Ekonomi Kelas 10
178
Dalam sejarah perkembangannya pernah kepopuleran teori kuantitas uang menurun dengan sangat drastis karena munculnya buku John Maynard
Keynes yang berjudul The General Theory of Employment, Interest dan Money.
b. Teori Keynes
Seseorang dapat menimbun kekayaan selain dalam bentuk benda juga dapat dalam bentuk uang. Oleh karena itu uang juga berfungsi sebagai alat penimbun
kekayaan. Dalam keadaan ekonomi normal orang justru lebih suka menimbun kekayaan dalam bentuk uang. Hal ini disebabkan kekayaan dalam bentuk uang
lebih luwes karena dapat segera digunakan untuk mencukupi kebutuhan lain daripada dalam bentuk barang. Oleh John Maynard Keynes kecenderungan ini
disebut sebagai liquidity preference. Menurut Keynes ada 3 alasanmotif mengapa tiap rumah tangga dalam sektor perekonomian memegang atau menyimpan uang
tunai. 1 Alasan transaksi
Bahwa kecenderungan untuk menyimpan uang dengan alasan untuk membiayai transaksi kebutuhan sehari-hari, karena dengan tersedianya uang
tunai segala kebutuhan dan keperluan usaha dapat dipenuhi dengan cepat. Menurut Keynes semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula
keperluan untuk transaksi. Lebih jelasnya perhatikan grafik berikut ini.
Gambar 7.3 Grafik pengaruh tingkat harga kebutuhan sehari-hari
dengan permintaan uang tunai untuk transaksi
Keterangan : M = uang tunai
LT = permintaan uang tunai Misalnya pendapatan suatu rumah tangga dalam semingu Rp1.600.000 yang
diterima setiap Sabtu sore. Bagaimanakah keadaan saldo kas cash balance rata- rata? Jawabnya adalah Rp800.000,00. Jumlah ini berasal dari penjumlahan saldo
yang terbesar Rp1.600.000,00 dengan saldo terendah Rp.0 dibagi 2. Jika saldo tunai Rp1.600.000,00 dibelanjakan habis dalam seminggu, maka Sabtu sore
sebelum menerima pendapatan yang baru, uang lama sudah habis. Dan bila telah menerima pendapatan lagi, uang kas kembali menjadi Rp1.600.000,00 dan
akan habis lagi seminggu kemudian, dan demikian seterusnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
179
Tetapi bagaimana jika dalam rumah tangga tersebut ada kenaikan pendapatan misalnya menjadi Rp1.620.000,00. Sesuai dengan teori perubahan pendapat-
an tersebut akan memengaruhi pola saldo kas tunai untuk transaksi. Hubungan yang terjadi antara permintaan uang untuk tujuan transaksi dengan besar
kecilnya tingkat pendapatan akan terlihat seperti gambar berikut.
Gambar 7.4 Grafik hubungan permintaan uang tunai untuk transaksi
dengan tingkat pendapatan
Keterangan : Pada waktu pendapatan Rp1.600.000,00 per minggu, berarti permintaan uang
tunai untuk transaksi rumah tangga ini dalam setahun sebesar 52 minggu x Rp1.600.000,00 = Rp83.200.000,00. Bila terjadi peningkatan pendapatan
maka kebutuhan transaksi satu tahun juga akan meningkat. Seperti pada grafik di atas jika ada kenaikan pendapatan menjadi Rp1.620.000,00 maka
dalam setahun permintaan uang tunai untuk bertransaksi dalam keluarga ini menjadi 52 minggu x Rp1.620.000,00 = Rp84.240.000,00.
Bila penjumlahan uang rumah tangga dilakukan dalam perekonomian maka akan diperoleh kurva permintaan agregat untuk tujuan transaksi akan
mempunyai bentuk yang sama yaitu dengan meningkatnya pendapatan nasional maka jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk maksud
transaksi juga akan meningkat. Perhatikan kurva di bawah ini
Gambar 7.5 Permintaan uang untuk transaksi dalam perekonomian nasional
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
180
Oleh Keynes hubungan antara permintaan agregat dengan pendapatan nasional dirumuskan:
LT = KY
Di mana: LT = permintaan uang untuk transaksi
K = proporsi untuk transaksi dari pendapatan Y
= pendapatan nasional Contoh soal:
Diketahui bahwa pendapatan nasional dalam suatu perekonomian Rp100.000.000,00. Jika 25 dari pendapatan nasional tersebut digunakan
untuk keperluan transaksi, berapa permintaan uang yang dibutuhkan masyarakat untuk bertransaksi?
