Modul PKB BK SMA 2017 Ped KK H

(1)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

BERKELANJUTAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH MENENGAH ATAS

(SMA)

TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

KELOMPOK KOMPETENSI H

PEDAGOGIK

ESENSI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

PADA SATUAN JALUR PENDIDIKAN

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(2)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

Penulis:

Musyarofah, M.Si.,081281279649, e-Mail: aramusyarofah@gmail.com

Penelaah

:

1. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons., 08156610531, e-Mail: mungin_eddy@yahoo.com 2. Prof. Dr. Uman Syherman, AS, M.Pd, 081394387838, e-mail: umans@upi.edu

Desain Grafis dan Ilustrasi:

Tim Desain Grafis

Copyright@2017

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga KependidikanPendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga


(3)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | i

KATA SAMBUTAN

Peran guru profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Program Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan dilakukan melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru dan Tenaga Kependidikan. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online) dan campuran (blended) tatap muka dengan online. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) moda tatap muka dan PKB online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program PKB dapat memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru. Mari kita sukseskan program PKB bagi Guru dan Tenaga Kependidikan ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.


(4)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | ii

KATA PENGANTAR

Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas, baik oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian adalah peningkatan kompetensi guru. Peran guru dalam pembelajaran di kelas merupakan kunci keberhasilan untuk mendukung prestasi belajar peserta didik. Guru yang profesional dituntut mampu membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas.

Dalam rangka memetakan kompetensi guru, pada tahun 2015 telah dilaksanakan Uji Kompetensi Guru (UKG) secara sensus. UKG dilaksanakan bagi semua guru, baik yang sudah maupun yang belum bersertifikat untuk memperoleh gambaran obyektif sebagai baseline kompetensi profesional maupun pedagogik guru, yang ditindaklanjuti dengan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai kelanjutan program Guru Pembelajar (GP) tahun 2016.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling (PPPPTK Penjas dan BK) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Koordinasi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), tahun 2017 ini berupaya menyiapkan Program PKB untuk Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan Guru Bimbingan Konseling.

Salah satu perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) moda tatap muka, moda dalam jaringan (daring), dan moda kombinasi (tatap muka dan daring) untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi adalah modul pembelajaran. Dengan modul ini diharapkan program PKB dapat memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program PKB dengan mengimplementasikan “belajar

sepanjang hayat” untuk mewujudkan Guru “mulia karena karya” dalam

mencapai Indonesia Emas 2045.


(5)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | iii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... i

DAFTAR TABEL ... v

PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. TUJUAN ... 3

C. PETA KOMPETENSI ... 4

D. RUANG LINGKUP... 4

E. CARA PENGGUNAAN MODUL ... 4

1. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh ... 5

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In ... 7

3. Lembar Kerja ... 10

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ... 11

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SATUAN JALUR PENDIDIKAN ... 11

A. TUJUAN ... 11

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 11

C. URAIAN MATERI ... 12

1. Pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Jalur Pendidikan ... 12

2. Bimbingan dan Konseling pada Berbagai Jalur Pendidikan ... 13

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan ... 22

4. Fungsi Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan ... 23

5. Asas Layanan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan .. 25

6. Prinsip-prinsip Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan ... 26

7. Komponen Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur Pendidikan ... 28

8. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling ... 41

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN ... 44

1. Moda Tatap Muka Penuh... 44

2. Moda Tatap Muka In, On, In ... 44

E. LATIHAN TUGAS/KASUS ... 45

1. Lembar Kerja ... 45


(6)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | iv

G. EVALUASI ... 49

1. Latihan Soal ... 49

H. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT ... 53

PENUTUP ... 57

A. Evaluasi Kegiatan Belajar... 57

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(7)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja ... 10

Tabel 2 Alokasi Waktu Layanan ... 16

Tabel 3 Esensi Pelayanan BK pada Jalur Pendidikan ... 45


(8)

(9)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 mengamanatkan terwujudnya generasi yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Lebih lanjut pada Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Lebih lanjut Pasal 50 ayat (2) Pemerintah menentukan kebijakan nasioanal dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan pendidikan bermutu.

Untuk penjaminan mutu pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 91 disebutkan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. (2) Penjaminan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan. (3) Penjaminan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.

Pembinaan karier guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan karier akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.


(10)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 2

Pendidikan formal, informal dan nonformal sebagai bagian dari continuing education dan lifelong education, ketiga-tiganya tidak dapat terpisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri. Ketiganya saling mengisi terutama dalam; (1) kebutuhan belajar sepanjang hayat (selama masyarakat itu ada). Masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pemahaman lainnya tidak hanya cukup dengan pendidikan formal saja, akan tetapi masyarakat perlu memperoleh pendidikan lain sebagai (complementary) baik melalui pendidikan informal maupuan pendidikan nonformal. Maka pendidikan formal, informal dan nonformal akan secara terintegrasi dibutuhkan oleh masyarakat agar pengetahuan dan kemampuan yang diperolehnya menjadi lebih utuh (komplit) dan, (2) Pengembangan pendidikan sepanjang hayat melalui pendidikan formal, informal dan nonformal yang terintegrasi akan memudahkan masyarakat dalam memilih pendidikan mana yang paling cocok dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan diri serta sesuai dengan keahlian (kompetensi) yang diperlukan bagi kehidupannya.

