PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK SD MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN PADA MURID DI SD II-5 KOTA BANDARLAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK SD MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN

PADA MURID DI SD II-5 KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

SYAFIQ ARIZA AMOURISVA

Konsumsi makanan jajanan sudah menjadi suatu kebiasaan bagi murid Sekolah Dasar (SD). Kebiasaan ini tidak mesti dihilangkan, yang perlu dilakukan adalah sosialisasi keamanan makanan jajanan agar murid dapat menghindari jajanan yang berbahaya bagi kesehatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menggunakan metode ceramah dengan disertai tayangan slide agar menarik bagi para murid.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD II-5 kota Bandar Lampung. Jenis penelitian ini adalah pra experimental

dengan rancangan pretest-posttest. Sample penelitian terdiri dari 163 responden yang terdiri dari murid kelas V (lima). Data diperoleh dengan kuisioner dan wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dan diolah menggunakan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi kesehatan dengan metode ceramah dengan disertai tayangan slide berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor pengetahuan dan sikap murid dengan nilai signficancy p=0,00 (p<0,05). Promosi kesehatan dengan metode ceramah dengan disertai tayangan slide tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan skor perilaku murid dengan signficancy p=0,881 (p>0,05).

Simpulan dari penelitian ini adalah promosi kesehatan dengan metode ceramah dengan disertai tayangan slide berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan.

Kata kunci: anak SD, makanan jajanan, promosi kesehatan, pengetahua, sikap, perilaku


(2)

(3)

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK SD MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN PADA MURID DI SD

KARTIKA II-5 KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

SYAFIQ ARIZA AMOURISVA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 Juli 1993, sebagai anak kedua dari empat bersaudara, dari Bapak Ishak dan Ibu Magdalena.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Kartika II-5 Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) Tertulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif pada organisasi FSI IBNU SINA sebagai anggota danus periode 2011-2012.


(8)

Saya dedikasikan penelitian ini untuk

orang-orang yang saya sayangi, cintai

serta banggakan yang memberikan

saya motivasi, ketulusan, kasih

sayang dengan segala keikhlasan dan

kesabarannya yaitu

Ayahanda, Ibu, Kakak dan

Adik-adik tercinta


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK SD MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN PADA MURID DI SD KARTIKA II-5 KOTA BANDARLAMPUNG” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran di Universitas Lampung.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan antara lain kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Dr. Muhartono, M. Kes., SP. PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

3. dr. Dian Isti Angraini, M.P.H, selaku Pembimbing Pertama untuk kesabaran, motivasi, bimbingan dan nasihat-nasihatnya dalam proses penyelesaian skripsi;


(10)

4. dr. Rika Lisiswanti, M Med Ed, selaku Pembimbing Kedua untuk kesabaran, bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi;

5. Prof. Dr. dr. Efrida W., M.Kes., Sp. MK selaku Pembahas untuk waktu dan semua masukan-masukannya;

6. Staff Pengajar di SD Kartika II-5 Kota Bandar Lampung yang telah membentu penulis dalam mengambil data penelitian ini;

7. Staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas segala ilmu pengetahuan dan skill yang telah diberikan kepada penulis;

8. Bapak dan Ibu Staff Administrasi dan tata usaha Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis;

9. Orang tuaku tersayang Drs.Hi Ishak MM, MH. dan Hj. Elva Magdalena atas cinta dan kasih sayangnya membesarkan penulis, serta dukungan spiritual dan material yang tak terhingga selama ini;

10.Bung Ingga Taufan Amourisva, Assyiva Putri Amourisva dan Azqiya Putri Amourisva yang telah memberikan semangat dan doa dalam penulisan skripsi ini;

11.Neola Amanda Miskanita Zukna terima kasih telah selalu berusaha ada dan memberikan semangat, doa, dan nasihat selama ini;

12.Fajar Riyan, Rifka Humaida, Tanika Sonia Putri Larega, Nordiansyah Putra, Stevan Wedi Kurniawan, Gusti Putu Indra dan Topaz Tritama, atas


(11)

13.Teman-teman seperjuangan FK Unila angkatan tahun 2011 atas kebersamaan yang takkan pernah terlupakan;

14.Seluruh sejawat kakak-kakak dan adik-adik tingkatku angkatan 2002-2015 FK Unila yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas kebersamaan dalam satu kedokteran;

15.Sahabat-sahabat alumni SMAN 9 Bandar Lampung dan SMPN 4 Bandar Lampung, terima kasih atas cinta, persaudaraan, pengalaman dan dukungannya.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 12 Januari 2015 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Anak sekolah ... 5

2.1.1 Kebiasaan Makan Anak Sekolah Dasar... 5

2.2. Kecukupan Gizi Anak Sekolah Dasar ... 6

2.3. Makanan ... 7

2.3.1 Kontaminasi Makanan ... 7

2.4. Makanan Jajanan ... 9

2.4.1 Memilih Makanan Jajanan ... 9

2.4.2 Pengaruh Positif Makanan Jajanan ... 10

2.4.3 Pengaruh Negatif Makanan Jajanan ... 11

2.5. Pengetahuan ... 11

2.6. Sikap ... 14

2.7. Perilaku ... 15

2.8. Promosi Kesehatan di Sekolah ... 17

2.9. Kerangka Pemikiran ... 19


(13)