Jawab:
LT = KY = 25 x Rp100.000.000,00
= Rp25.000.000,00
2 Alasan berjaga-jaga Alasan kedua yang mendorong seseorang menyimpan sebagian dari
kekayaannya dalam bentuk uang tunai adalah motif berjaga-jaga precautionary motive. Menurut kenyataan, dunia ini penuh dengan ketidakpastian. Banyak
pengeluaran yang harus kita lakukan tanpa kita ketahui sebelumnya. Sakit misalnya, pada umumnya tidak dapat diramalkan, sehingga pengeluaran untuk
berobat tidak dapat direncanakan. Contoh lain misalnya jika kita bepergian atau rekreasi, hampir senantiasa dengan sengaja jumlah uang yang kita bawa
lebih banyak daripada jumlah pengeluaran yang kita rencanakan dalam perjalanan. Adapun alasan yang sering kita pakai adalah untuk berjaga-jaga.
Selanjutnya besar kecilnya uang yang kita bawa untuk berjaga-jaga tersebut umumnya ditentukan seberapa besar pengeluarantransaksi yang
mungkin akan kita lakukan. Hal ini berarti pula bahwa besar kecilnya jumlah uang yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk maksud berjaga-jaga dapat
dihubungkan dengan besar kecilnya pendapatan nasional seperti halnya dengan kebutuhan masyarakat akan uang untuk keperluan transaksi. Karena itu
permintaan uang untuk alasan berjaga-jaga ini oleh para pemikir ekonomi sering dijadikan satu dengan kebutuhan uang untuk maksud transaksi.
Gabungan dari permintaan uang untuk transaksi dan untuk alasan berjaga- jaga ini disebut permintaan uang L1. Oleh Keynes hubungan keduanya
dirumuskan sebagai berikut.
L1 = LT + LJ
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
181
Contoh soal : Diketahui bahwa pendapatan nasional dalam suatu perekonomian
Rp100.000.000,00 jika 25 dan 15 dari pendapatan nasional tersebut masing-masing digunakan untuk keperluan transaksi dan untuk berjaga-jaga,
berapa permintaan uang yang dibutuhkan masyarakat untuk bertransaksi? Jawab :
Diketahui, Y
= Rp100.000.000,00 LT
= 25 Y LJ
= 15 Y Maka
L1 = 25 + 15 Rp100.000.000,00
= 0,04 x Rp100.000.000,00 = Rp40.000.000,00
Jadi permintaan uang untuk keperluan transaksi dan untuk alasan berjaga- jaga Rp40.000.000,00
Untuk lebih jelasnya, Gambar 7.6. disajikan untuk menerangkan hubungan antara permintaan uang untuk alasan transaksi dan alasan berjaga-jaga.
Gambar 7.6 Hubungan permintaan uang untuk transaksi dan alasan berjaga-jaga.
Keterangan : Dari gambar di atas dapat diterangkan bahwa besar permintaan uang untuk
berjaga-jaga L1 sebesar 0,40y yang diperoleh dari jumlah permintaan uang untuk transaksi LT sebesar 0,25y dan jumlah permintaan uang untuk berjaga-
jaga LJ sebesar 0,15y.
3 Alasan spekulasi Menurut pendapat J.M. Keynes, uang tunai di samping mempunyai
manfaat untuk memperlancar transaksi dan untuk berjaga-jaga dapat juga untuk maksud spekulasi. Spekulasi artinya mencari keuntungan sesaat, suatu
contoh misalnya seorang pedagang kelontong membeli buku tulis dengan jumlah yang banyak pada saat harga buku sedang murah karena ia tahu pada
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
182
awal tahun pelajaran baru, harga buku akan mengalami kenaikan dan permintaan akan naik. Sehingga ketika ia menjual pada saat awal tahun
pelajaran ia akan mendapat untung yang berlipat. Untuk menjalankan spekulasi ini tentu dibutuhkan dana atau uang tunai yang biasanya lebih
banyak karena para spekulan ingin mendapatkan keuntungan yang berlipat. Gambar 7.7 di bawah ini menggambarkan jumlah uang yang dibutuhkan untuk
spekulasi yang diukur dengan sumbu horisontal, sedangkan sumbu vertikal untuk mengukur tingkat suku bunga di pasar, suku bunga di pasar berpengaruh
secara langsung pada permintaan uang.
Gambar 7.7 Hubungan permintaan uang untuk spekulasi dengan tingkat suku bunga
Keterangan: Pada saat tingkat suku bunga L0 jumlah permintaan uang untuk spekulasi
sebesar L2A, tetapi pada saat suku bunga turun menjadi L1 maka jumlah permintaan uang untuk keperluan spekulasi akan naik menjadi L2B
Dari keterangan di atas dapat kita simpulkan bahwa besarnya permintaan uang spekulasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga, artinya jika
suku bunga turun permintaan uang untuk spekulasi naik, tetapi jika suku bunga naik maka permintaan uang untuk spekulasi turun.
c. Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Uang dalam Masyakarat