Secara mendasar pendidikan formal, informal dan nonformal sebagai sebuah konsep pendidikan dalam rangka pendidikan sepanjang hayat dan belajar sepanjang hayat, memiliki berbagai ragam program sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat masa kini maupun masa depan. Masyarakat tidak akan berkembang pengetahuan dan keterampilannya apabila hanya mengandalkan pendidikan formal, oleh karena itu kebutuhan akan layanan pendidikan informal dan nonformal sangat dirasakan dalam menunjang kehidupan masyarakat terutama dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Sehingga variasi layanan program pendidikan nonformal yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakat merupakan sebuah wujud dari lifelong education.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan baik pada pendidikan formal, informal dan nonformal tidak terlepas dari kompetensi yang dimiliki oleh para pendidik dalam hal ini guru dan pamong belajar. Bimbingan konseling sebagai bagian integral dalam keseluruhan sistem pendidikan, memiliki peran yang cukup signifikan karena dalam pelaksanaannya, pendidikan yang tuntas tidak hanya didasarkan pada pemberian pembelajaran yang


(11)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 3 dilaksanakan oleh guru mata pelajaran dan layanan pelatihan yang dilakukan oleh guru praktik, tetapi juga pada kemandirian peserta didik buah tangan pelayanan bimbingan dan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor dijelaskan bahwa dimensi kompetensi guru bimbingan konseling atau konselor mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Dari keempat demensi kompetensi tersebut dijabarkan menjadi 17 standar kompetensi. Salah satu standar kompetensi dari demensi kompetensi pedagogik adalah menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

Dalam rangka mendukung kebijakan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), modul diklat pembinaan karier ini mengintegrasikan lima nilai penguatan karakter bangsa yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Kelima nilai utama tersebut teritegrasi pada kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada pada modul. Setelah mempelajari modul ini, selain Saudara dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, saudara juga diharapkan mampu mengimplementasikan PPK khususnya PPK berbasis kelas.

B. TUJUAN

Modul ini disajikan agar Saudara memiliki kompetensi dalam memahami esensi pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal, nonformal dan informal serta menerapkan perilaku nasionalisme, mandiri, gotong royong, religius, dan integritas sebagai tauladan bagi peserta didik di kelas, di sekolah, maupun masyarakat.


(12)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 4

C. PETA KOMPETENSI

Kompetensi yang diharapkan dicapai melalui pembelajaran modul ini adalah guru BK/konselor menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, termasuk penguatan pendidikan karakter.

Peta kompetensi dalam modul ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Peta Kompetensi

D. RUANG LINGKUP

Modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran, yaitu Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Satuan jalur Pendidikan. Lingkup yang dibahas dalam modul ini mencakup satuan jalur Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal.

E. CARA PENGGUNAAN MODUL

Modul ini dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru, baik untuk moda tatap muka dengan model tatap muka penuh maupun model tatap muka In-On-In. Alur model pembelajaran secara umum dapat dilihat pada bagan dibawah.

3. Menguasai esensi pelayanan

bimbingan dan konseling pada jalur, jenis dan jenjang satuan pendidikan

3.1 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan formal, non formal dan informal.

3.2 Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah serta tinggi. 3.3 Menguasai esensi bimbingan

dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus.


(13)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 5 Gambar 2 Alur Model Pembelajaran Tatap Muka

1.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan pembelajaran diklat tatap muka penuh adalah kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi Guru BK/Konselor yang dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis di lingkungan Ditjen.GTK maupun lembaga diklat lainnya yang dilaksanakan secara terstruktur pada suatu waktu yang di pandu oleh fasilitator.

Tatap muka penuh dilaksanakan menggunakan alur pembelajaran yang dapat dilihat pada alur dibawah.


(14)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 6

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model tatap muka penuh dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul

b. Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus.

Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.


(15)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 7 d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan, sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2.

Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 (In-1), on the job learning (On), dan In Service Learning 2 (2). Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini.


(16)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 8

Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut,

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari :

 latar belakang yang memuat gambaran materi

 tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi

 kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul.

 ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran

 langkah-langkah penggunaan modul b. In Service Learning 1 (IN-1)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1.


(17)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 9 Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning (ON)

Mengkaji Materi

Pada kegiatan mengkaji materi modul kelompok kompetensi H,guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada in service learning 1 (IN1). Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta.

Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan/metode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON.

Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 (IN-2)

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran


(18)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 10 f. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

3.

Lembar Kerja

Modul pembinaan karir guru kelompok komptetansi H terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari.

Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut.

Tabel 1 Daftar Lembar Kerja No Kode

LK

Nama LK Keterangan

1. LK.01. Identifikasi Esensi Pelayanan BK pada Jalur Pendidikan

TM, IN1

2. LK.02. Identifikasi Lingkup Pelayanan BK pada jalur pendidikan

TM, ON

Keterangan.

TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In service learning 1 ON : Digunakan pada on the job learning


(19)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 11

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM SATUAN JALUR PENDIDIKAN

A. TUJUAN

Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta pelatihan dapat memahami tentang esensi pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur formal yang terintegrasi dengan penguatan pendidikan karakter.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Indikator keberhasilan yang dicapai peserta, apabila peserta memiliki pengetahuan, keterampilan dan/atau sikap sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengertian pendidikan formal, nonformal dam informal 2. Menjelaskan pentingnya bimbingan dan konseling dalam satuan jalur

pendidikan

3. Menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan

4. Menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan

5. Menjelaskan prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan

6. Menjelaskan ruang lingkup bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan

7. Mengimplementasikan pendekatan bimbingan dan konseling pada satuan jalur pendidikan


(20)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 12

C. URAIAN MATERI

1.