2.9.2 Kerangka Konsep ... 20

2.10. Hipotesis Penelitian ... 20

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 RancanganPenelitian ... 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1. Populasi Penelitian ... 22

3.3.2. Sampel Penelitian ... 23

3.4 Alur penelitian ... 24

3.5. Variabel Penelitian... 24

3.6. Definisi Operasional ... 24

3.7. Metode Pengumpulan Data... 25

3.8. Instrumen Penelitian ... 26

3.9. Pengolahan dan Analisis Data ... 27

3.9.1. Pengolahan Data ... 27

3.9.2. Analisis Data ... 28

3.10. Etika Penelitian ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Hasil ... 30

4.1.1. Karateristik Responden... 30

4.1.2. Analisis Bivariat ... 31

4.2. Pembahasan ... 34

4.2.1. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa ... 34

4.2.2. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Sikap Siswa ... 35

4.2.3. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Siswa ... 36

4.3. Kelemahan penelitian ... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA


(14)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA)... 6

3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 25

4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 30

4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia ... 31

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 31

4.4 Hasil skor pengetahuan dengan analisis uji Wilcoxon ... 32

4.4 Hasil skor sikap dengan analisis uji Wilcoxon ... 33


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Jajan Anak SD...19 2.2 Hubungan Promosi kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia, terutama pada anak-anak yang masih memiliki imunitas yang lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa. Namun kebanyakan anak terutama di sekolah memiliki kebiasaan jajan tanpa melihat kebersihan jajanan tersebut. Jajanan yang berada didekat sekolah biasanya didirikan disamping jalan ataupun disamping pembuangan air dan ditempatkan di area terbuka sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan menyebabkan penyakit (Puspitasari, 2013). Penyakit yang sering diderita anak-anak adalah penyakit gangguan pencernaan seperti diare yang disebabkan oleh mikroorganisme. Diare merupakan penyebab utama malnutrisi bahkan kematian. Korban kematian anak-anak di seluruh dunia akbiat penyakit diare mencapai 6 juta jiwa pertahun, khususnya yang berasal dari negara berkembang (Naria, 2005).

Menurut penelitian Kristianto (2009) mutu makanan jajanan pada siswa sekolah masih banyak yang bermutu rendah sehingga kemampuan anak dalam memilih jajanan harus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan sulit untuk melarang kehadiran pedagang makanan jajajan anak di sekolah, karena hal


(17)

ini juga berperan dalam menopang perekonomian terutama di sektor informal. Karena itu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan promosi kesehatan pada anak sekolah agar dapat memilih jajanan yang baik untuk dikonsumsi.

Penelitian oleh Bintaria (2011) membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan dengan ceramah dapat meningkatkan pengetahuan pada anak sekolah dasar, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pre-test. Promosi kesehatan dapat dilakukan di sekolah, karena sekolah adalah perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2007) promosi kesehatan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan sasaran, cara efektif dalam pendekatan siswa SD yang merupakan suatu kelompok adalah dengan metode ceramah.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam survei pendahuluan, terlihat bahwa anak-anak terutama yang masih duduk di bangku sekolah dasar memiliki kebiasaan jajan makanan maupun minuman yang berada di lingkungan sekolah yang tidak memenuhi syarat keamanan pangan dan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.


(18)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan rerata skor pengetahuan anak SD mengenai pemilihan jajanan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.

b. Mengetahui perbedaan rerata skor sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung. c. Mengetahui perbedaan rerata skor perilaku anak SD mengenai

pemilihan jajanan sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuktikan pengetahuan tentang pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandarlampung.

b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberi masukan kepada orang tua murid terutama orang tua murid di sekolah dasar agar dapat memberikan pengawasan serta pembinaan terhadap anaknya dalam memilih jajanan yang baik untuk dikonsumsi.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak sekolah

Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu golongan yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia lazimnya anak berusia antara 7-12 tahun. Golongan ini mempunyai karakteristik mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau norma. Di sinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pada pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi, perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Yatim, 2005).

2.1.1 Kebiasaan makan anak sekolah dasar

Menurut Maarisit (2014) anak-anak memiliki kebiasaan jajan diluar meskipun orang tua mereka sudah melarangnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, seperti:

a. Faktor lingkungan tempat tinggal yang menyediakan fasilitas tempat jajan beragam dan menarik untuk dijadikan jajan

b. Kurangnya penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan kebiasaan jajan

c. Adanya sumber informasi visual seperti televisi yang memberikan informasi menarik, khususnya informasi tentang jajanan berbagai produk makanan dan minuman siap saji.


