Ekonomi Kelas 10
132
Tabel 5.3 Perbadingan Laju Inflasi Indonesia dengan beberapa negara
Sumber : World Economic Outlook September 2004 - IMF
Negara Laju Inflasi
Tahun 2003 Tahun 2003
USA 2,3
3,0 Euro AreaEropa
2,1 2,1
Jepang -0,2
-0,2 Hongkong
-2,6 -
Korea 3,5
3,8 Singapura
0,5 1,8
Taiwan -0,3
1,1 Indonesia
6,8 6,5
Malaysia 1,1
2,2 Philipina
3,0 5,4
Thailand 1,8
2,7 Cina
1,2 4,0
Ada beberapa istilah dalam menganalisismenanggapi terhadap tingkat inflasi, antara lain:
a Inflasi Menyusut
Yaitu tingkat inflasi yang cenderung turun dari satu periode ke periode berikutnya. Hal ini ditandai dengan turunnya Indeks Harga Konsumen dari satu periode ke
periode berikutnya.
b Inflasi Terus Meningkat
Yaitu inflasi yang cenderung meningkat dari satu periode ke periode berikutnya yang dapat dilihat dari kenaikan IHK tiap periode.
c Inflasi Tidak Berubah
Yaitu tingkat inflasi yang cenderung konstan, misalnya pada bulan November 2004 2005 tercatat IHK sebesar 106,4 dan pada bulan Desember 2004 tercatat
angka yang sama 106,4. Maka hal ini dapat dikatakan inflasi tidak berubah.
3. Macam-macam Inflasi
Berdasarkan alasan-alasan tertentu inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Secara berturut-turut perbedaan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menurut Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi
1 Inflasi ringan creeping inflation Adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 setahun, sehingga inflasi ini
tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga inflasi yang merayap, dan tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional. Seperti pada
tahun 2004 lalu di Indonesia laju inflasi di bawah 10 , sehingga perekonomian Indonesia pada posisi yang stabil. Lihat gambar 5.7
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
133
2 Inflasi sedang Adalah inflasi yang lajunya antara 10-30 setahun. Pada tingkatan ini mulai
dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu signifikan, dan jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.
3 Inflasi berat Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30-100 setahun. Pada tingkat
ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998.
pada waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 .
4 Hiperinflasi Jenis inflasi ini sangat dirasakan
karena dapat terjadi secara besar-besaran dan jika diukur
berada di atas 100 setahun. Di Indonesia pada tahun 1966
pernah mengalami inflasi sebesar 600, hal ini disebab-
kan pencetakan uang bar u secara besar-besaran untuk
menutup defisit anggaran pada waktu itu.
b. Menurut Penyebab Awal Inflasi
1 Inflasi tarikan permintaan demand pull inflation. Adalah inflasi yang disebabkan adanya kenaikan permintaan. Kenaikan
permintaan ini sering dinamakan kelebihan permintaan. Kenaikan permintaan masyarakat akan barang-barang dan jasa ini bisa disebabkan oleh:
a bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan
uang baru; b bertambahnya investasi swasta karena adanya
kredit murah; dan c bertambahnya permintaan barang-barang ekspor.
Apabila permintaan barang-barang tersebut bertambah terus-menerus, sedangkan seluruh faktor-
faktor produksi sudah sepenuhnya digunakan maka hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga.
Kenaikan harga yang secara terus-menerus inilah yang disebut inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh
adanya kenaikan permintaan inilah yang dinamakan inflasi tarikan Demand Pull Inflation. Untuk
menerangkan inflasi Demand Pull Inflation perhatikan gambar 5.2 di samping.
Gambar 5.2 Demand Pull Inflation Gambar 5.7 Diagram Perbandingan Laju inflasi
1998 dan 2004
Sumber: www.wartaekonomi.com 27 September 2005
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
134
Keterangan : Mula-mula perekonomian berada pada harga batas setinggi P1 dengan jumlah
barang yang diperjualbelikan sebanyak Q1. Apabila dalam perekonomian terjadi kenaikan permintaan barang maka hal ini akan ditunjukkan oleh
bergesernya garis permintaankurva demand dari D1 menjadi D2. Pergeseran kurva demand ini menunjukkan bahwa harga akan naik dari P1 menjadi P2,
Perlu diketahui kenaikan harga ini diikuti dengan bertambahnya produksi dari Q1 menjadi Q2. Apabila terjadi kenaikan permintaan lagi maka akan
ditunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan dari D2 menjadi D3. Pergeseran kurva permintaan ini akan diikuti kenaikan tingkat harga dari P2
menjadi P3. Kenaikan harga ini akan diikuti oleh bertambahnya produksi dari Q2 menjadi Q3 demikian seterusnya.