Pentingnya Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Jalur

Pendidikan

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance

dan “counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance

berasal dari akar kata “guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer) sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan Stone (1980)

disimpulkan “Counseling is an interaction process which facilitates

meaningful understanding of self and environment and result in the establishment and/or clarification of goals and values of future behavior” ((Juntika, 2006).

Bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh guru BK/konselor untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya (pasal 1 ayat 1 Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014). Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik/konseli, secara individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan bimbingan dan konseling ini juga membantu peserta didik/konseli mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi.

Dasar pemikiran penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap satuan jalur pendidikan bukan semata-mata terletak adanya hukum (perundang-undangan) yang berlaku, tetapi yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik/konseli agar mampu mengembangan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek fisik, emosi, sosial, intelektual, dan moral spiritual. Peserta didik/konseli adalah individu yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling. Disamping itu terdapat


(21)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 13 keniscayaan bahwa proses perkembangan tidak selalu berjalan mulus dan bebas dari masalah. Kesuksesan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada suatu masa, akan berpengaruh terhadap kesuksesan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

2.

Bimbingan dan Konseling pada Berbagai Jalur Pendidikan

a. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya; termasuk didalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan jalur formal merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan fitrahnya, yaitu pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan kreatif, serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan yang mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan berdaya saing di era global.

Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk mengubah generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat (Uhbiayti, 2007). Manfaat dan fungsi pembelajaran pada pendidikan formal sebagaimana berikut :


(22)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 14

1.) Melatih Kemampuan Akademis Anak (Biar Pintar)

Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah, logika, dan lain sebagainya maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.

Kemampuan akademis yang bervariasi juga terkadang menimbulkan masalah pada peserta didik dan membutuhkan bimbingan lebih lanjut oleh guru BK/Konselor.

2.) Menggembleng dan Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik. 3.) Memperkenalkan Tanggung Jawab

Tanggung jawab seorang anak adalah belajar di mana orang tua atau wali yang memberi nafkah. Seorang anak yang menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan bersekolah yang rajin akan membuat bangga orang tua, guru, saudara, famili, dan lain-lain.

4.) Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan

Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan


(23)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 15 sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.

5.) Sebagai Identitas Diri

Lulus dari sebuah institusi pendidikan biasanya akan menerima suatu sertifikat atau ijazah khusus yang mengakui bahwa kita adalah orang yang terpelajar, memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika disandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan dalam suatu lowongan pekerjaan kantor, maka rata-rata yang terpelajarlah yang akam mendapatkan pekerjaan tersebut.

6.) Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas

Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri. Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.

Bimbingan dan konseling dalam satuan jalur pendidikan formal penting, mengingat bahwa perkembangan peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, misalnya perkembangan di TK akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, dimana perkembangan di SD/SMP/SMA//SMK, dan PT sangat ditentukan oleh bagaimana keberhasilan anak melampaui masa sekolahnya di TK. Perkembangan di SD dipengaruhi oleh perkembangan di TK dan mempengaruhi perkembangan di SMP, SMA/SMK dan PT, dan seterusnya.

Terkait dengan peran bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi optimalisasi perkembangan peserta didik/konseli, maka kehadiran


(24)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 16

layanan bimbingan dan konseling dalam satuan jalur pendidikan formaladalah penting. Sesuai dengan tingkat perkembangannya yang beda-beda, titik tekan layanan bimbingan dan konseling di suatu jalur pendidikan formal tidak-lah sama. Hal ini tampak misalnya pada alokasi waktu layanan yang disiapkan antara kegiatan pelayanan dasar, layanan responsif, layanan peminatan dan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Perbedaan tersebut dapat digambarkan seperti pada tabel berikut.

Tabel 2 Alokasi Waktu Layanan

Program SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK/MAK

Layanan Dasar 45 55% 35 45% 25 35%

Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

5 – 10% 15 – 25% 25 – 35%

Layanan Responsif 20 30% 25 35% 15 25%

Dukungan Sistem 10 15% 10 15% 10 15%

Perkembangan peserta didik pada pendiidkan formal umumnya serupa karena mereka biasanya berada pada rentang usia yang sama. Walaupun berada pada tahap perkembangan yang sama tetapi karena setiap individu adalah unik maka tetap ada potensi timbul masalah baik yang berkaitan dengan pribadi peserta didik terkait perkembangan fisik dan psikis juga masalah yang timbul dengan orang lain disekitar mereka baik itu di lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat.

Bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal dilakukan oleh guru BK yang diarahkan kepada hal-hal pokok yang menyangkut perkembangan individu serta kehidupan mereka sehari-hari, termasuk di dalamnya permasalahan yang mungkin mereka alami. Fokus utama bimbingan dan konseling adalah terpenuhinya tugas perkembangan peserta didik. Kegiatan


(25)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 17 pelayanan dilakukan baik secara klasikal, kelompok maupun pribadi.

