2.2 Kincir Angin
Kincir angin adalah sebuah alat yang digerakkan oleh tenaga angin sehingga menghasilkan energi mekanik atau gerak. Kincir angin pada awalnya ditemukan
di Belanda dan Denmark yang pada waktu itu banyak digunakan untuk irigasi, menumbuk hasil pertanian, dan pembangkit tenaga listrik.
Berdasarkan posisi porosnya kincir angin dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : kincir angin poros horizontal dan kincir angin poros vertikal.
2.2.1 Kincir Angin Poros Horizontal
Kincir Angin Poros Horizontal atau propeler adalah kincir angin yang memiliki poros utama sejajar dengan tanah dan arah poros utama dapat memutar
360
o
agar dapat menyesuaikan dengan arah angin. Kincir angin Poros Horizontal ini memiliki jumlah sudu lebih dari dua, kincir angin ini dapat berputar
dikarenakan adanya gaya aeorodinamis yang bekerja pada suatu kincir. Ada beberapa jenis Kincir Angin Poros Horizontal yang sudah umum
dikenal dan dikembangkan diseluruh dunia, yang ditunjukan pada gambar 2.11 dan 2.12 :
A. Kincir Angin Dutch Four arm
Gambar 2.11 Kincir Angin Dutch Four arm Sumber : https:www.wordpress.com2012042.png diakses Juni 2016.
B. Kincir Angin Amerika Wind Mild
Gambar 2.12 Kincir Angin Amerika Wind Mill. Sumber : http:www.blogspot.comHAWT.jpg diakses Juni 2016.
Kelebihan dan kekurangan Kincir Angin Poros Horizontal : A.
Kelebihan dari Kincir Angin Poros Horizontal : a.
Menara yang lebih tinggi dari permukaan tanah membuat kincir angin mendapatkan angin yang lebih kuat.
b. Kincir angin mampu mengkonveksikan energy angin pada kecepatan
lebih tinggi. c.
Memberikan kinerja lebih baik pada produksi energy dibandingkan dengan Kincir Angin Poros Vertikal.
d. Memiliki faktor keamanan yang lebih baik karena posisi sudu yang
beradadiatas menara. e.
Banyak digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan skala besar.
B. Kekurangan dari Kincir Angin Poros Horizontal :
a. Kincir yang tinggi membuatnya sulit dipasang, membutuhkan derek
yang tinggi dan serta para operator yang terampil dibidangnya. b.
Kontruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga sudu –
sudu yang berat, gearbox, dan generator. c.
Kincir membutuhkan mekanisme control yaw tambahan untuk membelokan kincir sesuai dengan arah angin.
2.2.2 Kincir Angin Poros Vertikal
Kincir Angin Poros Vertikal atau Vertikal Axis Wind Turbin VAWT adalah Kincir Angin yang posisi porosnya tegak lurus dengan
arah angin atau kincir jenis ini dapat mengkonversi tenaga angin dari segala arah kecuali arah angin dari atas atau bawah. Kincir jenis ini
menghasilkan torsi yang lebih besar dari pada Kincir Angin Poros Horizontal. Beberapa jenis Kincir Angin Poros Vertikal yang telah banyak
dikenal di dunia bisa dilihat pada gambar 2.13 dan 2.14 : A.
Kincir Angin Darrieus
Gambar 2.13 Kincir Angin Darrieus. Sumber : http:michael-s.blogspot.co.id201109turbin-angin. diakses Juni 2016.
B. Kincir Angin Savonius
Gambar 2.14 Kincir Angin Savonius. Sumber : http:www.reuk.co.ukSavonius-Wind-Turbines.htm. diakses Juni 2016.
Kelebihan dan kekuran Kincir Angin Poros Vertikal : A.
Kelebihan dari Kincir Angin Poros Vertikal : a.
Kincir ini dapat berjarak lebih dekat dengan tanah, membuat pemeliharaan bagian
– bagiannya menjadi lebih mudah. b.
Karena posisi sudunya yang Vertikal tidak membutuhkan mekanisme yaw.
c. Tidak membutuhkan struktur menara yang besar untuk menahan
kincir. d.
Memiliki torsi yang besar pada putaran rendah. e.
Tetap dapat bekerja pada putaran yang rendah. B.
Kekurangan dari Kincir Angin Poros Vertikal : a.
Semua berat rotor dibebankan pada bantalan bawah. b.
Torsi awalnya rendah sehingga membutuhkan energi untuk memulai putaran awal.
c. Karena letak kincir yang rendah maka factor keselamatan harus
diperhatikan.
2.3 Grafik Hubungan Antara Cp Terhadap TSR