(21)

6 2.2 Kecukupan gizi anak sekolah dasar

Menurut Sihadi (2004) kebiasaan jajan yang sudah menyebar di kalangan anak sekolah tidak perlu dihilangkan, karena makanan jajanan merupakan wahana yang baik untuk menambah asupan zat gizi. Baik orangtua maupun pihak sekolah cukup mengawasi dan memberitahu jenis makanan jajanan yang baik dikonsumsi. Jumlah kebutuhan gizi pada anak ditentukan oleh berbagai faktor antara lain jenis kelamin, berat badan, dan aktivitas sehari-hari. Adapun angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan bagi anak umur 6-13 tahun sebagai berikut :

Tabel 2.1 Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DAKG)

Umur AKG Energi (Kkal)

4-6 tahun 1550

7-9 tahun 1800

10-12 tahun (wanita) 2050

10-12 tahun (laki-laki) 2050

13-15 tahun (wanita) 2350

13-15 (laki-laki) 2400

Sumber: Depkes 2004

Menurut Dewi (2010) yang telah melakukan penelitian gizi pada anak SD kelas IV, V, dan VI didapatkan bahwa rata-rata tingkat kecukupan energi responden pada setiap kelompok termasuk dalam kategori defisit (yaitu< 70% dari angka kecukupan).


(22)

7

7 Dalam penelitian Dewi (2010) didapatkan bahwa rata-rata sumbangan energi jajanan responden adalah 24,3% sampai 33,0%. Sumbangan energi jajanan tertinggi adalah pada responden kelas VI yaitu 411,6 kalori (33,0% dari total asupan energi sehari). Sumbangan energi jajanan terendah pada responden kelas IV yaitu rata-rata 290,7 kalori (24,3% dari total asupan energi sehari).

2.3 Makanan

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk mendukung kesehatan. Makanan yang dibutuhkan tentunya harus bernilai gizi baik. Selain nilai gizi, hal lain juga akan diperhatikan, seperti cara mengolah, kebersihan penjamah makanan, dan bagaimana makanan tersebut disajikan. Berbagai pilihan makanan dan minuman tersedia di berbagai tempat dengan kualitas yang bervariasi. Dapat dipastikan, dimana ada aktivitas manusia, pada tempat tersebut ditemukan penjual makanan (Naria, 2005).

2.3.1 Kontaminasi makanan

Pada umunya makanan mengalami proses pengolahan baik pada suatu industri maupun pengolahan rumah tangga sebelum disajikan. Proses pengolahan tersebut sangat menentukan kualitas makanan yang selanjutnya sampai pada penyajian, karena itu perhatian mengenai sanitasi dan higienis makanan selama proses produksi hingga makanan siap disajikan menjadi sangat penting (Marwanti, 2010).


(23)

8 Menurut Naria (2005) peluang terjadinya kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap pengolahan makanan. Berdasarkan hal ini, higiene sanitasi makanan yang merupakan konsep dasar pengelolaan makanan sudah seharusnya dilaksanakan. Enam prinsip higiene sanitasi tersebut adalah :

1. Pemilihan bahan makanan. Bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti batas kadaluarsa, terdaftar pada Kemenkes, dan bahan tersebut diizinkan pemakaiannya untuk makanan.

2. Penyimpanan bahan makanan. Penyimpanan bahan makanan bertujuan untuk mencegah bahan makanan agar tidak cepat rusak. 3. Pengolahan makanan. Pengolahan makanan meliputi 3 hal, yaitu

peralatan, penjamah makanan, dan tempat pengolahan.

4. Penyimpanan makanan matang. Makanan matang yang disimpan sebaiknya pada suhu rendah, agar pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak makanan dapat ditahan.

5. Pengangkutan makanan. Cara pengangkutan makanan yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup.

6. Penyajian makanan. Makanan disajikan dengan segera, jika makanan dihias maka bahan yang digunakan merupakan bahan yang dapat dimakan. Higiene sanitasi makanan minuman yang baik perlu ditunjang oleh kondisi lingkungan dan sarana sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain :


(24)

9

9 a. tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari segi kuantitas

maupun kualitas.

b. pembuangan air limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi sumber pencemar.

c. tempat pembuangan sampah yang terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersihkan, dan mempunyai tutup.

2.4 Makanan jajanan

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) yang dikutip oleh Puspitasari (2013) makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum atau tempat lainnya, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau dimasak di tempat produksi, di rumah atau di tempat berjualan. Makanan jajanan dapat berupa minuman atau makanan dengan jenis, rasa, dan warna yang bervariasi dan memikat. Variasi rasa, jenis dan terutama warna yang memikat dan menarik minat anak sekolah untuk membeli makanan jajanan.

2.4.1 Memilih makanan jajanan

Menurut Candra seperti yang dikutip oleh Anditra (2012), terdapat beberapa cara utuk memilih jajanan yang baik, yaitu:

1. Mengamati warna makanan jajanan berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.


(25)

10 2. Mencicipi rasa makanan jajanan, biasanya lidah cukup

jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.