Tugas perkembangan peserta didik/konseli yang telah teridentifikasi sebelumnya perlu dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk standar kompetensi. Dalam layanan bimbingan dan konseling, standar kompetensi tersebut dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). Berbagai aspek perkembangan yang terdapat dalam SKKPD pada dasarnya dirujuk dari tugas perkembangan yang akan dicapai oleh peserta didik/konseli.

Aspek-aspek perkembangan dalam SKKPD selanjutnya menjadi rumusan kompetensi yang dirujuk oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mempersiapkan rancangan pelaksanaan dari berbagai kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Rumusan kompetensi tersebut dikembangkan lebih rinci menjadi tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik/konseli dalam berbagai tataran internalisasi tujuan, yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan.

Salah satu tugas penting guru BK adalah penanaman dan penerapan pendidikan karakter yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis dalam upaya pembentukan peserta didik yang memiliki sikap dan perilaku yang religius, mandiri dan menjadi pribadi yang memiliki jiwa nasionalis dan integritas yang tinggi untuk mampu hidup di dalam masyarakat.

b. Pendidikan Nonformal

Pada masyarakat tidak semua individu dapat mengikuti pendidikan formal di sekolah, banyak individu dengan segala keterbatasan baik fisik, ekonomi, atau sosial tidak mampu menyelesaikan dan/atau bersekolah pada jalur pendidikan formal dan bersekolah pada jalur pendidikan nonformal.


(26)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 18

Pada pasal 16 diuraikan bahwa Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan persekolahan (Uhbiayti, 2007).

Peserta didik pada jalur pendidikan nonformal disebut warga belajar. Cakupan pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jenis pendidikan pada satuan jalur pendidikan nonformal diantaranya adalah Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C. Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C disetarakan dengan pendidikan SD, SMP, dan SMA. Kenyataan di lapangan dalam Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C warga belajarnya dengan usia bervariasi. Latar belakang pribadi, sosial, ekonomi, budaya warga belajarnyapun juga sangat bervariasi dan ada kecenderungan bahwa warga belajar yang sekolah pada pendidikan nonformal biasanya dilattarbelakangi dengan ada permasalahan sehingga


(27)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 19 warga belajar pindah atau bersekolah pada Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Kebervariasian warga belajar tersebut menimbulkan kebervariasian karakteristik perkembangan dan kompleksitas permasalahan warga belajar sehingga membutuhkan pelayanan yang berbeda, termasuk dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Dilihat dari waktu pelaksanaan dan proses kegiatan pembelajarannya juga lebih fleksibel dibandingkan pendidikan formal. Dengan karakteristik yang demikian, maka kecenderungan masalah yang dihadapi warga belajar pendidikan nonformal lebih banyak muncul. Pelayanan bimbingan dan konseling harus memperhatikan kebervariasian tersebut sehingga pada pendidikan nonformal lebih berorientasi pada bantuan pemecahan masalah.

c. Pendidikan Informal

Jenis pendidikan yang satu ini dilakukan atas kesadaran serta rasa tanggung jawab dari siswa itu sendiri.Jalur pendidikan yang satu ini dilakukan secara mandiri. Pendidikan informal adalh pendidikan yang diperoleh seseorang daari pengalaman sehari-hari.(Santoso, 1981)

Alasan dilakukannya pendidikan informal antara lain adalah yang berikut ini.

a. Pendidikan sebaiknya dimulai dari lahir b. Pendidikan dimulai dari keluarga

c. Adanya pendidikan informal yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional yang dimulai dari keluarga.


(28)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 20

Penyelenggaraan kegiatan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Fungsi pendidikan keluarga sebagaimana dijabarkan dalam (Santoso, 1981) adalah :

a. Pengalaman pertama masa anak-anak b. Menjamin kehidupan emosional anak c. Menanamkan dasar pendidikan moril d. Menanamkan dasar pendidikan social

Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya.Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik.Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .

Perkembangan individu tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial.Sifat yang melekat pada lingkungan


(29)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 21 adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup dan kesenjangan tersebut, diantaranya pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat social ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.

Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangan pronografi di televisi, VCD, dan internet, penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, obat-obatan terlarang/norkoba, ketidak harmonisan dalam kehidupan rumah tangga, dan dekadensi moral orang dewasa akan mempengaruhi perkembangan individu. Tidak semua individu mampu mensikapi berbagai tantangan tersebut, sehingga banyak individu yang terjerumus dan terpengaruh terhadap perkembangan tersebut, untuk itu diperlukan pelayanan dimbingan dan konseling pada pendidikan informal.

Permasalahan yang mucul dari ketidakharmonisan keluarga juga banyak menyebabkan permasalahan peserta didik yang duduk di bangku sekolah.Banyak permasalahan peserta didik yang disebabkan masalah orang tua, sehingga sering sekolah melibatkan keluarga dalam menyelesaikan permasalahan peserta didik.Upaya pelibatan orang tua dalam menyelesaikan masalah peserta didik ini menunjukkan pentingnya pelayanan bimbingan dan konseling pada jalur informal.


(30)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 22

3.

Tujuan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur

Pendidikan

Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diberikan. Tujuan bimbingan dan konseling membantu peserta didik mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis sesuai dengan peranan yang diinginkannya di masa depan.

Tujuan bimbingan dan konseling adalah agar peserta didik dapat : (a) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang, (b) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, (c) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, (d) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002). Disamping itu, bimbingan dan konseling juga bertujuan untuk membantu peserta didik agar memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya.

