Indonesia. Tapi, ia harus menyesuaikan dirinya. Dengan itu berarti pertama, ia harus meninggalkan rumahnya. Padahal, ia anak tunggal, ayahnya telah tiada dan ibunya sendirian. Ibunya harus ditinggalkan sendirian. Tapi…. apa boleh buat, keinginannya lebih kuat dari sekedar sebuah rasa emosi. Hanya, hari-hari pertama, ia diijinkan menerima telpon dari sang ibu. Setelah itu serius dalam belajar. Kedua, ia harus meninggalkan pekerjaannya.

Ia bekerja sebagai pegawai pada sebuah perusahan informasi (ia ahli dalam bidang informasi) dan ia juga harus meninggalkan murid-muridnya (ia guru yang amat dibanggakan murid-muridnya). Ketiga, kalau bicara soal kerja berarti bicara juga soal upah. Ia bekerja di dua tempat, berarti ia memiliki gaji yang cukup bahkan amat cukup. Ia mampu membeli rumah dan mobil buat ibunya dan buat dirinya sendiri. Itu semua harus ia tinggalkan demi sebuah panggilan membiara. keempat, ia harus memulai segalanya dari dasar.

Dari formasi aspiran kemudian potulan dan novisiat. Ia harus kembali berada sebagai murid dan belajar filsafat dan teologi: dan ia harus belajar dengan serius. Artinya, harus lulus ujian dan harus lulus penilaian budi pekerti oleh para formator. Dan kelima, anak muda itu. merasa terpanggil, ia datang dan ia menghidupi panggilan itu. Ia telah melepaskan segalanya dan segalanya. Termasuk…. hehehee… namanya juga anak muda dari negara maju: cewek. Ia tinggalkan pacarnya, demi panggilan ini. Bagaimana reaksi cewek itu?

Positip…. menerima dengan segala keputusanya dan melepaskan pula dengan

segala kebebasan sambil mendoakan calon biarawan muda itu. Setiap hari minggu ada seorang perempuan remaja yang berlutut di bangku gereja paling akhir. Itulah cewek itu, katanya kepada saya pada suatu senja. Ya….semoga ….. semoga …. ia tidak menjadi pemuda yang sedih karena melepaskan banyak harta, melainkan menjadi seorang pemuda yang bahagia karena mendapatkan harta yang lebih mulia: menjalani kehidupan yang menjadi dambaan hatinya.

Sumber dari Internet:

(https://carmelitolindonesia.wordpress.com/2009/05/10/ Merasakan Denyut Panggilan Membiara/oleh John Lebe Wuwur).


(5)

(17)

Lampiran 9: Jadwal Acara Harian Komunitas Novisiat

A.ACARA HIDUP BERKOMUNITAS SENIN-SABTU

04.00 :Bangun-Sport

04.30-05.15 :Meditasi/Kontemplasi 05.20-06.00 :Ibadat Pagi

06.00-07.00 :Perayaan Ekaristi-Sarapan 07.30 :Refleksi Doa

08.00-10.00 :Pelajaran 10.00. :Minum

10.30-11.30 :Pos masing-masing/Pelajaran 11.30-12.00 :Cuci/Seterika

12.00 :Mawas Diri-Ibadat Siang 14.00 :Istirahat

15.00-15.30 :Pos Masing-masing/Kunjungan sakramen 16.30-17.30 :Pelajaran/Studi

17.45-19.00 :Rosario-Adorasi-Ibadat Sore 19.00-20.00 :Makan Malam-cuci piring 20.00-21.00 :Ibadat Bacaan-Kompletorium 21.00-22.00 :Bacaan Rohani-Jurnal

:Istirahat

B.ACARA HIDUP BERKOMUNITAS HARI MINGGU

04.30 :Bangun-Yoga-Meditasi Kontemplasi 05.30 :Mandi

06.00-07.00 :Ibadat Pagi-Rosario 07.00-07.30 :Sarapan

08.00-08.30 :Refleksi Doa 08.30-10.00 :Pos Masing-masing 11.00-12.00 :Adorasi

12.00-12.30 ;Mawas Diri-Ibadat Siang 12.30-13.00 :Makan Siang

13.30 ;Istirahat

15.30 :Kunjungan Keluarga 18.00 :Ibadat Sore

19.30 :Ibadat Bacaan-Kompletorium 20.21.30 ;Rekreasi

21.30-22.00 :Jurnal-Istirahat Catatan;

1. Minggu I :Rekoleksi

2. Selasa I&III :Ziarah ke Makam Pendiri 3. Jumat II :Rapat Komunitas

4. Sabtu Sore :Misa di gereja 5. Sabtu-Minggu :Rekreasi/noton TV

6. Satu kali satu minggu Ibu Mie Liun mengajar ketrampilan dari manik-manik


(6)

(18)

Lampiran 10: Contoh Rumusan Pembaharuan Janji Novis

PEMBAHARUAN JANJI NOVIS

KONGREGASI SUSTER DINA KELUARGA SUCI DARI PANGKALPINANG-BANGKA

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, Amin. Saya Sr. …demi kemuliaan Allah, karena terdorong oleh rahmat Allah dan kehendak yang kuat serta hati yang ikhlas untuk mempersembahkan diri secara mendalam dan lebih dekat mengikuti Kristus, maka di hadapan para suster sekalian saya menyatakan janji saya memulai masa novisiat tahun …, dengan meneladan Keluarga Kudus Nasaret dan dengan bantuan Roh Kudus serta bimbingan Suster Pemimpin novis dalam semangat kerendahan hati, keterbukaan, cinta kasih dan persaudaraan dalam komunitas. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, Amin.

Demikianlah janji saya sr,…


Dokumen yang terkait

Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef.

1 30 146

Pembinaan masa yuniorat Bruder Msc untuk menghayati spiritualitas hati kudus Yesus.

0 0 124

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi.

1 11 224

Penanaman nilai-nilai spiritualitas St. Magdalena sebagai salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan panggilan para novis kongregasi suster FDCC - USD Repository

0 3 178

KARYA PELAYANAN PARA SUSTER CINTA KASIH DARI MARIA BUNDA YANG BERBELAS KASIH DI PANTI LANSIA SANTA ANNA, TELUK GONG, JAKARTA BERDASARKAN SPIRITUALITAS PENDIRI

0 0 181

Spiritualitas Hati Kudus Yesus dan Maria sebagai sumber pelayanan suster-suster FCIM di Indonesia - USD Repository

0 1 182

Makna spiritualitas cinta kasih bagi para suster yunior Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef Provinsi Indonesia tahun 2011 - USD Repository

0 0 179

Pembinaan hidup religius para suster yunior kongregasi suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Santo Fransiskus Asisi - USD Repository

0 5 142

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi - USD Repository

0 0 222

PERANAN SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER-SUSTER SANTA PERAWAN MARIA (SPM) AMERSFOORT DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PARA GURU PERKUMPULAN DHARMAPUTRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Il

0 4 250