3. Mencium aroma makanan jajanan, bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut telah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

4. Mengamati komposisi makanan jajanan dengan membaca dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya dan dapat merusak kesehatan.

5. Memperhatikan kualitas makanan jajanan dengan membandingkan makanan tersebut dalam keadaan segar atau telah berjamur sehingga dapat menyebabkan keracunan. Makanan yang telah berjamur menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau telah kadaluarsa.

6. Melihat apakah makanan tersebut sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) atau belum dengan melihatnya dikemasan makanan tersebut.

2.4.2 Pengaruh positif dari makanan jajanan

Menurut Ahmad (2011) jajan dapat memberikan pengaruh positif apabila jenis jajanan yang dibeli anak tidak sembarangan dan mengandung nutrisi. Pemilihan jajanan yang baik dan bergizi akan berdampak baik pada pemenuhan energi sekaligus dapat


(26)

11

11 mendukung pertumbuhan anak. Menurut Dewi (2010) jajanan memberikan kontribusi energi kepada anak-anak dalam memenuhi kecukupan energi.

2.4.3 Pengaruh negatif dari makanan jajanan

Menurut Ahmad (2011) jajanan dapat meberikan pengaruh negatif apabila jenis jajanan yang dikonsumsi adalah makanan yang kurang baik. Kebanyakan anak memilih makanan hanya berdasarkan apa yang anak suka, dan selera yang muncul pada saat anak tersebut lapar. Selain itu anak-anak sering membeli jajan disembarang tempat. Anak-anak belum memiliki kemampuan dalam memilih jajanan yang baik, oleh karena itu mereka cenderung mengkonsumsi makanan seperti yang dimakan oleh teman yang lain, tanpa memperhatikan kandungan gizi makanan yang dibeli maupun tingkat bahaya makanan yang dibelinya.

2.5 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Bintaria (2011) pengetahuan gizi sangat diperlukan dalam upaya pemilihan makanan yang akan dikonsumsi, dengan tujuan agar makanan


(27)

12 tersebut memberikan gizi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin. Anak yang didasari dengan pengetahuan gizi yang baik akan memperhatikan keadaan gizi setiap makanan yang dikonsumsinya. Rendahnya pengetahuan gizi anak sekolah menyebabkan keterbatasan dalam menangani masalah gizi dan kesehatan sekalipun di daerah tempat tinggalnya banyak tersedia bahan makanan dan pelayanan kesehatan yang memadai yang dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif memiliki enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi dan mengatakan. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comperhension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek ang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.


(28)

13

13 3. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Sinthesis)

Sintesis ini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada


(29)

14 2.6 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoadmojo, 2007).

Menurut Bintaria (2011) kesenangan seseorang akan makan didasarkan pada dasar psikologi dan budaya yang berbeda-beda. Unsur-unsur budaya mampu mempengaruhi kebiasaaan makan yang kadang-kadang dapat bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi. Sikap membuat seseorang setuju (mendekat) atau tidak setuju (menjauhi suatu hal). Tetapi ada kalanya sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan yang tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Menurut Notoadmodjo (2007), sikap terdiri dari empat tingkat, yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu masalah.


(30)

15

15 4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resikonya.

Menurut Sarwono seperti yang dikutip oleh Daniaty (2009) sikap adalah respon baik secara positif maupun negatif terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Sikap seseorang dapat berubah seiring dengan diperolehnya tambahan infomarsi terhadap hal tersebut.

2.7 Perilaku

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian

organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R”

atau Stimulus–Organisme–Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2007):

1. Perilaku tertutup (Convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.


(31)

16 2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Menurut Bintaria (2011) kebiasaan makan anak sekolah sangat khas dan berbeda sehingga perlu perhatian khusus, terutama bila kebiasaan makan tersebut kurang baik sebab dapat mengakibatkan penurunan status gizi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan yang kurang baik adalah adanya tahyul atau mistik, kepercayaan, dan adat istiadat yang berhubungan dengan makanan. Kebiasaan makan yang tidak baik pada anak sekolah antara lain:

1. Tidak makan (missing meals), terutama makan pagi atau sarapan. 2. Gemar makanan cepat saji, baik yang langsung dibeli ataupun yang

dibawa dari rumah. Makanan ini mengandung zat gizi yang tinggi energi, lemak, dan protein, tetapi kurang serat.

3. Gemar makan snack. Snack cenderung tinggi lemak dan gula. 4. Gemar mengonsumsi minuman ringan (soft drink). Minuman ringan

rendah nilai gizinya, apalagi kalau digunakan sebagai pengganti

minuman susu yang merupakan sumber kalsium yang sangat dibutuhkan pada usia sekolah.

5. Preferensi (adanya makanan yang disukai atau tidak disukai).

6. Keinginan untuk langsing. Diet ketat umumnya karena ingin langsing padahal sedang dalam periode tumbuh cepat.


(32)

17

17 2.8 Promosi kesehatan di sekolah

Menurut Notoatmodjo (2007) promosi kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya (Health Promoting School). Oleh karena itu, program promosi keehatan sekurang-kurangnya menjadi 3 (tiga) usaha pokok, yakni :

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (Healthful School Living). 2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah (Health Service in

School).