Tujuan bimbingan dan konseling secara umum seperti yang dirumuskan pada BK di jalur pendidikan formal, juga menjadi tujuan bagi satuan jalur pendidikan nonformal dan informal, yaitu membantu peserta didik/konseli agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.


(31)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 23 Sementara tujuan khusus layanan bimbingan dan konseling, akan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya dari setiap jalur pendidikan yang ada. Berdasarkan kebutuhan dari setiap jalur pendidikan tersebut, tidak menutup kemungkinan terdapat tujuan yang sama dan ada tujuan yang berbeda, dipengaruhi oleh karakteristik khas dari masing-masing jalur pendidikan.

4.

Fungsi Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur

Pendidikan

Pada satuan pendidikan, bimbingan dan konseling memiliki fungsi-fungsi sebagaimana digariskan dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 sebagai berikut.

a. Pemahaman yaitu membantu peserta didik/konseli agar memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, budaya, dan norma agama).

b. Fasilitasi yaitu memberikan kemudahan kepada peserta didik/konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek pribadinya.

c. Penyesuaian yaitu membantu peserta didik/konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan dengan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

d. Penyaluran yaitu membantu peserta didik/konseli merencanakan pendidikan, pekerjaan dan karir masa depan, termasuk juga memilih program peminatan, yang sesuai dengan kemampuan, minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadiannya.

e. Adaptasi yaitu membantu para pelaksana pendidikan termasuk kepala satuan pendidikan, staf administrasi, dan guru mata pelajaran atau guru kelas untuk menyesuaikan program dan aktivitas pendidikan dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik/konseli.

f. Pencegahan yaitu membantu peserta didik/konseli dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya, supaya peserta didik/konseli tidak


(32)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 24

mengalami masalah dalam kehidupannya.

g. Perbaikan dan Penyembuhan yaitu membantu peserta didik/konseli yang bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan, berkehendak, dan bertindak. Guru BK/Konselor melakukan memberikan perlakuan terhadap peserta didik/konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga peserta didik/konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.

h. Pemeliharaan yaitu membantu pesertadidik/konseli supaya dapat menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

i. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif.

j. Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap hak-hak peserta didik/konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

Pada masing-masing jalur pendidikan secara umum fungsi layanan bimbingan dan konseling adalah sama, namun karena kecenderungan masalah pada setiap tahap dan tugas perkembangannya berbeda, maka fungsi spesifik layanan bimbingan dan konseling pada setiap jalur pendidikan dimungkinkan berbeda,.

Pada pendidikan formal fungsi-fungsi tersebut yang lebih

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui terselenggaranya berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi.Setiap layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut di atas agar hasil-hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.


(33)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 25

5.

Asas Layanan Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur

Pendidikan

Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 menegaskan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah didasarkan pada asas-asas berikut.

a. Kerahasiaan yaitu asas layanan yang menuntut guru BK/konselor merahasiakan segenap data dan keterangan tentang peserta didik/konseli, sebagaimana diatur dalam kode etik bimbingan dan konseling.

b. Kesukarelaan, yaitu asas kesukaan dan kerelaan peserta didik/konseli mengikuti layananyang diperlukannya.

c. Keterbukaan yaitu asas layanan guru BK/konselor yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan dan menerima informasi.

d. Keaktifan yaitu asas layanan guru BK/konselor kepada peserta didik/konseli memerlukan keaktifan dari kedua belah pihak.

e. Kemandirian yaitu asas layanan guru BK/konselor yang merujuk pada tujuan agar peserta didik/konseli mampu mengambil keputusan pribadi, sosial, belajar, dan karir secara mandiri.

f. Kekinian yaitu asas layanan guru BK/konselor yang berorientasi pada perubahan situasi dan kondisi masyarakat di tingkat lokal, nasional dan global yang berpengaruh kuat terhadap kehidupan peserta didik/konseli.

g. Kedinamisan yaitu asas layanan guru BK/konselor yang berkembang dan berkelanjutan dalam memandang tentang hakikat manusia, kondisi-kondisi perubahan perilaku, serta proses dan teknik bimbingan dan konseling sejalan perkembangan ilmu bimbingan dan konseling.

h. Keterpaduan yaitu asas layanan guru BK/konselor yang terpadu antara tunjuan bimbingan dan konseling dengan tujuan pendidikan dan nilai–nilai luhur yang dijunjung tinggi dan dilestarikan oleh masyarakat.

i. Keharmonisan yaitu asas layanan guru BK/konselor yang selaras dengan visi dan misi sekolah, nilai dan norma kehidupan yang berlaku di masyarakat.


(34)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 26

j. Keahlian yaitu asas layanan guru BK/konselor berdasarkan atas kaidah-kaidah akademik dan etika profesional, dimana layanan bimbingan dan konseling hanya dapat diampu oleh tenaga ahli bimbingan dan konseling.

k. Tut wuri handayani yaitu suatu asas pendidikan yang mengandung makna bahwa guru BK/konselor sebagai pendidik harus memfasilitasi setiap peserta didik/konseli untuk mencapai tingkat perkembangan yang utuh dan optimal.

Pada masing-masing jalur pendidikan secara umum asas layanan bimbingan dan konseling adalah sama, namun karena karakteristik satuan jalur pendidikan adalah berbeda, maka dimungkinkan semua asas layanan bimbingan dan konseling tidak semua terpenuhi.

