Umpan Balik Moda Tatap

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMK KELOMPOK KOMPETENSI H - PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 53 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ETIKA PROFESI DALAM PROSES LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan peserta pelatihan dapat menerapkan etika profesi dalam proses layanan bimbingan dan konseling

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator keberhasilan yang dicapai peserta, apabila peserta memiliki pengetahuan, keterampilan danatau sikap sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor 2. Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli. 3. Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan 4. Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi 5. Mendahulukan kepentingan konseli dari pada kepentingan pribadi konselor 6. Menjaga kerahasiaan konseli 7. Pelanggaran etika profesional 8. Menunjukkan ketulusan, sikap rela berkorban, taat hukum, kemandirian, dan integritas

C. Uraian Materi 1. Proses layanan bimbingan dan konseling

Pada bagian ini tidak dibahas mengenai bagaimana proses layanan bimbingan dan konseling diatur dan dilakukan untuk menfasilitasi perkembangan peserta didikkonseli. Pada bagian ini lebih terkait dengan tata aturan normatif yang harus diperhatikan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling. Dua aspek penting yang harus diperhatikan adalah hubungan dalam memberikan layanan dan hubungan dengan konseli yang dilayani. MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMK KELOMPOK KOMPETENSI H - PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 54

a. Hubungan dalam pemberian pelayanan

1 Konselor wajib membantu konseli selama ada kesempatan dalam hubungan konseling antara konseli dengan konselor 2 Konseli sepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor, meskipun proses bimbingan dan konseling belum mencapai hasil konkrit 3 Sebaliknya Konselor tidak akan melanjutkan hubungan konseling apabila konseli tidak memperoleh manfaat dari hubungan tersebut. b. Hubungan dengan konseli 1 Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas pribadi dan keyakinan konseli. 2 Konselor wajib menempatkan kepentingan konseli di atas kepentingan pribadinya. 3 Konselor tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama, atau status sosial tertentu. 4 Konselor tidak diperkenankan memaksa seseorang untuk memberi bantuan pada seseorang tanpa izin dari orang yang bersangkutan. 5 Konselor wajib memberi pelayanan kepada siapapun terlebih dalam keadaan darurat atau banyak orang menghendakinya. 6 Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang dikehendaki konseli. 7 Konselor wajib menjelaskan kepada konseli sifat hubungan yang sedang dibina dan batas-batas tanggung jawab masing-masing dalam hubungan profesional. 8 Konselor wajib mengutamakan perhatian terhadap konseli.

2. Praktik Mandiri

Dalam tubuh organisasi profesi telah dipikirkan mengenai kemungkinan konselor melaksanakan praktik pribadi. Praktik mandiri yang dilakukan oleh Guru BKKonselor yang tergabung ke dalam organisasi profesi,