3. Pendidikan Kesehatan (Health Education).

Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha kesehatan. Hal-hal pokok sebagai materi dasar untuk menanamkan perilaku atau kebiasaan hidup sehat adalah sebagai berikut :

1. Kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan, terutama lingkungan sekolah.

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

3. Penyebab dan pencegahan penyakit-penyakit yang tidak menular. 4. Pencegahan kecelakaan atau keamanan.

5. Mengenal fasilitas kesehatan. 6. Gizi

a. Mengenal berbagai makanan bergizi. b. Nilai gizi pada makanan.


(33)

18 c. Memilih makanan yang bergizi.

d. Kebersihan makanan.

e. Penyakit- penyakit akibat kekurangan atau kelebihan gizi dan sebagainya.

Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga) (Notoatmodjo, 2007) yaitu :

1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Pada metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh.

2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Salah satu cara efektif dalam metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil seperti transfer informasi, tukar pendapat, umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman

3. Metode berdasarkan pendekatan massa

Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang banyak. Ditinjau dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, tapi terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan saja.


(34)

19

19 Metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan tapi, jarang bisa mewujudkan perubahan perilaku.

2.9 Kerangka Pemikiran

2.9.1 Kerangka Teori

Diteliti Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Jajan Anak SD (Notoatmodjo 2007, Ahmad 2011).

Pengetahuan Sikap

Perilaku Kebiasaan jajan Kontaminasi jajanan Pengaruh negatif jajanan Memilih jajanan Pengaruh positif jajanan Menciptakan lingkungan sehat Pendidikan Kesehatan Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan Promosi kesehatan di sekolah Pemenuhan Gizi Penyakit


(35)

20 2.9.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Promosi Kesehatan TerhadapPengetahuan, Sikap, dan Perilaku Jajan

2.10 Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai pemilihan jajanan Promosi kesehatan


(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretest-posttest untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung. Dimana dalam penelitian ini tidak ada kelompok pembanding (control) tetapi dilakukan observasi pertama (Pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi setelah adanya penyuluhan (Notoatmodjo, 2005).

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Kartika II-5 kota Bandar Lampung. Sekolah kartika II-5 (persit) adalah sekolah yang terdiri dari tingkat TK, SD, dan SMP. Persit berlokasi ditengah kota, yaitu pada jalan Kapten Piere Tadean No. 4, Palapa Tanjung Karang Pusat. Lokasi sekolah berada di tengah kota, sehingga terdapat banyak akses bagi murid untuk mengkonsumsi makanan jajanan, mulai dari jajanan tradisional yang dijual dipinggir jalan sampai dengan makanan jajanan barat seperti junk food yang berada di dalam mall. Sekolah Dasar kartika


(37)

II-5 memiliki 6 ruang kelas untuk masing-masing tingkatan kelas yang terdiri dari kelas A, B, C, D, E, F dan kelas prestasi.

Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015 – Juli 2015. Pre-test dilakukan pada tanggal 25 juli pukul 08:00 sampai dengan 08:30, penyuluhan pada tanggal 26 juli pada pukul 07:00 sampai dengan 08:30 dan post-test pada tanggal 27 juli pada pukul 07:00 sampai dengan 07:30. Penyuluhan diberikan oleh dr. Nora Ramtika S.Ked, adapun metode promosi kesehatan yang digunakan adalah ceramah mengenai Jajanan yang baik. Materi media penyuluhan terdapat di lampiran. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data sebelum dan setelah dilakukan promosi kesehatan. Data yang didapatkan dari responden meliputi umur, jenis kelamin, nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku sebelum dilakukan promosi kesehatan (pre-test) serta nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku setelah dilakukan promosi kesehatan (post-test). Data yang digunakan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1.Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh murid di SD Kartika II-5 Bandar Lampung yang tercatat sebagai murid tahun ajaran 2014/2015.


(38)

23

3.3.2.Sampel Penelitian

Untuk menetukan besaran sampel menggunakan rumus slovin : (Setiawan ,2007)

Dimana :

n: ukuran sampel

N: Populasi

d2: Prosentase kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan

Kriteria inklusi :

 Murid pada kelas 5

 Murid yang bersedia menjadi responden Kriteria eksklusi :


(39)

3.4. Alur Penelitian

1. Persiapan untuk mengurus izin kepada sekolah SD Kartika II-5 Bandar Lampung.

2. Menentukan populasi dengan kriteria inklusi dan eklusi, dan melakukan penghitungan jumlah sample.

3. Pemberian pre-test pertama untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku sebelum diberikan penyuluhan.

4. Pemberian materi dengan metode ceramah. Materi ceramah akan diberikan oleh dokter yang bersedia.

5. Pemberian post-test setelah dilakukan intervensi melalui ceramah. 6. Pengolahan data.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

3.5.1.Variabel terikat (dependent) yakni pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih jajanan

3.5.2.Variabel bebas (independent) yakni promosi kesehatan

3.6. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut:


(40)

25

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala

Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Wawanacara Kuesioner 0-100%

Numerik rasio

Sikap Sikap merupakan

reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

Wawancara Kuesioner 0-100% Numerik

rasio Perilaku atau Tindakan perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2007).