6.

Prinsip-prinsip Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada

Satuan Jalur Pendidikan

Prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling pada pendidikan formal dipandang sebagai fondasi atau landasan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 menegaskan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan dengan berpegang pada prinsip-prinsip berikut:

a. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua peserta didik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.

b. Bimbingan dan konseling sebagai proses individualisasi. Setiap peserta didik/konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan dan konseling, peserta didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.

c. Bimbingan dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan dan konseling merupakan upaya memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli untuk membangun pandangan positif dan mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan


(35)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 27 lingkungannya.

d. Bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan konseling bukan hanya tanggung jawab guru BK/konselor, tetapi tanggung jawab guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan serta peran masing-masing.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab.

f. Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung pada satuan pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.

g. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

h. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Interaksi antar guru BK/konselor dengan peserta didik/konseli harus senantiasa selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan dimana layanan itu dilaksanakan.

i. Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan prasarana yang tersedia.

j. Bimbingan dan konseling diselenggarakan oleh tenaga profesional dan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh tenaga pendidik profesional yaitu guru BK/konselor yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang terakreditasi.


(36)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 28

k. Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.

l. Program bimbingan dan konseling dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih lanjut.

Pada masing-masing jalur pendidikan secara umum prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling adalah sama, namun karena karakteristik satuan jalur pendidikan adalah berbeda, maka dimungkinkan semua prinsip layanan bimbingan dan konseling tersebut tidak semua terpenuhi. Misalnya pada pendidikan formal pada jenjang TK/RA dan SD/MI, karena belum adanya guru BK/konselor, maka pelayanan bimbingan dan konseling diberikan oleh guru kelas yang belum berkualifikasi akademik pendidikan S1 bidang bimbingan dan konseling.

7.

Komponen Bimbingan dan Konseling pada Satuan Jalur

Pendidikan

Layanan bimbingan dan konseling sebagai layanan profesional yang diselenggarakan pada satuan pendidikan mencakup komponen program, bidang layanan, struktur dan program layanan, kegiatan dan alokasi waktu layanan. Komponen program meliputi layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem, sedangkan bidang layanan terdiri atas bidang layanan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Komponen program dan bidang layanan dituangkan ke dalam program tahunan dan semesteran dengan mempertimbangkan komposisi, proporsi dan alokasi waktu layanan, baik di dalam maupun di luar kelas.

Program kerja layanan bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta didik/konseli dan struktur program dengan menggunakan sistematika minimal meliputi: rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan, komponen program, bidang layanan, rencana operasional, pengembangan tema/topik, pengembangan RPLBK, evaluasi-pelaporan-tindak lanjut, dan anggaran biaya.


(37)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 29

a. Komponen Program

Layanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan secara keseluruhan dikemas dalam empat komponen layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b) layanan peminatan dan perencanaan individual, (c) layanan responsif, dan(d) dukungan sistem.

1) Layanan Dasar a) Pengertian

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).

b) Tujuan

Layanan dasar bertujuan membantu semua peserta didik/konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan hidup, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu peserta didik/konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama), (2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3) mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri, dan (4) mampu


(38)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 30

mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh Guru BK/Konselor dalam komponen layanan dasar antara lain; asesmen kebutuhan, bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, pengelolaan media informasi, dan layanan bimbingan dan konseling lainnya.

c) Fokus Pengembangan

Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus pengembangan kegiatan yang dilakukan diarahkan pada perkembangan aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu peserta didik/konseli dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembangandan tercapainya kemandirian dalam kehidupannya.

2) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

a) Pengertian

Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna: (1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan; (2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang ditawarkan oleh satuan pendidikan; (3) merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang peminatan belajar yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada satuan pendidikan serta prospek peminatannya; (4) merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik mencapai keberhasilan proses


(39)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 31 dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional; dan (5) layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan perencanaan individual. Layanan Perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.

b) Tujuan

Peminatan dan perencanaan individual secara umum bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Tujuan peminatan dan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta didik/konseli untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan pribadi- sosial oleh dirinya sendiri.


(40)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 32

Isi layanan perencanaan individual meliputi memahami secara khusus tentang potensi dan keunikan perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun peminatan dan perencanaan individual ditujukan untuk seluruh peserta didik/konseli, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik/konseli.

Layanan peminatan peserta didik secara khusus ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik/konseli mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan sesuai dengan minat, bakat dan/atau kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan, maupun kemampuan dalam bidang keahlian, program keahlian, dan paket keahlian.

c) Fokus Pengembangan

Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada kegiatan meliputi; (1) pemberian informasi program peminatan; (2) melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan penetapan peminatan peserta didik); (3) layanan lintas minat; (4) layanan pendalaman minat; (5) layanan pindah minat; (6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi, (7) pengembangan dan penyaluran; (8) evaluasi dan tindak lanjut. Guru BK/Konselor berperan penting dalam layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan cara merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan peserta didik/konseli SMA memperhatikan data tentang nilai rapor SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang


(41)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 33 sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan orang tua/wali, danrekomendasi guru BK/konselor SMP/MTs atau yang sederajat. Untuk menuju peminatan peserta didik/konseli yang tepat memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai sejak peserta didik di Taman Kanak-kanak.

