Umpan Balik Moda Tatap Muka In, On, In

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMK KELOMPOK KOMPETENSI H - PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 66 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 PROFESIONALISME KONSELOR

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta dapat:

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Peduli terhadap identitas profesional 2. Mampu melakukan pengembangan profesi 3. Memahami Pengembangan Profesional Konselor 4. Menunjukkan integritas, kepedulian, kemandirian dan gotong royong

C. Organisasi Profesi Uraian Materi 1. Identitas Profesional

Bimbingan dan konseling dalam setting pendidikan sedang berjuang untuk mewujudkan dan memperoleh pengakuan dari berbagai pihak sebagai kegiatan yang profesional. Jika bimbingan dan konseling ingin diakui sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu. Dalam hal ini, Patterson 1967 mengemukakan persyaratan pokok profesi sebagai berikut: a. Suatu profesi melaksanakan fungsi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya memenuhi kebutuhan perkembangan peserta didik perorangan, tetapi juga memenuhi kebutuhan masyarakat pada umunya. Artinya, diperlukan sumber daya manusia yang terdidik di bidang bimbingan dan konseling dan dapat memberikan layanan dengan tepat sesuai dengan keperluan masyarakat untuk pembangunan, khususnya generasi muda. Dengan kata lain, melayani peserta didik bukan untuk peserta didik itu sendiri, tetapi diorientasikan ke pemenuhan kebutuhan masyarakat pada umumnya. MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMK KELOMPOK KOMPETENSI H - PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 67 b. Suatu profesi harus dilaksanakan atas dasar filosofi tertentu. Profesi melayani manusia dan pelayanannya dipengaruhi oleh konsepnya mengenai sifat kodrat manusia tersebut, baik yang dinyatakan secara tersurat maupun yang tersirat. Sifat kondrat manusia Indonesia ialah menunggalnya makhluk pnibadi dan mahktuk sosial. Jadi pengembangan kepribadian peserta didik juga diorientasikan kepada pengembangan potensi manusia dan kemampuan manusia untuk terlibat dalam hubungan harmonis dengan orang lain. c. Suatu profesi melaksanakan fungsi dan peranan yang telah ditetapkan untuk itu. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dapat dimasukkan sebagai ketetapan profesi bimbingan dan konseling di Indonesia saat ini. Suatu profesi harus melaksanakan fungsi-fungsi yang unik dan tidak dapat dilaksanakan oleh orang-orang lain. Apa yang menjadi kewajiban dan fungsi Guru BKKonselor tidak akan dan tidak dapat sama baiknya dilaksanakan oleh guru mata pelajaran maupun pimpinan sekolah. Ini semakin ditegaskan dengan terbitnya Permendiknas nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor serta Permendikbud Nomor 111 Tahun 2004 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. d. Suatu profesi mempunyai suatu standar seleksi dan pendidikan. Seleksi dilaksanakan oleh badan profesional atau oleh wakil-wakil institusi pendidikan. Pendidikan S1 dan Profesi Bimbingan dan Konseling merupakan program penyiapan tenaga profesional yang akan menjalankan layanan bimbingan dan konseling; e. Suatu profesi harus berisi suatu badan pengetahuan dan keterampilan yang tidak dimiliki sama oleh pekerjaan bukan profesional dan atau tidak sama dengan yang dikerjakan oleh profesi lain. Pengetahuan dan ketrampilan sebagaimana diatur dalam standar kompetensi konselor merupakan dasar bagi kinerja fungsi profesional dan terkait dengan inti kewajiban yang unik yang