Wawancara Kuesioner 0-100% Numerik

rasio Promosi kesehatan Upaya memasarkan, menyebarluaskan , atau mengenalkan kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Kategorik

3.7. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data primer, yaitu yang bersumber dari:

1. Data dari hasil wawancara terstruktur dengan instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner.


(41)

2. Data sekunder : data nama & jumlah siswa SD kelas V.

3.8. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup yang disusun secara terstruktur. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner adopsi dari Dinatia (2011) yang telah dimodifikasi. Pada komponen pengetahuan terdapat 15 item pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban yaitu benar, hampir benar dan salah. Diberi skor 2 untuk jawaban yang benar, skor 1 untuk jawaban yang hampir benar, dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 0. Komponen sikap menggunakan alternatif jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Sikap terdiri dari 15 pernyataan yang memuat 4 pernyataan positif (nomor 4, 11, 12, dan 13) dan 11 pernyataan negatif (nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15). Jawaban terhadap pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Sebaliknya untuk tipe pernyataan negatif diberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju dan 0 untuk jawaban setuju. Total skor tertinggi adalah 15 dan terendah adalah 0. Pada komponen perilaku terdiri dari 15 pernyataan dengan tipe pilihan jawaban selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Nilai untuk pernyataan nomor 1, 2, 3, 6, 8, 11, 12, 13, dan 14 diukur dengan skor 4 untuk tindakan yang selalu dilakukan (setiap hari), 3 untuk tindakan yang sering dilakukan (3-5 hari), 2 untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan (1-2 hari), dan 1 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan. Pernyataan nomor 4, 5, 7, 9,


(42)

27

10, dan 15 diukur dengan skor 4 untuk tindakan yang tidak pernah dilakukan, 3 untuk tindakan yang kadang-kadang dilakukan (1-2 hari), 2 untuk tindakan yang sering dilakukan (3-5 hari), dan 1 untuk tindakan yang selalu dilakukan (setiap hari).

Kuesioner yang telah dimodifikasi kemudian dilakukan validasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Validasi kuesioner dilakukan pada siswa siswi SD 1 Gunung Terang Bandar Lampung dengan total sample sebanyak 40 anak.

3.9. Pengolahan dan Analisis Data

3.9.1.Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah dengan menggunakan program analisis statistik. langkah-langkah pengolahan data meliputi :

a. Editing, penyuntingan data.

b. Koding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

c. Data entry, memasukkan data ke dalam komputer.

d. Cleaning, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan ke komputer.

e. Output computer, hasil analisis yang telah dilakukan oleh komputer kemudian dicetak.


(43)

3.9.2.Analisis Data

a. Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Untuk variabel kategorik disajikan dalam persentase sedangkan variabel numerik disajikan dalam nilai rata-rata, median dan standar deviasi (Notoadmodjo, 2005).

b. Analisis bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dikarenakan variabel- variabel dalam penelitian ini berskala numerik dan numerik, maka analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji paired t-test. Dilakukan uji normalitas data tersebut dengan menggunakan kolmogorov smirnov karena

jumlah sample ≥ 50. Apabila setelah dilakukan uji

normalitas tidak didapatkan data terdistribusi dengan normal, data akan ditransformasikan dan kemudian dilakukan uji normalitas kembali, apabila data masih tidak terdistribusi dengan normal maka akan digunakan uji alternatif yaitu uji Wilcoxon test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan derajat kemaknaan (taraf

signifikan) yang dipakai adalah α = 0,05, sehingga bila


(44)

29

>0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna (Dahlan, 2011).

3.10 Etika Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini diambil dengan cara wawancara langsung kepada responden. Pengambilan data dilakukan setelah mendapatkan izin (Informed Consent) dari responden yang terlibat. Setelah diberikan penjelasan mengenai cara pengambilan data yang akan dilakukan. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap responden yang diganggu kenyamanannya maka akan diberikan kompensasi atau imbalan kepada responden. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan data pribadi pasien seperti nama dan alamat pasien pada laporan hasil penelitian. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan surat keterangan lulus kaji etik.


(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh promosi kesehatan terhadap pengatahuan, sikap dan perilaku pada siswa SD yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2015 sampai dengan 27 Juli 2015, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengatahuan dan sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.

2. Terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan rerata skor sikap murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.

4. Tidak terdapat perbedaan rerata skor perilaku murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.


(46)

41

5.2Saran

1. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan menggunakan metode promosi kesehatan yang lain.