Fokus perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek : (1) pribadi yaitu tercapainya pemahaman diri dan pengembangan konsep diri yang positif, (2) sosial yaitu tercapainya pemahaman lingkungan dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif, (3) belajar yaitu tercapainya efisiensi dan efektivitas belajar, keterampilan belajar, dan peminatan peserta didik secara tepat, dan (4) karir yaitu tercapainya kemampuan mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif.

3) Layanan Responsif

a) Pengertian

Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan responsif diantaranya konseling individual, konseling kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus (referral).

b) Tujuan

Layanan responsif bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli yang sedang mengalami masalah tertentu


(42)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 34

menyangkut perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Bantuan yang diberikan bersifat segera, karena dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ke tingkat yang lebih serius. Guru BK/Konselor hendaknya membantu peserta didik/konseli untuk memahami hakikat dan ruang lingkup masalah, mengeksplorasi dan menentukan alternatif pemecahan masalah yang terbaik melalui proses interaksi yang unik. Hasil dari layanan ini, peserta didik/konseli diharapkan dapat mengalami perubahan pikiran, perasaan, kehendak, atau perilaku yang terkait dengan perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

c) Fokus Pengembangan

Fokus layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli yang secara nyata mengalami masalah yang mengganggu perkembangan diri dan secara potensial menghadapi masalah tertentu namun dia tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah. Masalah yang dihadapi dapat menyangkut bidang pribadi, sosial, belajar, atau karir. Jika tidak mendapatkan layanan segera dari guru BK/konselor maka dapat menyebabkan peserta didik/konseli mengalami penderitaan, kegagalan, bahkan mengalami gangguan yang lebih serius atau lebih kompleks. Masalah peserta didik/konseli dapat berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri peserta didik/konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.

Untuk memahami kebutuhan dan masalah peserta didik/konseli dapat diperoleh melalui asesmen kebutuhan dan analisis perkembangan peserta


(43)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 35 didik/konseli, dengan menggunakan berbagai instrumen, misalnya angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, angket sosiometri, daftar hadir peserta didik/konseli, leger, inventori tugas-tugas perkembangan (ITP), psikotes dan alat ungkap masalah (AUM).

4) Dukungan Sistem

a) Pengertian

Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanan individual, dan responsif) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional guru BK/konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

b) Tujuan

Komponen program dukungan sistem bertujuan memberikan dukungan kepada guru BK/konselor dalam memperlancar penyelenggaraan komponen-komponen layanan sebelumnya dan mendukung efektivitas dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan pada satuan pendidikan.


(44)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 36

Dukungan sistem meliputi kegiatan pengembangan jejaring, kegiatan manajemen, pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

c) Fokus Pengembangan

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan guru BK/konselor yang meliputi (1) konsultasi, (2) menyelenggarakan program kerjasama, (3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan pendidikan, (4) melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan kesempatan kepada guru BK/konselor untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan kelompok Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Melalui kegiatan tersebut, peningkatan kapasitas dan kompetensi guru BK/konselor dapat mendorong meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan konseling.

b. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi


(45)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 37 perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.

1) Bidang Pribadi

a) Pengertian

Suatu proses pemberian bantuan dari guru BK/konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.

b) Tujuan

Bimbingan dan konseling bidang pribadi dimaksudkan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai nilai-nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan nilai-nilai luhur budaya dan agama.

c) Ruang Lingkup

Secara garis besar, lingkup materi bimbingan dan konseling bidang pribadi meliputi pemahaman diri, pengembangan kelebihan diri, pengentasan kelemahan diri, keselarasan perkembangan cipta-rasa-karsa,


(46)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 38

kematangan/ kedewasaan cipta-rasa-karsa, dan aktualiasi diri secara bertanggung jawab. Materi bimbingan dan konseling bidang pribadi tersebut dapat dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan pengembangan diri peserta didik/konseli, kebijakan pendidikan yang diberlakukan, dan kajian pustaka.

2) Bidang Sosial

a) Pengertian

Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

b) Tujuan

Bimbingan dan konseling bidang sosial bertujuan untuk membantu peserta didik/konseli agar mampu (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

c) Ruang Lingkup

Secara umum, lingkup materi bimbingan dan konseling bidang sosial meliputi pemahaman keragaman budaya, nilai-nilai dan norma sosial, sikap sosial positif (empati, altruistis, toleran, peduli, dan kerjasama), keterampilan


(47)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 39 penyelesaian konflik secara produktif, dan keterampilan hubungan sosial yang efektif.

3) Bidang Belajar

a) Pengertian

Proses pemberian bantuan guru BK/konselor kepada peserta didik/konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

b) Tujuan

Bimbingan dan konseling bidang belajar bertujuan membantu peserta didik/konseli untuk (1) menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

c) Ruang Lingkup

Lingkup bimbingan dan konseling bidang belajar terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang menunjang efisiensi dan keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya; menyelesaikan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, dan makna prestasi akademik dan non akademik dalam pendidikan, dunia kerja dan kehidupan masyarakat.


(48)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 40 4) Bidang Karir

a) Pengertian

Proses pemberian bantuan guru BK/konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

b) Tujuan

Bimbingan dan konseling bidang karir bertujuan menfasilitasi perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidup peserta didik/konseli. Dengan demikian, peserta didik/konseli akan (1) memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan kemampuan yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja; memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan, kemampuan dan minat; memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karir.


