BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL GAJI DAN UPAH
PADA PT SOCFIN INDONESIA
Pada bab ini, peneliti mencoba untuk membandingkan antara penerapan pengawasan gaji dan upah PT SOCFIN INDONESIA dengan teori yang
didapatkan peneliti. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi.
Begitu juga dengan PT SOCFIN INDONESIA yang bergerak dalam bidang perkebunan. Karyawan yang bekerja akan mendapat balas jasa dan
kompensasi. Dimana kompensasi yaitu fungsi manajemen personalia yang merupakan balas jasa untuk memotivasi karyawan tersebut. Karyawan-
karyawan tersebut bekerja bukan berdasarkan unsur paksaan dari perusahaan. Salah satu untuk meningkatkan rangsangan kerja para pegawai yaitu
dengan memberi imbalan dalam bentuk uang atau barang. Balas jasa yang diterima dalam bentuk uang disebut sebagai gaji. Pembayaran gaji dan upah
merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Untuk itu dalam bab ini penulis mencoba membahas yang
menjadi topik penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan pengawasan gaji dan upah pegawai pada PT SOCFIN INDONESIA.
A. Pengertian Pengawasan Internal
Istilah Internal Control diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai kontrol intern atau sering juga ditulis sebagai pengawasan intern. Secara
umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkan kesalahan-
24
Universitas Sumatera Utara
kesalahan yang terjadi dalam perusahaan. Berikut ini merupakan pendapat mengenai pengertian pengawasan
internal: Menurut Bastian 2006 :203 pengawasan intern meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandaln data akuntansi,
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan pimpinan.
Menurut Sule 2008 :328 menyatakan bahwa pengawasan intern dalah pengawasan yang dilakukan secara mandiri oleh setiap pekerja terhadap
tugas yang dibebankan terhadapnya. Berkembangnya dunia usaha dan semakin kompleksnya masalah-masalah
yang dihadapi oleh para ahli untuk mengadakan penyempurnaan dan perluasan wawasan pengawasan intern yang masih perlu ditambahkan
mengenai aspek-spek perlindungan harta milik perusahaan dalam sistem pengawasan.
Pengawasan intren ini semakin lama semakin dikenal sebagai sarana pengawasan yang penting dan menarik perhatian kalangan pengusaha serta
para ahli akuntan dimana perkembangan seperti ini mengundang para ahli yang berkecimpung dalam bidang akuntansi dan manajemen untuk
mengadakan penyempurnaan dalam perumusan peran serta pengertian pengawasan intern tersebut.
Pengertian pengawasan intern dalam arti luas adalah meliputi hal-hal yang berhubungan langsung dengan fungsi-fungsi dari Deprtemen Akuntansi dan
Keuangan, seperti dalam hal pengawasan sistem anggaran, biaya-biaya
Universitas Sumatera Utara
standar, laporan operasional secara berkala, analisa statistik, program latihan untuk membantu pegawai agar dapat mengerti dan melaksanakan tugas serta
tanggung jawabnya, adanya staf pemeriksa intern yang memberi keyakinan bagi manajemen mengenai prosedur yang telah ditetapkan, apakah sudah
cukup atau sudah dilaksanakn dengan baik. Sebenarnya pengawasan intern juga mempunyai peranan dalam bidang
lain yang meliputi kegiatan penelitian, waktu dan gerak yang merupakan bidang tehnis serta penggunaan mutu melalui sistem pemeriksaan yang pada
dasarnya adalah merupakan fungsi produk. Untuk terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka
perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini
penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Penerimaan karyawan tidak boleh dilakukan oleh
bagian yang membutuhkan. Ada beberapa asumsi dasar yang perlu dipahami mengenai pengendalian
intern bagi suatu entitas organisasi, yaitu: 1.
Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility. Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern suatu entitasoraganisasi adalah manajemen, karena dengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top management
dapat mengharapkan kebijakannya dipatuhi, aktiva atau harta dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan berjalan baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generic, mendasar dan
dapat diterapkan pada tiap entitas organisasi pada umumnya. 3.
Sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance, artinya tingkat rancangan yang di desain adalah yang paling optimal. Internal control
tidak menjamin sepenuhnya bahwa entitas akan dapat mencapai tujuan, melainkan hanya member reasonable assurance keyakinan memadai
yang mendorong tercapainya tujuan manajemenorganisasi. 4.
Sistem pengendalian intern memiliki keterbatasan-keterbatasan constraints. Misalnya, sebaik-baiknya control kalau pegawai yang
melaksanakannya tidak cakap atau kolusi, maka tujuan pengendalian itu mungkin tidak tercapai.
5. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus-menerus dievaluasi,
diperbaiki, disesuaikan dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
B. Unsur-Unsur Pengawasan Internal