2. Bagi orang tua murid agar dapat mengawasi dan memberikan edukasi kepada anaknya dalam memilih jajanan.

3. Bagi pihak sekolah untuk dapat mengawasi dan memberikan edukasi kepada murid dalam memilih jajanan.

4. Bagi pemerintah untuk membuat regulasi kepada penjual jajanan di kota Bandar Lampung agar menjual makanan jajanan yang berkualitas.

5. Bagi pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengawasan terhadap jajanan yang berada di sekolah.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Waluyo., Fatimah, F. 2011. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Jajan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Sd Negeri Kledokan Depok Sleman Yogyakarta. Fakultas Respati. Yogyakarta.

Anditra, Y. D. 2012. Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di Sekolah Dasar Negeri 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor.

Skripsi. Fakultas Keperawatan USU. Medan.

Bintaria, D. S. 2011. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Poster Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Murid di SD Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga. Skripsi. Gizi Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Budiman. 2015. Perbedaan Efektivitas Antara Ceramah dan Leaflet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Hiv-Aids Pada Siswa SMA di Bandar Lampung. Skripsi. Pendidikan Kedokteran Unila. Lampung.

Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Daniaty, L. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu di SMPN 3 dan SMAN 1 Binjai. Skripsi. FKM USU. Medan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Tabel Angka Kecukupan Gizi

2004. Jakarta.

Dewi, S. S. 2010. Kecukupan Energi dan Protein serta Sumbangan Energi dan Protein Makanan Jajanan pada Anak SD di SD Negeri No. 060822 Medan.

Skripsi. FKM USU. Medan.

Dinas Kesehatan Bandar Lampung. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2012. Bandar Lampung.

Khamidah, N., Rejeki, S., Widiastuti, Y. P. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Ruang Mawar.

UNIMUS. Semarang.

Kristianto, Y., Riyadi, B. D., Mustafa, A. 2009. Faktor Determinan Pemilihan Makanan Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar. Kesehatan Masyarakat Nasional. Malang.


(48)

Lubis, Z. S. A., Lubis, N. L., Syahrial, E. 2013. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak. Fakultas Kedokteran USU. Medan.

Maarisit, C. L., Sarimin, S., Babakal, A. 2014. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Demam Tifoid Dengan Kebiasaan Jajan Pada Anak di Wilayah Kerja RSUD Mala Kecamatan Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Marwanti. 2010. Keamanan Pangan dan Penyelenggaraan Makanan. Jurusan PTBB FT UNY. Yogyakarta

Naria, E. 2005. Higiene sanitasi makanan dan minuman jajanan di kompleks. FKM USU. Medan.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Pulungan. 2007. Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia. Tesis. Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. Medan

Pamungkas, T. H. J. 2010. Perilaku Sehat Anak Sekolah di SD Negeri 1 Sekaran Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Skripsi. FISIP UNS. Surakarta. Puspitasari, R. L. 2013. Kualitas Jajanan Siswa di Sekolah Dasar. SST Al Azhar.

Jakarta.

Salaza, Z. 2013. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak. Fakultas Kedokteran USU. Medan.

Sihadi. 2004. Makanan Jajanan bagi Anak Sekolah. Fakultas Kedokteran YARSI. Jakarta.

Setiawan, N. 2007. Penentuan Ukuran Sample Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah konsep dan aplikasinya. Fakultas Peternakan UNPAD. Bandung.

Tampubolon. 2009. Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Gizi Kesehatan Masyarakat USU. Medan


(49)

Yatim, F. 2005. 30 Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah. Pustaka Populer Obor: Jakarta.

Zaenabu, L. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta. Fakultas Kedokteran UMS. Surakarta.


(1)

29

>0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna (Dahlan, 2011).

3.10 Etika Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini diambil dengan cara wawancara langsung kepada responden. Pengambilan data dilakukan setelah mendapatkan izin (Informed Consent) dari responden yang terlibat. Setelah diberikan penjelasan mengenai cara pengambilan data yang akan dilakukan. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap responden yang diganggu kenyamanannya maka akan diberikan kompensasi atau imbalan kepada responden. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan data pribadi pasien seperti nama dan alamat pasien pada laporan hasil penelitian. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, dengan surat keterangan lulus kaji etik.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh promosi kesehatan terhadap pengatahuan, sikap dan perilaku pada siswa SD yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2015 sampai dengan 27 Juli 2015, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengatahuan dan sikap anak SD mengenai pemilihan jajanan pada murid di SD Kartika II-5 kota Bandar Lampung.

2. Terdapat perbedaan rerata skor pengetahuan murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.

3. Terdapat perbedaan rerata skor sikap murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.

4. Tidak terdapat perbedaan rerata skor perilaku murid terhadap makanan jajanan setelah dilakukan promosi kesehatan dengan metode ceramah.


(3)

41

5.2Saran

1. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan menggunakan metode promosi kesehatan yang lain.