2 Inflasi dorongan ongkos produksi cost push inflation Adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan ongkos produksi,
maksudnya adalah adanya kenaikan ongkos produksi, misalnya adanya kenaikan upah maka ada kecenderungan produksi akan menurun dan diikuti oleh
kenaikan harga. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 5.3 di bawah ini :
Keterangan: Mula-mula, misalnya harga dan kuantitas dilukiskan seimbang yaitu pada
saat harga pada tingkat P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan sebanyak Q1. Apabila terjadi kenaikan ongkos produksi, misalnya disebabkan tuntutan
kenaikan upah oleh kaum pekerja, produksi cenderung menurun. Penurunan produksi ditunjukkan oleh bergesernya garis penawaran kurva supply dari
S1 menjadi S2. Pergeseran garis penawaran kurva supply menimbulkan dua macam akibat, yaitu menurunnya produksi dari Q1 menjadi Q2 dan
menaikkan harga barang hasil produksi dari P1 menjadi P2. Apabila terjadi kenaikan ongkos produksi lagi maka akan mengakibatkan turunnya produksi
barang yang dihasilkan. Kurva supply akan bergeser dari P2 menjadi P3 dan seterusnya.
Gambar 5.3 Cost Push Inflation
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
135
Dengan memperbandingkan Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation kita dapat menyimpulkan persamaan dan perbedaan antara keduanya yaitu:
Persamaan: Baik Demand Pull Inflation maupun Cost Push Inflation keduanya sama-sama
menunjukkan adanya kenaikan harga.
Perbedaan: Kenaikan harga dalam Demand Pull inflation diikuti oleh naiknya jumlah produksi
sedangkan dalam Cost Push Inflation kenaikan harga diikuti oleh turunnya jumlah produksi.
Dengan kata lain dilihat dari segi Pendapatan Nasional secara makro, Demand Pull Inflation dapat menaikkan Produk Domestik Bruto PDB sedangkan
Cost Push Inflation mengakibatkan turunnya PDB.
3 Inflasi permintaan dan penawaran Jika Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation terjadi secara bersama-sama
maka akan timbul yang dinamakan inflasi permintaan dan penawaran yaitu bahwa terjadinya kenaikan permintaan diikuti dengan terjadinya penurunan
produksi, sehingga adanya kedua peristiwa ini mengakibatkan harga akan naik terus-menerus. Perjalanan kenaikan harga ini dapat dilihat pada gambar 5.4. di
bawah ini:
Keterangan: Mula-mula misalnya terjadi kenaikan permintaan secara keseluruhan yang
digambarkan oleh bergesernya kurva permintaan secara terus-menerus ke kanan dan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga secara terus-menerus
yang berarti terjadi Demand Pull Inflation dengan output yang tetap sebesar Y2. Pada saat kurva keseluruhan naik dari D1 menjadi D2 yang berakibat
harga naik dari P1 menjadi P2 dan kurva tersebut sudah menjadi stabil sehingga Demand Pull Inflation sudah tidak terjadi lagi.
Gambar 5.4 Inflasi Permintaan dan Penawaran
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ekonomi Kelas 10
136
Apabila ada perkiraan bahwa waktu yang akan datang akan terjadi inflasi, maka pihak perusahaan akan selalu menaikkan harga dan para buruh akan
selalu minta kenaikan upah, akibat dari tindakan ini ditunjukkan oleh bergesernya kurva supply yang horisontal ke atas.
Pergeseran kurva supply ini akan mengakibatkan harga naik dari P2 menjadi P3. Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan inflasi pada sisi penawaran dengan
harga yang naik terus-menerus dan diikuti turunnya produksi dari Y2 menjadi Y1, demikian seterusnya.
c. Berdasarkan Asal Inflasi