12
2.1.3. Korosi Pada Stainless Steel
Korosi adalah rusaknya suatu bahan atau menurunnya kualitas bahan karena terjadinya reaksi dengan lingkungan sekitarnya. Reaksi yang
mempengaruhi proses korosi adalah kebanyakan reaksi elektrokimia dan sebagian reaksi secara kimiawi. Faktor yang berpengaruh terhadap korosi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi komposisi kimia bahan, bentuk
kristal, struktur bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, dan juga zat-zat kimia yang bersifat korosif. Bahan-bahan korosif terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa
organik maupun an-organik. Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan
penanganan ini umur produktifumur pakai suatu produk menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk
memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga
berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industri. Perlu kita ketahui bahwa korosi dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
13 1. Korosi Homogen uniform
Korosi ini merata di seluruh permukaan logam dan termasuk korosi yang paling sering dijumpai. Korosi ini dikontrol oleh reaksi kimia
antara permukaan logam dengan media pengkorosifnya. Korosi ini bisa terjadi dikarenakan komposisi dan metalurgi material yang sama.
Dengan keseragaman tersebut, pelepasan elektron akan merata ke seluruh permukaan.
Gambar 2.6. Korosi Uniform
2. Korosi Celah Korosi celah merupakan korosi lokal yang mempunyai celah antara
keduanya yang mengakibatakan terjadinya perbedaan konsentrasi asam. Biasanya terjadi dikarenakan celah tersebut terisi oleh elektrolit
yang mengakibatkan terjadinya sel korosi dengan katodanya adalah sisi luar permukaan celah dan anodanya adalah elektrolit yang mengsi
celah itu sendiri. Proses korosi ini terjadi cukup lama karena cairan elektrolit yg berada di dalam celah cenderung lama mongering
Tebal awal Korosi merata
Tebal akhir
14 dibandingkan dengan permukaan di luar celah yang lebih cepat
mengeringnya. Sebagai contoh proses korosi ini banyak ditemui pada konstruksi rangkakaroseri kendaraan otomotif.
Gambar 2.7 Korosi celah
3. Korosi Galvanik Bimetal Korosi ini terjadi karena proses elektrokimiawi dua buah logam yang
berbeda potensial dihubungkan langsung didalam larutan elektrolit yang sama. Dimana elektron mengalir dari logam anodik kurang
mulia ke logam yang lebih katodik lebih mulia, akibatnya logam yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positif karena kehilangan
elektron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion negatif di dalam elektrolit menjadi garam metal.
15
Gambar 2.8 Proses elektrokimia korosi galvanis
4. Korosi Sumuran pitting Merupakan korosi lokal yang terjadi pada logam secara lokal selektif
yang menghasilkan bentuk permukaan lubang-lubang pada logam. Korosi jenis ini dianggap lebih berbahaya daripada korosi seragam
diakarenakan lebih sulit terdeteksi. Mekanisme korosi pitting hampir sama dengan dengan korosi celah. Korosi pitting ditandai dengan
pembentukan lubang ataupun sumur pada permukaan logam.
Gambar 2.9 Korosi sumuran pitting
5. Korosi Erosi Korosi erosi terjadi akibat aliran dari suatu fluida yang mengalir sangat
cepat dan disebabkan oleh :
16 a. Aliran turbulen
Turbulensi fluida ini seringkali terjadi akibat adanya perubahan diameter penampang, sambungan yang kurang baik, dan juga
adanya endapan.
Gambar 2.10 Aliran turbulen korosi erosi
b. Kavitasi peronggaan Kavitasi adalah terjadinya penguapan pada suatu zat cair yang sedang
mengalir sehingga menghasilkan gelembung-gelembung uap yang disebabkan karena berkurangnya tekanan pada zat cair tersebut sampai
di bawah titik jenuh uapnya. Sebagai contoh adalah air akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100
dan tekan 1 atm. Tetapi jika tekanannya dikurangi maka air dapat mendidih pada suhu yang lebih
rendah juga, bahakan jika tekanannya cukup rendah air dapat mendidih pada suhu kamar.
Pada saat uapgelembung tersebut terbawa aliran hingga akhirnya berada pada kondisi tekanannya lebih besar daripada tekanan uap jenuh
celah endapan
seal
celah Fluida turbulen
17 zat cair tersebut, maka gelembung akan pecah di daerah tersebut dan
akan menyebabkan gaya tekan yang besar pada permukaanpenampang.
Gambar 2.11 Proses kavitasi
6. Korosi Batas Butir intergranular Korosi batas butir merupakan serangan korosi yang terjadi pada batas
kristal butir dari suatu logampaduan karena paduan yang kurang sempurna ada kotoran yang masukendapan atau adanya gas
hidrogen atau oksigen yang masuk pada batas kristalbutir. Batas butir ini sering menjadi tempat pengendapan precipitation dan pemisahan
segregation. Pengendapan dan pemisahan terjadi dikarenakan pada logam terkandung logam antara dan senyawa pada batas butirnya.
Pada dasarnya logam yang mempunyai logam antara dan senyawa pada batas butirnya akan sangat rentan terhadap korosi batas butir.
18 Jenis korosi ini sangat berbahaya karena tidak dapat dilihat secara
kasat mata. 7. Korosi selektif
Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena pelarutan komponen tertentu dari paduan logam alloynya. Pelarutan
ini terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam yang lebih aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu
tersebut hilang dari paduannya. 8. Korosi retak tegang
Korosi retak tegang adalah keretakan akibat tegangan tarik dan media korosif secara bersamaan dan terjadi pada material yang spesifik.
Karakteristik dari korosi ini adalah perpatahannya getas dimana retakan terjadi dengan regangan yang kecil dari material.
Amonia NH
3
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada
dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara. Di dunia industri amonia umumnya digunakan sebagai bahan anti beku refrigeran di dalam
alat pendingin. Bukan hanya itu saja, dalam aplikasi alat pendingin absorbsi yang digunakan sebagai refrigeran adalah amonia. Tentu saja
dalam prosesnya, pengaruh amonia tersebut akan menyebabkan korosi.
19
2.1.4 Kekuatan dan Uji tarik