2. Bagi orang tua murid agar dapat mengawasi dan memberikan edukasi kepada anaknya dalam memilih jajanan.

3. Bagi pihak sekolah untuk dapat mengawasi dan memberikan edukasi kepada murid dalam memilih jajanan.

4. Bagi pemerintah untuk membuat regulasi kepada penjual jajanan di kota Bandar Lampung agar menjual makanan jajanan yang berkualitas.

5. Bagi pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengawasan terhadap jajanan yang berada di sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Waluyo., Fatimah, F. 2011. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Jajan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Sd Negeri Kledokan Depok Sleman Yogyakarta. Fakultas Respati. Yogyakarta.

Anditra, Y. D. 2012. Pengetahuan Ibu Tentang Jajanan Sehat Anak di Sekolah Dasar Negeri 060928 Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor. Skripsi. Fakultas Keperawatan USU. Medan.

Bintaria, D. S. 2011. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Poster Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Murid di SD Kelurahan Pincuran Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas Kota Sibolga. Skripsi. Gizi Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Budiman. 2015. Perbedaan Efektivitas Antara Ceramah dan Leaflet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Hiv-Aids Pada Siswa SMA di Bandar Lampung. Skripsi. Pendidikan Kedokteran Unila. Lampung.

Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika.

Daniaty, L. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu di SMPN 3 dan SMAN 1 Binjai. Skripsi. FKM USU. Medan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Tabel Angka Kecukupan Gizi

2004. Jakarta.

Dewi, S. S. 2010. Kecukupan Energi dan Protein serta Sumbangan Energi dan Protein Makanan Jajanan pada Anak SD di SD Negeri No. 060822 Medan. Skripsi. FKM USU. Medan.

Dinas Kesehatan Bandar Lampung. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung 2012. Bandar Lampung.

Khamidah, N., Rejeki, S., Widiastuti, Y. P. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Ruang Mawar. UNIMUS. Semarang.

Kristianto, Y., Riyadi, B. D., Mustafa, A. 2009. Faktor Determinan Pemilihan Makanan Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar. Kesehatan Masyarakat Nasional. Malang.


(5)

Lubis, Z. S. A., Lubis, N. L., Syahrial, E. 2013. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak. Fakultas Kedokteran USU. Medan.

Maarisit, C. L., Sarimin, S., Babakal, A. 2014. Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Demam Tifoid Dengan Kebiasaan Jajan Pada Anak di Wilayah Kerja RSUD Mala Kecamatan Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Marwanti. 2010. Keamanan Pangan dan Penyelenggaraan Makanan. Jurusan PTBB FT UNY. Yogyakarta

Naria, E. 2005. Higiene sanitasi makanan dan minuman jajanan di kompleks. FKM USU. Medan.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. Pulungan. 2007. Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia. Tesis. Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. Medan

Pamungkas, T. H. J. 2010. Perilaku Sehat Anak Sekolah di SD Negeri 1 Sekaran Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Skripsi. FISIP UNS. Surakarta. Puspitasari, R. L. 2013. Kualitas Jajanan Siswa di Sekolah Dasar. SST Al Azhar.

Jakarta.

Salaza, Z. 2013. Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak. Fakultas Kedokteran USU. Medan.

Sihadi. 2004. Makanan Jajanan bagi Anak Sekolah. Fakultas Kedokteran YARSI. Jakarta.

Setiawan, N. 2007. Penentuan Ukuran Sample Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krejcie-Morgan : Telaah konsep dan aplikasinya. Fakultas Peternakan UNPAD. Bandung.

Tampubolon. 2009. Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Gizi Kesehatan Masyarakat USU. Medan


(6)

Wati, R. 2011. Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan Pada Siswa Kelas V di SDN Bulukantil Surakarta. Skripsi. Kebidanan UNS. Surakarta.

Yatim, F. 2005. 30 Gangguan Kesehatan pada Anak Usia Sekolah. Pustaka Populer Obor: Jakarta.

Zaenabu, L. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta. Fakultas Kedokteran UMS. Surakarta.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Jajanan Aman dengan Perilaku Memilih Jajanan pada Siswa Kelas V SD Negeri Cipayung 2 Kota Depok

3 23 143

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN YANG SEHAT DI SD MUHAMMADIYAH 16 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Anak Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan yang Sehat Di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

0 2 17

PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN YANG SEHAT DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANG Hubungan Pengetahuan dan Sikap Anak Terhadap Perilaku Pemilihan Makanan Jajanan yang Sehat Di SD Muhammadiyah 16 Karangasem Surakarta.

0 3 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI PEMILIHAN MAKANAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Status Gizi Di SD Negeri Kudu 02 Baki Kabupaten

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI PEMILIHAN MAKANAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Anak Sekolah Dasar Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Status Gizi Di SD Negeri Kudu 02 Baki Kabupaten

0 3 15

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

1 2 12

PENDAHULUAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

0 1 4

PENGARUH PENYULUHAN MAKANAN JAJANAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI MAKANAN Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa SD Negeri Di Surakarta.

0 3 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

0 3 15

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Pengetahuan Tentang Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di SD N Karangasem III Surakarta.

1 1 10