(1)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 55 melakukan memberikan perlakuan terhadap peserta didik/konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional dan memiliki perasaan yang tepat, sehingga peserta didik/konseli berkehendak merencanakan dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif.

h. Pemeliharaan yaitu membantu peserta didik/konseli supaya dapat menjaga kondisi pribadi yang sehat-normal dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

i. Pengembangan yaitu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli melalui pembangunan jejaring yang bersifat kolaboratif.

j. Advokasi yaitu membantu peserta didik/konseli berupa pembelaan terhadap hak-hak peserta didik/konseli yang mengalami perlakuan diskriminatif.

3. a. Pribadi : Mengembangkan motivasi untuk berprestasi, siapa aku?, disiplin diri, pemilihan peminatan

b. Sosial : Kiat berteman, menumbuhkan sikap asertiv, menghargai orang lain

c. Belajar : Pengenalan fasilitas belajar di sekolah, mengatur waktu belajar, pembagian kelompok belajar

d. Karir : Pengenalan jenis-jenis peminatan, sukses belajar di sekolah lanjutan, perencanaan karir

1.

A

2.

C

3.

D

4.

B

5.

D

6.

A

7.

C

8.

A

9.

D

10.

C

11.

B


(2)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 56

12.

C

13.

B

14.

B

15.

C


(3)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 57

PENUTUP

A. Evaluasi Kegiatan Belajar

Evaluasi kegiatan belajar dilakukan setelah kegiatan pembelajaran dilakukan. Evaluasi kegiatan belajar mencakup evaluasi proses dan hasil belajar. Evaluasi proses mencakup keaktifan, keterlibatan, antusiasisme peserta dalam kegiatan belajar dan evaluasi hasil mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki peserta setelah kegiatan belajar berlangsung.

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakanseluruh soal evaluasi pada modul ini (akhir bab materi pokok), Anda melakukan koreksi jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang tersedia dalam modul ini. Jika Anda dapat menjawab 100 % benar,maka Anda dianggap memenuhi ketuntasan dalam menguasai materi modul ini. Jika Anda menjawab kurang dari 100% benar,berarti Anda perlu mempelajari kembali modul ini dengan lebih baik.


(4)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 58

DAFTAR PUSTAKA

Juntika, S. Y. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

PPPPTK Penjas dan BK (2015). Esensi Pelayanan BK pada Jalur, Jenjang dan Jenis P

endidikan. Bogor

Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004.

Santoso, S. J. (1981). Pendidikan Luar Sekolah. Surabaya: CV Usaha nasional. Uhbiayti, A. d. (2007). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Surur, Naharus, et.al, Pengembangan Model Pelayanan Bimbingan dan Konseling Bogor: PPPPTK Penjas dan BK: Makalah tidak dipublikasikan, 2008

Syaodih Sukmadinata, Nana, Bimbingan Konseling dalam Praktek, Bandung : Maestro, 2007

Willis, Sofyan S, Konseling Keluarga, Bandung : Alfabeta, 2009.

_______, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, Jakarta : Ditjen PMPTK, Depdiknas, 2007.

_______, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


(5)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 59

GLOSARIUM

Optimal = Kemampuan puncak

Pengentasan = Terselesaikannya permasalahan yang dihadapi peserta didik.

belajar /bel·a·jar /v 1 berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: esensi/esen·si/ /ésénsi/ n hakikat; inti; hal yang pokok:

formal/for·mal/ a 1 sesuai dengan peraturan yang sah; menurut adat kebiasaan yang berlaku:

fungsi/fung·si/ n 1 jabatan (pekerjaan) yang dilakukan:

individualisasi/in·di·vi·du·a·li·sa·si/ n Dik filsafat atau metode pendidikan yang menekankan penyesuaian pengajaran pada perbedaan indi-vidual murid informal/in·for·mal/ a tidak resmi:

jalur1/ja·lur/ n 1 kolom yang lurus; garis lebar; setrip lebar; 2 ruang di antara dua garis pada permukaan yang luas; 3 ruang memanjang di antara dua deret tanaman;

karakteristik a Kesmempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. kompetensi/kom·pe·ten·si/ /kompeténsi/ n 1 kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu); 2 Ling kemampuan menguasai gramatika suatu bahasa secara abstrak atau batiniah

kurikulum/ku·ri·ku·lum/ n 1 perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; 2 perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus;

kursus/kur·sus/ n 1 pelajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan, yang diberikan dalam waktu singkat:

latih/la·tih/ v, berlatih/ber·la·tih/ v 1 belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan sesuatu:

layan/la·yan/, melayani/me·la·yani/ v 1 membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni:

mutu1/mu·tu/ n 1 (ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya);

nonformal/non·for·mal/ a 1 tidak resmi: kegiatan -- sangat membantu dalam

meningkatkan keterampilan anak; 2 bersifat di luar kegiatan resmi sekolah: pendidikan -- , pendidikan di luar jalur sekolah;


(6)

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURU BK SMA KELOMPOK KOMPETENSI H - PEDAGOGIK

PPPPTK Penjas dan BK | 60

optimal/op·ti·mal/ a (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan: pamong/pa·mong/ n 1 pengasuh; 2 pendidik (guru);

pendekatan/pen·de·kat·an/ n 1 proses, cara, perbuatan mendekati

profesi/pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu;